Anda di halaman 1dari 21

01

HBSAG
OLEH KELOMPOK 4:

1.Luthfaa Rosyada Nuraini (G1C020145)


2.Nadia Maharani (G1C020154)
3.Septia Anggi Cahyani (G1C020165)
4.Roisa Fat ihat ul H (G1C020169)
5. Bert a Y S S (G1C020170)
6.Lalan Safitri (G1C020171)
7.Jihad Meeza Azali (G1C020176)
02
HEPATITIS

Hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang disebabkan karena racun


ataupun virus. Hepatitis dibagi menjadi hepatitis non infeksi yang di
sebabkan oleh bahan kimia, minuman alkohol dan penyalahgunaan narkoba.
Hepatitis infeksi di sebabkan oleh virus yang diantaranya virus hepatitis A
(HAV), virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis C (HCV), virus
hepatitis D (HDV), dan virus hepatitis E (HEV).
03
HEPATITIS
B
Virus hepatitis B (HBV) adalah virus DNA,
suatu prototip virus yang termasuk keluarga
Hepadnaviridae. Hepatitis B menyerang
semua umur, gender, dan ras di seluruh dunia.
Hepatitis B dapat menyebabkan peradangan
hati akut atau kronis yang dapat berlanjut
menjadi sirosis hati atau kanker hati

Sumber : http://repository.unimus.ac.id/1222/3/BAB%20II.pdf
04
ETIOLOGI HEPATITIS B
Hepat it is B virus merupakan jenis virus DNA unt ai ganda dengan
ukuran sekitar 42 nm yang terdiri dari 7 nm lapisan luar yang tipis
dan 27 nm int i di dalamnya. VHB dapat t et ap inakt if ket ika
disimpan pada suhu 30-32°C selama paling sedikit 6 bulan dan ketika
dibekukan pada suhu -15°C dalam 15 tahun. (WHO, 2002).
Hepat it is B mampu mengkode ant igen HbsAg (surface ant igen yang
berasal dari selubung) yang positif kira-kira dua minggu sebelum
terjadi gejala klinis, antigen HbcAg (core antigen) merupakan
nukleokapsid virus hepatitis B, dan antigen HbeAg yang berhubungan
dengan jumlah partikel virus hepatits B.
04
Patogenesis Hepatitis B

Virus Hepatitis B mula-mula


melekat pada resptor spesifik di Virus melepaskan mantelnya di
membram sel hepar kemudian sitoplasma, sehingga
mengalami penetrasi ke dalam melepaskan nukleokapsid.
sitoplasma sel hepar.

Virus Hepatitis B dilepaskan ke


Asam nukleat VHB akan keluar
peradangan darah, terjadi
DNA VHB memerintahkan sel dari nukleokapsid dan akan
mekanisme kerusakan hati yang
hati untuk membentuk protein menempel pada DNA hospes
kronis disebabkan karena
bagi virus baru. dan berintergrasi pada DNA
respon imunologik penderita
tersebut.
terhadap infeksi

