Anda di halaman 1dari 65

KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL

Setelah mempelajari mata kuliah ini anda


diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian konsep diri
2. Menjelaskan masalah konsep diri
3. Menjelaskan pengertian kehilangan dan berduka
4. Menjelaskan masalah kehilangan dan berduka
lanjutan
5. Menjelaskan pengertian sekarat dan
kematian.
6. Menjelaskan masalah menjelang
kematian.
1.PENGERTIAN KONSEP DIRI
• Konsep diri (self-concept ).
Merupakan bagian dari masalah kebutu
han psikososal yg tidak didapat sejak la
hir, akan tetapi dapat dipelajari sebagai
hasil dari pengalaman seseorang terha
dap dirinya.
Berkembang secara bertahap sesuai dgn
tahap perkembangan seseorang.
lanjutan
• Secara Umum, Konsep diri adalah:
Semua tanda, keyakinan, dan pendirian
yg merupakan suatu pengetahuan indivi
du tentang dirinya yg dpt mempengaruhi
hubungannya dgn orang lain, termasuk
karakter, kemampuan, nilai, ide, dan tu
juan.
Komponen Konsep Diri
• Gambaran (citra) Diri (body image).
Mencakup sikap individu terhadap tubuh
nya sendiri, penampilan fisik, struktur,dan
fungsinya.
Perasaan mengenai citra diri meliputi hal-
hal yg terkait dgn seksualitas, femininitas,
dan maskulinitas,keremajaan,kesehatan,
dan kekuatan.Citra mental tersebut tidak
selalu konsisiten dgn struktur atau penampilan
fisik yg sesungguhnya.
lanjutan
• Citra diri dipengaruhi oleh pertumbuhan
koknitif dan perkembangan fisik.
Nilai sosial budaya.

• Harga Diri ( self-esteem )


Adalah penilaian individu tentang dirinya dgn
menganalisis kesesuaian antara prilaku dan
ideal diri yg lain.
Harga diri dpt diperoleh melalui penghargaan
dari diri sendiri maupun dari orang lain.
Lanjutan

• Perkembangan harga diri,


Juga ditentukan oleh perasaan diterima,dihormati,
dicintai,dihormati oleh orang lain, serta keberhasilan yg
pernah dicapai dalam hidupnya.

• Peran
Adalah Serangkain prilaku yg diharapkan oleh masarakat
yg sesuai dgn fungsi yg ada atau suatu pola sikap,
prilaku, nilai, dan tujuan yg diharapkan dari seseorang
berdasarkan posisinya dimasyarakat,misalnya: sebagai
org tua, atasan, teman dekat dsb.
• Identitas Diri.
Adalah: Penilaian individu tentang dirinya
sebagai suatu kesatuan yg utuh.Identitas
sringkali didapat melalui pengamatan sendiri
dan dari apa yg didengar seseorang dari orang
lain mengenai dirinya.Pembentukan identitas
sangat diperlukan demi hubungan yg intim
karena identitas seseorang dinyatakan dalam
hubungannya dgn orang lain. Seksualitas
mrpkan bgn dari identitas.
Identitas seksual mrpkan konseptualitas
seseorang atas dirinya sebagai peria atau
wanita dan mencakup orientasi seksual.
TAHAP PERKEMBANGAN
KONSEP DIRI
• Menurut teori Psikososial, perkembangan
konsep diri dpt dibagi kedalam beberapa
tahap, yaitu:
1 – 2 tahun
* Menumbuhkan rasa percaya diri konsistensi
dalam inter aksi pengasuhan dan pemeliha
raan yg dilakukan oleh org tua atau orang lain.
* Membedakan dirinya dari lingkungan.
lanjutan
• 2 – 3 tahun
* Mulai menyatakan apa yg disukai dan yg
tidak disukai
* Meningkatnya kemandirian dalam berpi
kir dan bertindak
* Menghargai penampilan & fungsi tubuh
* Mengembangkan diri dgn mencontoh org
yg dikagumi,meniru, dan bersosialisasi.
lanjutan
• 3 – 6 tahun
* Memliki inisiatif
* Mengenali jenis kelamin
* Meningkatnya kesadaran diri
* Meningkatnya keterampilan berbahasa,
termasuk pengenalan akan perasaan
sepeti: senang,kecewa, dsb.
* Sensitif tehadap umpan balik dari keluarga.
lanjutan
• 6 – 12 tahun
* Menggabungkan umpan balik dari teman
sebaya dan guru, keluarga tidak lagi
dominan.
* Meningkatnya harga diri dgn penguasa
an keterampilan baru (misalnya membaca,
matematika,olah raga,musik).
* Menguatnya identitas sosial.
* Menyadari kekuatan dan kelemahan.
lanjutan
• 12 – 20 tahun
* Menerima perubahan tubuh/kedewasaan
* Belajar tentang sikap,nilai,dan keyakinan
menentukan tujuan masa depan.
* Merasa positif atas berkembangnya konsep
diri.
* Berinteraksi dgn orang orang yg menurutnya
menarik secara seksual atau intelektual.
lanjutan
• 20 – 40 tahun
* Memiliki hubungan yg intim dgn klg. dan
orang orang lain
* Memiliki perasaan yg stabil dan positif
mengenai diri.
* Mengalami keberhasilan transisi peran
dan meningkatnya tanggung jawab.
• 40 – 60 tahun
* Dapat menerima perubahan penampilan dan
ketahan fisik.
* Mengevaluasi ulang tujuan hidup
* Merasa nyaman dgn proses penuaan.

• Diatas 60 tahun
* Merasa positif mengenai hidup dan makna
kehidupan.
* Berkeinginan utk meninggalkan warisan bagi
generasi berikutnya.
FAKTOR YG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI

1.LINGKUNGAN.
*Lingkungan Fisik: Segala serana yg dapat
menunjang perkembangan konsep diri.

*Lingkungan psikologis: Segala lingkungan yg


dapat menunjang kenyamanan dan perbaikan
psikologis yg dapat mempengaruhi perkem
bangan konsep diri.
lanjutan
2.PENGALAMAN MASA LALU.
Adanya umpan balik dari orang orang
penting, situasi stresor sebelumnya,
penghargaan diri dan pengalaman sukses
atau gagal sebelumnya, pengalaman
penting dalam hidup, atau faktor yg
berkaitan dgn masalah stresor, usia, sakit
yg diderita, atau trauma, semuanya dapat
mempengaruhi perkembangan konsep duri.
lanjutan
3.TINGKAT TUMBUH KEMBANG.
Adanya dukungan mental yg cukup akan
membentuk konsep diri yg cukp baik.
Sebaliknya,kegagalan selama masa tum
buh kembang akan membentuk konsep
diri yg kurang memadai.
MASALAH KONSEP DIRI
1.Gangguan Konsep Diri (Gambaran Diri)
karena perubahan fisik atau kehilangan bagian tubuh.
=Tindakan kep. Dgn meningkatkan gambaran(citra) dgn
cara:
-Menciptakan hubngan saling percaya dgmendorong utk
membicarakan perasaantentang dirinya.
-Menkt kan interaksi sosial dgn cara membantupasien
utk menerima pertolongan dari org lain, mendorong utk
melakukan aktifitas sosial, menerimakeadaan dirinya dll.
-Bila terjadi perubahan atau kehilangan fungsi tubuh,
berikan pema haman tentang arti kehilangan. Mendorong
utk bereaksi terhadap kehilangan &menggali alternatif yg
nyata guna membantu mengatasinya.
2.Gangguan Konsep Diri(harga
Diri)karena harapan diri yg tidak
realistik.

Yaitu Meningkatkan Harga diri pasien dgn Cara:


-Membantu utk mengurangi ketergantungan dgn bersikap
mendukung & menerima. Memberi kesadaran akan
pentingnya keinginan /semangat hidup yg tinggi.

-Meningkatkan sensitifitas pasien terhadap dirinya dgn


memberi perhatian,membangun harga diri dgn memberi
umpan balik positif atas penyelesaian yg dicapai,
menghargai privasi,mendorong utk melakukan latihan yg
membangkitkan harga dirinya.
lanjutan
-Bantu mengekspresikan pengungkapan
perasaan baik positif maupun negatif.
-Beri kesempatan aktifitas sosial yg positif.
Dorong utk berhubungan dgn teman atau
kerabat dekat & terlibat dgnaktifitas sosial.
Jangan biarkan mengisolasi diri.
-Beri kesempatanmengembangkan kete
rampilan sosial & vokasional.
3.Gangguan Konsep Diri(identitas
diri) krn. harapan orang tua yg ti
dak realistis.
• Yaitu memperbaiki identitas diri pasien dgn cara:
-Mengenal diri sendiri sebagai bagian dari tubuh
dan terpisah dgn orang lain.
-Mengakui seksualitasnya sendiri.
-Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai
suatu keselarasan.
-Menilai diri sendiri sesuai dgn penilaian dimasyara
kat.
4.Gangguan Konsep Diri (peran) karena
ketidak mampuan menerima peran
pekerjaan baru dimasyarakat.
• Yaitu Meningkatkan atau memperbaiki peran
pasien, dgn cara:
-Membantu meningkatkan kejelasan prilaku dan
pengetahuan yg sesuai dgn peran.
-Mempertahankan konsistensi terhadap peran yg
dilakukan.
-Menyesuaikan antara peran yg diemban.
-Menyelaraskan antara budaya dan harapan ter
hadap prilaku peran.
EVALUASI MASALAH KONSEP DIRI
SECARA UMUM DAPAT DINILAI DARI :
* Kemampuan menerima diri.
* Melakukan peran yg sesuai.
* Dan mampu menunjukkan identitas diri.
PENGERTIAN KEHILANGAN
DAN BERDUKA
• KEHILANGAN (Loss)
Adalah Suatu situasi aktual maupun
potensial yg dpt dialami individu ketika ber
pisah dgn sesuatu yg sebelumnya ada,
baik sebagian atau keseluruhan, atau terja
di perubahan dalam hidup sehingga terjadi
perasaan kehilangan.
lanjutan
Sejak lahir, individu sudah mengalami ke
hilangan dan cendrung akan mengalami
nya kembali walaupun dalam bentuk yg
berbeda. Setiap individu akan bereaksi ter
hadap kehilangan.
Respon terakhir terhadap kehilangan
sangat dipengaruhi oleh respons individu
terhadap kehilangan sebelumnya.
lanjutan
Kehilangan bisa berupa yg nyata, atau
kehilangan yg dirasakan.
Contoh yg nyata (actual loss):
orang atau obyek yg tidak lagi bisa dirasa
kan,dilihat,diraba atau dialami oleh
seseorg,Mis:anggota tubuh,anak,
hubungan, dan peran ditempat kerja.
lanjutan
Contoh kehilangan yg dirasakan
(Perceived loss):
Sifatnya unik menurut orang yg mengala
mi kedukaan,mis: kehilangan harga diri
atau rasa peraya diri.
* JENIS KEHILANGAN:
1. Objek eksternal (mis: kecurian atau kehancuran
akibat bencana alam).
2. Lingkungan yg dikenal (mis:berpindah rumah,dirawat
dirumah sakit,pindah pekerjaan).
3. Sesuatu atau seseorang yg berarti (mis:pekerjaan,
kepergian anggota keluarga atau teman dekat,perawat
yg dipercaya,atau binatang peliharaan)
4. Suatu aspek diri (mis:anggota tubuh dan fungsi
psikologis atau fisik).
5. Kehilangan hidup (mis: kematian anggota klg. teman
dekat, atau diri sendiri).
DAMPAK KEHILANGAN
1.Masa anak anak, dapat mengancam ke
mampuan utk berkembang, kadang timbul
regresi serta rasa takut utk ditinggalkan
atau dibiarkan kesepian.
2.Masa remaja atau dewasa muda,dapat
menyebab kan disintegrasi dalam keluarga
3.Masa dewasa tua, khususnya kematian
pasangan hidup, dapat menjadi pukulan yg
sangat berat dan menghilangkan semangat
hidup orang yg ditinggalkan.
BERDUKA(Grieving)
• Merupakan reaksi emosional terhadap
kehilangan. Cara yg unik pd masing ma
sing orang, didasarkan pengalaman priba
di,ekspektasi budaya dan keyakinan spiri
tual yg dianutnya. Sedangkan istilah kehi
langan(bereavement) mencakup berduka
dan berkabung(mourning), yaitu perasaan
didalam dan reaksi keluar orang yg diting
galkan.
lanjutan
Berkabung adalah periode penerimaan ter
hadap kehilangan dan berduka. Hal ini terjadi
dalam masa kehilangan dan sering dipengaruhi
oleh kebudayaan atau kebiasaan.

Jenis Berduka
1.Berduka normal: perasaan,prilaku,dan
reaksi normal terhadap kehilangan.Mis:
kesedihan,kemarahan,menangis,kesepian,dan
menarik diri dari aktifitas utk sementara.
lanjutan
2.Berduka antisipatif, yaitu proses
melepaskan diri yg muncul sebelum kehilangan
atau kematian yg sesungguh nya terjadi.Mis:
Ketika menerima diagno sis terminal,seseorang
akan memulai pro ses perpisahan dan
menyelesaikan uru san didunia sebelum ajalnya
tiba.
lanjutan
3.Berduka yg rumit, Dialamioleh
seseorg yg sulit utk maju ketahap berikutnya,
yaitu tahap kedukaan normal.Masa berkabung
seolah olah tdk kunjung berakhir dan dpt
mengan cam hubungan org yg bersangkutan
dgn orang lain.
lanjutan
4.Berduka tertutup, Yaitu kedukaan aki
bat kehlangan yg tidak dapat diakui seca
ra terbuka. Contohnya, kehilangan pasa
ngan karena aids, anak mengalami kema
tian org tua tiri, atau ibu yg kehilangan
anaknya dikandungan atau ketika bersa
lin.
Respons Berduka
Respon berduka seseorang terhadap
kehilangan dapat melalui tahap tahap
berikut (Kubler-Ross, dalam Potter dan
Perry, 1997) :
Tahap Marah Tahap Deprasi
_________________________________

Tahap Pengingkaran Tahap tawar menawar Tahap Penerimaan


1.Tahap Pengingkaran
(Danial)
Reaksi: Syok,tidak percaya,mengerti,atau
mengingkari kenyataan.contoh: selalu mencari
informasi tambahan.
Reaksi Fisik: Letih,lemah,pucat,mual,dia
re,gangguan pernapasan,detak jantung
cepat,menangis,gelisah dan tidak tahu harus
berbuat apa.
Reaksi ini beberapa menit hinga beberapa
tahun.
2.Tahap Marah
(Anger)
Menolak kehilangan, kemarahan yg timbul di
proyeksikan kpd org lain atau dirinya sendiri.
Bisa prilaku agresif,bicara kasar,menyerang
orang lain,menolak pengobatan,bahkan menu
duh dokter tidak kompeten.
Reaksi fisik:
Muka merah,nadi cepat,gelisah,susah tidur,
tangan mengepal,dan seterusnya.
3.Tahap Tawar-Menawar
(Bergaining)
Terjadi penundaan kesadaran atas kenya
taan terjadinya kehilangan dan dapat men
coba utk membuat kesepakatan secara ha
lus atau terang terangan seolah olah kehi
langan tersebut dpt dicegah. Mungkin ber
upaya utk melakukan tawar menawar dgn
memohon kemurahan Tuhan.
4.Tahap Depresi

Sering menunjukkan sikap menarik diri,ka


dang bersikap sangat penurut,tdk mau bica
ra,menyatakan keputus asaan,rasa tdk ber
harga,bahkan bisa muncul keinginan bu
nuh diri. Gejala fisik;menolak makan,susah
tidur,letih,turunnya dorongan libido,dll.
5.Tahap Penerimaan
(Aseptence)
Berkaitan dgn reorganisasi perasaan kehi
langan.Pikiran yg selalu berpusat pd obyek
yg hilang akan mulai berkurang atau hilang
Telah menerima kenyataan dan mulai me
mandang kedepan.Gambaran ttg obyek yg
hilang mulai dilepaskan secara bertahap.
Perhatiannya akan beralih pd obyek yg ba
ru. Apabila individu dpt memulai tahap
lanjutan
terasebut dan menerima dgn perasaan da
mai, maka dia dpt mengakhiri proses berdu
ka serta dapat mengatasi perasaan kehila
ngan secara tuntas. Kegagalan utk masuk
ketahap penerimaan akan mempengaruhi
kemampuan individu tersebut dlm mengata
si perasaan kehilangan selanjutnya.
Pengkajian Pd Masalah Kehilangan

• Adanya Faktor Predisposisi yg mempengaruhi


respon seseorang tehadap perasaan kehilangan
yg dihadapi antara lain:
1.Faktor Genetik.  klg riwayat depresi.
2.Kesehatan fisik.
3.Kesehatan Mental.
4.Pengalaman kehilangan dimasa lalu.
5.Struktur kepribadian.
6.Adanya stresor perasaan kehilangan
MASALAH KEHILANGAN DAN
BERDUKA
1.Berduka krn kehilangan (aktual) atau ke
hilangan yg dirasakan.
2.Berduka antisipatif krn perpisahan atau
kehilangan
3.Berduka disfungsional krn kehilangan
orang/benda yg dicintai atau memiliki arti
besar.
Intervensi Keperawatan
1.Membina hub.saling percaya:
Mendengarkan,memberi dorongan pe
ngungkapan perasaan, sikap menerima
dan empati.
2.Mengenali faktor yg mungkin menghambat:
Diskusi bersama,menggali pola hub.pasendgn org yg
berarti.
3.Mengurangi/menghilangkan faktor penghambat:
Bersama pasien mengingat kembali cara mengatasi
berduka dimasa lalu.
Dukung kekuatan yg dimiliki.
lanjutan
4.Memberi dukungan terhadap respon kehi
langan dgn cara:
Menjelaskan bahwa wajar dalam proses
kelima tahap tahap tsb dilalui. Dan beri gamba
ran cara mengungkapkan perasaan yg bisa
diterima.
5.Meningkatkan rasa kebersamaan dlm ke
lurga: Kuatkan dukungan klg,dan ungkapkan
perasaan bersama klg.
lanjutan
6.Menentukan tahap keberadaan pasien
dgn cara:
- Mengamati prilaku pasien.
- Menggali pikiran perasaan pasien yg
selalu timbul dalam dirinya.
INTERVENSI SECARA KHUSUS DARI KE
5 TAHAP KEDUKAAN
a.Tahap Pengingkaran
1.Memberi kesempatan kpd pasien utk
mengungkapkan perasaan. Caranya:
*Dorong utk mengungkapkan perasaan berdukanya.
*Meningkatkan kesabaran secara bertahap ttg
kenyataan & kehilangan apabila sudah siap scara
emosional.
2.Menunjukkan sikap menerima dgn ikhlas mendo
rong utk berbagi rasa, caranya:
*Mendengerkan dgn pebuh perhatian & minat, tanpa
menghukum atau menghakimi.
*Menjelaskan bahwa sikap tsb biasa terjadi pd org yg
mengalami kehilangan.
3.Memberi jawaban yg jujur terhadap perta
nyaan ttg sakit,pengobatan, & kematiandgn cara:
*Menjawab dgn bahasa yg dimengerti.
*Mengamati dgn cermat respon pasien selama
berbicara.
b.Tahap Marah
Mengijinkan & mendorong mengungkapkan rasa
marah secara verbal tanpa melawan kemarahan tsb
dgn cara:
-Menjelaskan kpd klg bahwa kemarahan pasien
sebenarnya tidak di tujukan kpd mereka.
-Membiarkan pasien menangis.
-Mendorongpasien utkmembicarakan kemarahannya
c.Tahap Tawar menawar

