Anda di halaman 1dari 33

Terjadinya Penyakit/

Masalah Kes
Dindin Wahyudin, S.Pd.,M.Sc
Arrahmah
Bandung
Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk sosial sangat
dipengaruhi
oleh : - faktor biologis
- faktor fisik
- faktor sosial-budaya
Manusia harus mengatasi pengaruh negatif ketiga
faktor melalui ;
Menyesuaikan kebutuhannya dengan lingkungan
sekitarnya
Berusaha mengubah lingkungan disesuaikan
kebutuhannya
Penyakit menular dikelompokkan menjadi :
a. Penyakit yang sangat berbahaya, kematian tinggi,
b. Penyakit yang dapat menimbulkan kematian atau
cacat, akibatnya lebih ringan,
c. Penyakit yang jarang menimbulkan kematian atau
cacat, tetapi dapat mewabah dan menimbulkan
kerugian.
Mengatasi dan menanggulangi penyakit menular,
harus diketahui berbagai aspek epidemiologis
penyakit menular secara umum.
Istilah Dalam Epidemiologi
Penyakit Menular
1. Carrier : manusia/hewan tempat berdiamnya agent
menular spesifik, penyakit secara klinis tidak nyata,
tetapi dapat sebagai sumber infeksi cukup penting.
2. Case Fatality Rate : persentase jumlah orang
didiagnosis menderita penyakit tertentu dan meninggal
karenanya.
3. Chemoprophylaxis : bahan kimiawi (antibiotik) untuk
mencegah pertumbuhan atan perkembangan infeksi
menjadi penyakit yang nyata.
4. Cleaning : pembersihan (menggosok/mencuci) agent
menular/zat organik dari permukaan badan dimana dia
dapat bertahan atau berkembang biak.
1. Communicable disease : penyakit yang terjadi
karena perpindahan/penularan agent/racunnya
dr orang terinfeksi, hewan atau reservoir lain
kpd pejamu yang rentan, langsung atau tidak
melalui pejamu perantara hewan (vektor) atau
lingkungan tdk hidup.
2. Communicable period : waktu tertentu yang
dibutuhkan communicable disease. Yaitu saat
terjadinya keterpaparan dgn sumber infeksi
pertama kali sampai m.o yang dpt menularkan
tidak lagi disebarkan
1. Contact : orang/hewan yang telah berhubungan dgn
orang/hewan terinfeksi/lingkungan terkontaminasi, shg
berpeluang mendapat agent penyakit menular.
2. Contamination :adanya agent menular pada permukaan
tubuh, pakaian, mainan, air, makanan.
3. Desinfection : mematikan agent menular dgn bahan
kimiawi/cara fisik secara langsung mengena agent di
luar tubuh.
4. Desinfestation : proses fisik/kimiawi untuk
merusak/memusnahkan arthropoda/rodent yang ada
pada orang, pakaian, lingkungan atau hewan
peliharaan (insecticide/rodenticide)
1. Endemic : adanya penyakit atau agent menular yang
tetap dalam suatu area geografis tertentu.
2. Epidemic : peristiwa dimana suatu penyakit tertentu dlm
masyarakat secara nyata melebihi dari jumlah yang
diperkirakan.
3. Fumigation : proses mematikan rodent, arthropoda &
binatang kecil lain dengan menggunakan gas.
4. Health education : proses belajar untuk meningkatkan,
memelihara atau memulihkan derajat kesehatan.
5. Host : manusia/hewan yang memberikan tempat tinggal
untuk agent menular dalam kondisi alaminya.
1. Immune individual : orang/hewan yang mempunyai
perlindungan kekebalan seluler sbg hasil infeksi yang tjd
sebelumnya, hasil imunisasi atau dari kejadian khusus
sebelumnya.
2. Immunity : adanya antibodi terhadap m.o atau
produknya yang dpt menyebabkan penyakit menular
tertentu.
3. Inapparent infection : infeksi pejamu tanpa tanda-tanda
klinis yang jelas atau dikenali.
4. Insidence rate : hasil bagi jumlah penderita baru suatu
penyakit periode tertentu (pembilang) dengan jumlah
person dlm populasi yang telah ditent. (penyebut). Biasa
/1000 atau /100.000/thn.
1. Incubation period : selang waktu antara permulaan
kontak dengan agent menular sampai timbulnya gejala
pertama kali.
2. Infected individual : manusia/hewan tempat berdiam
suatu agent menular, dapat dengan gejala atau tan
gejala klinis jelas.