Masa inkubasi VHB sekitar 15 – 180 hari (± 6 bulan) dengan rata rata
60 – 90 hari, dimana setelah 2 minggu menginfeksi, HBsAg dalam darah penderita
sudah mulai terdeteksi. (Sudoyo et al., 2009).
05 GEJALA KRONIS
HBSAG
Masa inkubasi VHB antara 30-180 hari dengan rata-rata 60-90 hari.
Kehilangan nafsu makan
Mual dan muntah.
Penurunan berat badan.
Gejala yang menyerupai flu seperti lelah, nyeri pada tubuh, sakit
kepala, dan demam tinggi (sekitar 38ºC atau lebih).
Nyeri perut.
Lemas dan lelah.
Sakit kuning
(kulit dan bagian
putih mata yang
menguning).
0
6 PENULATAN PENYAKIT
HBSAG
kontak seksual
kontak darah
kontak infeksi
kontak air liur
0
7 PEMERIKSAAN
HBSAG
Untuk deteksi HbsAg, WANTAI HbsAg ELISA menggunakan
metode ELISA “sandwich” antibodi di mana strip polystyrene
microwell dilapisi dengan antibody monoklonal khusus untuk
HbsAg. Sampel serum atau plasma pasien ditambahkan ke
sumur mikro bersama dengan antibodi kedua yang
terkonjugasi dengan enzim horseradish peroxidase (HRP-
HbsAg berbeda.Selama
Conjugate) inkubasi,ke
dan diarahkan imunokompleks
epitop yang
spesifik
yang
terbentuk jika terdapat HbsAg dalam sampel, ditangkap pada
fase padat, Setelah dicuci untuk menghilangkan protein serum
sampel dan konjugat HRP yang tidak terikat, larutan
kromogen yang mengandung tetrametil-benzidin (TMB) dan
urea peroksida adalah ditambahkan ke dalam sumur.
0 PERSIAPAN SAMPEL
8
• Pasien tidak memerlukan persiapan khusus.
• Spesimen serum atau plasma segar dapat digunakan.
• Sampel plasma dengan EDTA, natrium sitrat atau heparin dapat diuji.
• Tetapi ncubato yang lipemic, icteric, atau haemolytic tidak boleh digunakan
karena dapat memberikan hasil yang salah dalam pengujian.
• Penyimpanan: Simpan spesimen pada suhu 2-8°C. Spesimen yang tidak
diperlukan untuk pengujian dalam waktu 1 minggu harus disimpan dalam
keadaan beku (-20°C atau lebih rendah). Siklus beku-cair berulang harus
dihindari.
0
ALA AN 9
T BAHAN
Microwell plate Deionized water
Kontrol Sarung tangan
negatif Tempat limbah
Kontrol positif Pipet dan tip
HRP conjugate pipet Tisue
Wash buffer Water bath
Chromogen solution A Sampel
Chromogen solution Plate readers, Single
B Stop solution wavelength 450nm or
sampel dual wavelength
Microwell aspiration 450/630nm
1
0
PROSE UR
KERJA
• Persiapan reagen
• Persiapan Menambahkan sampel
• Menambahkan HRP konjugat
• Inkubasi
• Pewarnaan (colouring)
• Reaksi stopping
• Menghitung absorbansi
1
0
PROSE UR
KERJA
Persiapan reagen :

• Pastikan reagen telah mencapai suhu kamar (18-30°C).


• Periksa keberadaan garam Kristal pada konsentrat wash buffer.
• Jika Kristal garam terbentuk, larutkan dengan memanaskan pada suhu 37°C hingga
larut.
• Encerkan wash buffer (20x) seperti yang diinstruksikan pada instruksi pencucian.
• Gunakan air destilasi (air suling) atau deionisasi dan hanya bejana (wadah) yang bersih
untuk mengencerkan buffer.
• Semua reagen lain siap digunakan seperti yang disediakan.
1
0
PROSE UR
KERJA Persiapan :
• Tandai 3 sumuran sebagai control negative (contoh : B1, C1, D1)
• Tandai 2 sumuran sebagai control positif (contoh : E1, F1)
• Satu sumuran untuk blanko (contoh : A1) yang diisi sampel maupun HRP konjugat.
• Jika hasil ditentukan dengan menggunakan pembaca panjang gelombang plat ganda, tidak
perlu menggunakan sumuran blanko.
• Gunakan strips sesuai jumlah tes yang diperlukan.

Menambahkan sampel :
• Masukkan 50µl control positif, control negative, dan specimen dalam masing-masing
sumuran kecuali blanko.
• Gunakan tip yang berbeda untuk masing-masing specimen, control negative, control positif
untuk menghindari kontaminasi.
• Campur dengan mengetuk piringan dengan lembut.
1
0
PROSE UR
KERJA
Menambahkan HRP konjugat :

• Masukkan HRP konjugat pada masing-masing


sumuran, kecuali sumuran blanko.
• Campurkan dengan mengetuk piringan dengan
lembut.

Inkubasi :

• Tutup piringan dengan penutup selama 60 menit


pada suhu 37°C.
1
0
PROSE UR
KERJA
Pencucian (washing) :

• Buka penutup piringan, dan cuci masing-


masing sumuran sebanyak 5 kali dengan wash
buffer yang telah diencerkan.
• Setiap pencucian rendam sumuran selama 30-
60 detik.
• Setelah pencucian terakhir, letakkan piring
diatas kertas blotting atau handuk bersih, dan
ketuk-ketuk untuk menghilangkan sisanya.
1
0
PROSE UR
KERJA
Pewarnaan (colouring) :

• Tambahkan 50 µl larutan chromogen A pada masing-masing


sumuran termasuk sumuran blanko.
• Tambahkan 50 µl larutan chromogen B pada masing-masing
sumuran termasuk sumuran blanko.
• Inkubasi piringan pada suhu 37°C selama 15 menit dan
hindarkan dari cahaya.
• Reaksi enzimatik antara larutan chromogen dan HRP konjugat
akan menghasilkan warna biru pada sumuran control positif
dan sampel positif HbsAg.
1
0
PROSE UR
KERJA
Reaksi stopping :

• Gunakan pipet multichannel atau secara


manual, tambahkan 50 µl stop solution pada
masing-masing sumuran, dan campurkan
dengan pelan.
• Warna kuning intensif terjadi pada sumuran
control positif dan sampel HbsAg positif.
1
0
PROSE UR
KERJA
Menghitung absorbansi :

• Kalibrasi plate reader dengan blanko, dan baca


absorbansinya pada panjang gelombang 450nm.
• Jika menggunakan instrument filter ganda, atur
panjang gelombang pada 636nm.
• Membaca absorbansi tidak lebih dari 10 menit
setelah menghentikan reaksi.
• Hitung nilai cut-off dan evaluasi hasil.
Kontrol Kualitas dan Perhitungan Hasil

• Perhitungan nilai Cut-Off (C.O.) = Kontrol negatif x 2.1


• (Nilai kontrol negatif diperoleh berdasarkan rata-rata dari tiga kontrol negatif).
• Jika nilai rata-rata A dari kontrol negatif <0.5, maka dianggap sebagai 0.5
• Kontrol kualitas (uji validasi) : hasil tes valid jika kriteria kontrol kualitas terpenuhi.
• Nilai absorbansi (A) blanko yang berisi kromogen dan stop solution < 0.080 pada 450 nm.
• Nilai absorbansi (A) kontrol positif ≥ 0.800 pada 450/630 nm atau pada 450 nm setelah blanking.
• Nilai absorbansi (A) kontrol negatif ≤ 0.100 pada 450/630 nm atau pada 450 nm setelah blanking.
• Jika salah satu dari kontrol negatif tidak memenuhi kriteria, maka gunakan nilai dua kontrol negatif lainnya.
• Jika lebih dari satu kontrol negatif tidak memenuhi kriteria, maka pengujian tidak valid dan harus diulang.

Contoh :
Kontrol kualitas
A1 (blanko) = 0.025
B1 (kontrol negatif) = 0.020
C1 (kontrol negatif) = 0.012
D1 (kontrol negatif) = 0.016
E1 (kontrol positif) = 2.421
F1 (kontrol positif) = 2.369

Perhitungan kontrol negatif

Perhitungan Cut-Off
0.05 x 2.1 = 0.105
INTERPRETASI 1
1
Spesimen yang
HASIL Hasil Negatif (A/C.O. <1)
memberikan absorbansi kurang dari nilai Cut-off adalah negatif u n t u k
pengujian ini, yang Menandakan bahwa tidak ada antigen permukaan virus hepatitis B yang
terdeteksi dengan WANTAI HBsAg ELISA, oleh karena itu pasien mungkin tidak terinfeksi
dengan HBV dan unit darah tidak mengandung antigen permukaan virus hepatitis B dan
dapat ditransfusikan jika penanda penyakit menular lainnya juga tidak ada.
Hasil Positif (A/C.O.2 1 )
Spesimen yang memberikan absorbansi sama dengan atau lebih besar dari nilai Cut- off
dianggap reaktif pada awalnya, yang menunjukkan bahwa antigen permukaan virus hepatitis
B mungkin telah terdeteksi menggunakan WANTAI HBsAg ELISA. Semua spesimen yang
awalnya reaktif harus diuji ulang dalam rangkap menggunakan WANTAI HBsAg ELISA sebelum
interpretasi hasil uji akhir.

Batas (A/C.O 0,9-1,1): Spesimen dengan rasio absorbansi terhadap Cut-off antara 0,9 dan 1,1 dianggap
sebagai batas dan pengujian ulang spesimen ini dalam rangkap diperlukan untuk mengonfirmasi hasil awal.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai