Anda di halaman 1dari 24

Kel.

1
Summary tagline or sub-headline
Sistem pengelompokan darah Rh ditemukan pada Kaukasian
tahun 1940. Rh D Negatif. Antigen D adalah antigen Anti-D Fenotip Afro-Amerika%
%
sel darah merah non-ABO yang paling penting
secara klinis dan telah terlibat dalam menyebabkan + Rh D +ve 85 72
Reaksi Transfusi Haemolitik dan Penyakit Haemolitik
pada Bayi Baru lahir. 0 Rh D ve 5 26

3
Prinsip
• Reagen akan menyebabkan aglutinasi langsung (penggumpalan) pada spesimen sel darah merah yang
membawa antigen D. Tidak ada aglutinasi yang secara umum menunjukan tidak adanya antigen D (lihat
REAGEN Plasmatec Monoclonal IgM Anti-D Clone 1) reagen pengelompokan darah adalah reagen protein
rendah yang mengandung antibodi IgM monoklonal manusia yang diencerkan dengan natrium klorida
(0,9 %), bovine albumin (3 g%) dan potentiator makromolekul.
• Ketika mengenai sampel pasien, setiap reagen akan secara langsung menggabungkan gen positif Rh D,
termasuk sebagian besar varian (proporsi tinggi dari lemahnya D) fenotipe saat menggunakan teknik
yang disarankan. Setiap reagen disiapkan pada pengenceran optimal yang digunakan pada sampel
pasien. Sampel dengan semua teknik yang direkomendasikan dibawah ini tanpa memerlukan
pengenceran atau penambahan lebih lanjut.

4
Reaksi Lemah Antigen Rh-D
• Istilah kolektif Du banyak digunkaan untuk menggambarkan sel darah merah yang memiliki reaksi
yang lemah terhadap antigen D daripada sampel normal.
• Istilah D lemah menunjukkan individu dengan epitop antigen D yang hilang .
• Istilah parsial D menunjukkan individu dengan epitop antigen D yang hilang.
• Sel DVI adalah kategori D parsial yang melewatkan sebagian besar epitop D. Reagen Clone 1 dan
Clone 2 akan mendeteksi sebagian besar contoh sel darah merah D parsial dan lemah dengan
aglutinasi langsung, namuntidak akan mendeteksi sel DVI.

5
Persiapan dan Pengumpulan Sampel

Sampel darah yang telah diambil baik itu Sampel darah dengan ACD, CPD, atau
dengan atau tanpa antikoagulan akan digunakan CPDA-1 dapat digunakan hingga 35 hari
sebagai kelompok antigen. Apabila waktu terhitung sejak tanggal diambilnya darah pasien.
pemeriksaan akan ditunda, simpan sampel darah Semua sampel darah harus dibersihkan
pada suhu 2 – 80C. paling sedikit sebanyak dua kali dengan
Sampel darah dengan EDTA dan sitrat stabil menggunakan PBS sebelum pemeriksaan dilakukan.
dalam waktu 48 jam. Sampel darah yang lisis akan menunjukkan hasil
yang meragukan.

6
Penyimpanan

Jangan Botol reagen harus Penyimpanan dalam jangka


panjang pada suhu ruang
disimpan pada suhu
dibekukan 2-8° C
dapat menyebabkan
hilangnya reaktifitas reagen

7
1. Reagen untuk diagnostik in vitro saja.
2. Apabila botol reagen retak atau bocor, segera buang isinya.
3. Jangan gunakan reagen lama yang sudah lewat tanggal kadaluarsanya.
4. Jangan gunakan reagen apabila terdapat endapan di dalamnya.
PENCEGAHAN

5. Alat pelindung diri, seperti handskun dan jas lab harus digunakan ketika menangani
reagen
6. Reagen telah disaring melalui kapsul 0.2µm untuk mengurangi beban biologis. Ketika
botol telah dibuka, reagen tersebut tetap dapat bertahan sampai tanggal kadaluarsa
selama tidak ada kekeruhan yang dapat mengontaminasi.
7. Reagen mengandung <0.1% sodium azida. Sodium azida dapat menjadi racun apabila
tertelan dan bereaksi dengan timbal dan tembaga membentuk logam peledak azida.
Pada sistem pembuangan air yg besar.
8. Tidak ada tes yang diketahui dapat menjamin bahwa produk turunan yang berasal dari
manusia ataupun hewan bebas dari agen penginfeksi. Hati-hati dalam penggunaan dan
pembuangan botol maupun isinya.

8
Dianjurkan kontrol positif (sel R1rr ideal), kontrol negatif
(sel r yang ideal) dan kontrol negatif reagen diuji secara Dalam teknik yang disarankan satu volume
paralel dengan setiap batch tes. Pengujian harus dianggap kira-kira 40μL saat menggunakan penetes
tidak valid jika kontrol tidak menunjukkan hasil yang botol yang disediakan.
diharapkan.

Saat menguji sel darah merah pasien penting Penggunaan reagen dan interpretasi hasil
untuk kontrol negatif reagen diujikan karena harus dilakukan oleh personel yang terlatih
potensiator makromolekul dalam pereaksi dapat Kontrol
dan Saran
dan berkualitas sesuai dengan persyaratan
menyebabkan reaksi positif palsu dengan sel
berlapis IgG, mis. dalam kasus AIHA atau HDN. negara tempat reagen digunakan.

Varian antigen D lemah dan parsial kurang terdeteksi


oleh kartu gel, pelat microtitre dan teknik slide. Pengguna harus menentukan kesesuaian reagen
Disarankan agar varian D lemah dan parsial diuji untuk digunakan pada teknik lainnya.
dengan menggunakan teknik uji tabung.
Alat dan Bahan

Stik Pembaca
applicator otomatis Kaca objek

Phosphate Buffer
Sentrifus Saline (PBS): NaCl
Pipet Tabung kaca
tabung 0.9%,pH 7.0 ± 0.2
volume (10x75 mm / 12x75 pada suhu 22oC ± 1oC
mm) tes

Sentrifus Microplate
microplate Pengaduk validasi
sumur “U”
Teknik yang
Disarankan

Freedom to Invent Few Competitors

Mikroplate,
menggunakan sumur
Tabung “U” Slide

11
1 tetes 1 tetes

Setelah inkubasi, ulangi langkah


Siapkan 2-3% Reagen yang bertanda *
LABEL
suspensi sdm yang Plasmatec
telah dicuci di anti-ABO
PBS atau anti-D

Tabung ang menunjukkan hasil :


negatif atau hasil yang dipertanyakan (bisa terjadi
*Homogenkan dan Sentrifugasi semua tabung
pada sampel D yang lemah), harus diinkubasi selam
selama 20 detik pada 1000 rcf atau untuk waktu dan
15menit pada suhu kamar.
kecepatan yang sesuai.

*Perhatikan aglutinasi secara Makroskopik

13
1 tetes 1 tetes

Reagen
Siapkan 2-3% Plasmatec
suspensi sdm yang anti-ABO Reaksi yang lemah harus diulang
telah dicuci di atau anti-D dengan teknik tabung
PBS

Perhatikan aglutinasi secara makroskopik


Homogenkan. Lebih baik menggunakan pengocok atau menggunakan alat otomatis yang
mikroplate untuk mencegah kontaminasi silang. telah divalidasi

Inkubasi pada suhu kamar selama 15 menit Sentrifugasi mikroplate selama 1 menit pada
(tergantung waktu pengguna) 140 rcf atau untuk waktu dan kecepatan yang
sesuai

15
1 tetes 1 tetes

Reagen
Siapkan 2-3% Plasmatec
suspensi sdm yang anti-ABO
telah dicuci di atau anti-D
PBS