3. Infection : masuk, bertumbuh dan berkembangnya
agent menular dalam tubuh manusia/hewan.
4. Infectious agent : suatu organisme yang mampu
menimbulkan infeksi.
5. Infectious disease : penyakit yang secara klinis tampak
nyata, akibat suatu infeksi.
1. Infestation : manusia/hewan sbg tempat menempel dan
berkembangbiaknya arthropoda pada permukaan
tubuh/pakaian.
2. Isolation : upaya pemisahan selama masa penularan
terhadap orang/hewan yang terinfeksi dari yang lain,
pada tempat dan kondisi tertentu untuk
pencegahan/pembatasan penularan baik langsung
maupun tidak langsung.
3. Morbidity rate : angka kejadian insidensi dengan
memamsukkan semua orang dlm populasi tertentu
yang secara klinis menderita penyakit dlm waktu
tertentu.
1. Mortality rate : angka/jumlah orang yang
meninggal (semua sebab) dalam suatu
populasi selama periode tertentu (1 tahun),
biasanya /1000 penduduk.
2. Nosocomial infection : infeksi yang terjadi di
RS/ fasilitas yankes pada siapa pun yang pada
waktu masuk tidak terdpt tanda-tanda
infeksi/masa inkubasi.
3. Pathogenecity : kemampuan agent menular
untuk menyebabkan penyakit pada host yang
rentan.
4. Patient or sick people : orang yang secara jelas
sakit
1. Personal hygiene : tinadakan pencegahan
secara individu untuk meningkatkan kesehatan
dan membatasi menyebarnya penyakit menular,
t.u kontak langsung.
2. Prevalence rate : hasil bagi dimana pembilang
adl jumlah orang yang sakit, tanpa melihat
kapan mulaisakit, dengan penyebut jumlah
orang dlm populasi dimana kasus tsb terjadi.
3. Quarantine : larangan/pembatasan keg. orang/
hewan yang telah kontak/terpapar selama
periode penularan, untuk mencegah penularan
penyakit selama periode inkubasi.
1. Report of a disease : laporan resmi kpd pihak
berwenang atas terjadinya penularan tertentu atau
penyakit menular yang lain pd manusia/hewan.
2. Reservoir of infectious agent : hewan, arthropoda,
tanaman, tanah atau zat atau kombinasinya dimana
agent menular dpt secara normal dpt hidup dan
berkembang.
3. Resistence :mekanisme tubuh membuat rintangan untuk
berkembangnya penyerangan/pembiakan agent
menular atau kerusakan oleh racunnya.
4. Source of infection : manusia,hewan atau zat lainnya,
dimana suatu agent menular berada pada tubuh host.
1. Surveillance of disease : pengawasan penyakit berupa
penelitian yang cermatdari segala aspek terjadinya dan
penyebaran penyakit yang berhubungan dgn
penanggulangan yang berlaku.
2. Susceptible :orang/hewan yang dianggap tidak memiliki
kekebalan yang cukup untuk mencegah nfeksi jika
terpapar.
3. Suspect case : orang yang mempunyai riwayat dan
tanda-tanda yang dianggap bhw dia mungkin menderita
penyakit menular.
4. Transmission of infectious agent : segala
cara/mekanisme dimana agent menular menyebar dari
reservoir ke manusia.
1. Air-borne : penyebaran unsur penyebab
secara aerosol ke pintu masuk yang
sesuai. Biasanya saluran pernapasan.
2. Virulence : tingkat patogenitas suatu
agent menular untuk menyerang dan
merusak jaringan pejamu.
3. Zoonosis : penyakit menular yang secara
alam dpt ditularkan dari hewan vertebrata
ke pejamu manusia.
Komponen Proses Kejadian
Penyakit Menular
1. Faktor Penyebab Penyakit Menular
 Faktor Penyebab (agent)unsur biologis, dari partikel
virus sampai organisme multiseluler yang kompleks.
