Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN Pengarang : Bambang

Rianto Rustam

SYARIAH DI ERA DIGITAL Penerbit Salemba Empat


KONSEP DAN PENERAPAN DI INDONESIA Edisi 2

Dosen : Dr. Vita Sarasi, SE. MT.


BAB I Islam dan Perbankan

Konsep Uang dalam Islam


Sistem Bagi Hasil versus Sistem Bunga
Perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional
Pertanyaan Diskusi

1. Bagaimana keterkaitan antara aqidah, syariah dan akhlaq?


2. Apakah perbedaan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah?
3. Apakah perbedaan antara sistem bunga dan sistem bagi hasil?
4. Apakah yang menjadi ketentuan pokok dalam hukum Islam?
5. Apakah motif uang dalam Islam?
1. Aqidah, Syariah dan Akhlaq
ISLAM

Aqidah Syariah (Law) Akhlaq


Fiqh (Ulama’s
(Faith) interpretations of (Ethics)
Syariah)

Dikembangkan dari
Karim, Bank Islam :
Analisis Fiqih dan Ibadah Muamalah
Keuangan, 2004 (Regulates (Regulates
relationship between relationship among
man ad the Creator) human beings)
2. Perbedaan antara Perbankan Syariah dan
Perbankan Konvensional
BANK SYARIAH BANK KONVENSIONAL
a. Berdasarkan prinsip investasi bagi hasil a. Berdasarkan tujuan membungakan uang
b. Menggunakan prinsip jual beli b. Menggunakan prinsip pinjam meminjam uang
c. Hubungan dengan nasabah adalah dalam bentuk c. Hubungan dengan nasabah adalah dalam bentuk
hubungan kemitraan hubungan debitur-kreditur
d. Melakukan investasi yang halal saja d. Melakukan investasi yang halal maupun yang haram
e. Setiap produk dan jasa yang diberikan sesuai dengan e. Tidak mengenal Dewan Syariah atau sejenis itu
fatwa Dewan Syariah
f. Dilarangnya unsur gharar dan maysir f. Terkadang terlibat dalam speculative FOREX dealing
g. Menciptakan keserasian antara sektor riil dan sektor g. Berkontribusi terjadinya kesenjangan antara sektor
moneter riil dan sektor moneter
h. Tidak memberikan dana secara tunai, tetapi h. Memberikan peluang yang sangat besar untuk sight
memberikan barang yang dibutuhkan (finance the streaming (penyalahgunaan dana pinjaman)
goods and services)
i. Bagi hasil menyeimbangkan sisi pasiva dan aktiva i. Rentan terhadap negative spread
3. Perbedaan antara Sistem Bunga dan Sistem
Bagi Hasil
BUNGA BAGI HASIL
a. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan a. Penentuan besarnya nisbah bagi hasil dibuat pada
asumsi harus selalu untung waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan
untung rugi
b. Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang b. Besarnya rasio bagi hasil adalah berdasarkan nisbah
(modal) dipinjamkan terhadap besarnya keuntungan yang diperoleh
c. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan c. Besarnya bagi hasil tergantung pada keuntungan
tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan proyek/usaha yang dijalankan. Bila usaha merugi, maka
oleh nasabah untung atau rugi kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua pihak
d. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat d. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan
sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan peningkatan jumlah pendapatan
ekonomi sedang menguat (booming)
e. Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) e. Tidak ada pihak yang meragukan keabsahan sistem
oleh semua agama termasuk Islam bagi hasil

Sumber : Antonio (2000) Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta
4. Ketentuan Pokok dalam Hukum Islam

Kemaslahatan

Keseimbangan Universalisme
Ketentuan
Pokok
Hukum Islam

Sumber : dari berbagai


rujukan Tidak mengandung gharar,
Keadilan maysir, riba, dzalim,
risywah, dan objek haram
5. Apakah motif uang dalam Islam?

Berjaga-
jaga

Transaksi

Sumber : Rustam, 2018

Motif memegang uang


dalam Islam
BAB II Bank Syariah, Risiko dan Regulasi

Risiko dalam Al Qur’an


Bank Syariah dan Risiko
Bank Syariah dan Regulasi
Risiko dan Kecukupan Modal
Pertanyaan Diskusi

1. Apakah perbedaan antara Bank Syariah dan Perbankan Syariah


menurut Undang-Undang Perbankan Syariah?
2. Jelaskan perbedaan antara BUS, UUS, dan BPRS?
3. Apakah hubungan antara risiko dan modal?
4. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan risiko sistemik?
5. Apakah yang dimaksud dengan risiko? Jelaskan dampak risiko
kegagalan perbankan syariah!
1. Apakah perbedaan antara Bank Syariah dan Perbankan
Syariah menurut Undang-Undang Perbankan Syariah No. 21
tahun 2008?

1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari


masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya pada
masyarakat dalam bentuk simpanan, kredit dan/atau bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
2. Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut
tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya
2. Jelaskan perbedaan antara BUS, UUS, dan BPRS?

1. BUS (Bank Umum Syariah) adalah bank yang dalam kegiatannya


memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
2. UUS (Unit Usaha Syariah) adalah unit kerja kantor pusat Bank Umum
Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit
yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah atau
unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah
atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di
luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu
syariah dan atau unit syariah
3. BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah) adalah bank syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran
3. Hubungan antara Risiko dan Modal

Semakin besar risiko yang dihadapi, maka semakin besar pula modal
yang dibutuhkan. Untuk itu bank syariah dipersyaratkan untuk
memiliki modal yang cukup guna mengantisipasi risiko yang dihadapi
yang disebut dengan kecukupan modal
Neraca Bank Syariah Rania
Modal minimum yang
Aktiva Jumlah Bobot Risiko ATMR dipersyaratkan oleh regulator
adalah Rp. 24 juta
Kas 100
Piutang kepada 200 100 200 1. Rasio modal sesuai
usaha kecil ketentuan sebesar 8% maka
8% x Rp.300 juta adalah
Pembiayaan 100 100 100
Rp.24 juta
mudharabah ke
2. Perbandingan modal
perusahaan
minimum dengan ketentuan
internasional besar
adalah Rp. 24 juta < Rp. 200
Jumlah 400 300 juta
Kewajiban
Bank Syariah perlu
Simpanan Nasabah 300
mempertahankan modal dalam
Ekuitas jumlah tertentu untuk
Modal 200 mengantisipasi risiko
pembiayaan macet.
Jumlah 400
Dalam jutaan rupiah
4. Risiko Sistemik

Risiko sistemik adalah risiko dimana kegagalan sebuah bank dapat


menimbulkan dampak yang menghancurkan perekonomian secara
besar-besaran dan bukan hanya berupa kerugian yang secara
langsung dihadapi oleh pegawai dan nasabah.
5. Apakah yang dimaksud dengan risiko? Jelaskan
dampak risiko kegagalan perbankan syariah!

Risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa


tertentu.
Risiko kerugian adalah kerugian yang terjadi sebagai konsekuensi
langsung atau tidak langsung dari kejadian risiko. Kerugian bisa
berbentuk finansial atau nonfinansial.

(Sumber : OJK, No. 65 tahun 2016)


5. Apakah yang dimaksud dengan risiko? Jelaskan
dampak risiko kegagalan perbankan syariah!

Dampak risiko gagal bayar pada pembiayaan :


1. Dampak bagi pemegang saham : kehilangan seluruh investasi
(bangkrutnya perusahaan), penurunan nilai investasi (karena
reputasi atau penurunan laba), kehilangan dividen karena
berkurangnya keuntungan perusahaan
2. Dampak bagi pegawai : tindakan indisipliner karena kesengajaan
atau kealpaan, kehilangan pendapatan, kehilangan pekerjaan
3. Dampak bagi nasabah : penurunan kualitas layanan, pengurangan
ketersediaan produk, krisis likuiditas, perubahan peraturan
BAB III Perkembangan Regulasi Manajemen
Risiko

BASEL I, II, III


ISLAMIC FINANCIAL SERVICES BOARD
Pertanyaan Diskusi

1. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang BASEL I!


