BLOK
Emergency medicine
PENYUSUN
Aridamuariany Lubis
Asrul
Aznan Lelo
Bastian Lubis
Cut Putri Hazlianda
Dedi Ardinata
Dewi Masyithah Darlan
Elvita Rahmi Daulay
Ferryan Sofyan
Gema Nazri Yanni
Iman Dwi Winanto
Kiking Ritarwan
Masrul Lubis
Noni Soeroso
Radita N.A. Ginting
Rodiah Rahmawati Lubis
Steven Tandean
T. Bob Haykal
Vita Camelia
I. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Secara klinis kegawatan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berada dalam
keadaan kritis dan jika tidak dilakukan suatu usaha atau tindakan akan menyebabkan
kematian. Misi dari Emergency Medicine meliputi evaluasi, tatalaksana, pengobatan dan
pencegahan penyakit dan cedera yang tidak diharapkan.
Kegawatan membutuhkan pemikiran dan tindakan yang cepat dan luas. Setiap dokter
umum harus terlatih dan siap secara intelektual maupun emosi untuk berhadapan dengan
setiap kegawatan. Dalam blok emergency mahasiswa dibekali dengan pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk mampu menghadapi kegawatan. Mahasiswa
diharapkan akan memiliki kepekaan terhadap keadaan krisis (sense of crisis) sehingga
mampu mengenali kegawatan dan segera memberikan tindakan yang tepat.
Blok Emergency Medicine dibagi dalam dua tahap, yaitu Blok Emergency Medicine – 1
dan Blok Emergency Medicine – 2 yang masing-masing terdiri dari 3 SKS, dilaksanakan
selama 9 (sembilan) minggu.
Tujuan umum blok ini, membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan
dalam menilai pasien kritis, melakukan tindakan pendahuluan dan merujuk ke konsultan/
institusi yang sesuai.
III. TUJUAN
TUJUAN MODUL
Tujuan Umum
Melalui blok Emergency Medicine ini mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi yang
harus dimiliki oleh seorang dokter layanan primer, yaitu:
1. Komunikasi efektif
2. Keterampilan klinik dasar
3. Landasan ilmiah ilmu kedokteran
4. Pengelolaan masalah kesehatan
5. Pengelolaan informasi
6. Mawas diri dan pengembangan diri
7. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktek
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan Blok Emergency Medicine ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. berkomunikasi efektif baik verbal maupun nonverbal secara santun dalam upayanya
mengelola pasien dengan masalah kegawatdaruratan dengan mengintegrasikan
penalaran klinis dan biomedis sehingga menunjang terciptanya kerja sama yang baik
antara dokter dengan pasien, keluarga, komunitas, dalam penanganan masalah
gawat darurat.
2. melakukan penilaian dan pemeriksaan fisik yang lengkap dengan teknik yang tepat
serta mencatat riwayat penyakit secara lengkap dan kontekstual.
3. menjelaskan semua prosedur klinik rutin dan menganalisis data sekunder pasien
gawat darurat dengan mengintegrasikan ilmu biomedik dan ilmu klinik.
4. memilih berbagai prosedur klinik, laboratorium, dan penunjang lain dan menafsirkan
hasilnya.
5. melakukan tindak pencegahan dan tindak lanjut dalam tata laksana masalah gawat
darurat dengan mempertimbangkan keterbatasan ilmu dalam diagnosis maupun tata
laksananya.
6. peka terhadap tata nilai pasien dan mampu memadukan pertimbangan moral dan
pengetahuan/keterampilan klinisnya dalam memutuskan masalah etik yang berkaitan
dengan kegawatdaruratan.
7. mengembangkan ketertarikan dalam melakukan riset yang berkaitan dengan
masalah-masalah kegawatdaruratan.
TUJUAN MAHASISWA
Sasaran Pembelajaran Terminal
Bila dihadapkan pada data sekunder tentang masalah klinik, laboratorik, dan
epidemiologik masalh kegawatdaruratan, mahasiswa tahap II yang telah menjalani blok
Emergency Medicine mampu menafsirkan data tersebut dan menerapkannya dalam
langkah pemecahan masalah yang baku termasuk tindakan pencegahan dan rujukan,
dengan menggunakan teknologi kedokteran dan teknologi informasi yang sesuai, dengan
selalu memperhatikan konsep dan pertimbangan etik.
