Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 6

1. MARISA GITA LARASATI - C1C016015


2. ELIN ALFATHIA - C1C016018
3. PUTRI MAHARANI - C1C016024
Apa Yang Melatarbelakangi Apa Penyebab Penting GCG
GCG? Suatu Tinjauan Etika Dalam
-Di Amerika, GCG muncul Pratek Bisnis?
sekitar tahun 1970-an.
Istilah ini muncul ketika -Penetapan GCG dapat
terbongkarnya skandal dilakukan dengan meng-
kecurangan yang melibatkan gunakan dua pendekatan, yaitu
perusahaan besar seperti etika dan peraturan pendekatan
Enron, Wordcom, Tyco,
London & Commonwealty, etika (etchical driven).
Poly Peck, Maxwel, dan -Etika penting dalam sebuah
perusahaan besar. tata kelola perusahaan melalui
-GCG di kawasan Asia mulai internalisasi etika pada pratik
dibicarakan sekitar akhir
1990-an, pasca terjadi nya tata kelola perusahaan yang
krisis ekonomi yang diharapkan dapat tercipta
melanda negara-negara di budaya organisasi menge-
kawasan Asia. depankan transparasi, akun-
-GCG di Indonesia dimulai tabilitas, responsibilitas, inde-
pada petengahan 1997,
memuncak pada saat krisis pendensi dan keadilan.
ekonomi melanda.
Konsep penting GCG
-Konsep GCG muncul
karena adanya pemisahan Definisi GCG
kepemilikan dalam suatu -The Indonesia Institute for Corporate
perusahaan. Governance mendefenisikan GCG
-Permasalahan ini timbul sebagai proses dan struktur yang
karena adanya perbedaan diterapkan dalam menjalankan
kepentingan antara agen
perusahaan, dengan tujuan utama
dan prinsipal sebagai
pelaku utama dalam meningkatkan nilai pemegang saham
perusahaan (agency dalam jangka panjang dengan tetap
problem). memperhatikan kepentingan pihak
petaruh lainnya.
-GCG adalah suatu tata kelola yang
menerapkan prinsip-prinsip ke-
terbukaan, akuntabilitas, pertang-
gungjawaban, profesional dan
kewajaran.
Pondasi Dasar Good Corporate Governance (GCG)

Corporate Governance Foundation

Philosophical Historical Phychological


Foundation Foundation Foundation

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan GCG

Dalam pelaksanaan GCG, terdapat perbedaan pelaksanaannya


ditiap Negara, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara
lain seperti kerangka hukum, maupun hal-hal yang tidak
tertulis namun memiliki pengaruh yang luar biasa pada tingkat
keberhasilan penerapan prinsip-prinsip governance yang baik.
1. Finance model (Agency Theory)
Teori ini pertama kali diungkapkan oleh Jensen and Meckling
pada tahun 1976. Agency theory merupakan suatu teori yang
menjelaskan hubungan antara dua pihak yaitu principal dan agen.

2. Stewardship Model (Stewardship Theory)


Teori stewardship diperkenalkan sebagai teori yang
berdasarkan tingkah laku dan premis. Stewardship theory merupakan
teori yang menggambarkan situasi dimana para manajer atau
eksekutif sebagai steward untuk bertindak sesuai keinginan principal.

3. Stakholders Model (Stakeholders Theory)


Istilah stakholder pertama kali diperkenalkan oleh Stanford
Research Intitute (SRI) pada tahun 1963. Teori ini didefinisikan
sebagai “any group or individual who an affect by the achievement of
an organization’s objective”, bahwa stakholders merupakan kelompok
maupun individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
proses pencapaian tujuan organisasi.
4. Political Model (Political Theory)
Political model menyakan bahwa alokasi kekuasaan dalam
perusahaan, previlege, atau alokasi diantara pemilik, manajer dan
stakholders lainnya ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan
politis.

5. Myopic Market Model


Menyatakan bahwa pasar dikatakan sudah efisien apabila
informasi yang tersedia sudah lengkap dan sempurna, serta tidak ada
informasi yang tidak simetris sehingga kinerja perusahaan tercermin
sepenuhnyanya pada harga pasar.

6. Teori Biaya Transaksi (Transaction Cost Theory)


Teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa perusahaan telah
menjadi sedemikian besar sehingga, sebagai akibatnya mereka
memanfaatkan pasar dalam menentukan alokasi sumber daya.
Dengan demikian pergerakan harga dipasar akan menentukan
produksi dan pasar itu sendiri yang mengkoordinasikan transaksi-
transaksi.
Definisi dan konsep etika
Etika adalah cabang ilmu filsafat yang merefleksikan nilai-nilai
moral. Etika merupakan studi mengenai tanggung jawab moral yang
terkait dengan apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap
salah. Etika berasal dari bahasa yunani erthos yang berarti sikap, cara
berpikir, kebiasaan, adat, akhlak, perasaan dan watak kesusilaan.

Prinsip dasar etika bisnis


1. Perusahaan perlu memiliki nilai-nilai moral dalam pelaksanaan
usahanya.
2. Untuk merealisasikan sikap moral dalam pelaksanaan usaha, maka
perusahaan perlu merumuskan etika bisnis yang disepakati oleh
organ perusahaan dan karyawan.
3. Pelaksanaan etika bisnis dilakukan secara berkesinambungan
sehingga dapat membentuk budaya kinerja yang merupakan
manifestasi dari nilai-nilai perusahaan.
Keterkaitan Etika Dengan Good Corporate Governance
Pelaksanaan etika bisnis dan tata kelola perusahaan yang
baik (good corporate governance) menjadi salah satu suistainable
competitive adavantage. Etika perusahaan dapat diimplementasikan
melalui budaya perusahaan, tata kelola perusahaan (good corporate
governance), manual kode etik perilaku corporate (corporate code of
conduct), dan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat
(corporate social responsibility).
Tata kelola atau good corporate governance yang
mengedepankan etika akan diwujudkan dengan tanggung jawab
perusahaan yang membela kepentingan seluruh stakeholders.
Internalisasi Good Corporate Governance
Pendekatan yang dapat dilakukan dalam internalisasi GCG :
1. Menumbuhkan dan memberikan keyakinan yang besar untuk
menerapkan GCG pada seluruh jenjang fungsional perusahaan.
2. Selanjutnya seluruh jenjang fungsional di perusahaan dapat
menempatkan kepatuhan dan ketaatan pada berbagai peraturan
eksternal dan internal di dalam koridor GCG dan tidak hanya
sebagai kewajiban semata.
3. Adanya keyakinan dan kepatuhan pada ketentuan, maka
penerapan GCG akan dilaksanakan dalam suatu proses yang
terarah dan secara berkesinambungan meliputi berbagai aspek di
perusahaan.
Tahap Pengembangan Good Corporate Governance
1. Membangun kesadaran (awareness building)
2. Pengembangan Framework
3. Penerapan
4. Pemantauan dan Evaluasi

Tahap Penerapan Good Corporate Governance


1. Tahap Persiapan
Awareness Building, GCG Assessment, dan GCG Manual Building.
2. Tahap Implementasi
Sosialisasi, Implementasi, dan Internalisasi.
3. Tahap Evaluasi
Mengacu pada teori egoism bahwa setiap manusia memiliki
egoism di dalam dirinya masing-masing, maka akan ada benturan
kepentingan antara kepentingan manajemen, kepentingan pemegang
saham, dan kepentingan stakeholder lainnya.
Permasalahan muncul ketika pemenuhan kepentingan dalam
mendapatkan keuntungan tersebut merugikan hak entitas lain.
Manejemen memiliki kepentingan untuk mendapatkan laba sebesar-
besarnya. Pemegang saham dan kreditur memiliki kepentingan untuk
mendapatkan pengembalian yang maksimal dari dana yang
ditanamkan atau dipinjamkan kepada perusahaan.
Good corporate governance sebagai sebuah struktur dan
proses akan mengendalikan perusahaan tentang bagaimana
seharusnya perusahaan beroperasi. Good corporate governance akan
menemukan benang merah atau titik temu antara kepentingan
masing-masing entitas yang menginginkan keuntungan.
Hasil survey yang dilakukan oleh Booz Allen dan
Hamilton (1998), McKinsey (1999), Credit Lyonnais Securities
Asia (CLSA) 2001 menunjukkan bahwa pelaksanaan GCG di
Indonesia masih rendah bahkan jika dibandingkan dengan
Negara-negara di kawasan Asia.
Perkembangan selanjutnya terhadap GCG Indonesia
yaitu Reports on the Observance of Standards and Code (ROSC)
tahun 2004-2009, Credit Lyonnais Securities Asia (CLSA)
tahun 2014, ASEAN CG Scorecard tahun 2015 masih belum
memuaskan karena masih rendahnya penerapan GCG di
Indonesia.
Kendala penerapan GCG di Indonesia, yaitu :
1. Kendala Internal
-Kurangnya komitmen dari pimpinan dan karyawan
perusahaan.
-Rendahnya tingkat pemahaman dari pimpinan dan
karyawan perusahaan tentang prinsip-prinsip GCG.
-Kurangnya panutan yang diberikan oleh pimpinan.
-Belum adanya budaya perusahaan yang mendukung
terwujudnya prinsip-prinsip GCG.
-Belum efektifnya SPI.

2. Kendala Eksternal
Secara implisit ketentuan-ketentuan mengenai GCG telah
ada dalam UUPT, UU dan Peraturan Perbankan, Undang-Undang
Pasar Modal dan lain- lain. Namun dalam penegakannya masih
sangat lemah.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai