Anda di halaman 1dari 16

Erosi & Luka Bakar

Kornea
R.Widya Nurul Imam
21401101054
EROSI KORNEA

• Menurut American Academy of Ophthalmology (AAO), erosi


kornea adalah keadaan dimana terlepasnya epitel kornea dari
jaringan kornea di bawahnya, termasuk lapisan Bowman atau
membran basalis.
• kornea dapat terjadi karena adanya distrofi kornea dan trauma
mata
Kornea
Patofisiologi

• Cedera pada permukaan kornea mengakibatkan defek epitel


• Erosi terjadi pada saat adanya gangguan membran basal epitel karena
peradangan dan pelemahan adhesi ekstraseluler di hemidesmosom.
• Pasien dengan distrofi membran anterior basement menunjukkan
adanya kelonggaran epitel
Kornea
Diagnosis
• anamnesis,
• pemeriksaan fisik terutama pada mata, serta pemeriksaan tambahan
seperti
• tes fluorescein untuk mengetahui adanya kerusakan pada kornea
• Hasil positif pada tes ini dilihat dari permukaan kornea yang berwarna
hijau setelah kertas fluoresin disisipkan pada sakus konjungtiva
inferior
• pemeriksaan slit lamp yang menunjukkan ketidakteraturan epitel
sampai hilangnya epitel dalam jumlah yang besar
Tata Laksana

• Tirah baring 24 jam


• Balut tekan
• Pengangkatan epitel kornea yang longgar secara mekanis
• Salep mata (kloramfenikol 1%)
• Penetesan sodium chloride 5%
LUKA BAKAR KORNEA

• Kerusakan atau kehilangan jaringan pada kornea yang disebabkan


karena adanya kontak dengan sumber panas seperti api, air panas,
listrik, bahan kimia, dan radiasi
• Mata terbakar (ocular burns) mewakili hingga 18% trauma okuli
yang ada di departemen emergensi. Dari 18% mata terbakar, 84%
adalah trauma kimia
Patofisiologi
• Kematian sel dari luka bakar terbatas pada epitel superfisial; Namun, nekrosis
termal dan penetrasi dapat terjadi.
• Dengan luka bakar UV dapat menyebabkan keratitis pungtata
• Luka bakar kimia dibedakan menurut sifat agen kimia yaitu asam dan basa.
Zat Kimia Asam

• Kimia asam merupakan zat dengan pH rendah dan sangat mudah


diurai menjadi ion hidrogen dan anion dalam permukaan depan
mata.
• Ion hidrogen perubahan pH dalam mata
• anion denaturasi, presipitasi dan koagulasi (nekrosis
koagulasi) protein permukaan kornea tampak berkabut.
Zat Kimia Basa
• Kimia basa merupakan zat dengan pH tinggi dan sangat mudah diurai
menjadi ion hidroksil dan kation dalam permukaan depan mata.
• Ion hidroksil proses saponifikasi, ion ini berikatan dengan asam
lemak dan protein, menyebabkan nekrosis likuefaktif.
• Kation berinteraksi dengan kolagen dan glikosaminoglikan dari
stroma menjadikan fogging pada stroma.

• Penetrasi senyawa kimia ke bagian segmen anterior, bersama dengan hidrasi


kolagen, perubahan fibril malignan, dan perubahan trabekular dapat menyebabkan
perubahan tekanan intraokular secara cepat dan signifikan. Hal tersebut dapat
menimbulkan iritis, glaukoma, dan penurunan ketajaman penglihatan.
Anamnesis

• Anamnesis
• Umumnya, pasien datang dengan keluhan ada cairan atau gas yang mengenai mata.
• Pada anamnesa perlu diketahui:
• Kapan terjadi kecelakan dan lamanya zat kimia penyebab berkontak dengan
mata.
• Jenis zat kimia penyebab, nama dagang atau tipe produknya.
• Tindakan awal membersihkan mata, dengan apa dibersihkan.
• Apa yang sedang dilakukan saat kejadian.
• Penggunaan alat pelindung diri seperti googles (kacamata).
Evaluasi Awal

• Mata yang terkena bahan kimia di irigasi samapai pH kembali


netral
• Pemeriksaan mata yang teliti yang di titik beratkan pada
kejernihan dan keutuhan kornea, derajat iskemia limbus
• Fluorescein harus digunakan untuk menilai status epitel kornea
dan konjungtiva
• Tekanan intraokular (TIO) harus diperiksa
Tata Laksana
• Tujuan pengobatan adalah untuk penyembuhan epitel dan mengurangi rasa sakit
sekaligus mengurangi peradangan dan mencegah superinfeksi bakteri

• salep antibiotik topikal seperti bacitracin atau eritromisin bersama dengan air mata
buatan
• steroid topikal seperti prednisolon asetat 4x sehari
• Agen cycloplegic topikal seperti cyclopentolate 1%
• Analgesik oral
• Pasien difollow up
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai