Anda di halaman 1dari 29

HERNIA INGUINAL

PENDAHULUAN
Hernia inguinalis adalah salah satu alasan paling umum
pasien perawatan primer yang perlu rujukan untuk intervensi
bedah. 75% dari semua hernia terjadi diregio inguinal. 4,7 juta
kunjungan rawat jalan setiap tahun. Lebih dari 600.000
perbaikan bedah untuk hernia inguinal.
Hernia inguinalis memiliki perbandingan 9: 1 yang
didominasi laki-laki. Pria dengan hernia hiatus didiagnosis telah
terbukti memiliki dua kali lipat risiko terjadinya hernia
inguinalis. Di antara perempuan yang batuk kronis, hernia
umbilikalis, usia yang lebih tua, dan tinggal di pedesaan telah
dikaitkan dengan insiden yang lebih tinggi terjadi hernia
inguinalis. Baik merokok atau alkohol telah terbukti
mempengaruhi terjadinya hernia.
DEFINISI
Hernia adalah istilah umum yang menggambarkan
tonjolan atau penonjolan suatu organ atau jaringan
melalui pembukaan abnormal dalam struktur anatomi.
Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari
tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen
pada umumnya daerah inguinal

Hernia inguinal indirek merupakan hernia yang paling


sering ditemukan yaitu sekitar 50%, sedangkan hernia
inguinal direk 25% , hernia femoralis sekitar 15%. Di
Amerika Serikat dilaporkan bahwa 25% penduduk pria
dan 2% penduduk wanita menderita hernia inguinal
didalam hidupnya, dengan hernia inguinal indirek yang
sering terjadi.
KOMPONEN HERNIA
Kantong hernia, merupakan
kantong (divertikulum)
peritoei dan mempunyai
leher dan badan (corpus

Isi hernia dapat berisi atas setiap


struktur yang ditemukan di dalam
cavitas abdominalis dan dapat
bervariasi dari sebagian kecil
omentum sampai organ besar
seperti ren

Pelapis hernia dibentuk dari


lapisan-lapisan dinding abdomen
yang dilalui oleh kantong hernia.
KLASIFIKASI HERNIA
Menurut waktu Secara klinis
•Hernia •Hernia reponibilis
Kongenital •Hernia ireponibilis
•Hernia •Hernia strangulasi
akuisita/didapat •Hernia inkaserata

Menurut
lokasi/letaknya
•Hernia Inguinalis
•Hernia Femoralis
•Hernia umbilikalis
ETIOLOGI
1.Peninggian tekanan intra abdomen yang berulang
A.Mengangkat barang yang berat yang tidak sesuai dengan ukuran
badan
B.Sering mengedan karena adanya gamgguan konstipasi atau
gangguan saluran kencing.
C.Bentuk yang kronis dikarenakan infeksi, bronchitis,asma,
empisema,dan alergi
Partus

2.Kelemahan otot dinding perut karena usia

3.Proses vaginalis yang terbuka


PERBEDAAN HIL DAN HIM
• Hernia Inguinalis Lateralis
Hernia ini disebut lateralis karena
menonjol dari perut di lateral
pembuluh epigastrika inferior. Di
kenal sebagai indirek karena
keluar melalui dua pintu dan
saluran, yatu annulus dan kanalis
inguinalis. Pada pemeriksaan
hernia lateralis akan tampak
tonjolan bernbentuk lonjong.
Dapat terjadi secara congenital
atau akuisita
Terbagi menjadi 2:
 Hernia inguinal indirecta
kongenital
 Hernia inguinal indrecta akuisita
• Hernia Inguinalis Medialis
Disebut juga hernia inguinalis
medialis, menonjol langsung ke
depan melalui setiga Hasselbach,
daerah dibatasi ligamentum
inguinale di bagian inferior,
pembuluh darah epigastrika
inferior di bagian lateral dan tepi
otot rektus di bagian medial.

Dasar segitiga Hasselbach


dibentuk oleh fasia transversal
yang diperkuat oleh serat
aponeurosis muskulus
transverses abdminis yang
kadang-kadang tidak sempurna
sehingga daerah ini potensial
untuk menjadi lemah. Hernia
medialis, karena tidak keluar
melalui kanalis inguinalis dan
tidak ke skortum, umumnya tidak
disertai strangulasi karena cincin
hernia longgar.
Tipe Deskripsi Hubungan dengan Dibungkus oleh fascia Onset biasanya pada
vasa epigastrica spermatica interna waktu
inferior

Hernia Penojolan melewati cincin inguinal Lateral Ya Kongenital


ingunalis dan biasanya merupakan kegagalan dan bisa pada
lateralis penutupan cincin ingunalis interna waktudewasa.
pada waktu embrio setelah penurunan
testis