1) kelompok arthropoda (serangga)
2) kelompok cacing/helminth
3) kelompok protozoa
4) kelompok fungus/jamur
5) kelompok bakteri
6) kelompok virus
sebagai makhluk biologis, maka mereka jugaberpotensi
mepertahankan diri dan berkembang biak
• Sifat karakteristik unsur penyebab
morfologi/bentuk, sifat kimiawi, perubahan
antigenik, kebutuhan pertumbuhan,
kesanggupan hidup diluar tubuh pejamu,
kesanggupan hidup di berbagai keadaan
suhu/kelembaban, macam pejamu,
menghasilkan toksin, resistensi thd
antibiotik/zat kimia dan kesanggupan
mendapat info genetik baru dari plasmid.
 faktor sumber penularan
– 1. Penderita
– 2. Pembawa kuman
– 3. Binatang sakit
– 4. Tumbuhan /benda
 faktor cara penularan
– 1. Kontak langsung
– 2. Melalui udara
– 3. Melalui makanan/minuman
– 4. Melalui vektor
 faktor cara meninggalkan pejamu dan cara masuk
pejamu baru
– 1. Mukosa/kulit
– 2. Saluran pencernaan
– 3. Saluran pernapasan
– 4. Saluran urogenitalia
– 5. Gigitan, suntikan, luka
– 6. Placenta
 faktor keadaan pejamu
– 1. Keadaan umum
– 2. Kekebalan
– 3. Status gizi
– 4. Keturunan
1. Interaksi Penyebab dengan Pejamu
a) Infektifitas,
 kemampuan unsur penyebab masuk dan
berkembang biak.
 dapat dianggap ; jumlah minimal dari unsur penyebab
untuk menimbulkan infeksi thd 50% pejamu spesies
sama.
 Dipengaruhi oleh sifat penyebab, cara penularan,
sumber penularan, serta faktor pejamu seperti umur,
sex dll.
 nfektifitas tinggi : campak Infektifitas rendah : lepra
b) Patogenesis,
 Kemampuan untuk menghasilkan penyakit dgn gejala
klinik yang jelas.
 Dipengaruhi oleh = infektivitas
 Staphillococcus tidak patogen bila di rektum. Tapi bila
di rongga peritoneum atau selaput otak, akan serius.
c) Virulensi,
 Nilai proporsi penderita dgn gejala klinis yang berat
thd seluruh penderita dgn gejala klinis yang jelas.
 Dipengaruhi dosis, cara masuk/penularan, faktor
pejamu.
 Poliomyelitis lebih berbahaya bila mengenai org
dewasa daripada anak-anak.
• d) Imunogenisitas,
 Kemampuan menghasilkan kekebalan/imunitas.
 Dapat berupa kekebalan humoral primer,
kekbalan seluler atau campuran keduanya.
 Dipengaruhi oleh faktor pejamu, dosis dan
virulensi infeksi.
 Campak dapat menghasilkan kekebalan seumur
hidup. Gonococcus tidak demikian, orang dapat
erkena gonore beberapa kali.
1. Mekanisme Patogenesis
Efek patogen yang dihasilkan oleh unsur
penyebab infeksi dapat terjadi karena
mekanisme :
 Invasi langsung ke jaringan Penyakit parasit seperti
amubiasis, giardiasis.Beberapa jenis cacing
nematoda, cestoda.Infeksi bakteri (meningitis), ISK,
faringitis, virus, dsb.
 Produksi toksin oleh unsur penyebab Seperti tetanus,
difteri, enterotoksin dari E. Coli .
 Rangsang imunologis atau reaksi alergiTermasuk
tuberculosis, DBD, dll.
 Infeksi yang menetap (infeksi laten)
Bakteri mungkin tetap berada di pejamu dengan
keadaan tanpa gejala setelah mengalami infeksi.Seperti
hemophillus influenzae, neisseria meningitidis,
streptococcus, dll.Jenis infeksi virus mis. Herpes zoster,
herpes simplex, varicella zoster, encephlitis, dsb.
 Peningkatan kepekaan pejamu melawan obat yang tidak
toksis, Rey’s syndrom, dimana infeksi virus dpt
menyebabkan encephalopathy bila diobati salisilat.
 Ketidakmampuan membentuk imunitas,AIDS, CFR 70%.
1. Sumber Penularan (reservoir)
 Unsur penyebab penyakit adl unsur biologis.Butuh
tempat ideal berkembang biak dan bertahan.
 Reservoir adl organisme hidup/mati, dimana
penyebab penyakit hidup normal dan berkembang
biak.Reservoir dapat berupa manusia, binatang,
tumbuhan serta lingkungan lainnya.
 Reservoir merupakan pusat penyakit menular,
karena merupakan komponen utama dari lingkaran
penularan dan sekaligus sebagai sumber penularan.
a. Manusia sebagai resevoir
• Lingkaran penularan penyakit yang sangat sederhana,
reservoir manusia serta penularan dari manusia ke
manusia.
