Anda di halaman 1dari 18

PHBS

Pondok Pesantren
Muhammad Hasan BS – UPTD Puskesmas Bantarsari
Pendahuluan

• Kata pondok berasal dari funduq (bahasa Arab) yang


artinya ruang tidur, asrama atau wisma sederhana,
karena pondok memang sebagai tempat
penampungan sederhana dari para pelajar/santri
yang jauh dari tempat asalnya (Zamahsyari Dhofir,
1982: 18).
Pendahuluan

• Menurut Manfred dalam Ziemek (1986) kata


pesantren berasal dari kata santri yang diimbuhi
awalan pe- dan akhiran -an yang berarti
menunjukkan tempat, maka artinya adalah tempat
para santri. Terkadang juga dianggap sebagai
gabungan kata sant (manusia baik) dengan suku kata
tra (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat
berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.
Pendahuluan

• Sedangkan menurut Geertz pengertian pesantren


diturunkan dari bahasa India Shastri yang berarti
ilmuwan Hindu yang pandai menulis, maksudnya
pesantren adalah tempat bagi orang-orang yang
pandai membaca dan menulis. Dia menganggap
bahwa pesantren dimodifikasi dari para Hindu
(Wahjoetomo, 1997: 70)
Pendahuluan

• Sedangkan menurut Geertz pengertian pesantren


diturunkan dari bahasa India Shastri yang berarti
ilmuwan Hindu yang pandai menulis, maksudnya
pesantren adalah tempat bagi orang-orang yang
pandai membaca dan menulis. Dia menganggap
bahwa pesantren dimodifikasi dari para Hindu
(Wahjoetomo, 1997: 70)
Pendahuluan

• Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesantren


diartikan sebagai asrama, tempat santri, atau tempat
murid-murid belajar mengaji.
Pendahuluan

• Sedangkan secara istilah Pesantren adalah lembaga


pendidikan Islam, dimana para santri biasanya tinggal
di pondok (asrama) dengan materi pengajaran kitab-
kitab klasik dan kitab-kitab umum, bertujuan untuk
menguasai ilmu agama Islam secara detail, serta
mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian
dengan menekankan pentingnya moral dalam
kehidupan bermasyarakat.
Pendahuluan
• Pondok pesantren di Indonesia banyak memiliki masalah yang
begitu klasik yaitu tentang kesehatan santri dan masalah
terhadap penyakit.
• Masalah kesehatan dan penyakit di pesantren sangat jarang
mendapat perhatian dengan baik dari warga pesantren itu
sendiri maupun masyarakat dan juga pemerintah.
• Pesantren sendiri merupakan sebuah sub-kultur dimana
pondok pesantren mempunyai kultur tersendiri yang berbeda
dengan masyarakat pada umumnya (Efendi, 2009).
Ajaran Islam & Kesehatan
Dalam banyak kitab syafi'iyyah,sebuah kitab fiqih dibagi
atas empat bagian
• rub'ul ibadah
• rub'ul mu'amalah
• rub'ul munakahah
• rub'ul jinayat
Rub'ul ibadah

• menata hubungan manusia selaku makhluk dengan


khaliqnya (Allah SWT)
• Misalnya sholat, dituntut untuk selalu bersih, baik
rohaninya maupun jasadnya. Kebersihan di dalam
sholat merupakan syarat mutlak yang harus
dilaksanakan karena kalau tidak bersih (suci), maka
sholatnya tidak syah.
Rub'ul mu'amalah

• masalah hubungan manusia dengan manusia.


• Dalam hubungan ini ada suatu rumus fiqh yang sangat
terkenal di lingkungan Pondok Pesantren yaitu yang
disebut Alkulliyatul Khams (Lima kepentingan dasar).
Disebutkan kesehatan jiwa raga menempati posisi pokok.
Hal tersebut sesuai dengan Hadist Rasulullah yang
mentakan “Mu’min yang kuat lebih disukai dan disenangi
oleh Allah dari pada mu’min yang lemah”.
Rub'ul munakahah

• menata hubungan manusia dalam lingkungan


keluarga.
• Islam mengajarkan dalm perkawinan hendaknya
mencari pasangan yang sehat, dan menghindari
nasab (keturunan) yang tidak sehat.
Rub'ul jinayat

• menata ketentraman dalam pergaulan yang


memperhatikan ketentraman dari lingkungan
(kesehatan lingkungan).
• Sebagai contoh dilarang buang hajat disemberang
tempat, karena akan mengganggu kesehatan
lingkungan.
PERILAKU HIDUP BERSIH & SEHAT

• sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta


didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif
dalam mewujudkan lingkungan sehat.
Slide Title

Product A Product B
• Feature 1 • Feature 1
• Feature 2 • Feature 2
• Feature 3 • Feature 3
Perjalanan Islam pun kemudian dilanjutkan dalam sejarah untuk
mealisasikan misi utama rahmatan lil 'alamin. Maksud dan tujuan
tersebut terakumulasi dalam lima prinsip universal (al-kulliyatul khams).
Yakni menjamin kebebasan beragama (hifzhuddin), memelihara nyawa
(hifzh an-nafs), menjaga keturunan dan profesi (hifzh aI-nasl wal-'irdi),
menjamin kebebasan berekspresi berserikat (hifzh aI'aql), dan
memelilara harta benda (hifzh al-mal). Pendekatan seperti inilah yang
sering diangkat oleh K.H. Abdul Wahab Hasbullah, K.H. Ali Ma‘shum,
K.H. Achmad Shiddiq, K.H. Sahal Mahfudh, dan didukung oleh segenap
aktivis NU yang lain.

Anda mungkin juga menyukai