Anda di halaman 1dari 75

RENCANA TATA RUANG

WILAYAH KOTA
MALANG 2010-2030
Fitriawati – 15412005
Dini Karunia Alfaerdanta – 15412007
Siti Arfah – 15412010
Mas Zulfah K. A. – 15412033
Zahrah Fadhilah Nindita – 15412037
Annisa Utami – 15412049
Nadia Agni Sheilla – 15412055

PL 3111 Perencanaan Kota


2014/2015
PERATURAN DAERAH KOTA MALANG
NOMOR 4 TAHUN 2011
OUTLINE : RTRW Kota Malang

Rencana Struktur Penetapan


Visi Misi Lain-lain
Ruang Kawasan Strategis

Tujuan, Kebijakan Rencana Pengendalian


dan Strategi Pola Ruang Pemanfaatan
Ruang
RTRW Kota
Malang

VISI DAN MISI


RTRW Kota
Malang

VISI
1. Kota Pendidikan (berkualitas, sehat dan
ramah lingkungan).
2. Kota Pariwisata (berbudaya, masyarakat
maju dan madani).
RTRW Kota
Malang

MISI
1. Pengembangan Pendidikan Berkualitas
2. Peningkatan Kesehatan
3. Pembangunan Ramah Lingkungan
4. Pemerataan Ekonomi dan Pusat
Pertumbuhan
5. Pengembangan Pariwisata yang
Berbudaya
6. Pelayanan Publik yang Prima
RTRW Kota
Malang

 FUNGSI :
• Matra keruangan dari pembangunan wilayah Kota
Malang;
• Dasar kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang di
wilayah Kota Malang;
• Acuan untuk mewujudkan keseimbangan
pembangunan kota, antar kawasan, antar sektor dan
keserasian antar wilayah daerah sekitarnya;
• Acuan lokasi investasi kota yang dilakukan Pemerintah
Daerah, masyarakat, dan swasta;
• Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang
kota;
• Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam
penataan dan pengembangan kota.
RTRW Kota
Malang

 RUANG LINGKUP:

Tujuan,
Kebijakan Struktur
dan Ruang
Strategi

Pola Kawasan
Ruang Strategis

Pengendal
Arahan
ian
Pemanfataan
Ruang Pemanfaat
an Ruang
RTRW Kota
Malang

TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN


STRATEGI
RTRW Kota
Malang

TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI


• Penataan ruang Kota Malang bertujuan:
 Mewujudkan Malang sebagai kota pendidikan dengan
peningkatan pertumbuhan ekonomi yang didukung
sektor pariwisata, industri, serta perdagangan dan jasa
agar kota menajdi aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan;
 Terwujudnya sarana dan prasarana kota yang berkualitas
dalam jumlah yang layak, berkesinambungan, dan dapat
diakses seluruh warga Kota Malang.
RTRW Kota
Malang

KEBIJAKAN DAN STRATEGI


• Kebijakan dan strategi perencanaan tata ruang Kota malang,
meliputi:
 Struktur ruang wilayah kota;
 Pola ruang wilayah kota;
 Penetapan kawasan strategis wilayah kota.
RTRW Kota
Malang

KEBIJAKAN DAN STRATEGI


STRUKTUR RUANG KOTA
Kebijakan struktur ruang wilayang Kota Malang, meliputi:
 Pemantapan Kota Malang sebagai PKN;
 Pengembangan Kota Malang sebagai Pusat Pelayanan
Berskala Regional;
 Pengembangan Kota Malang sebagai Pusat Pelayanan
Kawasan Andalan Malang Raya;
 Sistem Pusat Pelayanan Malang;
 Pengembangan wilyah kota mulai dari sistem dan jaringan
transportasi, sistem prasarana sumber daya air, sampai sistem
dan jaringan utilitas perkotaan.
RTRW Kota
Malang

KEBIJAKAN DAN STRATEGI


POLA RUANG KOTA
Kebijakan yang terikat pola ruang wilayah Kota Malang, meliputi:
 Penetapan dan pengembangan kawasan lindung;
 Pengembangan dan pengendalian kawasan budidaya.
RTRW Kota
Malang

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENETAPAN


KAWASAN STRATEGIS WILAYAH KOTA
Penetapan kawasan strategis wilayah kota diarahkan pada aspek
pertumbuhan ekonomi dan sosial budaya dengan strategi, meliputi:
 Menetapkan kawasan yang memiliki kawasan strategis ekonomi,
sosial, dan budaya;
 Mengembangkan sentra-sentra industri rumah tangga dan
industri kecil non polutan sebagai kawasan strategis ekonomi;
 Menetapkan kawasan strategis sosial budaya yang
menunjukkann jati diri maupun penanda budaya kota;
 Menetapkan bangunan-bangunan yang memiliki nilai sejarah;
 Mempercepat revitalisasi kawasan kota yang terjadi penurunan
fungsi;
 Membangun prasarana pariwisata.
RTRW Kota
Malang

RENCANA STRUKTUR RUANG


RENCANA STRUKTUR RUANG
RTRW Kota
Malang

DEFINISI
Struktur ruang adalah
susunan pusat-pusat Sistem Pusat
Pelayanan
permukiman dan sistem Kegiatan
jaringan prasarana dan sarana Kota Rencana
Sistem
yang berfungsi sebagai Prasarana
pendukung kegiatan sosial Wilayah Kota
ekonomi masyarakat yang
secara hierarkis memiliki
hubungan fungsional.

Rencana Struktur Ruang


Kota Malang
Sistem Pusat Pelayanan Kegiatan Kota
RTRW Kota
Malang

Sub Pusat Pelayanan Sub Pusat Pelayanan


Kota Malang Utara Kota Malang Timur
Laut
Sub Pusat Pelayanan
Kota Malang Barat
Sub Pusat Pelayanan
Kota Malang Timur

Pusat Pelayanan
Kota Malang

Pusat Pelayanan Kota

Sub Pusat Pelayanan


Sub Pusat Pelayanan Kota
Kota Malang Tenggara
Pusat Lingkungan
RTRW Kota
Malang

RENCANA SISTEM PRASARANA WILAYAH KOTA


Sistem Prasarana Sistem jaringan
Utama transportasi

Sistem jaringan
Rencana Sistem energi dan
Prasarana kelistrikan
Wilayah Kota
Sistem jaringan
telekomunikasi
Sistem Prasarana
Lain
Jaringan sumber
daya air kota

Infrastruktur
perkotaan
RENCANA SISTEM PRASARANA UTAMA RTRW Kota
Malang

Rencana Jaringan Jalan Rencana Sarana Transportasi

Penambahan rute angkutan umum


Pembangunan jalan lingkar
Pengadaan bus pemadu moda, bus
kota, angkutan umum bus metro

Pengembangan dan pengadaan KA


komuter
Peningkatan kualitas fisik
Pembangunan jalur KA double track
Malang-Surabaya

Pembatasan jumlah dan wilayah


operasional becak
Perubahan status beberapa ruas jalan
menjadi aretri sekunder dan kolektor Peningkatan terminal dan subterminal
dan fasilitas lain
RENCANA SISTEM PRASARANA LAIN (1) RTRW Kota
Malang

Rencana Sistem Rencana Sistem Prasarana Prasarana


Jaringan Rencana Sistem Konservasi Pendayagunaan/
Jaringan
Energi/Kelistrik Jaringan Irigasi Sumber Daya Pemanfaatan SD
Telekomunikasi
an Air Air

Pembatasan kegiatan
dan penetapan radius
pengembangan Sistem kabel jaringan Pengembangan Penyediaan air untuk
sekitar SUTT dan/atau telepon dan jaringan prasarana imbuhan kebutuhan pokok dan
Pemenuhan
SUTET telekomunikasi untuk menabung air irigasi
kebutuhan
nirkabel melalui
peningkatan sawah
penetapan
irigasi berdasar
pemanfaatan menara
wilayah sungai
Pengoptimalan telekomunikasi atau
sumber-sumber tower bersama
tenaga listrik
Pembatasan
Perluasan jaringan air
pengambilan air
bersih
tanah dnagkal

Peningkatan
pelayanan listrik Peningkatan
prasarana internet Normalisasi jaringan
terutama di daerah irigasi dan
perkantoran, pemberdayaan
pendidikan, tenaga lpangan Pelarangan
Pemanfaatan situ
perdagangan, masing-masing pengambilan air
sebagai sumber air
Pengembangan kesehatan, Daerah Irigasi (DI) tanah dalam
baku dan pemadam
pemanfaatan energi pariwisata, dan RTH. terutama di zona
kebakaran
baru dan terbarukan kritis
RENCANA SISTEM PRASARANA LAIN (2) RTRW Kota
Malang

Rencana Rencana
Rencana Rencana Rencana Rencana
Sistem Sistem
Sistem Sistem Jaringan Jalur
Penyediaan Pengelolaan
Persampahan Drainase Jalan bagi Evakuasi
Air Minum Air Limbah
Kota Kota Pejalan Kaki Bencana
Kota Kota

Penambahan
Pengembangan lokasi TPS Pembangunan inlet
wilayah pelayanan pada jalan-jalan di
ke seluruh kawasan genangan
kelurahan/desa Terletak pada
Upaya reduksi dan seluruh koridor
pengolahan perdagangan dan
sampah terpadu jasa serta fasilitas
umum
sejak di TPS Pembuatan sudetan
Prioritas
Pengembangan pengelolaan menuju drainase
jaringan air bersih, limbah secara on Penyediaan primer (sungai) Penetapan
pendistribusian site system infrastruktur beberapa jalan
menunjang yang dapat dilalui
pada permukiman maupun off site pengelolaan sampah
baru mengikuti system sesuai golongan B3
untuk mencapai
jaringan jalan dengan kepadatan lokasi evakuasi
penduduk. Pemeliharaan dan bencana
Penyediaan normalisasi saluran
infrastruktur drainase
dengan sistem
sanitary landfill Memperhatikan
komponen-
Pembatasan komponen di
penyediaan air Peningkatan peran dalamnya
bersih non PDAM masyarakat dan
dunia usaha dalam Pembuatan sumur
pengelolaan resapan
sampah
RTRW Kota
Malang

RENCANA POLA RUANG


WILAYAH
RTRW Kota
Malang

Rencana pola ruang wilayah diarahkan pada tujuan


keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang
untuk kegiatan sosial, ekonomi, budaya masyarakat
dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah
kota.
Rencana
Kawasan
Lindung
Rencana Pola Ruang
Wilayah Kota Rencana
Kawasan
Budidaya
RTRW Kota
Malang

RENCANA PELESTARIAN KAWASAN LINDUNG


Rencana kawasan lindung dittitikberatkan pada penetapan
fungsi kawasan agar wilayah yang dilindungi dan memiliki
fungsi perlindungan dapat dipertahankan.

A. Kawasan Lindung Setempat

B. Kawasan Rawan Bencana

C. Kawasan Cagar Budaya

D. Kawasan RTH Kota


Rencana
pengembangan
kawasan
Lindung

A. Kawasan Lindung Setempat


Perencanaan pelestarian kawasan lindung
Daerah sekitar setempat
sungai/ • Pengamanan dan perlindungan sekitar sungai atau
sempadan sempadan sungai
Kawasan sungai • Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar sungai
Lindung atau bangunan di sepanjang sempadan sungai
Setempat
• Mencegah dan menangkal pembangunan di sepanjang
sempadan sungai
• Pembangunan jalan inspeksi di sepanjang sungai
Sempadan • Mengarahkan orientasi pembangunan sepanjang sungai
irigasi dengan menjadikan sungai sebagai bagian latar depan.
• Pelestarian kawasan lindung setempat juga dilakukan
pada kawasan sekitar mata air dan kawasan sempadan
irigasi.
• Ketentuan Garis Sempadan Setiap Sungai dan Garis
Sempadan Jaringan Irigasi
Rencana
pengembangan
kawasan
Lindung
B. Kawasan Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana adalah kawasan yang memiliki Kawasan Rawan
kecenderungan terjadi bencana banjir dan tanah longsor. Bencana

Upaya pengurangan dampak bencana, melalui : Kelurahan


• Penentuan lokasi dan jalur evakuasi dari permukiman Mergosono

penduduk dan pusat-pusat kegiatan perkotaan.


• Pelaksanaan rekayasa teknik dan penyediaan fasilitas guna Kelurahan
Madyopuro
mengantisipasi terjadinya bencana.
• Pembangunan pos pemadam kebakaran pada kawasan
perumahan padat sesuai dengan ketentuan peraturan Kelurahan
Lesanpuro
perundang-undangan.
Kelurahan
Kedungkandang

Kelurahan
Kotalama
Rencana
pengembangan
kawasan
Lindung
C. Kawasan Cagar Budaya
Kawasan cagar Budaya meliputi lingkungan cagar budaya dan bangunan cagar
budaya yang memiliki nilai sejarah dan penanda atau jati diri pembentukan
kota.
 Lingkungan Candi Badut
 Lingkungan Candi Tidar
 Lingkungan Gunung Buring
Lingkungan Cagar Budaya  Situs Tlogomas
 Lingkungan Polowijen.

 Balai Kota Malang


Kawasan Cagar Budaya  Stasiun Kereta Api
 Bank Indonesia
Bangunan cagar  Kantor Perbendaharaan dan Kas
Budaya Negara
 Gereja Kathedral Hati Kudus
 Sekolah Cor-JessuGedung PLN
 Perumahan yang ada di sepanjang
Jalan Besar Ijen
 Toko Oen
 Masjid Agung Jami’
Rencana
pengembangan
kawasan
Lindung

D. Kawasan RTH Kota


 Penyediaan RTH di Kota Malang meliputi RTH Publik dan Privat. Secara
keseluruhan RTH Publik dan RTH Private di Kota Malang saat ini, yaitu :
 RTH Jalur Jalan
 RTH Taman, monumen dan
gerbang kota
 RTH Lapangan Olahraga dan
makam
RTH Publik  RTH Hutan Kota dan Taman
Bibit
 RTH Pengaman Jalur Kereta
Api (KA), Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT),
Kawasan RTH Kota Sungai dan Buffer Zone.

• Lingkungan permukiman
RTH Private • Taman kantor
• Taman gedung komersil
Rencana RTRW Kota
pengembangan Malang

kawasan
Lindung

Rencana penyediaan RTH di Kota Malang, meliputi :


RTH Publik di Kota RTH Privat di Kota
Malang seluas ± 2.350 Ha Malang seluas ± 1.383 Ha

• Taman kota ± 3,5 ha


• Taman rekreasi ± 10 ha • Taman lingkungan
• Cagar alam ± 0,04ha perumahan dan
• Hutan kota ± 11 ha permukiman,
• Pemakaman Umum ± 173 ha perkantoran, dan
• Lapangan Olahraga ± 166 ha gedung komersial ±
• jalur di bawah tegangan tinggi 1.064 Ha
(SUTT dan SUTET) ± 192 Ha • Terbuka ± 319 Ha.
• Sempadan badan air seluas ±
225 Ha
• Jalur pengaman jalan, median
jalan, rel kereta api, pipa gas
dan pedestrian ± 283 Ha
• Kawasan dan jalur hijau/jalur
tengah ± 24 Ha
• Penyerahan taman lingkungan
perumahan formal dari
pengembang ± 1.263 Ha.
Rencana
pengembangan
kawasan
Lindung

Rencana pengembangan RTH di Kota Malang, meliputi


 Penyediaan jalur hijau dan taman kota di Sub
 Pengembangan Wilayah Malang Timur dan Tenggara, dan di setiap
jalan lingkar
 Taman Anggrek di Kedungkandang
 Pemeliharaan taman-taman kota yang sudah ada
 Taman Pintar di kawasan perumahan Dieng,
 Peremajaan dan peningkatan kualitas tanaman
Araya, dan Permata Jingga pada jalur jalan utama kota, sesuai klasifikasinya
 Taman Teknologi di alun-alun kota, alun-alun  Pembangunan taman RT dan taman RW di tiap
lingkungan
tugu, vellodrom
 Rehabilitasi kawasan taman sebagai pendukung
 Lapangan Rampal sebagai taman teknologi, monumen kota
lapangan pertunjukan, dan pameran  Penetapan kawasan konservasi sesuai karakteristik
kawasan sebagai pendukung ikon kota
 RTH halaman rumah dan bangunan umum,
 Revitalisasi Hutan Kota Malabar
serta di puncak gedung oleh pemilik
bangunan  Penerapan perangkat insentif dan disinsentif
pelestarian RTH
 RTH sebagai zone pengaman pada jalur KA,  Pemberian ciri-ciri khusus pada tempat-tempat
sempadan sungai, sempadan SUTT, dan strategis yaitu pada batas-batas kota dan alun-alun
kota
kawasan industri  Pengadaan lahan untuk RTH Publik
 Hutan kota dan kebun bibit pada sub wilayah  Pemeliharaan dan pelestarian kawasan RTH sesuai
Malang Timur dan Tenggara RDTR Kota

 RTH pada kawasan perbatasan wilayah kota


Rencana RTRW Kota
pengembangan Malang

kawasan
Lindung

Peningkatan
Fungsi dan pengamanan jalur-jalur hijau alami, yaitu di sepanjang
tepian jalan raya, bawah jalan layang (fly-over), Tempat Pemakaman
Umum (TPU), dan lapangan olahraga dari okupasi permukiman liar
GOR Ken Arok sebagai taman olahraga
Pengawasan terhadap pelaksanaan rencana-rencana
pengembangan agar sesuai dengan maksud dan tujuan yang
ditetapkan dalam pengembangan RTH
Pengambilan tindakan dan penjatuhan sanksi hukum terhadap
penyimpangan dan/atau pelanggaran terhadap pelaksanaan
rencana-rencana pengembangan yang tidak sesuai dengan maksud
dan tujuan yang ditetapkan dalam pengembangan RTH
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan RTH
Pendanaan baik dari pemerintah, swasta, dan swadaya masyarakat
yang memadai untuk program RTH kota
Fungsi lahan terbuka kota menjadi RTH
RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN
BUDIDAYA
Rencana kawasan budidaya dititikberatkan pada pengembangan dan keserasian
masing-masing kawasan bagi kegiatan sosial ekonomi kemasyarakatan.

A. Kawasan Perumahan

B. Kawasan Perdagangan dan Jasa

C. Kawasan Perkantoran

D. Kawasan Industri dan Pergudangan

E. Ruang Evakuasi Bencana

F. Kawasan Pariwisata

G. Kawasan peruntukan lain Ruang bagi kegiatan sektor informal

H. Kawasan Peruntukan Lain


RTRW Kota
A. Kawasan Perumahan Malang

 Pengembangan perumahan diarahkan pada pembangunan rumah


bertingkat dan layak huni.
 Pengembangan kawasan perumahan dan permukiman ditentukan
berdasarkan atas luasan kapling rumah, sebagai berikut :

a. Rumah kapling b. Rumah kapling c. Rumah kapling


kecil (kepadatan menengah besar (kepadatan
tinggi), luas lahan ≥ (kepadatan sedang), rendah), luas lahan
54 - 120 m2; luas lahan antara > > 600 – 2.000 m2
120 – 600 m2
 Pengembangan perumahan yang dilakukan oleh
pengembang wajib disertai dengan : Rencana
a. Pembangunan fasilitas umum pengembangan
b. Pembangunan fasilitas sosial kawasan budidaya
c. Prasarana lingkungan berupa jalan yang
menghubungkan ke jalan sekitar dan jalan utama kota
d. Prasarana drainase lingkungan yang mengalir ke saluran
drainase kota
b. Taman lingkungan
 Lokasi pembangunan fasilitas umum, fasilitas sosial, dan prasarana lingkungan
pada perumahan wajib dicantumkan dalam rencana tapak (site plan).
 Penataan permukiman lingkungan di daerah badan air Sungai Brantas, Sungai
Metro, Sungai Amprong, melalui :
a. Secara bertahap memindahkan bangunan pada wilayah sempadan sungai
yang dinyatakan sebagai daerah yang rawan bencana, ke sub wilayah
Malang Timur dan Tenggara
b. Mengadakan penataan lingkungan permukiman atau peremajaan
lingkungan permukiman dengan pola membangun tanpa menggusur
terhadap kawasan permukiman yang tidak dinyatakan sebagai kawasan
rawan bencana
c. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dengan pola penghijauan
kota terhadap kawasan permukiman yang berada di wilayah luar dari
sempadan sungai
Rencana
B. Kawasan Perdagangan dan Jasa pengembangan
kawasan budidaya

 Rencana pengembangan kawasan perdagangan dan jasa berupa Pasar


Tradisional, sebagai berikut :
a. Kegiatan perdagangan skala besar untuk jenis sayuran, ikan dan
sejenisnya (pasar basah) tetap menggunakan Pasar Induk Gadang dan
dikembangkan ke arah areal eks Terminal Gadang
b. Perdagangan kebutuhan sehari-hari untuk skala kecil dan menengah
dilayani oleh pasar yang tersebar di wilayah, antara lain:
• Pasar Gadang
• Pasar Kebalen
• Pasar Madyopuro
• Pasar Klojen
• Pasar Tawangmangu
• Pasar Blimbing
• Pasar Oro-oro Dowo
• Pasar Dinoyo
• Pasar Bunul
• Pasar Bareng
• Pasar Kasin
• Pasar Sukun.
Rencana
B. Kawasan Perdagangan dan Jasa pengembangan
kawasan budidaya

Rencana pemenuhan kebutuhan fasilitas perdagangan dan jasa,


meliputi :
a. Peningkatan kualitas Pasar Besar, Pasar Dinoyo, Pasar Blimbing,
dan Pasar Tawangmangu serta penambahan Pasar baru di sub
wilayah Malang Timur dan Timur Laut
b. Pengembangan Pasar Burung dan Pasar Bunga di Kawasan
Splendid
c. Mengarahkan pendistribusian secara merata fasilitas
perdagangan dan jasa pada pendistribusian di daerah pinggiran
d. Mendorong pengembangan fasilitas perdagangan berupa
warung oleh masyarakat secara swadaya.
Rencana
B. Kawasan Perdagangan dan Jasa pengembangan
kawasan budidaya

Rencana pengembangan kawasan perdagangan dan jasa berupa Pusat


Perbelanjaan, sebagai berikut :
a. Perdagangan barang campuran, antara lain garment, elekronika dan
jasa mulai dari Jalan Basuki Rahmat dan Jalan Jaksa Agung Suprapto,
sepanjang Jalan Letjend. Sutoyo, Jalan Letjend. S. Parman, Jalan Jend.
Ahmad Yani, dan Jalan Raya Sawojajar
b. Keberadaan pasar swalayan atau plasa pada kawasan pusat kota
pengembangannya dibatasi dan diarahkan pada kawasan yang baru
berkembang khususnya pada sub pusat pelayanan kota di luar kawasan
pusat kota
c. Kegiatan perdagangan skala besar (grosir) jenis kelontong, garment,
elektronika dan barang pelengkapan sehari-hari dilayani di sekitar pusat
kota yaitu di sekitar Pasar Besar, Pecinan, dan Kiduldalem
d. Perdagangan alat-alat mobil yang berkembang sepanjang Jalan Gatot
Subroto, Jalan Laksamana Martadinata sampai ke Jalan Kolonel Sugiono
tetap dipertahankan keberadaannya.
Rencana
B. Kawasan Perdagangan dan Jasa pengembangan
kawasan budidaya

Rencana pengembangan kawasan perdagangan dan jasa berupa toko


modern, sebagai berikut :
a. Pembatasan toko modern yang didirikan di kawasan perumahan;
b. Pertokoan dengan tingkat pelayanan lokal yang menjual beraneka
ragam barang yang dibatasi intensitasnya yakni pada kompleks
pertokoan di Jalan Kawi, Jalan MT. Haryono, Jalan Ikhwan Ridwan Rais,
kawasan Klojen, kawasan Bunul, kawasan Blimbing, Jalan S. Supriadi,
Jalan Laksamana Martadinata, dan Jalan Slamet Riadi;
c. Pengembangan kawasan pertokoan baru di sepanjang Jalan Raya
Sawojajar.
 Pembatasan perdagangan sektor informal dengan skala kecil yang
.
mempunyai ciri khusus dan dalam jumlah yang besar, tetap menggunakan
lokasi yang ada antara lain Pasar Burung, Pasar Ikan dan Pasar Bunga di
Splendid.
 Pada kawasan pusat kota dikembangkan gedung parkir yang dikelola
Pemerintah Daerah, swasta atau Pemerintah Daerah bekerjasama dengan
swasta.
Rencana
B. Kawasan Perdagangan dan Jasa pengembangan
kawasan budidaya

Pengembangan kawasan perdagangan baru dengan berbagai skala


pelayanan, mulai dari toko atau warung, pertokoan, pasar, grosir, supermarket
yaitu :
a. Pusat perdagangan di Gunung Buring, Mulyorejo, dan Sawojajar
b. Pertokoan diarahkan berdekatan dengan fasilitas umum
c. Toko dan warung yang sifatnya eceran dan barang dagangannya
merupakan bahan kebutuhan sehari-hari diarahkan pengembangannya
menjadi satu dengan kawasan atau lingkungan permukiman
d. Pengembangan Malang Trade Centre diarahkan pada sub wilayah Kota
Malang Utara yaitu di antara Mojolangu dan Tunjungsekar atau kawasan LIK
dan Jalan Sukarno Hatta ke arah utara sampai Tasikmadu – Karangploso,
serta kawasan Pasar Blimbing dan di sub wilayah Kota Malang Barat, yaitu di
kawasan Pasar Dinoyo.
Pengaturan secara khusus tentang Pasar Tradisional dan Pasar Modern akan
diatur dalam Peraturan Daerah tersendiri yang tidak boleh bertentangan
dengan Peraturan Daerah ini.
Rencana
C. Kawasan Perkantoran pengembangan
kawasan budidaya

Kantor Pemerintah Kota Malang yang terletak di Jalan Tugu, keberadaannya tetap
dipertahankan dan tidak diadakan alih fungsi ataupun perubahan dalam bentuk
penampilan bangunan.
Kantor Satuan Kerja Perangkat Daerah dan perkantoran swasta yang saat ini berada di
sekitar Jalan Tugu perlu dikembangkan ke wilayah Kedungkandang dan lokasi yang ada
saat ini tetap akan digunakan untuk kawasan perkantoran dengan intensitas kegiatan
yang sedang dengan RTH dan tempat parkir yang memadai.
Kantor Satuan Kerja Perangkat Daerah lainnya yang berada di sekitar Arjosari mulai
Jalan Raden Intan ke arah Selatan dan di sepanjang Jalan Ahmad Yani, di sekitar
Sawojajar antara lain Kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Kantor BPN, Kantor
Pengairan dan Dinas Pekerjaan Umum, tetap dipertahankan keberadaannya serta
ditingkatkan lagi kondisinya.
Pengembangan kawasan perkantoran baru selain perkantoran yang sudah ada di Jalan
Tugu dan kawasan perkantoran yang berada di sekitar Kelurahan Arjosari, direncanakan
di sekitar Kelurahan Sawojajar sebagai lokasi kawasan perkantoran yang baru.
Perkantoran Pemerintah dengan skala pusat pelayanan kota diarahkan di Kelurahan
Arjowinangun.
Rencana
D. Kawasan Industri dan Pergudangan pengembangan
kawasan budidaya

a. Rencana Pengembangan komplek industri dan pergudangan terdapat 5 (lima)


lokasi, yaitu:
 Kawasan Industri dan pergudangan di Jalan Tenaga, Bandulan,
Arjowinangun. dan Ciptomulyo
 Kawasan Industri keramik di sepanjang Jalan Majyend. Panjaitan dan
Jalan Mayjend. Haryono
b. Pembatasan pengembangan kawasan komplek industri dan pergudangan di
sekitar Jalan Tenaga, Jalan Bandulan Barat, dan di Jalan Kolonel Sugiono.
c. Industri rumah tangga yang sudah ada dapat dikembangkan selama tidak
menganggu lingkungan sekitarnya.
Rencana
E. Kawasan Parawisata pengembangan
kawasan budidaya

Kawasan obyek wisata yang diprioritaskan dikembangkan antara lain :


• Stadion Gajayana
• Perpustakaan Umum dan Arsip Kota Malang
• Taman Rekreasi Tlogomas Permai
• Sentra Industri Keramik Dinoyo
• Kawasan Alun-alun Merdeka Malang
• Hutan Kota Malabar
• Kompleks Perguruan Tinggi
• Taman Rekreasi Kota Malang
• Sentra Industri Tempe Sanan
• Pasar Besar Malang
• Kawasan Alun-Alun Tugu
• Stasiun Kereta Api
• Perumahan yang ada di sepanjang Jalan Besar Ijen
• Gedung Sarinah
• Masjid Agung Jami’.
Rencana
F. Ruang Evakuasi Bencana pengembangan
kawasan budidaya

Penetapan ruang evakuasi bencana diarahkan pada kawasan, sebagai berikut :


a. Pemanfaatan daerah/kawasan yang berada di sekitar lokasi rawan bencana
dengan topografi yang lebih tinggi dari lokasi rawan bencana
b. Pemanfaatan ruang evakuasi bencana di Buring dapat dilakukan di Kantor
Pemerintahan dengan memanfaatkan bangunan publik sebagai posko-posko
evakuasi bencana seperti balai RW dan kantor kelurahan
c. Memanfaatkan ruang terbuka dalam bentuk lapangan olahraga sebagai
tempat evakuasi bencana, seperti Lapangan Rampal
d. Jalur evakuasi bencana yang telah ditetapkan di Buring dapat diakses dengan
mudah dalam melakukan evakuasi terhadap bencana yang terjadi
e. Pencapaian ke lokasi evakuasi bencana dari lokasi bencana di Kota Malang
dapat melalui jalan utama di Kecamatan Kedungkandang yaitu Jalan
Madyopuro, Jalan Ki Ageng Gribig, Jalan Muharto dan Jalan Mayjend Sungkono
yang menghubungkan lokasi rawan bencana di Kelurahan Mergosono,
Madyopuro, Lesanpuro
Rencana
G. Ruang Kegiatan sektor Informal pengembangan
kawasan budidaya

a. Rencana penyediaan dan pemanfaatan sektor informal, meliputi :


