Manajemen Risiko Perbankan Syariah
Manajemen Risiko Perbankan Syariah
Rianto Rustam
Dikembangkan dari
Karim, Bank Islam :
Analisis Fiqih dan Ibadah Muamalah
Keuangan, 2004 (Regulates (Regulates
relationship between relationship among
man ad the Creator) human beings)
2. Perbedaan antara Perbankan Syariah dan
Perbankan Konvensional
BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL
a. Berdasarkan prinsip investasi bagi hasil a. Berdasarkan tujuan membungakan uang
b. Menggunakan prinsip jual beli b. Menggunakan prinsip pinjam meminjam uang
c. Hubungan dengan nasabah adalah dalam bentuk c. Hubungan dengan nasabah adalah dalam bentuk
hubungan kemitraan hubungan debitur-kreditur
d. Melakukan investasi yang halal saja d. Melakukan investasi yang halal maupun yang haram
e. Setiap produk dan jasa yang diberikan sesuai dengan e. Tidak mengenal Dewan Syariah atau sejenis itu
fatwa Dewan Syariah
f. Dilarangnya unsur gharar dan maysir f. Terkadang terlibat dalam speculative FOREX dealing
g. Menciptakan keserasian antara sektor riil dan sektor g. Berkontribusi terjadinya kesenjangan antara sektor
moneter riil dan sektor moneter
h. Tidak memberikan dana secara tunai, tetapi h. Memberikan peluang yang sangat besar untuk sight
memberikan barang yang dibutuhkan (finance the streaming (penyalahgunaan dana pinjaman)
goods and services)
i. Bagi hasil menyeimbangkan sisi pasiva dan aktiva i. Rentan terhadap negative spread
3. Perbedaan antara Sistem Bunga dan Sistem
Bagi Hasil
BUNGA BAGI HASIL
a. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan a. Penentuan besarnya nisbah bagi hasil dibuat pada
asumsi harus selalu untung waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan
untung rugi
b. Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang b. Besarnya rasio bagi hasil adalah berdasarkan nisbah
(modal) dipinjamkan terhadap besarnya keuntungan yang diperoleh
c. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan c. Besarnya bagi hasil tergantung pada keuntungan
tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan proyek/usaha yang dijalankan. Bila usaha merugi, maka
oleh nasabah untung atau rugi kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua pihak
d. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat d. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan
sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan peningkatan jumlah pendapatan
ekonomi sedang menguat (booming)
e. Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) e. Tidak ada pihak yang meragukan keabsahan sistem
oleh semua agama termasuk Islam bagi hasil
Sumber : Antonio (2000) Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta
4. Ketentuan Pokok dalam Hukum Islam
Kemaslahatan
Keseimbangan Universalisme
Ketentuan
Pokok
Hukum Islam
Berjaga-
jaga
Transaksi
Semakin besar risiko yang dihadapi, maka semakin besar pula modal
yang dibutuhkan. Untuk itu bank syariah dipersyaratkan untuk
memiliki modal yang cukup guna mengantisipasi risiko yang dihadapi
yang disebut dengan kecukupan modal
Neraca Bank Syariah Rania
Modal minimum yang
Aktiva Jumlah Bobot Risiko ATMR dipersyaratkan oleh regulator
adalah Rp. 24 juta
Kas 100
Piutang kepada 200 100 200 1. Rasio modal sesuai
usaha kecil ketentuan sebesar 8% maka
8% x Rp.300 juta adalah
Pembiayaan 100 100 100
Rp.24 juta
mudharabah ke
2. Perbandingan modal
perusahaan
minimum dengan ketentuan
internasional besar
adalah Rp. 24 juta < Rp. 200
Jumlah 400 300 juta
Kewajiban
Bank Syariah perlu
Simpanan Nasabah 300
mempertahankan modal dalam
Ekuitas jumlah tertentu untuk
Modal 200 mengantisipasi risiko
pembiayaan macet.
Jumlah 400
Dalam jutaan rupiah
4. Risiko Sistemik
• BASEL I dirilis 1988 oleh BCBS untuk menciptakan metodologi standar dalam
menghitung besarnya jumlah modal berbasis risiko yang harus dimiliki oleh bank.
• BASEL Accord I hanya mencakup risiko kredit
• BASEL I menetapkan berbagai multiplier (bobot risiko) sederhana untuk utang
pemerintah, utang bank, serta utang perusahaan dan pribadi dikalikan dengan 8%
sebagai target rasio modal.
• Kelemahan BASEL I : kurang sensitifnya penghitungan besarnya jumlah modal
berbasis risiko.
• Selanjutnya dirilis MRA (Market Risk Amandement) 1996, penilaian model-model
yang digunakan bank dalam menentukan harga berbasis risiko
• BCBS menggunakan twin track untuk mengevaluasi ketepatan penerapan model
kuantitatif dan kualitas proses yang mendukung penerapan model tersebut yaitu
VAR (Value at Risk)
BOBOT KELAS AKTIVA
Bobot Risiko % Kelas Aktiva
OECD : Organization
0 Kas
for Economic Co-
0 Penempatan Pemerintah Pusat OECD dan domestik operation and
0 Pinjaman Pemerintah OECD Development adalah
kelompok 30 negara
0-50 Penempatan pada Pemerintah Daerah dan Sektor Publik OECD
yang memiliki
dan domestik
komitmen terhadap
20 Penempatan pada antarbank (OECD) dan bank internasional pemerintahan yang
20 Penempatan pada bank non-OECD < 1 tahun demokratis dan
ekonomi pasar
50 Pemberian kredit perumahan (biaya pertama properti hunian)
100 Pinjaman korporat dan perorangan tidak beragunan
100 Penempatan pada bank non-OECD > 1 tahun
100 Penempatan pada surat utang pemerintah non-OECD
Sumber : Ferry N. Idroes, 2006
BASEL II
Bila pada tahun 2013 minimum KPPM masih 8% maka tahun 2019
direncanakan akan menjadi 10,5%.
Tujuan Utama IFSB