• Mis. ISP oleh virus/bakteri, difteri, pertussis, TBC,
influensa, GO, sipilis, lepra.
• Penularan penyakit ke pejamu potensial :
– proses kolonisasi
– proses infeksi terselubung (covert)
– proses menderita penyakit (overt)
• Manusia sbg reservoir dapat sebagai penderita, juga
sbg carrier.
Manusia sbg carrier dibagi :
– 1) Healthy carrier : poliomyelitis, hepatitis B,dll.
– 2) Incubatory carrier : chicken pox, measles, dll.
– 3) Convalascent carrier : klpk salmonella, difteri, dll.
– 4) Chronic carrier : tifus abdominalis, hepatitis B, dll.
Manusia sbg reservoir dibagi :
– 1) Reservoir yang selalu sbg penderita : cacar, TBC,
– campak, lepra, dll.
– 2) Reservoir sbg penderita dan carrier : difteri, kolera,
– tifus abdominalis, dll.
– 3) Reservoir sbg penderita, tdk dpt menularkan tanpa
– vektor/pejamu lain : malaria, filaria, dll.
a. Reservoir binatang atau benda lain
• Penyakit yang secara alamiah dijumpai di hewan
vertebrata,juga menularkan ke manusia (reservoir utama
adl binatang)  zoonosis.
Penyakit Reservoir
– 1. Rabies  Anjing
– 2. Bovine TBC  Sapi
– 3. Typhus, Scrub & Murine Tikus
– 4. Leptospirosis  Tikus
– 5. Trichinosis  Babi
– 6. Hidatosis  Anjing
– 7. Brucellosis  Sapi, Kambing
– 8. Pes  Tikus
1. Cara unsur penyebab keluar dari pejamu
– a) Melalui konjungtiva ; penyakit mata.
– b) Melalui saluran napas (droplet) ; karena batuk,
bersin, bicara atau udara pernapasan. Seperti TBC,
influensa, difteri, campak, dll.
– c) Melalui pencernaan ; lewat ludah, muntah atau
tinja. Umpamanya kolera, tifus abdominalis,
kecacingan, dll.
– d) Melalui saluran urogenitalia ; hepatitis.
– e) Melalui luka ; paa kulit atau mukosa, seperti sifilis,
frambusia, dll.
– f) Secara mekanik ; seperti suntikan atau gigitan,
antara lain malaria, hepatitis, AIDS, dll.
1. Cara penularan (mode of transmission)
a. Direct transmission Perpindahan sejumlah unsur
penyebab dari reservoir langsung ke pejamu potensial
melalui portal of entry.
– 1) Penularan langsung orang ke orang ; sifilis, GO,
lymphogranuloma venerum, chlamydia trachomatis, hepatitis B,
AIDS, dll.
– 2) Penularan langsung dari hewan ke orang ;
kelompozoonosis.
– 3) Penularan langsung dari tumbuhan ke orang ; penyakit
jamur.
– 4) Penularan dari orang ke orang melalui kontak benda lain ;
kontak dgn benda terkontaminasi.
– Melalui tanah : ancylostomiasis, trichuris, dll.
– Melalui air : schistomiasis.
a. Air borne disease
penularan sebagian besar melalui udara, atau kontak
langsung.
• Terdapat dua bentuk ; droplet nucklei dan dust (debu).
• Misalnya : TBC, virus smallpox, streptococcus
hemoliticus, difteri, dsb.
a. Vehicle borne disease
• Melalui benda mati spt makanan, minuman, susu, alat
dapur, alat bedah, mainan, dsb.
a) Water borne disease ; cholera, tifus, hepatitis, dll
b) Food borne disease ; salmonellosis, disentri, dll
c) Milk borne disease ; TBC, enteric fever, infant diare,
dll
a. Penularan melalui vektor
• Vektor : si pembawa (latin), gol arthropoda (avertebrata)
yang dpt memindahkan penyakit dari reservoir ke
pejamu potensial.
1) Mosquito borne disease ; malaria, DBD, yellow fever,
virus encephalitis, dll.
2) Louse borne disease ; epidemic tifus fever.
3) Flea borne dosease ; pes, tifus murin.
4) Mite borne disease ; tsutsugamushi, dll.
5) Tick borne disease ; spotted fever, epidemic relapsing
fever.
6) Oleh serangga lain ; sunfly fever, lesmaniasis,
barthonellosis (lalat phlebotobus), trypanosomiasis (lalat
tsetse di Afrika).

Anda mungkin juga menyukai