Anda di halaman 1dari 48

STIKES Banyuwangi

Institute of Health Sciences

Keselamatan & Kesehatan Kerja


di Laboratorium Kimia

Agus Putra Murdani, S.KM, M.Kes


Pusat Penjaminan Mutu
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

● K3 di Laboratorium Kimia

MENGAPA K3 LABORATORIUM PENTING ?


UNTUK MENCEGAH :
 Dampak buruk dari bahan kimia berbahaya
 Paparan organisme, penyakit, dll di laboratorium
 Bahaya peralatan laboratorium – jika tidak ditangani dengan benar
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

● Pengertian, Fungsi, dan Tipe Laboratorium

Pengertian Laboratorium
Laboratorium berasal dari kata laboratory yang memiliki pengertian yaitu :
1) Tempat yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan eksperimen atau melakukan
pengujian dan analisis di dalam sains/kimia (laboratory is a place equipped for
experimental study in a science or for testing and analysis)

2) Bangunan atau ruangan yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan penelitian ilmiah
ataupun praktek pembelajaran bidang sains (a building or room equipped for conducting
scientific research or for teaching practical science)

3) Tempat memproduksi bahan kimia atau obat (a place where chemicals or medicines are
manufacture)
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

● Pengertian, Fungsi, dan Tipe Laboratorium

Pengertian Laboratorium
Laboratorium berasal dari kata laboratory yang memiliki pengertian yaitu :
4) Tempat kerja untuk melangsungkan penelitian ilmiah (a workplace for the conduct of
scientific research)

5) Ruangkerja seorang ilmuwan dan tempat menjalankan eksperimen bidang studi sains
(kimia, fisika, biologi, dsb.) (the workplace a saintist also a place devoted to experiments in
any branch of natural science, as chemistry, physics, biology, etc.)
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

● Pengertian, Fungsi, dan Tipe Laboratorium

Pengertian Laboratorium
Permen PAN RB No. 03, 2010
Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan
tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk
kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan
peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan
pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

● Pengertian, Fungsi, dan Tipe Laboratorium


didactics of
science
education
Fungsi Laboratorium
Hodson
practicals
● Eksperimen (experiments)
● Kerja lab (laboratory work)
● Praktikum (practicals)
laboratory work
● Pelaksanaan didaktik pendidikan sains
(didactics of science education)

experiments
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Eksperimen (experiments) Praktikum (practicals)


Sbg rangkaian kegiatan (menyusun & mengoperasikan Sbg salah satu metode pembelajaran sains khususnya
alat, mengukur, dsb.) & pengamatan untuk memverifikasi kimia dengan fungsi :
& menguji suatu hipotesis berdasarkan bukti-bukti empiris ─ memperjelas konsep melalui kontak dg alat, bahan,
atau peristiwa alam secara langsung
Kerja lab (laboratory work) ─ meningkatkan keterampilan intelektual peserta didik
melalui observasi atau pencarian informasi scr
─ melatih keterampilan menggunakan alat lengkap & selektif yg mendukung pemecahan
─ melakukan eksperimen (percobaan) problem praktikum
─ mendemonstrasikan percobaan ─ melatih dlm memecahkan masalah
─ melakukan pengontrolan kualitas bahan baku ─ menerapkan pengetahuan & keterampilan thd situasi
─ pengontrolan kualitas produk industri yg dihadapi
─ ekshibisi (pameran) proses-proses kimia ─ melatih dlm merancang eksperimen
─ dsb. ─ menginterpretasi data
─ membina sikap ilmiah
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Praktikum di Laboratorium Masalah Peralatan


Prosedur Jawaban/ Jenis
Kerja Sasaran Praktikum
Hackling
Diberikan Diberikan Diberikan Diketahui Verifikasi
 Praktikum verfifikasi (verification)
 Ikuiri terbimbing (guided inquiry) Diberikan Diberikan Diberikan
Belum Inkuiri
diketahui terbimbing
 Inkuiri semi terbimbing (semi guided inquiry)
 Inkuiri bimbingan terbats (less guided inquiry) Diberikan Diberikan
Tidak Belum Inkuiri semi
diberikan diketahui terbimbing
 Inkuiri terbuka (open inquiry) = penelitian (open
Inkuiri
investigation) Diberikan
Tidak Tidak Belum
bimbingan
diberikan diberikan diketahui
terbatas
Tidak Tidak Tidak Belum Inkuiri
diberikan diberikan diberikan diketahui terbuka
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Praktikum Laboratorium

Misalnya suatu praktikum kimia bertujuan mengidentifikasi keberadaan ion Cl⁻ oleh Ag⁺ dg
memberikan endapan putih AgCl. Percobaan tsb telah disediakan peralatan yaitu tabung
reaksi, pipet tetes, larutan NaCl & larutan AgNO3. Prosedur kerja yang harus dilakukan yaitu
ambilah 1 mL larutan NaCl, masukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian teteskan 5 tetes
larutan AgNO3 ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan NaCl tersebut. Amatilah terjadinya
pembentukan endapan putih
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Peningkatan Pengetahuan (intelektual)


 memecahkan masalah  memprediksi fenomena
 mengemukakan hipotesis  mengklasifikasi data
 mengidentifikasi informasi  mengklasifikasi fenomena
 mengidentifikasi hubungan sebab  mengolah data
akibat  menganalisis data
Pengertian, Fungsi, dan Tipe Laboratorium  menghubungkan berbagai faktor atau  mensintesis data
fenomena  menginterpretasi data
 mengaplikasikan konsep  menyimpulkan hasil eksperimen
Fungsi Laboratorium  memahami prosedur eksperimen  merancang prosedur eksperimen
 memahami penggunaan alat  merancang teknik observasi
Memberikan :  memahami teknik pengukuran  merancang pencatatan data
 
 peningkatan pengetahuan (knowledge) memahami faktor kesalahan
pengukuran
merumuskan penyimpangan hasil
eksperimen
 peningkatan keterampilan (psychomotoric)  memahami keterbatasan kondisi  menyusun kondisi kritis eksperimen

 penumbuhan sikap (attitude) 
eksperimen
memahami sumber kecelakaan 
menjawab pertanyaan eksperimen
mendiskusikan hasil eksperimen
eksperimen  mendiskusikan penyimpangan data
 memahami urutan kerja yang akan eksperimen
dilakukan  menyusun laporan eksperimen
 memahami prinsip yang digunakan  menyajikan esensi eksperimen secara
 memahami komputasi yang akan tertulis
dilakukan  merancang eksperimen alternatif
 mengidentifikasi data relevan  memilih sumber bacaan yang relevan
 mengidentifikasi data menyimpang  membaca katalog alat dan bahan
 mengidentifikasi fenomena relevan  membaca handbook
 mengidentifikasi fenomena
menyimpang
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Pengertian, Fungsi, dan Tipe Laboratorium

Fungsi Laboratorium

Peningkatan Keterampilan (psychomotoric) Penumbuhan Sikap (attitude)


 mengenali alat dan bahan  menggunakan alat ukur  objektif  mau bekerja keras
 mengenali cara kerja alat  mengukur dengan cermat  toleran / menerima pandangan orang  motif berprestasi
 mengenali keterbatasan kerja alat  memilih alat dan bahan lain  ulet (tidak mudah menyerah)
 mengenali kapasitas alat  mengikuti prosedur eksperimen  keingintahuan tinggi  estetis
 mengenali ketelitian alat  mengendalikan variabel eksperimen  cermat  percaya diri
 menyiapkan alat  mengamati fenomena  teliti  menghargai data
 mengkalibrasi alat  mencatat fenomena  kooperatif  peduli (awareness)
 merangkai alat  mengumpulkan data  partisipatif  menyadari kelemahan dan
 menggunakan alat  mencatat data  kreatif keunggulan diri
 memperbaiki alat  membersihkan tempat kerja  kritis  responsif
 menyimpan alat  menangani keselamatan kerja  terbuka  taat pada aturan
 membersihkan alat  menjaga keamanan kerja  tekun
 kerja dasar laboratorium (seperti  berdiskusi
memanaskan, menyaring, mengaduk  mengkomunikasikan hasil eksperimen
dsb.) secara lisan
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

● Pengertian, Fungsi, dan Tipe Laboratorium

Tipe Laboratorium
Tipe Laboratorium
Indikator
I II III IV
Nama dan Lab ilmu dasar di Lab ilmu dasar di Lab bidang ilmu di Lab terpadu di
kedudukan SD PT departemen fakultas/univ
Fungsi utama Praktikum siswa Praktikum Praktikum Praktikum
mahasiswa penelitian (mhs, penelitian (mhs,
dosen) dosen) PPM
Peralatan Kategori I Kategori I Kategori I Kategori I
Kategori II Kategori II Kategori II Kategori II
Kategori III Kategori III
Bahan Bahan umum Bahan umum Bahan umum Bahan umum
Bahan khusus Bahan khusus
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Tata Tertib Bekerja di Laboratorium Kimia

● Pengguna laboratorium harus mendapat persetujuan Kepala ● Periksa baik tidaknya alat yang dipinjam, karena kerusakan menjadi
Laboratorium tanggungan pengguna
● Pengguna laboratorium tidak diperkenankan memasuki atau ● Tidak diperkenankan mengambil alat dan bahan lain yang tidak ada
bekerja tanpa izin petugas laboratorium hubungannya dengan kegiatan yang dilakukan
● Pengguna laboratorium tidak diperolehkan bekerja sendirian di ● Pengguna laboratorium harus menempati tempat yang disediakan
laboratorium ● Pergunakan alat dan bahan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
● Pemakai laboratorium harus datang tepat pada waktunya, dan ● Penggunaan alat dan bahan harus dilakukan dengan hati-hati
bekerja sesuai jadwal yang ditetapkan ● Alat-alat laboratorium yang rusak selama praktikum harus dilaporkan
● Sebelum bekerja, pengguna laboratorium harus mengisi agenda kepada petugas laboratorium dan jangan mencoba memperbaiki
penggunaan laboratorium sendiri
● Sebelum bekerja pengguna laboratorium harus mengisi daftar ● Bahan, air, dan listrik hendaknya digunakan seefisien mungkin
penggunaan alat dan bahan yang akan dipakai ● Bahan kimia bekas praktikum yang bisa dipakai lagi harus ditampung
● Pengguna laboratorium harus memperhatikan kelengkapan alat pada tempat khusus dan diberi label
dan bahan yang telah disediakan petugas laboratorium di meja ● Harus selalu menulis label yang lengkap, terutama terhadap
praktikum pemakaian bahan kimia
● Alat dan bahan yang belum lengkap harus dilaporkan ke petugas ● Setelah selesai bekerja, alat-alat dan meja praktikum harus dalam
laboratorium keadaan bersih
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Peraturan untuk menjaga keamanan dan keselamatan kerja di Laboratorium