Hernia Keluarnya langsung menembus fascia Medial Tidak Dewasa


ingunalis dinding abdomen
medialis
GAMBARAN KLINIS

1.Hernia inguinalis lateralis


•Terdapatbenjolandilipatpaha yang timbulpadawaktumengedan, batuk,
bersin, berdiri, mengangkatberatdanhilangsetelahberbaring(apabila masih
reponibel)
•Nyeriatau rasa tidakenak di daerah epigastrium ataupara umbilical
sewaktusegmenusushalusmasukkekantong hernia
•Mual, muntah, kolikbilaterjadiinkaserasiataupunstrangulasi

2.Hernia inguinalis medialis


• Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala yang sedikit
dibandingkan hernia ingunalis lateralis
DIAGNOSA
Diagnosis hernia dapat ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan fisik, gejala
klinis maupun pemeriksaan khusus.
PALPASI
INSPEKSI • Dilakukan dalam keadaan ada benjolan
•Tampak benjolan dilipatan paha hernia bila tidak tampak benjolan
simteris atau asimetris pada posisi penderita diminta mengejan atau
berdiri. Apabila tidak di dapatkan melakukan maneuver valsava.
benjolan, penderita kita minta •Tentukan konsistensinya
untuk melakukan maneuver valsava •Lakukan reposisi ( bila masuk atau tidak)
•Benjolan berbentuk lonjong (HIL) •Kompresable umumnya (+)
atau bulat (HIM) •Untuk membedakan antara hernia
•Tanda-tanda radang ada atau tidak inguinalis letarlis dan medialis dapat
pada hernia inguinalis biasanya dilakukan beberapa macam test
tanda radang (-).
• Laboratorium
Untuk mendukung ke arah adanya strangulasi,
sebagai berikut: Leukocytosis dengan shift to
the left yang menandakan strangulasi.
Elektrolit, kadar kreatinine yang tinggi akibat
muntah-muntah dan menjadi dehidrasi. Tes
Urinalisis untuk menyingkirkan adanya
masalah dari traktus genitourinarius yang
menyebabkan nyeri lipat paha
• Ultrasonografi dapat digunakan untuk
membedakan adanya massa pada lipat paha
atau dinding abdomen dan juga membedakan
penyebab pembengkakan. Terjadi gambaran
tidak biasa ini dikenal dengan Spontaneous
Reduction of Hernia En Masse. Adalah suatu
keadaan dimana berpindahnya secara spontan
kantong hernia beserta isinya ke rongga
extraperitoneal.
• MRI berguna dalam membedakan hernia
inguinalis dan femoralis dengan sensitivitas
tinggi dan spesifisitas
PEMERIKSAAN KHUSUS
A. Finger Test
• Menggunakan jari ke 2 atau
jari ke 5
• Dimasukkan lewat skrortum
melalui annulus eksternus
ke kanal inguinal
• Penderita disuruh batuk :
- Bila impuls di ujung jari
berarti Hernia Inguninalis
Lateralis
- Bila impuls disampin jari
berarti Hernia Inguinalis
Medialis.
B. Zieman Test

• Posisi berbaring, bila ada


benjolan masukkan dulu
(biasanya oleh penderita)
• Hernia kanan diperiksa
dengan tangan kanan
• Penderita disuruh batuk bila
rangsangan pada:
- Jari ke2 : hernia inguinalis
lateralis
-Jari ke3 : hernia inguinalis
medialis
-Jari ke5 : hernia femorlis
C. Thumb Test
• Annulus intenus
ditekan dengan ibu jari
dan penderita disuruh
mengedan
• Bila keluar benjolan
berarti Hernia Inguinalis
medialis
• Bila tidak keluar
benjolan berarti Hernia
Inguinals Latealis
DIAGNOSIS BANDING
• Hidrokel
• Varikokel
• Lipoma
• Testicular Torsion
• Kista Sebasea
• Lipoma
PENATALAKSANAAN
1. Konservatif

- Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong


sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan
tekanan lambat dan menetap sampai terjadi reposisi

- Reposisi spontan pada anak : menidurkan anak dengan posisi


Trendelenburg, pemberian sedatif parenteral, kompres es di atas hernia,
kemudian bila berhasil, anak boleh menjalani operasi pada hari berikutnya.

- Bantal penyangga, bertujuan untuk menahan hernia yang telah direposisi


dan harus dipakai seumur hidup. Namun cara ini sudah tidak dianjurkan
karena merusak kulit dan otot abdomen yang tertekan, sedangkan
strangulasi masih mengancam
2. Operatif

Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniotomi dan


hernioplasti.

• herniotomi : pembebasan kantong hernia sampai ke


lehernya., kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan
kalau ada perlengketan, kemudian direposisi. Kantong
hernia dijahit ikat setinggi mungkin kemudian
dipotong.
• hernioplasti : tindakan memperkecil annulus inguinalis
intenus dan memperkuat dinding belakang kanalis
inguinali. Hernioplasti lebih oebting artinya dalam
mencengah terjadinya residif dibandingkan herniotomi.
TEHNIK OPERASI
Mercy dikenal dengan ligasi Bassini, dahulu merupakan metode
sederhana dengan diangkat yang sering digunakan, dengan cara
tinggi kantungnya.melewati conjoint tendon didekatkan dengan
ingunal yang dikombinasi ligamentum Poupart’s dan spermatic
dengan pengikatan cincin cord diposisikan seanatomis mungkin di
interna. bawah aponeurosis muskulus oblikuus
eksterna.