Membantu pasien mengungkapkan rasa


bersalah dan takut dgn cara:
*Mendengarkan ungkapan dgn penuh perhatian.
*Mendorong utk membicarakan rasa takut atau
rasa kesalahannya.
*Bila pasien selalu mengungkapkan kata” kalau”
atau” seandainya” beri tahu pasien bahwa
perawat hanya dpt melakukan sesuatu yg nyata.
*Membahas bersama pasien mengenaipenyebab
rasa bersalah atau rasa takutnya.
d.Tahap Depresi
1.Membantu pasien mengidentifikasi rasa
bersalah dantakut dgn cara:
*Mengamati prilaku pasien & bersama dgnnya memba
has perasaannya.
*Mencegah tindakan bunuh diri atau merusak diri
sesuai derajat resikonya
2.Membantu mengurangi rasa bersalah:
*Menghargai perasaan, bantu menemukan dukungan
yg positif dgn mengaitkan terhadap kenyataan.
*Memberi kesempatan utk menangis & mengungkap
kan perasaannya.
*Bersama membahas pikiran negatif yg selalu timbul.
e.Tahap Penerimaan

Membantu pasien menerima kehilangan yg tidak bisa


dielakkan dgn cara:
- Membantu klg mengunjungi pasien secara
teratur.
- Membantu klg berbagi rasa,krn setiap anggota klg tidak
berada pd tahap yg sama pada saat yg bersamaan.
*Membahas rencana setelah masa berkabung terlewati.
*Memberi informasi akurat ttg kebutuhan pasien dan
keluarga.
SEKARAT DAN KEMATIAN
(DYING)
Merupakan kondisi pasien yg sedang menghada
pi kematian, yg memiliki berbagai hal dan hara
pan tertentu utk meninggal;Kematian(dying)
mrpk.kondisi terhentinya pernapasan,nadi,teka
nan darah,serta hilangnya respons terhadap
stimulus eksternal,ditandai dgn terhentinya
fungsi jantung dan paru secara menetap atau
terhentinya kerja otak secara menetap.
Dying dan death memiliki proses atau tahapan
yg sama seperti pada kehilangan & berduka
sesuai dgn tahapan Kubler Ross.
Perubahan Tubuh Setelah Kematian.
• Yaitu:
* Rigor mortis(kaku) terjadi 2 – 4 jam
* Algor mortis(dingin),suhu tubuh perlahan
lahan turun,& post mortem decomposition,
yaitu terjadi— livor mortis.
* Livor mortis(lebam mayat) terjadi pd daerah
tertekan serta melunaknya jaringan yg dapat
menimbulkan banyak bakteri.
Pengkajian Keperawatan
A.Adanya tanda klinis saat menghadapi kematian
(sekarat):
*Hilangnya tonus otot,relaksasi oto wajah, kesuli
tan utk bicara,kesulitan menelan,penurunan
aktifitas gastrointestinal,melemahnya tanda
sirkulasi, melemahnya sensasi,sianosis pd
ekstremitas,kulit teraba dingin, terdapat peruba
han tanda vital seperti nadi lambat, melemah,
penurunan tekanan darah,pernapasan tdk teratur
melalui mulut, kegagalan sensori: pandangan
kabur & menurunnya tingkat kesadaran.
lanjutan
Pasien yg mendekati kematian ditandai dgn:
*Dilatasi pupil,tidak mampu bergerak,refleks
hilang,nadi naik kemudian turun,respirasi
cheyne stokes(napas terdengar kasar),dan teka
nan darah menurun.Kemudian ditandai dgn
terhentinya pernapasan,nadi & tekanan darah,
hilangnya respon terhadap stimulus eksternal,
hilangnya pergerakan otot,dan terhentinya
aktifitas otak.
Masalah kep.yg ditemukan:
• 1.Ketakutan berhubungan dgn ancaman
kematian (proses sekarat ).
2.Keputus asaan berhubungan dengan
penyakit terminal.
Rencana Intervensi kep.:

• Membantu mengurangi depresi dan ketakutan


pasien, mempertahankan harapan, membantu
pasien menerima kenyataan,serta memberikan
rasa nyaman.Dgn rencana utk mencapai tujuan
tsb antara lain:
1.Memberi dukungan & mengembalikan kontrol
diri pasien dgn cara mengatur tempat perawa
tan,tempat kunjungan,jadwal aktifitas,&
penggunaan sumber pelayanan kesehatan.
lanjutan
2.Membantu pasien mengatasi kesepian,
depresi dan rasa takut.
3.Membantu mengatasi rasa nyaman,percaya
diri, dan harga diri.
4.Membantu mempertahankan harapanyg
dimiliki
5.Membantu menerima kenyataan
6.Memenuhi kebutuhan fisiologis
7.Memberi dukungan spiritual dgn mempasilita
si kegiatan spiritual pasien.
Tindakan Dalam Menghadapi Kematian.

1.Perawatan Jenazah
a.Tempatkan dan atur jenazah pd posisi
anatomis
b.Singkirkan pakaian atau alat tenun.
c.Lepaskan semua alat kesehatan.
d.Bersihkan tubuh dari kotoran dan noda.
e.Tempatkan kedua tangan jenazah diatas
abdomen dan ikat pergelangannya(tergantung
dari kepercayaan atau agama)
f.Tempatkan satu bantal dibawah kepala.
lanjutan
g.Tutup kelopak mata,jika tidak ada tutup bisa
menggunakan kapas basah.
h.Katupkan rahang atau mulut, kemudian ikat dan
letakkan gulungan handuk dibawah dagu.
i. Letakkan alas dibawah glutea.
j. Tutup sampai sebatas bahu,kepala ditutup dgn kain
tipis.
k.Catat semua milik pasien & berikan kepada klg.
l.Beri kartu atau tanda pengenal.
m.Bungkus jenazah dgn kain panjang.
2.Perawatan Jenazah yg akan diotopsi.

a.Ikuti prosedur rumah sakit dan jangan


lepas alat kesehatan.
b.Beri label pd pembungkus jenazah.
c.Beri label pd alat protesa yg digunakan.
d.Tempatkan jenazah pd lemari pendingi
nan.
3. Perawatan Terhadap Keluarga.

a.Dengarkan ekspresi keluarga.


b.Beri kesempatan bagi klg utk bersama dgn
jenazah selama beberapa saat.
c.Siapkan ruangan khusus utk memulai rasa
berduka.
d.Bantu klg utk membuat keputusan serta
perencanaan pada jenazah.
e.Beri dukungan jika terjadi disfungsi berduka.
Evaluasi Keperawatan.

• Evaluasi terhadap masalah sekarat dan ke


matian secara umum dpt dinilai dari ke
mampuan utk menghadapi atau menerima
makna kematian, reaksi terhadap kema
tian, dan perubahan prilaku, yaitu meneri
ma arti kematian.
=========
KONSEP KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL

Disampaikan oleh: M.Syukur,APP

AKADEMI KEBIDANAN BUNGA HUSADA


SAMARINDA

Anda mungkin juga menyukai