● Memakai jas lab, sarung tangan, sepatu hak pendek & tertutup ● Persepsikan bahwa semua bahan kimia di laboratorium adalah
serta kacamata (goggles), terutama sewaktu menuang bahan- berbahaya, shg hrs diperlakukan dg tepat
bahan kimia yg berbahaya (mis. asam keras) ● Gunakan lemari asap sewaktu mereaksikan bahan kimia yg
● Dilarang makan, minum & merokok di dlm laboratorium menghasilkan gas
● Dilarang meludah, akan menyebabkan terjadinya kontaminasi ● Dilarang membuang bahan kimia sisa percobaan atau bahan lain yg
● Dilarang mengisap/menyedot dg mulut. Semua alat pipet harus memungkinkan merusak & tersumbatnya saluran pembuangan air
menggunakan bola karet pengisap (pipet - pump) ● Dilarang mengambil bahan kimia lgs dr botol induk atau
● Potonglah kuku tangan sewaktu akan bekerja di laboratorium mengembalikan bahan kimia layak pakai ke botol induk
● Dilarang berlari, terutama bila ada bahaya kebakaran, gempa, dsb. ● Bagi perempuan, ikatlah rambut jgn sampai terurai ketika bekerja di
Pengguna laboratorium harus tetap berjalan saja laboratorium
● Pengguna laboratorium hendaknya mengetahui sumber listrik, gas, ● Ketika memanaskan cairan dlm tabung reaksi, jgn mengahadapkan
& air yg terdapat di laboratorium serta cara membuka & mulut tabung tsb ke arah orang lain yg berdekatan
menutupnya ● Jangan mengerjakan percobaan di luar prosedur yg ditetapkan
● Pengguna laboratorium hendaknya mengetahui lokasi pemadam ● Jangan melakukan eksperimen sblm mengetahui informasi mengenai
api, penyembur air (shower), pemadan api dg pengaliran air bahaya bahan kimia, alat-alat, & cara pemakaiannya
(firehydrant), unit pencuci mata (eyewash station), & kotak PPPK yg ● Bertanyalah jika merasa ragu atau tdk mengerti saat melakukan
ada di laboratorium serta mempelajari & berlatih cara percobaan
menggunakannya ● Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan, sebaiknya sgr melaporkannya
● Jika bahan kimia terkena kulit atau mata, cucilah dg air yg banyak & ke petugas laboratorium
konsultasikan dg Pembimbing praktikum ● Berhati-hatilah bila bekerja dg asam kuat reagen korosif, reagen-
reagen yg volatil & mudah terbakar
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Bahan Kimia dan Material Industri

 Bahan kimia merupakan senyawa dari beberapa unsur.

 Sedangkan material industri adalah produk dari campuran maupun reaksi dari beberapa
senyawa.

 Pada umumnya bahan kimia lebih berbahaya daripada material industri, meskipun banyak
material industri yang juga berbahaya
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Mengidentifikasi Bahan Kimia Berbahaya

1. Periksa bahan berbahaya dengan mengamati label kemasan/ keterangan lainnya dan wilayah
kerja yang berpotensi bahaya.
2. Identifikasi bahan-bahan dengan mencatat nama bahan, data keselamatan, penomoran,
spesifikasi teknis, sifat fisik, dan sifat kimianya serta keterangan lain yang diperlukan.
3. Identifikasi wilayah berbahaya dengan mencatat nama wilayah berbahaya dan amati
kemungkinan apa saja yang dapat terjadi dan penyebabnya.
4. Identifikasi prosedur penanganan dengan mencatat nama prosedur penanganan khusus,
mengamati, dan mencatat kekurangannya serta menyusun laporannya
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Informasi yang harus ada pada Label Bahan Kimia

1. Sifat-sifat bahaya terhadap kesehatan, kebakaran, ledakan, dan reaktivitas


2. Sifat-sifat fisika massa jenis, titik didih, titik bakar, tekanan uap dan kelarutan
3. Label bahaya dengan ranking dan tanda warna standar
4. Keterangan bahan seperti nama, jenis, wujud bahan cair/padat/gas, dan keterangan lainnya
yang berhubungan dengan unsur-unsurnya
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Klasifikasi Bahan Kimia Berbahaya

Kelompok Bahan Sub-kelompok Bahan Simbol


Kimia Kimia
1. Inflammable substances (a) Explosive (mudah
(bahannmudah terbakar) meledak)
Contoh:
2,4,6-trinitro toluene (TNT)
(b) Oxidizing (pengoksidasi)
Contoh:
KClO3; KMnO4; HNO3 pekat
(c) Extremly flammable (amat
sangat mudah terbakar)
Contoh:
Cairan dietil eter
(d) Highly flammable (sangat
mudah terbakar)
Contoh:
Aseton
Logam Na
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Klasifikasi Bahan Kimia Berbahaya

Kelompok Bahan Sub-kelompok Bahan Simbol


Kimia Kimia
2. Bahan-bahan (a) Very toxic
berbahaya bagi (sangatberacun)
kesehatan Contoh:
nitrobenzena
(b) Toxic (beracun)
Contoh:
Benzena
(c) Harmful (berbahaya)
Contoh:
Diklorometana
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Klasifikasi Bahan Kimia Berbahaya

Kelompok Bahan Sub-kelompok Bahan Simbol


Kimia Kimia
3. Bahan-bahan yang (a) Corrosive (korosif)
merusak jaringan Contoh:
HCl, H2SO4, NaOH

(b) Irritant (menyebabkan


iritasi)
Contoh:
Kalsium klorida
(c) Bahan berbahaya bagi
lingkungan
Contoh:
Tetraklorometana
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Material Safety Data Sheet (MSDS)

Informasi:
1. Identifikasi bahan
2. Label bahaya
3. Informasi singkat tentang bahan
4. Sifat-sifat bahaya
5. Sifat fisis
6. Keselamatan dan penanganan
7. Informasi lingkungan
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Tanda Bahaya Menurut NFPA (National Fire Protection Assosiation)

Ranking Bahaya Kesehatan Bahaya Kebakaran Bahaya Reaktivitas


Penyebab kematian, Segera mengaup dalam Mudah meledak atau
cedera fatal meskipun keadaan normal dan diledakkan, sensitif
4 ada pertolongan dapat terbakar secara terhadap panas dan
cepat mekanik
Berakibat serius pada Cair atau padat dapat Mudah meledak tetapi
keterpaan singkat, dinyalakan pada suhu memerlukan penyebab
3 meskipun ada biasa panas dan tumbukkan
pertolongan kuat
Keterpaan intensif dan Perlu sedikit ada Tidak stabil, bereaksi
terus menerus pemanasan sebelum hebat tetapi tidak
2 berakibat serius, bahan dapat dibakar meledak
kecuali ada
pertolongan
Penyebab iritasi atau Dapat dibakar, tetapi Stabil pada suhu
1 cedera ringan memerlukan pemanasan normal, tetapi tidak
terlebih dahulu stabil pada suhu tinggi
Tidak berbahaya bagi Bahan tidak dapat Stabil, tidak reaktif
0 kesehatan meskipun dibakar sama sekali meskipun kena panas
kena panas (api) atau suhu tinggi.
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Standarisasi K3 Penanganan Bahan Kimia Berbahaya

Standarisasi K3 Penanganan Bahan Kimia Berbahaya


1. Proses pengadaan
2. Bongkar muat
3. Penyimpanan
4. Pengankutan
5. Penggunaan
6. Pembuangan limbah

Proses pengadaan
a. Setiap pembelian/pengadaan bahan kimia berbahaya harus mencantumkan informasiberupa labeling, dampak
bahaya, dan P3K serta APD.
b. Spesifikasi mutu kemasan/wadah harus tertulis dengan jelas dalam lembaran PP/PO keamanan, ketahanan,
efektifitas, dan efisiensi. Khusus dalam botol/bejana bertekanan, harus dicantumkan warna sesuai
jenis/golongan gas (berpedoman pada GHS/NFPA)
c. Setiap wadah harus dilengkapi dengan tanda risiko bahaya serta tindakan pencegahan dan
penanggulangannya.
d. User/pejabat yang mengajukan pembelian bahan kimia berbahaya wajib melengkapi syarat-syarat K3.
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Standarisasi K3 Penanganan Bahan Kimia Berbahaya

Bongkar muat
a. Sebelum bongkar muat, pengawas harus menyiapkan daftar bahan , prosedur kerja, perizinan, dan daftar kerja
serta penanggung jawab.
b. Perencanaan dan tindakan K3 harus dilaksanakan sebaik-baiknya
c. Pastikan pekerja sudah mengetahui bahaya , pencegahan dan penanggulangannya.
d. Menyiapkan APD , alat pemadam dan P3K yang sesuai
e. Pengawas membina perbaikan K3 jika menemui penyimpangan peraturan
f. Pemasangan rambu-rambu K3 harus jelas, mudah dibaca, dimengerti dan terlihat oleh pekerja.
g. Setiap pekerja tidak diizinkan merokok , menggunakan APD yang tidak sesuai, mengerjakan pekerjaan yang
bukan wewenangnya, bersenda gurau dan menolak perintah atasan.
h. Setiap kecelakaan, kebakaran, peledakan atau kondisi berbahaya yang tidak mungkin dapat diatasi sendiri
harus dilaporkan ke atasan.
i. P3K harus dilakukan dengan benar oleh orang yang berpengalaman
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Standarisasi K3 Penanganan Bahan Kimia Berbahaya

Penyimpanan
a. Gudang memiliki sistem sirkulasi udara dan ventilasi yang baik, suhu ruangan konstan dan aman, aman dari
tikus dan rayap).
b. Adanya pemisahan dan pengelompokkan, tidak melebihi batas maksimum, lorong tidak terhalang benda,
wadah ditempatkan pada tempat teduh, tidak lembab, dan aman dari sumber panas.
c. Program housekeeping harus dilaksanakan periodik dalam menjaga kebersihan, kerapihan, dan keselamatan.
d. Sarana K3 harus disiapkan dan digunakan
e. Pekerja tidak berkepentingan dilarang memasuki gudang dan menggunakan APD
f. Inspeksi K3 dilakukan secara teratur
g. Penyimpanan harus dilengkapi dengan label tentang pencegahan, penanggulangan, dan pertolongan pertama.
h. Petugas gudang harus dilengkapi buku pedoman K3.
i. Setiap pekerja dilarang makan dan minum di tempat penyimpanan bahan kimia.
j. Tindakan P3K harus dilakukan oleh petugas yang berpengalaman.
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Standarisasi K3 Penanganan Bahan Kimia Berbahaya

Pengankutan
a. Sebelum pengangkutan, pengawas wajib menyampaikan informasi K3 serta risiko yang ada
b. Pengakutan hanya dilakukan oleh pekerja yang mengerti tugas dan ada rekomendasi dari atasan.
c. Pencegahan tetap dilakukan seperti pemeriksaan kelayakan peralatan, kondisi muatan, dan kondisi fisik pekerja
sebelum
d. Menaikkan dan menurunkan bahan kimia dilakukan dengan hati-hati jika perlu buatkan bantalan kayu/karet.
e. Perlengkapan K3 dalam kondisi siap pakai.
f. Tidak boleh melebihi kapasitas dan tidak boleh menghalangi pandangan pengemudi.
g. Pengemudi harus mengikuti peraturan lalu lintas
h. Jika kontak dengan bahan kimia , segera lakukan tindakan pertolongan pertama dengan benar.
i. Tanda label peringatan bahaya berupa tulisan, kode sesuai risiko bahaya harus terpasang jelas di depan
muatan, samping kiri dan kanan, belakang muatan.
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Standarisasi K3 Penanganan Bahan Kimia Berbahaya

Penggunaan
a. Sebelum digunakan ketahui dahulu informasi bahayanya, pencegahan, dan penanggulangannya.
b. Perencanaan dan penerapan K3 memperhatikan:
1. APD sesuai dengan risiko bahaya, APAR dan P3K
2. Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yang berwenang
3. Peralatan kerja layak pakai
4. Metode kerja aman dan efektif.
5. Kelengkapan administratif sudah dipersiapkan.
c. Hindari tindakan tidak aman
d. Bila pekerjaan sudah selesai, amankan dan bersihkan alat-alat kerja, lingkungan kerja, wadah sisa bahan sampai
kondisi sudah aman.
e. Lakukan tindakan P3K dengan segera jika terjadi kecelakaan hubungi tim medis.
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Standarisasi K3 Penanganan Bahan Kimia Berbahaya

Pembuangan limbah
a. Pembuangan langsung diterapkan untuk bahan kimia yang dapat larut dalam air. Dibuang langsung melalui bak
pembuangan limbah. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung logam berat dan beracun seperti Pb, Hg, Cd,
dan sebagainya, endapannya harus dipisahkan terlebih dahulu kemudian cairannya dinetralkan dan dibuang.
b. Pembakaran terbuka diterapkan untuk bahan-bahan organik yang kadar racunnya rendah dan tidak terlalu
berbahaya. Bahan-bahan organik tersebut dibakar di tempat yang aman dan jauh dari pemukiman penduduk.
c. Pembakaran dalam insenerator dapat diterapkan untuk bahan toksik yang jika dibakar di tempat terbuka akan
menghasilkan senyawa-senyawa yang bersifat toksik.
d. Dikubur di dalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes ke badan air. Metode ini dapat
diterapkan untuk zat padat yang reaktif dan beracun
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Bekerja dengan Bahan Kimia

Menciptakan SMK3 yang Efektif


1. Membentuk Komite Pengawasan Keselamatan dan Keamanan Lembaga dan menunjuk
Petugas Keselamatan dan Keamanan Kimia
2. Sistem manajemen keselamatan di laboratorium
3. Membentuk kendali dan proses administratif untuk mengukur kinerja
4. Mengidentifikasi dan mengatasi situasi yang sangat berbahaya
5. Mengevaluasi fasilitas dan mengatasi kelemahannya
6. Menentukan prosedur untuk penanganan dan manajemen bahan kimia
7. Menggunakan kendali teknik dan peralatan pelindung diri
8. Membuat rencana untuk keadaan darurat
9. Mengidentifikasi dan mengatasi hambatan untuk mengikuti praktik terbaik keselamatan dan
keamanan
10. Melatih, menyampaikan, dan membina
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Bekerja dengan Bahan Kimia

PERILAKU PRIBADI
Semua pegawai harus mematuhi standar profesional
 Hindari mengganggu atau mengejutkan pegawai lain.
 Jangan biarkan lelucon praktis, keributan, atau kegaduhan berlebih terjadi kapan pun.
 Gunakan peralatan laboratorium hanya untuk tujuan yang dimaksudkan.
 Jika anak di bawah umur diizinkan berada di laboratorium, pastikan mereka mendapat
pengawasan langsung sepanjang waktu dari orang dewasa yang kompeten.

MENGURANGI PAPARAN KE BAHAN KIMIA


 Penggantian dengan bahan atau proses yang tidak begitu berbahaya
 Kendali teknik adalah tindakan yang menghilangkan, memisahkan, atau mengurangi paparan
bahaya ke kimia atau fisik melalui penggunaan berbagai perangkat
 Kendali administratif
 Peralatan pelindung diri (PPE)
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Bekerja dengan Bahan Kimia

MENGHINDARI CEDERA MATA


 Kacamata dan sarung tangan pelindung sangat penting untuk melindungi mata dan tangan dari paparan kimia
di laboratorium
 Lensa kontak tidak memberi perlindungan terhadap cedera mata dan bukan merupakan pengganti kaca mata
keselamatan atau kaca mata percikan bahan kimia

MENGHINDARI MENCERNA BAHAN KIMIA BERBAHAYA


Pada saat di laboratorium tidak diizinkan untuk:
 makan, minum, merokok, mengunyah permen karet, menggunakan kosmetik, dan meminum obat
 menyimpan makanan, minuman, cangkir, dan peralatan makan dan minum lainnya di tempat bahan kimia
ditangani atau disimpan
 penyiapan atau konsumsi makanan atau minuman dalam peralatan dari kaca yang digunakan untuk operasi
laboratorium
 penyimpanan atau penyiapan makanan di lemari es, peti es, ruang dingin, dan oven laboratorium
 penggunaan sumber air laboratorium dan air laboratorium demineral sebagai air minum
 mengecap bahan kimia laboratorium
 pemipetan dengan mulut (bola pipet, aspirator, atau perangkat mekanik harus digunakan untuk memipet
bahan kimia atau memulai sifon)
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Bekerja dengan Bahan Kimia

MENGHINDARI PENGHIRUPAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA


 Jangan menghirup uap secara langsung.
 Jangan sekali-kali mengendus/mencium bahan kimia beracun

MEMINIMALKAN KONTAK KULIT


1. Gunakan sarung tangan dengan bahan yang tepat
2. Jangan menggunakan sarung tangan yang sudah kadaluarsa
3. Periksa lubang kecil atau sobekan sarung tangan yang dapat menurunkan kualitas
4. Cuci sarung tangan dengan benar sebelum melepaskannya
5. Ganti sarung tangan secara berkala
6. Jauhkan sarung tangan dari bahan beracun
7. Gunakan dua sarung tangan jika dengan satu sarung tangan tidak memberikan perlindungan
8. Jauhkan sarung tangan dari bahan mudah menguap
9. Jangan menggunakan sarung tangan dengan bahan lateks jika alergi dengan bahan itu
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Bekerja dengan Bahan Kimia

Macam-macam Bahan Sarung Tangan


 Sarung tangan nitril untuk kontak insidental dengan bahan kimia
 Sarung tangan lateks melindungi bahaya biologis (untuk orang tertentu bisa alergi). Sarung
tangan nitril dan lateks memberi perlindungan terhadap pelarut berklorin, tetapi jangan
digunakan untuk asam oksidator/korosif
 Sarung tangan neopren dan karet digunakan untuk menangani bahan tajam dan bahan kimia
berasam
 Sarung tangan kulit untuk menanganai peralatan kaca yang mudah pecah
 Sarung tangan berinsulasi untuk menangani benda sangat panas atau dingin
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Bekerja dengan Bahan Kimia

Menangani Bahan Kimia Mudah Terbakar


 Pelajari dalam MSDS sifat kemudahan bakaran dan ledakan bahan yang digunakan.
 Eliminasi sumber penyulutan api dan hindari adanya bahan bakar dan pengoksidasi secara
bersamaan.
 Kendalikan, tampung, dan kurangi jumlah bahan bakar dan pengoksidasi.
 Jangan menggunakan wadah yang memiliki bukaan besar dengan cairan yang sangat mudah
terbakar atau cairan di atas titik nyala.
 Letakkan labu distilasi dan reaksi di perangkat pengaman sekunder untuk mencegah penyebaran
cairan yang mudah terbakar jika labu pecah.
 Gunakan pemadam api di dekat tempat eksperimen yang sesuai dengan bahaya kebakaran
tertentu. Pasang nomor telepon yang dapat dihubungi jika terjadi keadaan darurat atau
kecelakaan di tempat yang mudah terlihat
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Bekerja dengan Bahan Kimia

Mengelola Limbah Bahan Kimia


1. Mengidentifikasi limbah dan bahayanya.
2. Mengumpulkan dan menyimpan limbah dengan cara yang tepat.
3. Mempertimbangkan pengurangan bahaya jika bisa.
4. Membuang limbah dengan baik
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Alat Pelindung di Lab

Mengelola Limbah Bahan Kimia


1. Jas laboratorium
2. Pelindung kaki
3. Pelindung mata dan wajah
4. Pelindung tangan
5. Peralatan keselamatan kebakaran
6. Detektor panas dan asap
7. Respirator
8. Pancuran keselamatan
9. Unit pencuci mata
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Alat Pelindung di Lab

Jas Laboratorium Pelindung kaki Pelindung mata dan wajah


STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Alat Pelindung di Lab

Pelindung tangan Peralatan keselamatan Detektor panas dan asap


kebakaran
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Alat Pelindung di Lab

Respirator Pancuran keselamatan


STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Manajemen Peralatan dan Bahan Kimia

Manajemen Peralatan
Pengelolaan Kriteria
Setiap alat yang akan dioperasikan harus dalam kondisi
Peralatan Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3
yang baik yaitu dengan syarat : Pengoperasian Mudah Sedang Sulit
a. Siap untuk dipakai (ready for use) Perawatan Mudah Sedang Sulit
b. Bersih Resiko Rendah Sedang Tinggi
Kecermatan / Kecermatan / Kecermatan /
c. Berfungsi dengan baik Pengukuran
akurasi rendah akurasi sedang akurasi tinggi
d. Terkalibrasi Persyaratan Dengan pelatihan
Dengan panduan Dengan pelatihan
pengoperasian khusus
Sistem kerja Sederhana Sedang Rumit

Dalam penyimpanan dan penataan alat yang perlu diperhatikan :


a. Jenis bahan dasar penyusun alat tsb
b. Alat yg terbuat dari logam tentunya hrs dipisahkan dari alat yg terbuat dr gelas atau porselen
c. Alat aspek bobot benda perlu juga diperhatikan
d. Jgn menyimpan alat-alat yg berat di tempat yg lebih tinggi, agar mdh diambil & disimpan kembali
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Bahan
Manajemen Peralatan dan Bahan Kimia Penanganan
Umum Khusus
Penyimpanan Tidak memerlukan Memerlukan
Manajemen Bahan Kimia persyaratan khusus persyaratan khusus
Sifat fisis Tidak eksplosif, tidak eksplosif, korosif,
Penyimpanan dan penataan bahan kimia harus korosif, tidak iritant, iritant, labil
diperhatikan : stabil
• aspek pemisahan (segregation) Sifat kimia Non toksik, tidak Toksik, berbahaya
berbahaya
• tingkat resiko bahaya (multiple hazards) Persyaratan metode Tidak memerlukan Memerlukan
• pelabelan (labeling) kemurnian tnggi kemurnian tinggi
• fasilitas penyimpanan (storage facilities) Wadah dan tempat penyimpanan harus diberi
• wadah sekunder (secondary containment) informasi antara lain:
• bahan kadaluarsa (outdate chemicals) • Nama kimia dan rumusnya
• inventarisasi (inventory) • Konsentrasi
• informasi resiko bahaya (hazard information) • Tanggal penerimaan
• Tanggal pembuatan
• Nama orang yang membuat reagen
• Tingkat bahaya
• Klasifikasi lokasi penyimpanan
• Nama dan alamat pabrik
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Matriks Bahan Kimia yang incompatable


Manajemen Peralatan dan Bahan Kimia
(tidak boleh disimpan bersamaan)
(From Manufacturing Chemists' Association, Guide for Safety in the Chemical Laboratory, pp. 215-217, Van Nostrand Reinhold
Asam Asam Asam Anorganik Organik Reaktif Pelarut
Basa Oksidator
Anorganik Oksidator Organik Racun racun air organik
Asam
X X X X X X
anorganik
Asam
X X X X X X
oksidator
Asam
X X X X X X X
organik
Basa X X X X X X
Oksidator X X X X
Anorganik
X X X X X X
racun
Organik
X X X X X X
racun
Reaktif air X X X X X X
Pelarut
X X X X X
organik
X = tidak boleh disimpan bersamaan
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Manajemen Peralatan dan Bahan Kimia Klasifikasi Penyimpanan Bahan Kimia

(From Manufacturing Chemists' Association, Guide for Safety in the Chemical Laboratory, pp. 215-217, Van Nostrand Reinhold
Bahan Kimia Tidak Boleh Bercampur dengan
Asam asetat Asam kromat, H2Cr2O4; Asam nitrat, HNO3; Senyawa hidroksil, -OH; Etilen glikol,
CH3COOH C2H6O2; Asam perklorat, HClO4; Peroksida, H2O2, Na2O2; Permanganat, KMnO4
Aseton Campuran asam nitrat dan asam sulfat pekat, (HNO3 pkt + H2SO4 pkt); Basa kuat, NaOH,
CH3COCH3 KOH
Asetilen Flor, F2; Klor, Cl2; Brom, Br2; Tembaga, Cu; Perak, Ag; Raksa, Hg
C2H2
Logam alkali Air, H2O; Karbon tetraklorida, CCl4; Hidrokarbon terklorinasi, CH3Cl; Karbon dioksida,
Li, Na, K CO2; halogen, F2, Cl2, Br2, I2
Ammonia anhidros, Raksa, Hg; Kalsium, Ca; Klor, Cl2; Brom, Br2; Iod, I2; Asam florifa, HF; Hipoklorit,
NH3 HClO, Ca(ClO)2
Ammonium nitrat, Asam; serbuk logam; cairan dapat terbakar; Klorat, ClO3- ; Nitrit, NO2-; belerang, S8;
NH4NO3 serbuk organik; bahan dapat terbakar
Anilin Asam nitrat, HNO3;
C6H5NH2 Hidrogen proksida, H2O2
Bahan arsenat, AsO3- Bahan reduktor
Azida, N3- Asam
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Manajemen Peralatan dan Bahan Kimia Klasifikasi Penyimpanan Bahan Kimia

(From Manufacturing Chemists' Association, Guide for Safety in the Chemical Laboratory, pp. 215-217, Van Nostrand Reinhold
Bahan Kimia Tidak Boleh Bercampur dengan
Amonia, NH3; Asetilen, C2H2; butadiena, C4H6; butana, C4H10; metana, CH4; propana,
Brom, Br2 C3H8 ( atau gas minyak bumi), hidrogen, H2; Natrium karbida, NaC; terpentin; benzen,
C6H6; serbuk logam
Kalsium oksida, CaO Air, H2O
Karbon aktif, C Kalsium hipoklorit, Ca(ClO)2; Semua oksidator
Karbon tetraklorida, CCl4 Natrium, Na
Garam ammonium; asam; Serbuk logam; Belerang, S8; Bahan organik serbuk; Bahan
Klorat, ClO3-
dapat terbakar
Asam kromat, H2Cr2O4; Krom Asam asetat, CH3COOH; Naftalen, C10H8; Kamper, C10H16O; gliserol,
trioksida, Cr2O3 HOCH2CH(OH)CH2OH; Gliserin; terpentin; alkohol; cairan mudah terbakar
Klor, Cl2 Ammonia, acetylene, butadiene, butane, methane, propane (or other petroleum gases),
hydrogen, sodium carbide, turpentine, benzene, finely divided metals
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Manajemen Peralatan dan Bahan Kimia Klasifikasi Penyimpanan Bahan Kimia

(From Manufacturing Chemists' Association, Guide for Safety in the Chemical Laboratory, pp. 215-217, Van Nostrand Reinhold
Bahan Kimia Tidak Boleh Bercampur dengan
Klor dioksida, ClO2 Ammonia, metana, fosfin, Asam sulfida
Tembaga Asetilen, hidrogen peroksida
Cumene hidroperoksida Asam, organik atau anorganik
Sianida Asam
Cairan dapat terbakar Ammonium nitrat, Asam kromat, hidrogen peroksida, Asam nitrat, Natrium peroksida,
halogen
Hidrokarbon Flor, klor, brom, ASam kromat, Natrium peroksida
Asam sianat Asam nitrat, Basa
Asam florida Ammonia, aqueous or anhydrous
Tembaga, Krom, Besi, Kebanyakan logam atau garamnya, Alkohol, Aseton, bahan
Hidrogen peroksida
organik, Anilin, Nitrometan, Cairan dapat terbakar
Asam sulfida Asam nitrat berasap, Asam lain, Gas oksidator, Asetilen, Ammonia (berair atau anhidros),
Hidrogen
Hipoklorit Asam, Karbon aktif
Iod Asetilen, Ammonia (berair atau anhidros), Hidrogen
Raksa Asetilen, Asam fulmanat, Amonia
Nitrat Asam sulfat
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

STANDAR
SARPRAS &
Pengelolaan Laboratorium Kimia TENAGA LAB
PENANGANAN DESAIN LAB
LIMBAH LAB KIMIA

KLASIFIKASI
KESELAMATAN
ALAT DAN
KERJA LAB
BAHAN

PENGELOLAAN
LABORATORIUM
KIMIA
PENATAAN
PENGATURAN
ALAT DAN
KEGIATAN LAB
BAHAN

PENGADM PENYIMPANAN
ALAT DAN ALAT DAN
BAHAN BAHAN
PERAWATAN
ALAT DAN
BAHAN
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

Sistem Manajemen Keselamatan di Laboratorium

Sistem Manajemen Budaya keselamatan dan keamanan :


 Komitmen berkelanjutan dengan standar tertinggi di
Penerapan K3 di semua tingkatan (pimpinan lembaga teratas hingga
Laboratorium pekerja laboratorium harian)
Fasilitas Keselamatan

 Pelaksanaan eksperimen yg aman memerlukan praktik  Pegawai laboratorium hrs melakukan pekerjaan
kerja yg mengurangi risiko & melindungi K3 pegawai mereka dlm risiko yg rendah, baik risiko yg
laboratorium, sekaligus publik dan lingkungan disebabkan zat berbahaya yg dikenal maupun yg tdk
dikenal.
STIKES Banyuwangi
Institute of Health Sciences

TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT... AMIN...

Anda mungkin juga menyukai