Halsted, menempatkan Mc Vay, dikenal dengan metode


muskulus oblikuus eksterna ligamentum Cooper, meletakkan
diantara cord kebalikannya conjoint tendon lebih posterior dan
cara Bassini. inferior terhadap ligamentum Cooper.
Kelompok 1 : Open Anterior Repair
Kel. 1 operasi hernia (teknik Bassini, McVay
dan Shouldice) melibatkan pembukaan aponeurosis
otot obliquus abdominis eksternus dan
membebaskan funnikulus spermatikus. Fascia
transversalis kemudian dibuka, dilakukan inspeksi
kanalis spinalis, celah direct dan indirect. Kantung
hernia diligasi dan dasar kanalis spinalis di
rekonstruksi.
Kelemahannya adalah tegangan yang terjadi
akibat jahitan tersebut, selain dapat menimbulkan
nyeri juga dapat terjadi nekrosis otot yang akan
menyebabkan jahitan terlepas dan mengakibatkan
kekambuhan
Kelompok 2 : Open Posterior Repair

Posterior repair (iliopubic repair dan teknik Nyhus) ->


membelah lapisan dinding abdomen superior hingga ke
cincinluar dan masuk ke properitoneal space. Diseksi
kemudian diperdalam kesemua bagian kanalis inguinalis.
Perbedaan utama antara teknik ini dan teknik open
anterior adalah rekonstruksi dilakukan dari bagian dalam.
Posterior repair sering digunakan pada hernia dengan
kekambuhan karena menghindari jaringan parut dari
operasi sebelumnya. Operasi ini biasanya dilakukan
dengan anastesi regional atau anastesi umum.
Kelompok 3: Tension-free repair with Mesh

(Teknik Lichtenstein dan Rutkow) -> pendekatan


awal yang sama dengan teknik open anterior. Akan
tetapi tidak menjahit lapisan fascia untuk
memperbaiki defek, tetapi menempatkan sebuah
prostesis, yaitu Mesh yang tidak diserap. Mesh ini
dapat memperbaiki defek hernia tanpa
menimbulkan tegangan dan ditempatkan di sekitar
fascia -> Hasil yang baik diperoleh dengan teknik ini
dan angka kekambuhan dilaporkan kurang dari 1%.
Teknik ini terus populer. Teknik ini dapat
dilakukan dengan anastesi lokal, regional atau
general
Kelompok 4 : Laparoscopic

Operasi hernia laparoscopic makin populer


dalam beberapa tahun terakhir, tetapi juga
menimbulkan kontroversi. Hanya sekitar 10% dari
perbaikan hernia inguinal di Amerika Serikat
dilakukan melalui laparoskopi. Teknik ini
ditinggalkan karena potensi obstruksi usus halus
dan pembentukan fistel karena paparan usus
terhadap mesh. Saat ini kebanyakan teknik
laparoscopic herniorhappies dilakukan
menggunakan salah satu pendekatan
transabdominal preperitoneal (TAPP) atau total
extraperitoneal (TEP).
Perbandingan Laparascopi dengan
Open Tehnik Perbaikan Primer
waktu operasi
Perbaikan keadaan umum di rumah sakit
komplikasi
Kembali keaktivitas biasa
Nyeri kronis
Hernia berulang
KOMPLIKASI
komplikas Post Operasi
1. Hernia Inkaserata
2. Hernia strangulasi • Hematoma (pada luka
atau pada skrotum)
• Infeksi pada luka operasi
• Nyeri kronis
• Nyeri dan pembengkakan
testis yang menyebabkan
atrofi testis
• Rekurensi / residif
KESIMPULAN
Hernia berasal dari kata lain yang berarti rupture.Hernia adalah
istilah umum yang menggambarkan tonjolan atau penonjolan suatu
organ atau jaringan melalui pembukaan abnormal dalam struktur
anatomi. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh
kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah
inguinal.
Hernia inguinalis dibagi dua jenis hernia inguinalis
medialis/hernia inguinalis directa/hernia inguinalis horisontal dan
hernia ingunalis lateralis/ hernia indirecta/hernia obliqua. Yang tersering
hernia inguinalis lateralis angka kejadiannya lebih banyak pada laki-laki
dan yang paling sering adalah yang sebelah kanan.Etiologi dari hernia
inguinalis antara lain prosesus vaginalis persisten, tekanan intra
abdominal yang meninggi, kelemahan otot-otot abdomen.
Komplikasi yang terjadi yaitu inkarserasi dan strangulasi. Jika
sudah terjadi strangulasi penanganan segera adalah dengan operasi.
Serta komplikasi post operasi Hematoma (pada luka atau pada skrotum),
infeksi pada luka operasi, nyeri kronis, nyeri dan pembengkakan testis
yang menyebabkan atrofi testis , rekurensi / residif.

Anda mungkin juga menyukai