Reaksi yang lemah harus diulang


dengan teknik tabung

Homogenkan di sekitar area 20 x 40 mm dengan


menggunakan stik aplikator yang bersih

Bacalah secara makroskopis setelah 2 menit


di bawah cahaya terang dan jangan sampai
Miringkan slide dan dibolak-balikkan selama salah mengira untaian fibrin sebagai
30 detik secara perlahan, dengan sesekali aglutinasi
pencampuran lebih lanjut selama periode 2
menit, pertahankan slide pada suhu kamar
17
Interpretasi Hasil

• Pada hasil uji sel yang diaglutinasi


Positif Negatif
dengan menggunakan reagen
kontrol negatif harus diabaikan
Aglutinasi pada tes sel darah Tidak adanya aglutinasi pada karena aglutinasi sangat mungkin
merah menandakan hasil yang tes sel darah merah terjadi disebabkan oleh efek
positif dan sesuai batasan menandakan hasil yang makromolekul dalam reagen pada
prosedur pemeriksaan yang negative dan sesuai batasan sel yang peka
diterima, menunjukkan adanya prosedur pemeriksaan yang
antigen yang sesuai dengan tes diterima, menunjukkan tidak
sel darah merah adanya antigen yang sesuai
dengan tes sel darah merah.

18
Stabilitas Reaksi

Baca hasil pada tabung dan microplate langsung setelah


disentrifugasi.

Slide uji harus diinterpretasikan dalam 2 menit untuk


memastikan secara tegas dan untuk menghindari
kemungkinan hasil negatif dibaca sebagai hasil positif
karena reagen.

Hati-hati dalam penafsiran hasil tes yang dilakukan pada


suhu selain yang direkomendasikan.
Plasmatec Anti-
D tidak sesuai Aglutinasi

BATASAN
untuk positif palsu
digunakan sel Darah yang dapat terlihat
yang diobati karena adanya
dengan enzim, tersimpan potensiator
sel yang bisa memberi makromolekul
tersuspensi reaksi lebih dalam pereaksi
dalam LISS lemah saat menguji
atau untuk dibanding sel-sel yang
penggunaan darah segar. peka terhadap
teknik IgG, mis. AIHA,
antiglobulin HDN. 4.
tidak langsung
(IAT).

20
Kontaminasi bahan Penyimpanan yang
uji. tidak tepat,
konsentrasi sel, waktu
inkubasi atau suhu.

Sentrifugasi yang Penyimpangan dari


tidak tepat atau teknik yang
berlebihan. disarankan.

21
Karakteristik Kinerja
Spesifik
1. Reagen telah ditandai dengan semua prosedur yang disebutkan pada teknik yang direkomendasikan.
2. Sebelum dirilis, setiap plasma monoklonal Anti-D Clone 1 dan Anti-D Clone 2 diuji dengan teknik yang
direkomendasikan terhadap panel antigen-reaktivitas yang sesuai.
3. Reagen Anti-D tidak boleh bereaksi dengan sel DIV dengan menggunakan metode yang direkomendasikan
untuk digunakan. Pemeriksaan lebih lanjut pada hasil negatif menggunakan prosedur anantiglobulin tidak
disarankan.
4. Kekhususan sumber antibodi monoklonal ditunjukkan dengan menggunakan sebuah panel sel antigen-negatif.
5. Potensi dari reagen sudah diuji dengan mengikuti standard rekomendasi potensi minimum yang diperoleh dari
National Institute of Biological Standard & Controls (NIBSC) : referensi Anti-D 91/592.
6. Kontrol kualitas reagen dilakukan dengan menggunakan sel darah merah yang telah dicuci dua kali dengan
PBS sebelum digunakan.
7. Reagen sesuai dengan rekomendasi yang tercantum dalam terbitan terbaru Pedoman Layanan Transfusi Darah
Inggris.
Penolakan

Pengguna Bertanggung jawab atas


kinerja reagen dengan metode
apapun selain yang disebutkan
dalam rekomendasi.

Penyimpangan apapun dari teknik yang


direkomendasikan harus divalidasi sebelum
digunakan.

Anda mungkin juga menyukai