2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Market Risk Amandement!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Kerangka Kerja Basel II!
4. Apakah yang menjadi fokus BASEL III?
5. Apakah tujuan utama dari pendirian IFSB?
BASEL

• BCBS (The Bassel Committee on Banking Supervision) dibentuk tahun


1974 oleh Gubernur Bank Sentral dari negara-negara Group of Ten (G-
10) : Belgia, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Swedia, Swiss,
Inggris, Amerika, dan Jepang. Ditambah dengan Spanyol dan Luxemburg
jadi jumlahnya 13 anggota
• 3 Tujuan :
1. Untuk memperkuat keandalan dan stabilitas dari sistem perbankan
internasional
2. Menciptakan kerangka yang adil dalam mengukur kecukupan modal bank
internasional
3. Berusaha untuk mengembangkan kerangka yang dapat diimplementasikan
secara konsisten dengan tujuan untuk mengurangi persaingan yang tidak
seimbang di antara bank internasional
BASEL I

• BASEL I dirilis 1988 oleh BCBS untuk menciptakan metodologi standar dalam
menghitung besarnya jumlah modal berbasis risiko yang harus dimiliki oleh bank.
• BASEL Accord I hanya mencakup risiko kredit
• BASEL I menetapkan berbagai multiplier (bobot risiko) sederhana untuk utang
pemerintah, utang bank, serta utang perusahaan dan pribadi dikalikan dengan 8%
sebagai target rasio modal.
• Kelemahan BASEL I : kurang sensitifnya penghitungan besarnya jumlah modal
berbasis risiko.
• Selanjutnya dirilis MRA (Market Risk Amandement) 1996, penilaian model-model
yang digunakan bank dalam menentukan harga berbasis risiko
• BCBS menggunakan twin track untuk mengevaluasi ketepatan penerapan model
kuantitatif dan kualitas proses yang mendukung penerapan model tersebut yaitu
VAR (Value at Risk)
BOBOT KELAS AKTIVA
Bobot Risiko % Kelas Aktiva
OECD : Organization
0 Kas
for Economic Co-
0 Penempatan Pemerintah Pusat OECD dan domestik operation and
0 Pinjaman Pemerintah OECD Development adalah
kelompok 30 negara
0-50 Penempatan pada Pemerintah Daerah dan Sektor Publik OECD
yang memiliki
dan domestik
komitmen terhadap
20 Penempatan pada antarbank (OECD) dan bank internasional pemerintahan yang
20 Penempatan pada bank non-OECD < 1 tahun demokratis dan
ekonomi pasar
50 Pemberian kredit perumahan (biaya pertama properti hunian)
100 Pinjaman korporat dan perorangan tidak beragunan
100 Penempatan pada bank non-OECD > 1 tahun
100 Penempatan pada surat utang pemerintah non-OECD
Sumber : Ferry N. Idroes, 2006
BASEL II

• Menghubungkan secara langsung antara modal bank dengan risiko


yang dimiliki
• Kerangka Kerja BASEL II
Pilar 1 Pilar 2 Pilar 3
Persyaratan Modal Tinjauan Pengawasan Pengungkapan Informasi
Minimum (Supervisory Review) (Disclosure)
BASEL III (diterbitkan setelah Krisis Global
2008-2009)
Fokus :
a. Peningkatan kualitas permodalan
b. Memperluas ruang lingkup risiko
c. Melengkapi kebutuhan modal dengan rasio leverage
d. Mengurangi risiko procyclicality dengan countercyclical buffer
e. Memperhitungkan risiko sistemik dan keterkaitan antarbank

Bila pada tahun 2013 minimum KPPM masih 8% maka tahun 2019
direncanakan akan menjadi 10,5%.
Tujuan Utama IFSB

Pada bulan Desember 2005 IFSB (Islamic Financial Services Board)


mengeluarkan dua standar penting yang terkait dengan manajemen
risiko :
• Guiding principles of risk management
• The capital adequacy standard
bagi lembaga-lembaga yang hanya menawarkan jasa keuangan
syariah.

Anda mungkin juga menyukai