2. Apabila diberi kasus atau pasien simulasi dengan masalah gawat darurat, mahasiswa
mampu:
a. Melakukan keterampilan komunikasi efektif dalam menyampaikan berita buruk
(breaking bad news).
b. Melakukan penilaian awal (initial assessment) pada kasus gawat darurat.
c. Menetapkan masalah kegawatdaruratan untuk melakukan tindakan
penyelamatan.
d. Melakukan tindakan pendahuluan sesuai dengan masalah kegawatdaruratan
yang ada pada pasien.
e. Menentukan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk menegakkan
diagnosa.
f. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan penunjang pasien dengan masalah gawat
darurat.
g. Menetapkan diagnosis berdasarkan gejala dan tanda pada pasien serta
menjelaskan mekanisme yang mendasarinya.
h. Menyusun rencana tatalaksana masalah pasien gawat darurat secara
komprehensif termasuk rencana rujukan.
3. Bila diberi data masalah gawat darurat dalam suatu komunitas, mahasiswa mampu:
a. Menentukan besarnya masalah kegawatdaruratan dalam masyarakat.
b. Menentukan faktor penyebab/risiko masalah kegawatdaruratan dalam
masyarakat dan dapat menghubungkan faktor tersebut dengan masalah yang
didapat.
c. Membuat rencana pencegahan primer dan sekunder dan rencana rehabilitasi
pada masalah kegawatdaruratan di masyarakat.
.
EMERGENCY MEDICINE – 1
Pendahuluan Pengenalan Blok Emergency Medicine Mahasiswa akan memperoleh IT-MEU EM-F
gambaran umum mengenai
blok Emergency Medicine
melalui pemutaran film dan
ceramah
11.1. HEMORRHAGIC SHOCK IN THE 1. Apply the basic principles Anestesiologi & EM1-K10
INJURED PATIENT: of treatment of Reanimasi
11.1.1. Definition of hemorrhage haemorrhagic shock to the 1. dr. Raka Jati
11.1.2. Direct effects of hemorrhage patient’s clinical response Prasetya, M.
11.1.3. Fluid changes secondary to soft to therapy Ked(An), SpAn
tissue injury 2. dr. Bastian Lubis,
M. Ked(An), SpAn,
11.2. INITIAL MANAGEMENT OF KIC
11. INITIAL HEMORRHAGIC SHOCK:
MANAGEMENT
11.2.1. Physical examination:
OF
HEMORRHAGI 1. Airway and breathing
C SHOCK 2. Circulation – hemorrhage control
3. Disability – Neurologic
examination
4. Exposure – complete examination
5. Gastric dilatation –
decompression
6. Urinary catheter insertion
11.3. Vascular access lines
11.4. INITIAL FLUID THERAPY
12.1. EVALUATION OF FLUID Anestesiologi & EM1-K11
RESUSCITATION AND ORGAN Reanimasi
PERFUSION
12.1.1. General 1. dr. Akhyar H. Nst,
12.1.2. Urinary output SpAn, KAKV
12.1.3. Acid/ Base balance 2. Prof. dr.
Achsanuddin
THERAPEUTIC DECISIONS BASED Hanafie, SpAn,
ON RESPONSE TO INITIAL FLUID KIC, KAO
12. EVALUATION
RESUSCITATION:
OF FLUID
12.2.1.Rapid response
RESUSCITAT
12.2.2. Transient response
ION AND
12.2.3. Minimal or no response
ORGAN
PERFUSION
10.3. BLOOD REPLACEMENT
10.3.1. Packed red blood cells vs.
Whole blood therapy
10.3.2. Crossmatched, Type specific,
and Type O blood
10.3.3. Warming fluids – plasma and
crystalloid
10.3.4. Autotransfusion
10.3.5. Coagulopathy
10.3.6. Calcium administration
28.3. Insertion:
28.3.1. Gastric tube
28.3.2. Urinary catheter
28.4. Blood and urine sampling
28.5. Diagnostic peritoneal
Lavage
29. SPECIAL 29.1. X-ray Studies 1. Describes the diagnostics Radiologi EM1-K25
DIAGNOSTIC 29.2. Diagnostic ultrasound and discuss the utility and 1. dr. Henny M.
STUDIES in 29.3. Computed tomography limitations of the procedure Sipahutar, SpRad
BLUNT 2. dr. Armen H.
TRAUMA Rangkuti,
SpRad(K)
30. THE 30.1. Akut abdomen: 1. Definisi Bedah Digestive EM1-K26
DIGESTIVE 30.1.1. Peritonitis 2. Gejala klinis dan 1. Prof. dr. Bahctiar
SYSTEM 30.1.2. Ileus diagnosis Surya, SpB-KBD
EMERGENCI 30.1.3. Apendisitis 3. Penatalaksanaan 2. dr. Adi Muradi,
ES SpB-KBD
30.2. Perdarahan saluran cerna
31. 31.1.Anticholinergic syndrome 1. Clinical features IPD EM1-K27
TOXICOLOGY 31.2.Physcho-pharmacologic agents 2. Diagnosis and 1. dr. Zuhrial Zubir,
31.3.Sedative hypnotic differentials diagnosis
SpPD, K-AI
31.4.The alcohol 3. Emergency treatment
31.5.Drugs abuse 4. If standard treatment 2. dr. Tambar
31.6.Analgesic fails Kembaren, SpPD,
31.7.Xanthines KPTI
30.8 Cardiac medications 3. dr. Rahmad
30.9.Organophosphate Isnanta, SpPD, K-
30.10.Toxic gases KV
4. dr. Wika Hanida
Lubis, M.Ked(PD),
SpPD, FINASIM ,
K-Psi
5. dr. Dairion Gatot,
M.Ked, SpPD,
KHOM
6. dr. Masrul Lubis,
SpPD, KGEH
1. Pharmacologyc Therapy Farmakologi EM1-K28
for drugs or substance 1. dr. Datten Bangun,
poisonings MSc, SpFK
2. Dr. rer. medic. dr.
M. Ichwan, MSc
EMERGENCY MEDICINE – 2
Dept/ Kode
Pokok Bahasan Specific Learning Objectives Ruangan
Narasumber Tahapan
PRAKTIKUM Menjelaskan prinsip SPSS TIM CRP6-Pr1 Lab.
KOMPUTER SPSS Membuat variabel Komputer
Entri data
Transform
Sort dan Selelct
PRAKTIKUM Uji Validitas dan Reliabilitas data TIM CRP6-Pr2 Lab.
KOMPUTER SPSS dengan menggunakan SPSS Komputer
Dept/ Kode
Pokok Bahasan Specific Learning Objectives
Narasumber Tahapan
KEGIATAN Diskusi Mahasiswa dengan dosen
PENYUSUNAN pembimbing
PROPOSAL PENELITIAN
PRAKTIKUM Menjelaskan prinsip SPSS TIM CRP6-Pr1
KOMPUTER SPSS Membuat variabel
Entri data
Transform
Sort dan Selelct
PRAKTIKUM Uji Validitas dan Reliabilitas data TIM CRP6-Pr2
KOMPUTER SPSS dengan menggunakan SPSS
PRESENTASI Presentasi proposal
PROPOSAL mahasiswa,dosen pembimbing,
dosen penguji dan oponen
PENGUMPULAN MEU
PROPOSAL KE MEU
Tenaga kerja Tenaga Kerja Per UU tenaga kerja wanita dan anak
wanita dan anak Karakteristik tenaga kerja anak dan wanita
Faktor-faktor fisik dan kimia di tempat kerja CHOP4-K13 IS/YK
yg mempengaruhi wanita dan anak
ILMU FILSAFAT
BAHASA INDONESIA
BAHASA INGGRIS
VI. REFERENSI
Neurologi Principles of Victor M & Ropper Mc Graw Hill, New 8th ed/ 2007
Neurology A.H York
Clinical Neurology Graeme J.H & Manson, London 1st ed/ 2008
Joanna MW
Basic Neurology Gilroy J Mc Graw Hill, New 3rd ed/ 2000
Buku Panduan Mahasiswa
Emergency Medicine
Kurikulum FK USU 2019 25
York
Current Diagnosis John C.M.B Mc Graw Hill, New 2008
and Treatment York
Spinal Cord Injury Michael E.S et al American 2008
Academy of
Neurology, New
York
Konsensus Nasional Prof DR.dr. Hasan PERDOSSI, 2005
Diagnostik Dan Sjahrir, SpS(K) Jakarta
penatalaksanaan
Nyeri Kepala .
Nyeri Kepala dan Prof DR.dr. Hasan Pustaka Cendikia 2008
Vertigo Sjahrir, SpS(K), Press,Yogyakarta
Konsensus Nasional Dr. Lyna Soertidewi, PERDOSSI, 2006
Penanganan Trauma SpS(K), dkk Jakarta
Kapitis dan Trauma
Spinal
Pedoman Harsono, Endang K, PERDOSSI, Edisi ketiga/
Tatalaksana Epilepsi Suryani G Jakarta 2008
The Lancet, Graeme J.H Elsevier, Edinburg 2006
Handbook of
treatment in
Neurology
Ilmu Penyakit Mata. Ilmu Penyakit Mata. Ilyas, S. FK UI. Jakarta 1999
Oftalmologi Umum. Vaughan, D. Widya 2000
(Terjemah) Medika.Jakarta
Kedaruratan dalam Ilyas, S. FK UI. Jakarta 2005
Ilmu Penyakit Mata
American academy of 2006-2007
ophthalmology,
Ilmu Kedokteran Ilmu Kedokteran JIwa Kaplan HI, Sadock Widya Medik, 1998
Jiwa Darurat (Edisi BJ. Jakarta
Terjemahan)
Dari A sampai Z Kusuma W. Saputra Professional 1997.
Kedaruratan L, Books, Jakarta
Psikiatrik dalam
Praktek.
Catatan Ilmu Maramis WF. Airlangga 1980.
Kedokteran Jiwa. University Press,
Surabaya
On Call Psychiatry. Bernstein CA, Philadelphia: 1997.
Ladds BJ, Maloney W.B.Saunders
AS, Weiner ED. Company
Comperehensive Slaby AE, Dubin Philadelphia: Vol II. Edisi
Textbook of WR, Baron DA. Lippincott Williams kedelapan.
Psychiatry. Dalam: Sadock BJ, & Wilkins, 2005. h.
Sadock VA, ed. 2453-71.
Ilmu Penyakit Kulit Andrew’s Disease of Odom RB, James WB Saunders Co 9th Ed.
dan Kelamin the Skin WD, Gerbes TG
Penyakit Kulit Dan Harahap M FKUI, Jakarta 2000, edisi 2
Kelamin
Ilmu Penyakit Kulit Djuanda A, FKUI, Jakarta 2003, edisi 3
dan Kelamin
Ilmu Penyakit Dalam Williams Textbook of Larsen 10thed.,
Endocrinogy 2003
Oxford Textbook of 4th edition
Medicine .March 2003
Bioetika Bioetik dan Hukum Sampurna, Pustaka Dwipar, - 2005
Kedokteran, Budi Zulhasmar Syamsu, Yakarta Timar,
Tjetjep Dwija
Siswaja,
Kuliah hanya bertujuan untuk memberikan konsep dasar dalam memahami materi-materi
yang berhubungan dengan emergency medicine sehingga akan memudahkan
mahasiswa dalam membaca buku teks, dan referensi lainnya. Kuliah tidak bertujuan
untuk memberikan isi keseluruhan dari materi, dengan demikian kepada mahasiswa
diwajibkan untuk membaca referensi yang dianjurkan. Satu kali pertemuan kuliah
dilaksanakan dalam waktu lima puluh menit.
Diskusi dilaksanakan dalam kelompok kecil yang masing-masing terdiri dari 12-15
mahasiswa dan didampingi oleh seorang tutor yang berperan sebagai fasilitator bukan
narasumber, dan berlangsung selama 3x50 menit untuk setiap pertemuan tutorial.
1. Mengkaji lingkup bahasan dengan membaca referensi yang dianjurkan, karena kuliah
pada hakikatnya hanya memberikan konsep dasar dari materi, dan pertemuan tutorial
akan memicu mahasiswa untuk mengintegrasikan pemahaman konsep dalam
menyelesaikan masalah.
SKILLS LAB.
Skills lab dilaksanakan di Ruang Skills Lab. FK USU sesuai jadwal kegiatan. Mahasiswa
dibagi dalam 10 (sepuluh) kelompok yang terdiri dari 45 mahasiswa per kelompok (sesuai
kelompok praktikum selama ini), yang akan dibimbing oleh fasilitator.
