Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN PROYEK

INFRASTRUKTUR
Faktor-Faktor Ketidakpastiaan/Resiko yang
Mempengaruhi Biaya Proyek
(Ditinjau dari Sektor Ekomomi)
Disusun Oleh:
1.Abdul Kamal (1704201010003)
2.Ali Munir (1704201010045)
3. Khairul Amna (1704201010004)

Dosen Pengasuh :
Dr. Anita Rauzana, ST,. MT
PENGERTIAN
 Proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara
yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu
selesainya (seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan),
untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik dan unik,dan
pada umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan
yang bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah.
(Wikipedia)
 Manajemen Proyek adalah sebuah disiplin keilmuan
dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan
(menjalankan serta pengendalian), untuk dapat mencapai
tujuan-tujuan proyek. (Wikipedia)
 Ketidakpastian/resiko adalah kemungkinan terjadinya
peristiwa yang membawa akibat yang tidak diinginkan atas
tujuan, strategi dan atau target. (Assianto, 2009)
Faktor–Faktor Ketidakpastian/Resiko
yang Mempengaruhi Biaya Proyek

 Ekonomi
 Sosial/Budaya
 Geografis
 Pemerintah
 Kompleksitas Proyek/Internal
 Penanganan Proyek
 Mutu Proyek
Ketidakpastian/Resiko yang Mempengaruhi
Biaya Proyek pada Sektor Ekonomi
1. Inflasi
Masalah :
◦ Eksternal : Kenaikan harga barang
◦ Internal : Indek biaya pekerjaan, estimasi biaya penawaran,
dan adanya biaya yang tidak terhitung (rapat, ASTEK,
retribusi galian C, dll)

Solusi :
◦ Stok barang jika memungkinkan (modal besar) dan
mampu membaca pasar, sehingga inflasi bisa diprediksi.
◦ Estimasi biaya benar-benar diperhatikan, sehingga tidak
ada hal yang terlewatkan.
◦ Adanya kebijakan Pemerintah untuk mengatasi inflasi yang
terjadi.
2. Naiknya Suku Bunga
Kondisi ini dialami bagi pelaksana proyek yang melakukan
peminjaman modal usaha, naiknya suku bunga mengakibatkan
pembengkakkan biaya proyek (mengurangi keuntungan).

Solusi : Mempercepat waktu pelaksanaan proyek, sehingga proses


pembayaran dari owner proyek dapat dipercepat. Selanjutnya
dapat dilakukan pengembalian pinjaman dan menekan bunga yang
dibebankan.

3.Turun Nilai Mata Uang/Fluktuasi


Kondisi ini umumnya dirasakan oleh pekerja proyek yang
mendatangkan bahan baku dari luar negeri. Sehingga bisa terjadi
pembengkakan harga pada item pekerjaan tertentu.

Solusi : Pemesanan barang dilakukan pada saat awal proyek (kurs


stabil), mempercepat waktu pelaksanaan proyek dan mengurangi
pengeluaran yang tidak penting.
4. Upah Naik
Masalah: Meningkatkan biaya produksi dan mengurangi
pendapatan perusahaan.

Solusi : Peningkatan kompetensi karyawan, peningkatan


produktifitas.

5. Perpajakan (Naik)
Perubahan regulasi perpajakan saat/terhadap proyek yang
sedang dikerjakan. Sehingga dana yang tersedia untuk
pelaksanaan proyek semakin kecil.

Solusi : Hal ini sangat jarang terjadi, karena perubahan


regulasi perpajakan biasanya disosialisasikan terlebih
dahulu. Kalaupun terjadi, harusnya akan diadakan
negosiasi ulang untuk menentukan kembali biaya proyek.
Alokasi Resiko
Secara tradisional, Pemilik proyek telah mencoba memindahkan
sebanyak mungkin risiko kepada pihak lain, dan yang umumnya
penerima risiko dalam tahapan konstruksi suatu proyek adalah
kontraktor. Kontraktor seringkali mentranfer risiko yang
diterimanya kepada sub-kontraktor atau perusahaan asuransi.
Biaya proyek secara keseluruhan akan meningkat apabila risiko
proyek tidak dialokasikan kepada pihak yang memiliki kendali
terhadap risiko tersebut.

Jika kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh resiko,


ada dua pilihan yang tersedia untuk mendapatkan kompensasi
terhadap tanggung jawab ini yaitu :
 Menaikkan nilai penawaran awal untuk menciptakan imbalan yang
sesuai
 Menghindari risiko tersebut pada penawaran awal dengan
memberikan batasan atau kualitas tertentu, atau mengajukan
perubahan lingkup kerja jika dan bila terjadi hal-hal yang tidak
menguntungkan.
Sekian
dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai