Disusun oleh:
Septia Rahmawati P07134217033
Shabilla Sukma Maulidina P07134217034
Tiyastuti P07134217035
Wina Syahrial Winarzat P07134217036
Yana Vania Faradila P07134217037
DASAR TEORI
Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis B (HBV). Virus hepatitis B merupakan virus DNA yang termasuk
dalam famili Hepadnaviridae. Virus hepatitis B dapat menyebabkan
peradangan hati akut atau kronis, yang pada sebagian kecil kasus
dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.
LANJUTAN...
HBsAg merupakan salah satu jenis antigen yang terdapat pada
bagian pembungkus dari virus Hepatitis B yang dapat dideteksi pada
cairan tubuh yang terinfeksi. Anti-HBs adalah pertanda adanya antibodi
terhadap virus hepatitis B pada seseorang. Antibodi yang terbentuk bisa
disebabkan infeksi virus hepatitis B atau berasal dari vaksinasi hepatitis
B. Pada hepatitis B akut, anti-HBs muncul beberapa minggu setelah
HBsAg menghilang.
LANJUTAN...
Pemeriksaan HBsAg dapat dilakukan dengan berbagai cara,
yaitu:
1. RIA (Radio Immuno Assay)
2. ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay)
3. RPHA (Reverse Passive Hemagglutination)
4. Imunnochromatografi
METODE EIA (ENZYME IMMUNO ASSAY)
Prinsip Pemeriksaan:
Antibodi monoklonal, spesifik terhadap 8 subtipe HBsAg, dilekatkan pada
permukaan sumuran mikrotitrasi. Serum tes yang tidak diencerkan ditambahkan diikuti
antibodi Anti-HBsAg terkonjugasi dengan Horseradish Peroxidase (HRP). Jika HBsAg
terdapat pada sampel, akan terikat dengan antibodi pada sumuran dan konjugat
terikat pada antigen viral yang tertangkap. Jika HBsAg tidak ada, tidak terjadi
pengikatan dan material tak terikat akan terbuang.
LANJUTAN...
Pada substrat tambahan, stabilised 3, 3’, 5, 5’ Tetramethyl Benzidine
(TMB), warna akan berkembang hanya pada sumuran yang terdapat HRP,
mengindikasikan adanya HBsAg. Reaksi dihentikan oleh asam sulfat encer
tambahan dan absorbansi diukur pada 450nm. Hasil dengan nilai OD
lebih dari nilai cut-off dinyatakan positif.
ALAT DAN PEREAKSI
1. Alat
a. Mikropipet: 100µl, 200µl, 1000µl dan 5000µl
b. Tip mikropipet sekali pakai
c. Inkubator suhu 37°C ± 1 °C
d. Kertas absorben
e. Microplate reader yang cukup dengan filer 450nm
f. Graph paper
g. Alat-alat gelas
LANJUTAN...
2. Pereaksi
Validasi Uji:
OD dari Kontrol Positif (Reagen 4) harus melebihi 0,300
OD dari Kontrol Negatif (Reagen 2) harus lebih rendah dari 0,15
INTERPRETASI HASIL
Hasil Negatif: Hasil negatif harus memiliki OD kurang dari cut-off.
Namun, hasil dengan OD hingga 10% lebih rendah dari nilai cut-off
harus dianggap samar-samar. Sampel-sampel ini harus diuji lagi dan jika hasil
yang sama diperoleh, pengujian lain harus dilakukan setelah 1-2 minggu.
Kemungkinan penyebab untuk hasil samar-samar ini dapat berupa sampel yang
terkontaminasi, reaksi non-spesifik atau sampel dengan kadar HBsAg di bawah
nilai cut-off dari uji.
LANJUTAN...
Hasil Positif: Hasil positif harus memiliki OD sama atau lebih tinggi dari nilai
cut-off.
Hasil positif harus diuji lagi dengan PATHOZYME HBsAg dan jika sampel
terus positif, tes konfirmasi netralisasi harus dilakukan pada sampel tersebut.
Jika tingkat kontrol atau sampel yang diketahui pengguna tidak memberikan hasil
yang diharapkan, hasil pengujian harus dianggap tidak valid.