Anda di halaman 1dari 54

Monitoring dan Petanda

biologis, dan Penilaian Risiko


Muchtaruddin MANSYUR
Pendahuluan

 Traditionalambient monitoring tidak cukup


 Modifying factor pajanan bahan kimia:
 Lokasi kerja
 Perilaku individu dan faktor individu lainnya
 Perkembangan tehnik personal sampling,
hanya menjawab via inhalasi.
 Keingintahuan pajanan individu meningkat
 Jawabannya adalah monitoring biologis
Konsep dasar

 Monitoring biologis adalah pemeriksaan


dan analisis bahan kimia atau
metabolitnya dalam materi biologis yang
didapat dari individu terpajan.
Konsep dasar

 Faktor penunjang:
 Pengetahuan metabolisme xenobiotik
 Waktu pengambilan sampel

 Tehnik mikroanalisis; GC, HPLC,


flame/graphite AAS, ICP
Masalah umum

 Keterbatasan sampel yang reliable


 Kesesuaian antara sampel ideal dan
practical availability (mis: non invasif)
 Waktu sampling yang merupakan fungsi
dari metabolisme in vivo.
 Bukan berdasarkan kemudahan dan
kepraktisan
Definisi

 Monitoring adalah aktivitas sistemik yang


berulang dan berkesinambungan
ditujukan untuk tindakan koreksi.
 Monitoring biologis:
 Pengukuran pada jaringan, sekreta,
ekstreta, udara ekspirasi, atau kombinasi
 Dibandingkan dengan nilai referensi
Biomarker

 Setiap pemeriksaan yang


menggambarkan interaksi antara sistem
biologis dan bahaya potensial (IPCS,
1993)
Klasifikasi monitoring biologis

 Monitoring pajanan (exposure


monitoring) -> arti sempit
 Pengukuran bahan kimia atau derivat
metabolitnya. Contoh: Kadar Pb darah
 Pengukuran respons biologis seperti
sitogenetik, atau perubahan fisiologis
reversibel. Contoh: Asetikolinesterase
eritrosit atau kolinesterase plasma
Klasifikasi monitoring biologis

 Monitoring efek (effect monitoring)


 Sering tidak spesifik
 Biomarker hematologis
 FEP atau d ALA di urine
 Biomarker nefrotoksisitas
 b 2 microglobuline
 NAG
 Biomarker hepatotoksik
 SGOT; paracetamol, carbon tetrachloride, and garam
tembaga.
 gamma-glutamyltransferase; ethanol
Klasifikasi monitoring biologis

 Monitoring efek (effect monitoring)


 Biomarker immunotoksisitas:
 Patch test
 Ig E

 S atau H T cells

 Biomarker pulmonary toxicity:


 Fungsi paru
 Limfosit, T cell, atau GSH pada BALF
Klasifikasi monitoring biologis

 Monitoring efek (effect monitoring)


 Biomarker reproduktif toksisitas:
 Gn RH, FSH, LH, E, T, Prolactine
 HCG urine, Berat bayi, abortus

 Biomarker lain seperti neurotoksisitas,


carcinogenesitas dll.
Klasifikasi monitoring biologis

 Monitoring kerentanan (Susceptibility


monitoring)
 Menggambarkan faktor yang meningkatkan
atau menurunkan risiko toksisitas
 C P-450 isozyme, GSH Transferase,
Nilai rujukan

 ACGIH : BEI merujuk pada nilai rata –


rata pada kelompok pekerja
 CEC: Biological Indicators
 Jerman : BAT merujuk pada nilai
tertinggi yang diperbolehkan
Hubungan monitoring biologis dan
efek kesehatan

R
e
s
p
o Efek biologis
n
s P
a
j
a
n
a
n

Waktu
Penjaminan mutu

 Tahap pra analisis  Tahap analisis


 Non occupational  Spesifisitas
exposure  Akurasi
 Sampling time  Presisi
 Sampling prosedur
 Penyimpanan dan
transport
 Kontaminasi
 SAMPLE FLOW
 Receive Samples
 Register Samples.
 Samples received on a particular day may
be put on the trolley or at designated place.
 Perform analysis referring to the draft
report on the tests required.
 ISSUANCE OF SAMPLE RECEIPT
ADVICE
 SAMPLES
 Keep the samples in the cold room at the end of the day even if not
all test parameters are completed for a particular sample.
 Samples shall be taken out of the cold room to complete the
unfinished tests.
 The last analyst shall put back the sample in the cold room and
arrange it according to the Lab Sequence Number for easy retrieval
 Samples shall be transferred to the warehouse for storing after 10-14
days upon receipt of sample. Perishable samples shall be discarded
after 14 days.
 Samples in the warehouse shall be disposed after 2 months and
details be recorded in sample registration book.
 REPORT
 Analysis results reviewed & approved by
the Laboratory Supervisor
 Issuance of Certificate of Analysis(CoA) &
Approved by the Authorised Signatories
 CoA send to Client by Fax or E-mail
 Original copy of CoA with invoice send to
Client by mail or courier
Metals Analysis
 • Metals are usually collected on selected filters
analyzed on instruments such as :
 • Atomic Absorption (AA)
 • Graphite furnace atomic absorption, (GFAA)
 • Inductively Coupled Plasma Atomic Emission
 Spectroscopy (ICP-AES)
Organic vapors and gases
 • Gas and vapor samples are collected
 using sorbent media (i.e., charcoal tubes)
 • The sample is desorbed and diluted to an
 appropriate concentration
 • Gas and vapor samples often are analyzed
 using gas chromatography (GC)
 • Non-volatile samples are analyzed using
 HPLC
Basic laboratory QC practices

 - Sample Batch
 - Media Blanks
 - Field Blanks
 - Lab Blank samples
 - Lab Duplicate samples
 - Lab Spiked samples
 - Control Limits
 - Lab Control samples
Risk Assessment

 Tujuan utama kesehatan kerja:


 Perlindungan pekerja dari bahaya
kesehatan
 Promosi kesehatan

 Aspek fundamental proteksi kesehatan:


 Health risk management
 Informasi dan pelatihan
 First aid
 Terapi medis
Health risk management

 Proses bertahap dan berkesinambungan


 Target: menurunkan risiko pada tahap
tidak bermakna
 Peranan semua pihak
Tujuan Manajemen Risiko

 Minimasi kerugian
 Meningkatkan kesempatan/peluang
 Memotong mata rantai kejadian kerugian
 Pencegahan terhadap terjadinya
kerugian akibat kecelakaan &/ penyakit
akibat kerja
Risk Management
Hazard Identification

Dose-effect assesment
Health Exposure Exposure
status Assesment Measur.
gy
EpIdemiolo

Control
Risk characterization measure

Health Surveilance
Medical Biological
Surveilance Monitoring

Records
Hazard Identification

 Mengidentifikasi dan membuat daftar


toksikan
 Mendapatkan MSDS
 Mengkategorikan kelompok bahaya
 Mengidentifikasi pelarut dan bahan inert
lainnya dan mencatat efek toksik
Exposure assesment

 Evaluasi kualitatif dan kuantitatif pola


pajanan
 Jenis tugas dan pengelompokan risiko
yang sama
 Berdasarkan aktivitas atau pengukuran
aktual
 Observasi
 Pengamatan pada saat mixing dan loading
 Pengamatan saat penggunaan

 Pengamatan saat pembersihan alat

 Periksa higiene personal

 Pengukuran pajanan
Risk Characterization

 Mengevaluasi besarnya risiko toksisitas


 Penilaian efek buruk dan kemungkinan
terkena
 Assesment awal berdasarkan toksisitas
spesifik
 Perkiraan risiko: negligible, acceptable,
atau not acceptable.
ACCEPTABLE RISK PROFILE

6
5
4
3

1 2 3 4 5 6 7
CONSEQUENCY CATEGORIES
Qualitative Risk Assessment.

4 Very
High

3
High

2 Mode-
rate

1 Low

0 Trivial

0 1 2 3 4
Karakterisasi Risiko

Toksisitas Pajanan Risiko


Tinggi Tinggi Sangat tinggi
Tinggi Medium Tinggi
Tinggi Rendah Tinggi / Medium
Tinggi Sangat rendah Medium / Rendah
Medium Tinggi Tinggi / Medium
Medium Medium Medium
Medium Rendah Rendah / Medium
Rendah Tinggi Rendah / Medium
Rendah Medium Rendah
Rendah Rendah Negligible
Hirarki Manajemen Risiko

 Eliminasi
 Substitusi
 Reduksi cara teknis
 Isolasi
 Ventilasi dll.
 Reduksi cara administratif
 SOP
 Edukasi dll.
 Alat pelindung diri
Health Surveilance

 Penilaian regular status kesehatan tdd


medical surveilance dan biological
monitoring
 Jenis dan frekuensi pemeriksaan
ditetapkan oleh dokter.
 Medical Surveilance:
 Pre placement medical examination
 Menetapkan kemampuan fisik
 Identifikasi kondisi medik yg dpt diperburuk

 Menetapka baseline data

 Periodical medical examination


 Deteksi dini efek toksik
 Deteksi perubahan status kesehatan

 Returning to work medical examination


Record / Pencatatan

 Identifikasi kecenderungan
 Memenuhi syarat legal  30 th
 Dokumentasi klaim kompensasi
 Pemantauan kinerja kesehatan kerja
Control Measures / Pengendalian

 Substitusi
 Pengendalian tehnik
 Penyempurnaan proses kerja
 APD
Informasi, Instruksi dan Pelatihan

 Memahami paling tidak dasar bahaya


kesehatan terkait toksikan
 Terbiasa dengan praktik kerja yang benar
 Penggunaan APD yang tepat
 Menerapkan praktik higene personal
 Mengenal gejala dan tanda awal
 Menentukan pertolongan pertama secepatnya
Penerapan MSDS

 Masalah;
 Jenis toksikan terus bertambah
 MSDS, Label dan Klasifikasi Bahaya yang
berbeda-beda antar Negara
Contoh; Cut off point acute toxicant kelas 1:
EU : LD 50 = 25 mg/kg BB
USA: LD 50 = 50 mg/kg BB
Contoh
mg/kg UN EU USA JPN GHS

5000

Category 5
Carbon disullfide 75-15-0
3000

2000

Bromoethane 74-96-4

Harmful

Category 4
1000

Harmful Xn
Benzonitrile 100-47-0

500

Phenol 108-95-2
300 Liquid
Relatively low risk

Dimethyl sulfate 77-78-1


200

Category 3
Toxic

Deleterious
Acrylamide 79-06-1
Solid

100
Epichlorohydrin 106-89-8
Toxic T

Allyl alcohol 107-18-6

50
Nicotine 54-11-5
2,4-Dinitrophenol 51-28-5
30
Sodium azide 26628-22-8

Category 2
20
Serious risk

Acetone cyanohydrin 75-86-5

Tetraethyllead 78-00-2
10

4,6-Dinitro-o-cresol 534-52-1

5
Yellow phosphorus 7723-14-0

Strychinine 57-24-9
Very severe risk

Very Toxic T+

2
Highly toxic

Category 1
Poisonous

Mercuric chloride 7484-94-7


1

TEPP 107-49-3
FORMAT MSDS YANG BERBEDA
ANTAR NEGARA
Globally Harmonized System

 Program Internasional untuk MSDS, label,


dan klasifikasi bahan kimia

 Akan diadopsi oleh negara maju dan


berkembang di seluruh dunia

 Target
 2006:perubahan peraturan di masing-masing
negara
 2008:implementasi penuh di seluruh dunia
Pengertian
• GHS adalah suatu sistem klasifikasi bahaya
bahan kimia serta cara pembuatan
label/kodefikasi yang diberlakukan secara global
dengan tujuan melindungi kesehatan umat
manusia maupun lingkungan hidup
Tujuan
• Memastikan produksi, penggunaan,
pengangkutan dan pembuangan bahan
kimia secara aman.
• Sistem terpadu tentang
pengendalian/penanganan bahan kimia
sesuai dengan “life-cycle” bahan kimia
mulai dari produksi sampai dengan
pembuangannya
Format MSDS
Sections Format Kepmenaker Format GHS
1 Identitas Perusahaan Identitas Perusahaan
2 Komposisi Bahan * Identifikasi Bahaya *
3 Identifikasi Bahaya * Komposisi Bahan *
4 Tindakan P3K Tindakan P3K
5 Tindakan Penanggulangan Kebakaran Tindakan Penanggulangan Kebakaran
6 Tindakan Penanggulangan Kebocoran Tindakan Penanggulangan Kebocoran dan
dan Tumpahan Tumpahan
7 Penyimpanan dan Penanganan Bahan Penyimpanan dan Penanganan Bahan
8 Pengendalian Pemaparan dan APD Pengendalian Pemaparan dan APD
9 Sifat Fisika dan Kimia Sifat Fisika dan Kimia
10 Stabilitas dan Reaktifitas Bahan Stabilitas dan Reaktifitas Bahan
11 Informasi Toksikologi Informasi Toksikologi
12 Informasi Ekologi Informasi Ekologi
13 Pembuangan Limbah Pembuangan Limbah
14 Informasi Untuk Pengangkutan Bahan Informasi Untuk Pengangkutan Bahan
15 Informasi Perundang-undangan Informasi Perundang-undangan
16 Informasi Lain Informasi Lain
Informasi Toksikologi

Urutan 11
 Rute Kontak Masuk yang mungkin terjadi,
Gejala menyangkut bahaya fisika, kimiawi
dan karakteristik racun.
 Efek kronis, efek tertunda dan efek yang
langsung terjadi dari pemaparan jangka
pendek atau panjang.
 Nilai toksisitas (LD, LC), Iritasi, dll
 Data informasi lain yang mendukung.
Contoh Format MSDS Indonesia Saat Ini
MSDS Indonesia - Chemwatch
MSDS GHS Indonesia - Chemwatch
Contoh Format MSDS GHS 2008
Sumber informasi
 American Conference of Governmental Industrial Hygienists. Documentation of
the
 Threshold Limit Values and Biological Exposure Indices.
 Clayton, GD, Clayton FE, eds. Patty's Industrial Hygiene and Toxicology.
 Amdur, MO, Doull, J, Klaassen, CD, eds. Casarett and Doull's Toxicology, the
Basic Science of Poisons.
 Dreisbach, RH. Handbook of Poisoning. Los Altos, CA: Appleton and Lange
 Finkel, J, ed. Hamilton and Hardy's Industrial Toxicology, Acton, MA: Publishing
Sciences Group
 Louis, RJ, Tatken, RL, eds. Registry of Toxic Effects of Chemical Substances.
Washington, DC: NIOSH
 National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH). Criteria for a
Recommended Standard for Occupational Exposure to __________. Continuing
Series.
 Sax, NI. Dangerous Properties of Industrial Materials. Reinhold

Anda mungkin juga menyukai