• Mengarahkan
 Pedagang makanan ke Pasar Besar, Pasar Tugu, Pulosari, Jalan Gajayana dan di
sekitar Taman Krida Budaya
 Pedagang jenis buku ke Jalan Wilis dan kawasan Vellodrome
 Pedagang onderdil sepeda dan motor ke wilayah Comboran
 pedagang kredit mikro, fasilitas, dan bantuan teknis
• Menciptakan kerjasama antara ekonomi informal dengan pemerintah, masyarakat, LSM,
dan sektor swasta.
b. Pengaturan lokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dilakukan, sebagai berikut :
• Lokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) diarahkan pada setiap pengembangan pusat-pusat
pelayanan selain di pusat kota yaitu di Mulyorejo, Dinoyo, Buring, dan Blimbing
dengan memberikan tempat khusus
• Pengembangan areal khusus untuk Pedagang Kaki Lima (PKL) dengan bangunan
permanen yang terdiri dari beberapa stand/los untuk tiap jenis dagangan Pedagang
Kaki Lima (PKL) diarahkan di belakang Industri Gadang (areal Pasar Induk Gadang
sebelah selatan)
Rencana
G. Ruang Kegiatan sektor Informal pengembangan
kawasan budidaya
c. Pengembangan Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar koridor jalan-jalan utama
Daerah (jenis jalan arteri dan kolektor) diarahkan hanya di satu sisi jalan, dan satu
sisi jalan lainnya digunakan untuk parkir
d. Keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan pusat kota ditertibkan dan
direlokasi ke Jalan Sriwijaya, Jalan Sutan Syahrir, Jalan Kyai Tamin dan Jalan
Ronggolawe
e. Beberapa kawasan yang termasuk jalur hijau antara lain Alun-alun atau Jalan
Merdeka dan sekitarnya, jalur hijau di tengah jalan kembar Perumahan Sukun
Permai, di sekitar Jalan Mahakam, lokasi disekitar rel kereta api, tidak
diperbolehkan digunakan sebagai lokasi Pedagang Kaki Lima (PKL);
f. Pengembangan kawasan Pedagang Kaki Lima (PKL) dapat dilakukan pada tanah-
tanah, sebagai berikut :
• Areal bekas stasiun kereta api di Jagalan, sekitar Pulosari dengan
memanfaatkan tanah bekas rel lori angkutan tebu
• Di sekitar lokasi Kelurahan Lesanpuro dengan adanya perkembangan
permukiman sekitar Sawojajar dan Gunung Buring, dan
• PKL buku dikembangkan pada lokasi yang dekat dengan tempat pendidikan
antara lain perguruan tinggi dengan lokasi di belakang Pasar Dinoyo.
Rencana
H. Kawasan Peruntukan Lain pengembangan
kawasan budidaya
1. Kawasan pelayanan umum pendidikan
a. Pengembangan fasilitas umum pendidikan dilakukan untuk memenuhi skala pelayanan
lokal, regional, dan nasional
b. Pengembangan fasilitas umum pendidikan yang ada di wilayah Kota Malang, sebagai
berikut :
• Pengembangan kawasan pendidikan tinggi di sekitar Dinoyo – Sumbersari
• Untuk perkembangan di masa yang akan datang, keberadaan perguruan tinggi
yang ada tetap dipertahankan dan untuk pengembangannya disebarkan ke
seluruh wilayah Kota Malang
• Pengembangan Lembaga pendidikan setara D1 atau D3 yang mengelompok di
sekitar kawasan pendidikan tinggi dikembangkan secara terbatas dan diarahkan
mendekati Perguruan Tinggi yang dikembangkan secara menyebar khususnya
pada sub wilayah kota Malang Utara dan sub wilayah Kota Malang Timur.
c. Pengembangan fasilitas umum pendidikan tinggi diarahkan pada :
• Sub wilayah Kota Malang Utara, yakni sekitar Kelurahan Tasikmadu –
Tunjungsekar (Kecamatan Lowokwaru)
• Sub wilayah Kota Malang Timur, yakni di sekitar wilayah Gunung Buring,
Kelurahan Kedungkandang dan Lesanpuro, sekaligus untuk memacu
perkembangan wilayah dan pertumbuhan permukiman di kawasan Gunung Buring
dan sekitarnya.
Rencana
H. Kawasan Peruntukan Lain pengembangan
kawasan budidaya

d. Rencana pemenuhan fasilitas umum pendidikan, meliputi :


• Peningkatan kualitas fasilitas pendidikan, berupa :
 Pemeliharaan serta perbaikan bangunan yang mengalami kerusakan
 Peningkatan pelayanan fasilitas pendidikan dimulai dari TK sampai
dengan Perguruan Tinggi
• Peningkatan perpustakaan Daerah sebagai pusat pendidikan dan
pariwisata
• Pembangunan tempat-tempat pelatihan di lokasi strategis kawasan
pendidikan dan perkantoran
• Pemanfaatan ruko sebagai tempat kursus pendidikan, seni, dan
olahraga, di sekitar kawasan pendidikan
• Pembangunan sekolah internasional berupa sekolah model (Malang
International Education Park/MIEP) dan Poltekom di Pusat Pelayanan
Kota Malang Tenggara.
Rencana
H. Kawasan Peruntukan Lain pengembangan
kawasan budidaya

2. Pengembangan fasilitas umum pelayanan kesehatan dilakukan dengan :


a. Pengembangan fasilitas umum pelayanan kesehatan dilakukan dengan :
• Mempertahankan lokasi rumah sakit yang ada
• Mengembangkan rumah sakit pada sub wilayah Kota Malang
Utara, Malang Barat, dan Malang Timur
• Mengembangkan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) pada
masing-masing sub wilayah kota dan Puskesmas pembantu pada
masing-masing skala lingkungan wilayah kota.
b. Rencana pemenuhan fasilitas umum kesehatan, meliputi :
• Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
• Penambahan fasilitas kesehatan berupa rumah sakit, puskesmas,
puskesmas pembantu, posyandu, apotik dan klinik KB, serta balai
pengobatan yang persebarannya merata di setiap kecamatan
Rencana
H. Kawasan Peruntukan Lain pengembangan
kawasan budidaya
3. Kawasan pelayanan umum peribadatan
Rencana pemenuhan fasilitas umum peribadatan, meliputi :
a. Pemeliharaan bangunan fasilitas peribadatan
b. Konservasi untuk fasilitas peribadatan yang mempunyai nilai
historis/arsitektur tinggi
c. Pengembangan fasilitas peribadatan sesuai dengan perbandingan jumlah
pemeluk agama-agama
d. Pembangunan Asrama Haji, termasuk di dalamnya Islamic Center
4. Kawasan pelayanan umum rekreasi dan olahraga
Rencana pemenuhan fasilitas umum rekreasi dan olahraga, meliputi :
a. Pembangunan taman olahraga Pengembangan
 Pasar seni dan Malang Convention Centre di Kedungkandang
 Fasilitas rekreasi
 Wisata kuliner di Pasar Besar, Pasar Tugu, Pulosari, dan Kawasan
Vellodrome
 Lapangan olahraga di areal pendidikan dan permukiman
 Kawasan Kayutangan, kawasan Pecinan, kawasan Kauman, dan kawasan
Besar Ijen sebagai kawasan wisata budaya
b. Penyediaan pusat informasi wisata dalam dan luar negeri.
RTRW Kota
Malang

PENETAPAN KAWASAN
STRATEGIS
PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

Kawasan strategis
berfungsi sebagai kawasan
pelayanan kota dengan
skala pelayanan kota,
regional dan nasional yang
berpengaruh penting
terhadap ekonomi, sosial,
budaya dan/atau
lingkungan.
KAWASAN STRATEGIS KOTA MALANG

• Keberadaan kawasan strategis ekonomi


harus didukung dengan sarana dan
Kawasan prasarana transportasi serta jaringan utilitas
Strategis yang mendukung. Untuk mendukung
Ekonomi pengembangan kawasan strategis ekonomi
di sekitar Pasar Besar, direncanakan adanya
suatu zona pedestrian.

Kawasan • Kawasan sosial budaya wajib dilestarikan


Strategis dan dipertahankan keberadaannya dengan
Sosial tidak mengubah bentuk bangunan serta
Budaya mengalihfungsikannya.
KAWASAN STRATEGIS EKONOMI RTRW Kota
Malang

KOTA MALANG
Lokasi kawasan strategis ekonomi ditetapkan pada
kawasan perdagangan yang berpusat di sekitar
Pasar Besar Kota Malang, dan kawasan sentra
industri yang terdiri dari sentra industri keripik di
Sanan, sentra mebel di Tunjungsekar, sentra saniter
di Karangbesuki, sentra kerajinan rotan di Arjosari
dan sentra industri kerajinan keramik di Dinoyo.
KAWASAN STRATEGIS SOSIAL RTRW Kota
Malang

BUDAYA KOTA MALANG

Lokasi kawasan strategis sosial budaya, meliputi :


1. Kawasan Kayutangan yang terdiri dari kompleks pertokoan di
sepanjang koridor Kajoetangan straat, dan pertokoan di perempatan
Kajoetanganstraat- Semeroestraat;
2. Kawasan Bundaran Tugu yang terdiri dari Stasiun Kereta Api Malang,
Gedung HBS/AMS di JP. COEN PLEIN (Alun-alun Bunder), dan Balai
Kota Malang;
3. Koridor Jalan Semeru – Jalan Besar Ijen yang terdiri dari Gedung
Sekolah Menengah Kristen (Christ MULO School) dan Komplek Stadion
Gajayana.
RTRW Kota
Malang

PENGENDALIAN PEMANFAATAN
RUANG
ARAH PEMANFAATAN
Ketentuan umum peraturan zonasi
RUANG KOTA MALANG

Dalam penyusunan Rencana Optimalisasi aset


Tata Ruang Wilayah (RTRW)
dilakukan sinkronisasi dengan
Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Ketentuan perizinan
(RPJPD). Penataan Ruang
dilaksanakan secara terus
menerus dan sinergis antara
perencanaan tata ruang, Ketentuan pemberian
pemanfaatan ruang dan insentif dan disinsentif
pengendalian pemanfaatan
ruang. Ketentuan
pengendalian pemanfaatan Arahan sanksi
ruang wilayah, meliputi :
Ketentuan Umum
Peraturan Zonasi Arahan Sanksi
Arahan sanksi merupakan acuan dalam
Ketentuan pengenaan sanksi terhadap :
Ketentuan Ketentuan
umum 1. pemanfaatan ruang yang tidak
umum intensitas
peraturan sesuai dengan rencana tata ruang
kegiatan bangunan
zonasi wilayah dan ketentuan umum
peraturan zonasi;
2. pemanfaatan ruang yang tidak
sesuai dengan ketentuan dalam izin
Optimalisasi Aset pemanfaatan ruang.
Optimalisasi aset meliputi :
a) Pemanfaatan lahan aset pemerintah kota untuk Arahan pengenaan sanksi terhadap
kegiatan-kegiatan yang telah diagendakan dalam pelanggaran terhadap pemanfaatan
ruang akan dilakukan dengan pemberian
Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana-Rencana
sanksi administratif dan ketentuan
Pembangunan lainnya;
pidana. Pelanggaran terhadap
b) Pembelian lahan dan/atau bangunan masyarakat pemanfaatan ruang akan dikenakan
dalam rangka penyediaan lahan cadangan yang akan sanksi administratif.
digunakan untuk kegiatan-kegiatan pembangunan.
Ketentuan Perizinan
Ketentuan Pemberian Insentif & Disinsentif
Perizinan merupakan dasar bagi Pejabat yang berwenang dalam
Insentif diberikan apabila pemanfaatan ruang sesuai pemberian izin pemanfaatan ruang berdasarkan rencana struktur
dengan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan pola ruang yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini.
Ketentuan perizinan dalam penggunaan lahan di Kota Malang
dan indikasi arahan peraturan zonasi yang diatur dalam
sebagai berikut :
Peraturan Daerah ini.
1. Izin pemanfaatan ruang diberikan oleh Pejabat yang
Insentif kepada masyarakat diberikan, antara lain berwenang sesuai dengan kewenangannya.
dalam bentuk : 2. Pemberian izin pemanfaatan ruang dilakukan menurut
• Keringanan pajak; prosedur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
• Pemberian kompensasi; undangan.
• Imbalan; 3. Pemberian izin pemanfaatan ruang yang berdampak besar
• Sewa ruang; dan penting wajib dilakukan berdasarkan peraturan
• Urun saham; perundang-undangan.
• Penyediaan infrastruktur; 4. Izin pemanfaatan ruang yang dikeluarkan dan/atau diperoleh
• Kemudahan prosedur perizinan; dan/atau dengan tidak melalui prosedur yang benar maka batal demi
• Penghargaan. hukum.
5. Prosedur pengeluaran izin wajib diumumkan kepada
masyarakat.
Disinsentif dikenakan terhadap pemanfaatan ruang
6. Izin pemanfaatan ruang yang diperoleh melalui prosedur yang
yang perlu dicegah, dibatasi, atau dikurangi
benar tetapi kemudian terbukti tidak sesuai dengan rencana
keberadaannya berdasarkan ketentuan dalam tata ruang wilayah, dibatalkan oleh Pejabat yang berwenang.
Peraturan Daerah ini. 7. Terhadap kerugian yang ditimbulkan akibat pembatalan izin
Disinsentif kepada masyarakat dikenakan, antara lain yang diperoleh melalui prosedur yang benar dapat dimintakan
dalam bentuk : penggantian yang layak kepada instansi pemberi izin.
• Pengenaan pajak yang tinggi; 8. Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai lagi akibat adanya
• Pembatasan penyediaan infrastruktur; perubahan rencana tata ruang wilayah dapat dibatalkan oleh
• Pengenaan kompensasi; dan/atau Pejabat yang berwenang dengan memberikan ganti kerugian
• Penalti. yang layak.
9. Setiap Pejabat yang berwenang dilarang menerbitkan izin
yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
RTRW Kota
Malang

Perumahan

Kawasan
Ruang Perkantoran
Terbuka Ketentuan
umum
peraturan
Fasilitas zonasi Sentra
industri &
umum perdagangan

Perdagangan &
Jasa
KETENTUAN UMUM KEGIATAN
Perumahan Perdagangan & Jasa Fasilitas Umum
menyediakan lahan untuk menyediakan lahan untuk menetapkan pada zona
mengembangkan hunian dengan menampung tenaga kerja dalam pendidikan, dibuat saluran
kepadatan tinggi dengan tipe kegiatan pertokoan, jasa, drainase terbuka untuk air
yang bervariasi rekreasi, dan pelayanan buangannya, saluran drainase
masyarakat dan sumur resapan untuk
menampung limpasan
permukaan air hujan, serta pipa
bawah tanah pada lapangan
olahraga
menyediakan lingkungan hunian menyediakan kawasan komersil menetapkan pada zona wisata,
yang sehat nyaman, selamat, yang nyaman, aman, dan diterapkan kolam terbuka sebagai
aman dan asri yang didukung produktif untuk berbagai macam tempat penampungan limpasan
oleh prasarana, sarana dan pola pengembangan yang air hujan
utilitas minimum diinginkan masyarakat;
membatasi kegiatan komersil membatasi kegiatan yang menetapkan pada zona olahraga,
pada zona perumahan berpotensi tinggi menimbulkan diterapkan pipa bawah tanah
gangguan terhadap kepentingan
umum.

menetapkan pada zona terminal


angkutan umum, diterapkan
sistem drainase terpisah
KETENTUAN UMUM KEGIATAN
Sentra Industri & Perdagangan 6. menyediakan prasarana minimum (parkir,
1. pada sentra industri, suatu persil dapat diadakan bongkar muat, penyimpanan/gudang)
perubahan struktur bangunan yang akan yang memadai;
digunakan; 7. tidak menimbulkan gangguan terhadap
2. semua penggunaan atau kegiatan yang diizinkan kepentingan umum.
dalam sentra harus diselenggarakan dalam
bangunan tertutup, kecuali penggunaan atau
kegiatan industri yang pada umumnya Perkantoran
diselenggarakan di luar bangunan; 1. menyediakan lahan untuk menampung
3. penggunaan pelengkap dan peralatan berat menampung aktivitas pegawai seperti
dalam sentra industri dapat diizinkan sesuai lahan parkir, kantin, dan lain-lain;
ketentuan peraturan perundang-undangan; 2. menyediakan lingkungan yang sehat,
4. penggunaan sementara diizinkan dalam jangka nyaman, selamat, aman dan asri yang
waktu yang terbatas ditetapkan oleh Pemerintah didukung oleh prasarana, sarana, dan
Daerah; utilitas minimum;
5. setiap industri yang berdiri di dalam sentra 3. pembangunan hunian dapat diizinkan
industri harus dilengkapi dengan sistem pada kawasan perkantoran;
pengolahan limbah yang disesuaikan dengan jenis 4. kegiatan perdagangan dan jasa pada
limbah yang dihasilkan selama proses produksi kawasan perkantoran dibatasi;
berlangsung dan dilarang membuang limbah yang 5. pada kawasan perkantoran, suatu persil
dihasilkannya ke media lingkungan hidup, air, dapat diadakan perubahan struktur
udara dan tanah, selama limbah tersebut belum bangunan yang akan digunakan.
memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan;
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Perumahan
 pengembangan bangunan vertikal pada kawasan perumahan dengan kepadatan tinggi, kepadatan sedang, maupun kepadatan
rendah;
 pada kawasan perumahan dengan kepadatan tinggi, disediakan RTH minimum 10% dari luas total kawasan;
 pada kawasan perumahan dengan kepadatan sedang, disediakan RTH minimum 20% dari luas kawasan;
 pada kawasan perumahan dengan kepadatan rendah, disediakan RTH minimum 30% terhadap luas kawasan secara keseluruhan;
 pada kawasan perumahan dengan konsep rumah taman harus disediakan RTH minimum 60% terhadap luas kawasan secara
keseluruhan;
 pada kawasan perumahan yang memiliki sejarah lama, bentuk bangunan tetap dipertahankan, tetapi fungsinya boleh berubah
menjadi non hunian;
 pemenuhan fasilitas komersial dan jasa skala lingkungan di kawasan perumahan, minimal pada koridor utama perumahan
formal yang dibangun oleh pengembang;
 pemenuhan fasilitas umum pendidikan, kesehatan, peribadatan, dan olah raga pada kawasan perumahan;
 pada suatu persil kawasan perumahan dapat diadakan perubahan struktur bangunan yang akan digunakan;
 kawasan perumahan wajib dilengkapi dengan sumur resapan air hujan;
 tiap bangunan perumahan wajib dilengkapi dengan RTH privat minimal 10% dari luas persilnya.

Perdagangan & Jasa


 pada kawasan perdagangan dan jasa, suatu persil dapat diadakan perubahan struktur
bangunan yang akan digunakan;
 penggunaan pelengkap dalam kawasan perdagangan dan jasa diizinkan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
 pembangunan hunian dapat diizinkan pada kawasan perdagangan dan jasa;
 kegiatan perdagangan dan jasa pada kawasan perumahan dibatasi;
 pada kawasan perdagangan dan jasa wajib disediakan prasarana minimum berupa tempat
parkir pada persilnya sendiri (off street), area bongkar muat, dan penyimpanan/gudang yang
memadai;
 kawasan perdagangan dan jasa tidak boleh menimbulkan gangguan terhadap kepentingan
umum
Sentra Industri & Perdagangan
 memanfaatkan ruang untuk kegiatan industri baik yang sesuai dengan kemampuan penggunaan teknologi, potensi sumber daya
alam, sumber daya manusia di wilayah sekitarnya, dan daya dukung lingkungan;
 membatasi pembangunan perumahan baru sekitar kawasan peruntukan industri;
 komposisi penggunaan lahan untuk kawasan industri yaitu 70% untuk industri, 10% untuk jaringan jalan, 10% fasilitas dan utilitas
umum, dan 10% ruang terbuka hijau;
 memperbanyak jumlah tanaman di sekitar kawasan industri untuk mengurangi gangguan polusi udara;
 jalan yang dibangun harus dapat menampung beban dari muatan kendaraan berat (klasifikasi jalan kelas A);
 tersedianya ruang parkir yang cukup untuk menaruh berbagai macam kendaraan;
 tersedianya ruang untuk penyediaan fasilitas (asrama, perumahan karyawan, dan sebagainya) bagi tenaga kerja industri.

Perkantoran
 kapling dengan ukuran minimum 75 m2 (untuk swasta) dan 1.000 m2 (untuk bangunan pemerintahan);
 kepadatan bangunan untuk swasta maksimum 80 unit/ha, dan minimum 7 unit/ha untuk bangunan
pemerintah;
 menyediakan lahan parkir dengan minimum 10% dari luas kapling atau kawasan;
 menyediakan ruang terbuka hijau minimum 10% dari luas kawasan;
 menyediakan ruang terbuka non hijau; baik berfungsi untuk kepentingan publik maupun kepentingan ekonomi
(seperti perdagangan informal); dan
 menyediakan jalur pejalan kaki dengan lebar minimum 1,5 m.

Fasilitas Umum
 pengaturan kapling dengan ukuran minimum 75 m2 (untuk swasta) dan 1.000 m2 (untuk bangunan
pemerintahan);
 tinggi maksimum bangunan 1 lantai, terkecuali pada zona publik;
 pengaturan kavling dengan ukuran sedang sampai besar;
 memperbanyak jumlah tanaman dan ruang terbuka di sekitar kawasan, dengan menyediakan lahan minimal
sebesar 20% dari luas kawasan;
 tersedia sistem jaringan yang lengkap, untuk memenuhi jaringan wisata dan jaringan objek wisata;
 tersedianya ruang parkir yang cukup untuk menaruh berbagai macam kendaraan.
RTRW Kota
Malang

