Anda di halaman 1dari 11

Electrochemiluminescence

Immuno Assay (ECLIA)

Kelompok 6: Pertiana Nugrahani (1611E1051)


Riski Fauzi (1611E10)
Reka Maulana (1611E10)
Sartika Dwi Jayanti (1611E1064)
Silmy (1611E10)
Veny Meilania (1611E1080)
Electrochemiluminescence
Immuno Assay (ECLIA)

ECLIA adalah emisi atau pancaran cahaya oleh produk yang distimulus
oleh suatu reaksi kimia atau suatu kompleks cahaya.
Kompleks ikatan antigen antibodi yang terjadi akan menempel pada
streptavidin-coated microparticle. Metode ECLIA yang menggunakan
metode kompetitif dipakai untuk menganalisis substrat yang mempunyai
berat molekul yang kecil. Sedangkan prinsip sandwich digunakan untuk
substrat dengan berat molekul yang besar.
Prinsip Pemeriksaan serologi metode
ECLIA

Metode Electrochemiluminescence Immunoassay


menggunakanruthenium(II) tris(bipyridyl) [Ru(bpy)3 2+] sebagai labelnya
dan bereaksi dengan tripropilamine (TPA) pada permukaan elektroda pada
panjang gelombang 620nM. Dengan menggunakan label Mi, beberapa
pemeriksaan dapat dilakukan pemeriksaan,flowcytometry dengan
menggunakan butiran magnet pada fase padat. Butiran magnet akan
tertangkap permukaan elektroda dan label yang tidak terikat dibuang
dengan cairan dasar. Reaksi electrochemiluminescent terjadi pada saat label
telah terikat dan emisi cahaya akan dihitung melalul tabung fotomultiplier.
Kelebihan menggunakan metode ECLIA

 Reagen lebih stabil


 Waktu pengerjaan cepat
 Tidak menggunakan label radiasi
Perbedaan ECLIA dan ELISA

 ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay) adalah


tahapan reaksi antigen-antibodi yang saling berikatan
membentuk ikatan kovalen yang saling
melekat(sorbent).Reaksi ini bersifat enzimatik.
 ECLIA(Electro Chemiluminesencent Immuno Assay)
berdasarkan reaksi electro Chemiluminesencent yang
artinya adalah pelepasan pendarahan cahaya ketika
suatu elektron dilepaskan karena adanya transisi energy
karena eksitasi elektron dalam suatu reaksi redoks.
Tahapan pemeriksaan ECLIA
 Inkubasi pertama: antigen dari sampel (50µL), antibodi
biotinilasi poliklonal spesifik dan antibodi monoklonal spesifik
yang telah dilabel dengan kompleks ruthenium membentuk
kompleks sandwich.
 Inkubasi kedua: setelah penambahan mikropartikel yang
dilapisi oleh streptavadin terjadi kompleks antigen antibodi
melalui interaksi biotin dan streptavadin.
 Gabungan reaksi ini diaspirasikan kedalam sel pengukur
elektrokimia dimana substansi yang tidak terikat dicuci dan
kemudian dipindahkan oleh buffrer procell. Sedangkan
kompleks imun yang terbentuk ditangkap secara magnetis.
Aplikasi dari voltase ke elektroda kemudian menginduksi emisi
cahaya chemiluminesence yang diukur dengan photomultiper.
 Hasilnya ditentukan melalui kurva kalibrasi yang digenerasikan
secara spesifik dengan instrumen dengan cara kalibrasi 2 titik
terhadap kurva master yang tersedia melalui barcode
reagensia.
 Jumlah cahaya yang dihasilkan berbanding lurus dengan kadar
analit
Contoh Pemeriksaan

 Pemeriksaan Triiodothyronine (T3)


Triiodothyronine berada dalam sirkulasi darah,sebagian
besar terikat pada protein plasma Thyroxine Binding
Globuline (TBG).Pengukuran T3 merupakan faktor penting
untuk mendiaknosa penyakit tiroid.
Pemeriksaan T3 juga dapat digunakan untuk monitoring
pasien hipertiroid yang sedang mendapatkan terapi
maupun pasien yang telah berhenti menggunakan obat anti
tiroid,dan sangat bermanfaat untuk membedakan pasien
eutiroid dan hipertiroid.
Cara Kerja:

 Inkubasi pertama 15 mikroliter sampel,antibiotik spesifik


T3 dilabel dengan kompleks ruthenium.
 Inkubasi kedua setelah ditambahkan T3 berlabel biotin
dan mikropartikel yang dilapisi streptavidin,komplek
yang terbentuk berikatan dengan fase solid melalui
interaksi biotin dengan streptavidin.
 Campuran reaksi dispirasi dalam cell pengukur dimana
mikropartikel secara magnetic ditangkap pada
permukaan elektroda.Substansi yang tidak berikatan
dibuang melalui procell.Aplikasi voltase (tegangan) pada
elektroda kemudian menginduksi emisi
chemilumenescent yang diukur oleh photomultiplier.
 Hasil ditetapkan melalui kurva kalibrasi.
 Nilai Normal: 1,3-3,1 nmol/L atau 0,8-2,0 ng/ml.

Anda mungkin juga menyukai