KOMUNIKASI
Ns. Hairuddin Safaat
DASAR-DASAR
KOMUNIKASI
Ns. Hairuddin Safaat
DEFENISI KOMUNIKASI
• Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris Communication berasal dari
kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti
sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna
• Sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada
orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti
betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi”.
(Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich,
1988)
PROSES KOMUNIKASI
• Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti
sebagaimana
dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah
perbuatan
oleh penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana,
2003).
TUJUAN KOMUNIKSI
• Menyampaikan ide / informasi / berita
• Mempengaruhi orang lain
• Merubah perilaku orang lain
• Memberikan pendidikan
• Memahami (ide) orang lain
Umpan balik Ya, saya mengerti
O… dia mengerti
Decoding
Encoding
KOMUNIKATOR PESAN SALURAN KOMUNIKAN
Gangguan
BENTUK / JENIS KOMUNIKASI
• Komunikasi Verbal
• Komunikasi Non Verbal
MODEL PROSES KOMUNIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
• Komunikator : performance, pengetahuan, language mastery, Opportunity
• Pesan / Informasi : relevan, Clearly, Simple
• Komunikan : performance, sikap
• Umpan Balik
TINGKATAN KOMUNIKASI
• Intrapersonal Communication
• Interpersonal Communication
• Group Communication (Komunikasi dalam kelompok kecil)
• Organizational Communication
• Public Communication (Komunikasi kepada khalayak / umum)
• Cross-culture Communication (Komunikasi antara orang dr budaya yg
berbeda)
• Mass Communication
12
ELEMEN DASAR
• Pengetahuan
• Ketulusan
• Semangat
• Praktek
13
PENGETAHUAN
• Perawat yang memiliki pengetahuan yang luas akan lebih mudah
berkomunikasi daripada wawasan pengetahuannya terbatas.
14
KETULUSAN
• Dalam melaksanakan tugas setiap harinya seorang perawat sering
berhadapan denagn pasien yang memiliki bermacam-macam sifat dan
tabiat
• Penampilan seorang perawat yang tulus tercermin dari sikapnya yang
sederhana, mau mendengarkan keluhan-keluhan pasien tanpa bermaksud
untuk melecehkannya atau mencemoohnya
15
SEMANGAT
• Seorang perawat dengan naluri keibuan haruslah bijaksana terutama
dalam mengubah kekangan perasaan pasien dengan memberikan
dorongan
• Semangat hidup yang tinggi dapat mempengaruhi semangat pasien,
penyakit yang diderita oleh pasien lebih cepat sembuh bila nasihat dan
saran-saran serta anjuran dokter ditaati sepenuhnya oleh pasien.
16
PRAKTEK
• Pribadi yang tampil utuh sebagai seorang perawat bukanlah suatu hal yang
mudah, agar lebih luwes namun sigap serta tidak kaku dalam berbicara
maka latihan intensif salah satu jalan keluarnya.
• Latihan ini bisa berupa menyebutkan konsonan huruf hidup A, I, U, E, O tiap
sehabis bangun tidur. Bisa juga dengan menghitung dari 1 sampai 100 dan
kebalikannya dari seratus mundur hingga mencapai angka satu.
• Dengan latihan praktek demikian ditambah lagi praktek berbicara di depan
umum akan menghilangkan rasa cemas hingga tidak kaku dan berani
tampil
17
KOMUNIKASI EFEKTIF
• Pesan harus direncanakan
• Pesan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti kedua belah pihak
• Pesan itu harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima
• Pesan harus berisi hal-hal yang mudah difahami
• Pesan yang disampaikan tidak samar-samar
18
KOMUNIKASI NON-VERBAL
TERAMATI PADA
1. Metakomunikasi
• Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga pada
hubungan antara pembicara dengan lawan bicaranya.
• Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat
hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang
menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar.
Contoh: tersenyum ketika sedang marah
19
2. Penampilan Personal
• Penampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama yang diperhatikan
selama komunikasi interpersonal. Kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai 4
menit pertama. Delapan puluh empat persen dari kesan terhadap seserang
berdasarkan penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993).
• Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias menunjukkan kepribadian, status sosial,
pekerjaan, agama, budaya dan konsep diri. Perawat yang memperhatikan
penampilan dirinya dapat menimbulkan citra diri dan profesional yang positif.
• Penampilan fisik perawat mempengaruhi persepsi klien terhadap
pelayanan/asuhan keperawatan yang diterima, karena tiap klien mempunyai citra
bagaimana seharusnya penampilan seorang perawat. Walaupun penampilan tidak
sepenuhnya mencerminkan kemampuan perawat, tetapi mungkin akan lebih sulit
bagi perawat untuk membina rasa percaya terhadap klien jika perawat tidak
memenuhi citra klien.
20
3. Ekspresi wajah
• Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan
emosi utama yang tampak melalui ekspresi wajah:
terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan sedih.
• Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar
penting dalam menentukan pendapat interpesonal.
Kontak mata sangat penting dalam komunikasi
interpersonal. Orang yang mempertahankan kontak
mata selama pembicaraan diekspresikan sebagai
orang yang dapat dipercaya, dan memungkinkan
untuk menjadi pengamat yang baik.
• Perawat sebaiknya tidak memandang ke bawah
ketika sedang berbicara dengan klien, oleh karena itu
ketika berbicara sebaiknya duduk sehingga perawat
tidak tampak dominan jika kontak mata dengan klien
dilakukan dalam keadaan sejajar
22
A
Is that my expression?
23
Is that my expression?
24
C
Is that my expression?
25
D
Is that my expression?
JARAK FISIK 26
5. Sentuhan
• Kasih sayang, dukungan emosional, dan perhatian
disampaikan melalui sentuhan.
• Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan
perawat-klien, namun harus mnemperhatikan norma sosial.
Ketika memberikan asuhan keperawatan, perawat menyentuh
klien, seperti ketika memandikan, melakukan pemeriksaan fisik,
atau membantu memakaikan pakaian.
• Perlu disadari bahwa keadaan sakit membuat klien tergantung
kepada perawat untuk melakukan kontak interpersonal
sehingga sulit untuk menghindarkan sentuhan.
• Bradley & Edinburg (1982) dan Wilson & Kneisl (1992)
menyatakan bahwa walaupun sentuhan banyak bermanfaat
ketika membantu klien, tetapi perlu diperhatikan apakah
penggunaan sentuhan dapat dimengerti dan diterima oleh
klien, sehingga harus dilakukan dengan kepekaan dan hati-
hati.
29
DIMENSI HUBUNGAN
Ketrampilan tertentu dibutuhkan perawat
untuk mencapai dan mempertahankan
hubungan terapeutik.
DIMENSI RESPONSIF
KESEJATIAN
HORMAT
EMPATI
KONKRIT
31
DIMENSI TINDAKAN
KONFRONTASI
KESEGERAAN
KETERBUKAAN
EMOSIONAL KATARSIS
BERMAIN PERAN
32
1. KONFRONTASI
• Pengekspresian perawat terhadap perbedaan pada perilaku klien yang
bermanfaat untuk memperluas kesadaran diri klien. Carkhoff mengidentifikasi tiga
kategori konfrontasi yaitu:
1. Ketidak sesuaian antara konsep diri klien (ekspresi klien tentang dirinya) dan ideal
diri (cita-cita/keinginan klien)
2. Ketidak sesuaian antara ekspresi non verbal dan perilaku klien
3. Ketidak sesuaian antara pengalaman klien dan perawat
• Konfrontasi seharusnya dilakukan secara asertif bukan agresif/marah. Oleh karena
itu sebelum melakukan konfrontasi perawat perlu mengkaji antara lain: Tingkat
hubungan saling percaya dengan klien, waktu yang tepat, tingkat kecemasan dan
kekuatan koping klien.
• Konfrontasi sangat berguna untuk klien yang telah mempunyai kesadaran diri tetapi
perilakunya belum berubah
33
2. KESEGERAAN
• Terjadi jika interaksi perawat-klien difokuskan pada dan digunakan untuk
mempelajari fungsi klien dalam hubungan interpersonal lainnya.
• Perawat harus sensitif terhadap perasaan klien dan berkeinginan membantu
dengan segera
34
3. KETERBUKAAN PERAWAT
• Tampak ketika perawat memberikan informasi tentang diri, ide, nilai,
perasaan dan sikapnya sendiri untuk memfasilitasi kerjasama, proses belajar,
katarsis, atau dukungan klien.
• Penelitian Johnson bahwa peningkatan keterbukaan antara perawat-klien
menurunkan tingkat kecemasan perawat klien
35
4. KATARSIS EMOSIONAL
• Klien didorong untuk membicarakan hal-hal yang sangat mengganggunya
untuk mendapatkan efek terapeutik.
• Dalam hal ini perawat harus dapat mengkaji kesiapan klien untuk
mendiskusikan maslahnya. Jika klien mengalami kesulitan mengekspresikan
perasaanya, perawat dapat membantu dengan mengekspresikan
perasaannya jika berada pada situasi klien
36
5. BERMAIN PERAN
• Membangkitkan situasi tertentu untuk meningkatkan penghayatan klien
kedalam hubungan antara manusia dan memperdalam kemampuannya
untuk melihat situasi dari sudut pandang lain; juga memperkenankan klien
untuk mencobakan situasi yang baru dalam lingkungan yang aman
37
KESIMPULAN
• Kemampuan menerapkan tehnik komunikasi terapeutik memrlukan latihan
dan kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi tidak
dalam kemampuan tetapi dalam dimensi nilai, waktu dan ruang yang turut
mempengaruhi keberhasilan komunikasi yang terlihat melalui dampak
terapeutiknya bagi klien dan juga kepuasan bagi perawat.
• Komunikasi juga akan memberikan dampak terapeutik bila dalam
penggunaanya diperhatikan sikap dan tehnik komunikasi terapeutik.
• Hal lain yang cukup penting diperhatikan adalah dimensi hubungan.
Dimensi ini merupakan faktor penunjang yang sangat berpengaruh dalam
mengembangkan kemampuan berhubungan terapeutik.
38
KOMUNIKASI NON-VERBAL
• Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan
kata-kata.
• Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan
kepada orang lain.
• Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan
klien mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan,
karena isyarat non-verbal menambah arti terhadap pesan verbal.
• Perawat yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan
asuhan keperawatan.
39
KOMUNIKASI NON-VERBAL
• Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan
kata-kata.
• Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan
kepada orang lain.
• Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan
klien mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan,
karena isyarat non-verbal menambah arti terhadap pesan verbal.
• Perawat yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan
asuhan keperawatan.
KESADARAN DIRI PERAWAT DALAM 40
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. KESADARAN DIRI
Kesadaran diri:
P-akan menerima perbedaan
dan keunikan Klien
43
2. KLARIFIKASI NILAI
• Hubungan P-K adalah:
“ hub timbal balik”
tapi utamakan kebutuhana K-
Konflik P- perlu menyadari dan
Tidak puas mengklarifikasi
Tidak mempengaruhi
hub P-K
44
3. EKSPLORASI PERASAAN
P-perlu terbuka, sadar terhadap perasaanya,
mengontrol
“menggunakan diri secara terapeutik”
SIAPA SAYA?
45
JOHARI WINDOW
(1) (2)
DIKETAHUI DIRI HANYA DIKETAHUI
SENDIRI DAN OLEH ORANG LAIN
ORANG LAIN
(3) (4)
HANYA DIKETAHUI TIDAK DIKETAHUI
OLEH DIRI SENDIRI OLEH SIAPAPUN
46
2 tokoh idola
2 cita-cita 2 keberhasilan
• SI SADAR
• KUADRAN 1 LEBIH LUAS
• Banyak hal dan sifat Soima yang
diketahui oleh orang lain dan dirinya
sendiri
• Orang lain dapat memprediksi apa
yang dirasakan dan apa yang
dilakukan oleh Soima ketika terjadi
sesuatu
49
TERAPEUTIK
PRA INTERAKSI
PERKENALAN ATAU ORIENTASI
KERJA
TERMINASI
ANALISA ALASAN KLIEN MINTA BANTUAN
55
Alasan Klien Pendekatan Kep. Yg Contoh Respons
Sesuai
• Prainteraksi
Eksplorasi perasaan,fantasi dan ketakutan diri
Analisa kekuatan & kelemahan profesional diri
Dptkan data klien & rencanakan pertemuan I
• Terminasi
Ciptakan realitas perpisahan
Bicarakan proses terapi dan pencapaian tujuan
Saling eksplorasi perasaan kehilangan.
59
Klien Perawat
oT oT
D D
A A
@ Transaksi silang
Transaksi terjadi apabila penerima pesan
memberi respon diluar “Ego Statet “ yang 61
D D
A A
@ Transaksi Tersembunyi
Transaksi terjadi apabila pengirim pesa
menyampaikan pesan dari “Ego Statet ” tertentu 62
D D
A A
63
KEBUNTUAN TERAPEUTIK
Pengertian
Hambatan kemajuan hubungan Perawat-Klien.
Penyebabnya dari berbagi alasan dan terjadi dalam
bentuk yang berbeda.
RESISTENS
Resisten adalah upaya Pasien untuk tetap tidak
menyadari penyebab ansietas yang dialaminya.
KONTERTRANSFERENS
Kontertransferens yaitu Kebuntuan terapeutik yang dibuat oleh
Perawat.
PELANGGARAN BATASAN
Hal ini terjadi jika perawat melampaui batasan hubungan yang terpeutik
dan membina hubungan sosial, ekonomik, atau personal dengan pasien.
KOMUNIKASI
• Komunikasi merupakan suatu hal yang paling penting dan merupakan
aspek yang paling kompleks dalam kehidupan manusia.
• Kehidupan kita sehari-hari memang sangat kuat dipengaruhi oleh
komunikasi dengan orang lain, baik melalui pesan-pesan yang diterima dari
orang lain yang bahkan tidak dikenal baik, dan juga komunikator yang
dekat maupun jauh jaraknya.
71
KESIMPULAN
Komunikasi sangatlah penting dalam setiap konteks kehidupan manusia.
Sebagai perawat, kita sudah semestinya mempelajari dan memahami
berbagai macam komunikasi dalam konteks-konteks yang berbeda sehingga
memudahkan kita dalam melakukan tindakan keperawatan yang benar dan
tepat terhadap pasien.Dengan telah mengetahui peran komunikasi secara
tidak langsung melalui pembelajaran ini yaitu konsep komunikasi dalam
konteks sosial,dan budaya, serta keyakinan.
TAHAPAN HUBUNGAN P-K 81
TERAPEUTIK
PRA INTERAKSI
PERKENALAN ATAU ORIENTASI
KERJA
TERMINASI
ANALISA ALASAN KLIEN MINTA BANTUAN
82
Alasan Klien Pendekatan Kep. Yg Contoh Respons
Sesuai
• Prainteraksi
Eksplorasi perasaan,fantasi dan ketakutan diri
Analisa kekuatan & kelemahan profesional diri
Dptkan data klien & rencanakan pertemuan I
• Terminasi
Ciptakan realitas perpisahan
Bicarakan proses terapi dan pencapaian tujuan
Saling eksplorasi perasaan kehilangan.
86
Klien Perawat
oT oT
D D
A A
@ Transaksi silang
Transaksi terjadi apabila penerima pesan
memberi respon diluar “Ego Statet “ yang 88
D D
A A
@ Transaksi Tersembunyi
Transaksi terjadi apabila pengirim pesa
menyampaikan pesan dari “Ego Statet ” tertentu 89
D D
A A
90
KEBUNTUAN TERAPEUTIK
Pengertian
Hambatan kemajuan hubungan Perawat-Klien.
Penyebabnya dari berbagi alasan dan terjadi dalam
bentuk yang berbeda.
RESISTENS
Resisten adalah upaya Pasien untuk tetap tidak
menyadari penyebab ansietas yang dialaminya.
KONTERTRANSFERENS
Kontertransferens yaitu Kebuntuan terapeutik yang dibuat oleh
Perawat.
PELANGGARAN BATASAN
Hal ini terjadi jika perawat melampaui batasan hubungan yang terpeutik
dan membina hubungan sosial, ekonomik, atau personal dengan pasien.