RUANG KULIAH
Kuliah dilaksanakan di Ruang Kuliah Semester V/VI (untuk kelas A1 dan B1) dan Ruang
Kuliah Semester V/VI (untuk kelas A2 dan B2).
RUANG DISKUSI/TUTORIAL
Diskusi dilaksanakan di ruang-ruang berikut ini:
PRAKTIKUM
Kegiatan Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Komputer Gedung Abdul Hakim FK
USU Lt. II.
SKILLS LAB.
Kegiatan skills lab. dilaksanakan di Ruang Skills Lab. FK USU sesuai dengan kelompok
praktikum selama ini.
1. Blok Utama
Komponen evaluasi pembelajaran mahasiswa pada blok utama terdiri dari:
Ujian Mid term = 40%
Ujian Final term = 40%
Proses tutorial = 20%
Total = 100%
Ujian mid dan final term merupakan ujian tulis berbentuk pilihan berganda
(multiple choice questions) yang terdiri dari materi perkuliahan dan tutorial.
Proses tutorial dinilai oleh setiap fasilitator terhadap kinerja dan kompetensi
yang diperlihatkan oleh setiap mahasiswa selama proses tutorial berlangsung.
2. Blok Pendamping
Komponen evaluasi pembelajaran mahasiswa pada blok pendamping terdiri
dari:
Ujian Tengah Semester = 50%
Ujian Akhir Semester = 50%
Total = 100%
KETENTUAN UJIAN
Setiap mahasiswa harus mematuhi Buku Panduan Akademik. Ketentuan ujian untuk
Tahun Akademik 2011-2012 adalah sebagai berikut:
1. Kehadiran minimal kegiatan kuliah 80%, tutorial 80%, pleno pakar 80%, dan
praktikum 100%.
2. Apabila berhalangan hadir dalam proses kegiatan akademik tersebut,
mahasiswa harus menyerahkan surat pemberitahuan (izin atau keterangan
sakit dari dokter) kepada Divisi SDM Medical Eduation Unit (MEU) dan
menyimpan sendiri satu kopi sebagai arsip seandainya diperlukan
sesewaktu.
3. Ketentuan bagi mahasiswa yang tidak memenuhi kehadiran minimal tanpa
pemberitahuan:
A. Mahasiswa tetap dapat mengikuti ujian, namun seluruh nilai proses
tutorialnya akan dibatalkan atau dianggap nol.
B. Apabila gagal dalam ujian, maka ia tidak berhak mengikuti ujian remedial
pada semester berjalan.
C. Ujian remedial hanya dapat diikuti pada semester bersangkutan tahun
akademik berikutnya: remedial semester ganjil dilakukan pada semester
ganjil dan remedial semester genap pada semester genap tahun
akademik berikutnya.
4. Ketentuan bagi mahasiswa yang berhalangan mengikuti ujian pada jadwal
reguler:
A. Mahasiswa bersangkutan harus menyerahkan surat pemberitahuan (izin
atau keterangan sakit dari dokter) kepada Divisi Assessment MEU dan
menyimpan sendiri satu kopi surat tersebut sebagai arsip seandainya
diperlukan sesewaktu.
B. Mahasiswa pada poin A boleh mengikuti ujian pada jadwal remedial
semester berjalan.
C. Mahasiswa yang tidak mengikuti ujian tanpa keterangan akan diberi nilai
NA dan tidak berhak mengikuti ujian remedial pada semester berjalan.
D. Mahasiswa pada poin C hanya dapat mengikuti ujian remedial pada
semester bersangkutan tahun akademik berikutnya.
5. Ketentuan ujian remedial dan grand remedial:
A. Mahasiswa yang berhak mengikuti ujian remedial pada semester
berjalan adalah mahasiswa yang tidak lulus (nilai D dan E) yang
kehadirannya pada kegiatan akademik cukup, atau mahasiswa yang
berhalangan mengikuti ujian pada jadwal reguler dengan surat
keterangan (izin atau sakit).
B. Mahasiswa yang lulus dengan nilai C dan C+ hanya boleh mengikuti
ujian remedial satu kali, yakni pada semester berikutnya atau pada saat
grand remedial.
C. Nilai maksimal yang diperoleh melalui ujian remedial adalah B.
D. Ujian grand remedial berlangsung pada semester ganjil.