Ruang Terbuka Hijau


 melarang kegiatan yang berpotensi mengurangi luas kawasan RTH
publik;
 melarang kegiatan yang berpotensi mengurangi luas kawasan hutan
kota dan tutupan vegetasi;
 untuk kawasan resapan air, disusun ketentuan umum zonasi, sebagai
berikut :
 memanfaatkan ruang secara terbatas untuk kegiatan budi daya tidak
terbangun yang memiliki kemampuan tinggi dalam menahan
limpasan air hujan;
 menyediakan sumur resapan pada lahan terbangun yang sudah ada;
 menerapkan prinsip zero delta Q policy terhadap setiap kegiatan budi
daya terbangun yang diajukan izinnya;
 pada zona hijau terbuka, dibangun tampungan sementara untuk
menampung limpasan permukaan yang terjadi yang akan langsung
dibawa ke saluran drainase terdekat;
 pada zona Hijau Median Jalan, dibangun sistem inlet menuju ke
taman median jalan dan dapat ditambahkan saluran pipa poros dan
sumur resapan sebagai tampungan limpasan hujan di jalan raya.
Perkantoran
 bangunan untuk kegiatan perkantoran
Ketentuan Intensitas Bangunan
di pusat kota ditentukan KDB = 40 -
60%, KLB = 0,4 - 1,8, dan TLB = 4 - 20
lantai; Sentra Industri & Perdagangan
 bangunan untuk kegiatan perkantoran
Perdagangan & Jasa
 industri yang mempunyai skala
di luar pusat kota ditentukan KDB = 40  bangunan untuk kegiatan
pelayanan besar dengan dampak yang
- 60%, KLB = 0,4 - 1,2, dan TLB = 3 – 10 perdagangan pada kawasan pusat
besar, maka intensitas kegiatannya
lantai. kota ditentukan KDB = 90 - 100 %,
tinggi maka harus menyediakan ruang
KLB = 1 - 3,0 dan TLB = 4 - 20 lantai,
terbuka hijau yang luas dan ditentukan
Perumahan dan termasuk sistem parkir di dalam
KDB = 40 - 50 %, KLB = 0,4 - 1,0, dan TLB
 Perumahan kapling besar, ditentukan KDB = bangunan (off street);
= 2 – 4 lantai dan pengaturan kavling
30 - 50 %, KLB = 0,3 - 1,25 dan TLB = 1 - 4  bangunan untuk kegiatan jasa
dengan ukuran minimum 900 m2;
lantai; komersial pada kawasan pusat kota
 industri yang memiliki skala pelayanan
 Perumahan kapling sedang, ditentukan KDB ditentukan KDB = 90 - 100 %, KLB
sedang dengan intensitas kegiatan
= 50 - 60 %, KLB = 0,50 - 1,2, dan TLB = 1 - 2 0,9 - 3,00 dan TLB = 4 - 20 lantai,
sedang, maka harus menyediakan ruang
lantai; dan termasuk sistem parkir di dalam
 Perumahan kapling kecil, ditentukan KDB = terbuka hijau yang cukup dan
bangunan;
60 - 75 %, KLB = 0,60 - 1,2 dan TLB = 1 - 2 ditentukan KDB = 40 - 60 %, KLB = 0,4 -
 bangunan untuk kegiatan
lantai; 1,2, dan TLB = 2 – 4 lantai;
perdagangan dan jasa yang terletak
 Perumahan sangat sederhana, ditentukan  industri rumah tangga yang berada pada
pada sepanjang jalan utama kota
KDB = 60 - 80 %, KLB = 0,6 - 1,6 % dan TLB = kawasan perumahan, ditentukan KDB =
1 - 2 lantai;
tetapi tidak termasuk dalam
50 - 70 %, KLB = 0,5 - 1,4, dan TLB = 2 - 4
 Rumah susun, ditentukan KDB = 20 - 30 %, kawasan pusat kota ditentukan KDB
lantai dan maksimal 2% dari luas
KLB = 0,80 - 1,20, dan TLB = 10 – 20 lantai; = 90 - 100 %, KLB = 0,9 - 3,0, dan TLB
bangunan rumah.
 Perumahan khusus, ditentukan KDB = 80 - = 4 - 20 lantai, dan termasuk sistem
Fasilitas Umum
90 %, KLB = 0,8 - 0,9 dan TLB = 1 lantai; parkir di dalam bangunan serta
 bangunan untuk kegiatan fasilitas umum
 Perumahan pada kawasan perkampungan, parkir dipinggir jalan;
di pusat kota ditentukan KDB = 50 -
ditentukan KDB = 80 - 90 %, KLB = 0,8 - 1,35,  bangunan untuk kegiatan
dan TLB = 1 - 2 lantai; 60%, KLB = 0,5 - 1,8, dan TLB = 4 – 20
perdagangan dan jasa yang terletak
 Khusus untuk perumahan yang terletak di lantai;
pada pusat lingkungan dan yang
wilayah Gunung Buring harus dikembangkan  bangunan untuk kegiatan fasilitas umum
tersebar ditentukan KDB = 70 - 80 %,
dengan kepadatan bangunan rendah yaitu di luar pusat kota ditentukan KDB = 50 -
KLB = 0,7 - 1,6, dan TLB = 2 - 6 lantai.
KDB maksimal 60%, KLB maksimal 1,2, dan 60%, KLB = 0,5 - 1,8, dan TLB = 1 – 4
TLB maksimal 1 - 2 lantai. lantai.
RTRW Kota
Malang

LAIN-LAIN
HAK DAN KEWAJIBAN, PARTISIPASI MASYARAKAT, DAN SISTEM
INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENATAAN RUANG

• Hak dan kewajiban


- Setiap orang berhak mengetahui rencana tata ruang dan
memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang
timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang
sesuai dengan rencana tata ruang.
- Setiap orang wajib menaati rencana tata ruang yang
ditetapkan dan memelihara kualitas ruang.
RTRW Kota
Malang

• Partisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakat dapat dilakukan dalam penyusunan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

• Sistem informasi dan komunikasi penataan ruang


- Pemerintah Daerah memiliki tugas dalam melakukan pembinaan dan
pengawasan peran masyarakat di bidang penataan ruang yang berupa:
1. Sosialisasi peraturan dan pedoman penataan ruang.
2. Pemberian bimbingan dan konsuktasi penataan ruang.
3. Pengembangan sistem informasi dan komunikasi penataan ruang.
4. Penyebarluasan informasi penataan ruang kepada masyarakat.
5. Pengembangan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat.
BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG
RTRW Kota
Malang

DAERAH
• Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah
(BPKPRD) dibentuk dalam rangka
mengoordinasikan penyusunan dan pelaksanaan
penataan ruang Daerah.
• Tugas dan fungsi BKPRD :
- Perencanaan tata ruang
- Pemanfaatan ruang
- Pengendalian pemanfaatan ruang
PENYELESAIAN SENGKETA
RTRW Kota
Malang

PENYELESAIAN
SENGKETA

Tidak Sesuai
Pengadilan/
Musyawarah Luar Pengadilan
perundang-
undangan

Ya

Mufakat
RTRW Kota
Malang

PENYIDIKAN
Pegawai Negeri Sipil di bidang penataan ruang diberi
wewenang sebagai Penyidik untuk membantu Pejabat
Penyidik Kepolisian Negara sebagaimana dimaksud
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
WEWENANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL :
• melakukan pemeriksaan atas dokumen-dokumen, orang yang
diduga terlibat, serta kebenaran laporan atau keterangan terkait
pidana dalam bidang penataan ruang;
• melakukan pemeriksaan di tempat yang diduga terdapat bahan
bukti dan dokumen perkara, penyitaan dan penyegelan terhadap
barang yang dapat dijadikan bukti serta meminta keterangan
dan bahan bukti dari orang terkait tindak pidana dalam bidang
penataan ruang;
• memberitahukan dimulainya penyidikan kepada Pejabat Penyidik
Kepolisian Negara Republik Indonesia. Apabila diperlukan tindakan
penangkapan dan penahanan, Penyidik Pegawai Negeri Sipil
berkoordinasi dengan Pejabat Penyidik Kepolisian Negara
Republik Indonesia lalu menyampaikan hasil penyidikan kepada
penuntut umum melalui Pejabat Penyidik Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
KETENTUAN PIDANA
Ketentuan pidana terhadap pelanggaran rencana tata
ruang dalam Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

KETENTUAN PERALIHAN
Semua pemanfaatan ruang yang tidak sesuai harus
disesuaikan melalui kegiatan penyesuaian pemanfaatan
ruang.
Pemanfataan ruang menurut rencana tata ruang
sebelumnya diberi masa transisi selama 3 tahun untuk
penyesuaian.
Timeline RTRW
Evaluasi Evaluasi
diresmikan

10 20

5 15

Evaluasi Evaluasi

RTRW ini menggantikan Peraturan Daerah Kota


Malang No.7 Tahun 2001 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2001 – 2011
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai