OLEH :
Aleksander Januarius Keraf 1308012026
Emilia Melnunia Kamuri 1308011011
PEMBIMBING :
dr. Geebert Jermia Massayang Tandiria Dundu
SUPERVISOR :
dr. Cahyono Kaelan, Sp. PA (K), PhD, SpS, DFM
Henky, Safitry O.Identifikasi korban bencana massal: praktik DVI antara teori dan kenyataan. IJLFS 2012; 2(1):p5-7.
RI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Anonim. Interpol disaster victim identification guide. 2014.
Henky, Safitry O. Identifikasi korban bencana massal : praktik DVI antara teori dan kenyataan p5-7.pdf
RI. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan_Bencana.pdf
Klasifikasi Bencana Alam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana
Tindakan :
- Pencarian
- Evakuasi
- Identifikasi
Ditangani
oleh :
Tim Medis DVI
&
Tim
Paramedis
Kemenkes. Pedoman teknis penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana (mengacu pada standar
internasional). 2011.
F AS
A SE - F A S E D V I
• Fase 1 – TKP
• Fase 2 – Post-Mortem
• Fase 3 – Ante Mortem
• Fase 4 – Rekonsiliasi
Fungsi
• Membandingkan data AM dengan PM
• Penetapan suatu identifikasi
• Mengkorfimasi apakah hasil yang
dicapai sudah memuaskan semua pihak
(Tim)
Primer Sekunder
FINGER PRINT MEDICAL DATA
Galloway V, Charlton D. Fingerprints. In: Thompson T, Black S. Forensic Human Identification: An Introduction. Boca
Raton: CRC Press. 2007; p. 57-72.
Sidik Jari
Interpol DVI. Disaster Victim Identification Guide. [cited 2011 Jun 22]. Available from:
http://www.interpol.int/Public/Disastervictim/guide/default.asp.
Pola Sidik Jari
Galloway V, Charlton D. Fingerprints. In: Thompson T, Black S. Forensic Human Identification: An Introduction. Boca
Raton: CRC Press. 2007; p. 57-72.
Pengambilan sidik jari
Dix Jay. Identification. Color Atlas Of Forensic Pathology. CRC press LLC. United
States of America. 2000
Forensic Dental
Analysis
Anatomi Gigi Manusia
Morfologi Gigi Susu
• Jumlah 20 buah
Harshaunur, Itjingningsih W. Anatomi Gigi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1995; 17-52.
Morfologi Gigi Permanen
• Jumlah 28 – 32
Bernstein, M. Forensic Odontology. In : Eckert, William G. Introduction to Forensic Sciences 2 nd Edition. Boca Raton :
CRC Press LLC. 1997 ; 304-28.
Identifikasi Dental Perbandingan
Sebagai suatu metode identifikasi pemeriksaan gigi
memiliki keunggulan
Gigi postmortem tetap dibandingkan dengan dental record
antemortem, termasuk catatan tertulis, study casts,
radiografi, untuk mengenali identitas korban.
Persamaan dan perbedaan yang didapatkan dari kedua
dental record (postmortem dan antemortem) harus dicatat.
Pretty, I.A., D. Sweet. A Look at Forensic Dentistry – Part 1 : The Role of Teeth in the Determination of Human Identity.
In : British Dental Journal Vol.190 No.7. 2001; 359-66.
Contoh perbandingan radiografi dental postmortem dan antemortem untuk
menentukan identitas. Pola, bentuk dan ukuran perawatan gigi tampak dalam
satu gambar radiografi (record) yang kemudian dibandingkan dengan sifat dan
karakteristik yang serupa pada gambar radiografi lainnya.
Profil Dental Postmortem
Pretty, I.A., D. Sweet. A Look at Forensic Dentistry – Part 1 : The Role of Teeth in the Determination of Human Identity.
In : British Dental Journal Vol.190 No.7. 2001; 359-66.
Penentuan Jenis Kelamin
Berdasarkan kaninus mandibulanya.
Anderson mencatat bahwa pada 75% kasus,
mesio distal pada wanita berdiameter kurang
dari 6,7 mm, sedangkan pada pria lebih dari
7 mm.
Saat ini sering dilakukan pemeriksaan DNA
dari gigi untuk membedakan jenis kelamin.
Bernstein, M. Forensic Odontology. In : Eckert, William G. Introduction to Forensic Sciences 2 nd Edition. Boca Raton :
CRC Press LLC. 1997 ; 304-28.
Penentuan Ras
Ras Mongoloid :
Shovel-shaped insisivus
Akar distal tambahan pada molar pertama
mandibula ditemukan pada 20% mongoloid
dan hanya 1% pada kaukasoid..
Lengkungan palatum berbentuk elips dengan
dasar yang lebih datar.
Batas bagian bawah mandibula berbentuk
lurus.
Bernstein, M. Forensic Odontology. In : Eckert, William G. Introduction to Forensic Sciences 2 nd Edition. Boca Raton :
CRC Press LLC. 1997 ; 304-28.
Shovel-shaped incisors pada seorang wanita China
Ras Kaukasoid adalah sebagai berikut:
Cusp Carabelli, yakni berupa tonjolan tambahan pada
permukaan mesiolingual yang hamper selalu
ditemukan pada gigi molar pertama permanen
maksilaris dan pada gigi susu molar kedua
mandibularis.
Pendataran daerah sisi bucco-lingual pada gigi
premolar kedua dari mandibula.
Maloklusi pada gigi anterior.
Palatum sempit, mengalami elongasi,
berbentuk lengkungan parabola.
Dagu menonjol.
Bernstein, M. Forensic Odontology. In : Eckert, William G. Introduction to Forensic Sciences 2 nd Edition. Boca Raton :
CRC Press LLC. 1997 ; 304-28.
Mesiolingual cusps of Carabelli pada gigi molar pertama
atas dari seorang ras Caucasoid.
Ras Negroid adalah sebagai berikut:
Pada gigi premolar 1 dari mandibula terdapat dua
sampai tiga tonjolan pada permukaan lingual.
Central diastema.
Protrusi bimaksila, tulang alveolar maksila dan
mandibula menonjol dengan gigi seri miring ke
arah labium
Tuberkulum intermedium, terdapat penonjolan
tambahan diantara distolingual dan mesiolingual
pada gigi molar pertama.
Sekitar 20 persen orang ras negroid sudah tidak
menunjukkan ciri tersebut karena telah terjadi
perkawinan silang ras.
Bernstein, M. Forensic Odontology. In : Eckert, William G. Introduction to Forensic Sciences 2 nd Edition. Boca Raton :
CRC Press LLC. 1997 ; 304-28.
DNA Analysis
Analisis DNA
Pengambilan sampel DNA
Identifikasi Visual
Properti
Data Medis
KESIMPULAN
Tim DVI dibentuk untuk proses pengidentifikasian korban
mati. Proses identifikasi korban bencana dibedakan atas fase
TKP, fase post mortem, fase ante mortem, dan fase rekonsiliasi.
Bencana massal memiliki spesifikasi identifikasi tertentu yang
berbeda antara kasus satu dengan yang lain berdasarkan bahan
yang akan diperiksa sesuai dengan keadaan jenazah yang
ditemukan.
Metode identifikasi terbagi menjadi identifikasi primer dan
identifikasi sekunder. Identifikasi primer meliputi identifikasi
sidik jari (Fingerrint Analysis), gigi (Forensic Dental
Analysis), pemeriksaan DNA (DNA Anaysis). Kemudian untuk
identifikasi sekunder terbagi menjadi identifikasi visual,
property dan data medis.
TERIMA KASIH