Anda di halaman 1dari 24

PERPAJAKAN II – Kelompok 3

1. Endah Eklesiawati 11160000200


2. Kiki Oktaviani 11160000254
3. Helena 11160000285
Apa itu PPh pasal 21
PPh pasal 21 menurut Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-32/PJ/2015 adalah pajak
atas penghasilan berupa gaji,
upah, honorarium, tunjangan
dan pembayaran lain dengan
nama dan dalam bentuk
apapun yang sehubungan
dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa, dan kegiatan
yang dilakukan oleh orang
pribadi subyek pajak dalam
negeri
SAAT TERUTANG PPH PASAL 21
Dari sisi penerima penghasilan:
Terutang pada saat dilakukan pembayaran atau pada saat terutangnya
penghasilan yang bersangkutan (penghasilan belum diterima tetapi sudah
diakui/dicatat sebagai piutang).

Contoh:
Seorang konsultan (tenaga ahli) sudah mengirimkan tagihan sebesar
Rp5 juta kepada kliennya pada tanggal 20 Januari 2019. Pembayaran baru
dilakukan pada tanggal 5 Februari 2019.

PPh Pasal 21 atas imbalan jasa yang ditagih konsultan tersebut sudah
terutang pada tanggal 20 Januari 2019, saat penghasilan diperoleh.
SAAT TERUTANG PPH PASAL 21
Dari sisi pemotong pajak:

Terutang untuk setiap masa pajak, yaitu akhir bulan


dilakukannya pembayaran atau pada akhir bulan
terutangnya penghasilan yang bersangkutan.

Pembayaran, artinya saat Pemotong Pajak membayar


secara tunai, melalui kas atau bank; Pengakuan beban
sebagai hutang harus diartikan bahwa beban diakui
oleh Pemotong Pajak dalam hal jumlah nominal
tertentu, pihak penerima penghasilan, maupun waktu
pembayaran sudah diketahui dengan jelas atau bersifat
definitive
Gaji Pokok Rp. 5.750.000
Pengurangan :
Biaya Jabatan (5% x Rp5.750.000) Rp.287.500
Iuran Pensiun Rp. 200.000
Rp.487.500
Penghasilan Neto (Bersih) Sebulan Rp.5.262.500
Penghasilan Neto Setahun (12 x Rp5.262.500) Rp.63.150.000
PTKP Setahun:
Wajib Pajak Sendiri Rp.54.000.000
Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp.9.150.000

PPh Pasal 21 Terutang :


(5% x Rp. 9.150.000) Rp.457.500
PPh Pasal 21 Bulan Januari
(Rp. 457.500 : 12 bulan) Rp.38.125

Kesimpulan:

PPh 21 terutang yang harus dibayarkan Alifa Sumardi pada bulan


Agustus 2017 adalah sebesar Rp38.125.
PPh 21 PEGAWAI PINDAH KERJA

Cara menghitung PPh 21 karyawan pindah


kerja atau pindah tugas sebenarnya sama dengan
perhitungan pada umumnya, tetap mengacu pada
penghasilan tahunan. Besaran tarif PPh 21
berdasarkan UU No 36/2008 adalah 5% untuk
wajib pajak dengan penghasilan tahunan sampai
dengan Rp 50 juta, 15% untuk penghasilan
tahunan Rp. 50.000.000 – Rp. 250.000.000, 25%
untuk Rp. 250.000.000 – Rp. 500.000.000, dan 30%
untuk di atas Rp. 500.000.000.
CONTOH 1

Berikut contoh menghitung PPh


21 untuk karyawan pindah tugas

Budi seorang jurnalis lajang


bekerja di sebuah media cetak
nasional dengan gaji Rp 6.000.000
perbulan dan iuran pensiun Rp
200.000. Pada bulan Agustus, ia
dipindahkan dari kantor Jakarta ke
biro Yogyakarta. Berapa PPh 21
yang harus dipotongdari
penghasilan Budi bekerja di
Yogyakarta?
Bukti Potong PPh 21 Kantor Pusat Jakarta (Januari-Juli)

Gaji Rp 6.000.000
Biaya jabatan 5% Rp 300.000
Iuran pensiun Rp 200.000
(Rp 500.000)
Penghasilan neto 1 bulan Rp 5.500.000
Penghasilan neto 1 tahun Rp 66.000.000
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) (Rp 54.000.000)
Penghasilan Kena Pajak Rp 12.000.000

Rp 600.000
PPh 21 untuk 1 tahun ( 5%)
PPh 21 terutang (7 bulan) Rp 350.000
PPh 21 telah dipotong dan dilunasi (Rp 350.000)
PPh 21 terutang belum dipotong NIHIL
Bukti Potong PPh 21 Biro Yogyakarta (Agustus-Desember)

Rp 6.000.000
Gaji
Rp 300.000
Biaya jabatan 5%
Rp 200.000
Iuran pensiun
(Rp 500.000)
Penghasilan neto 1 bulan Rp 5.500.000
Penghasilan neto 1 tahun Rp 66.000.000
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) (Rp 54.000.000)
Penghasilan Kena Pajak Rp 12.000.000

Rp 600.000
PPh 21 untuk 1 tahun 5%
(Rp 350.000)
PPh 21 telah dipotong di Jakarta
Rp 250.000
PPh 21 terutang (5 bulan)
(Rp 250.000)
PPh 21 telah dipotong di Yogyakarta
NIHIL
PPh 21 terutang belum dipotong
Berikut contoh menghitung PPh 21 untuk
karyawan yang pindah kerja:

Dinda, karyawati belum menikah, bekerja di


perkebunan sawit PT Subur Makmur di Medan,
dengan gaji Rp 6.000.000, iuran pensiun Rp
200.000. Pada bulan September, ia pindah kerja
ke PT Tunas Jaya di Pekanbaru dengan gaji Rp
7.000.000, iuran pensiun Rp 200.000. Berapa
PPh 21 yang harus dipotong di perusahaan
baru?
JAWAB
Bukti Potong PPh 21 PT Subur Makmur Medan (Januari-Agustus)

Gaji Rp 6.000.000
Biaya jabatan 5% Rp 300.000
Iuran pensiun Rp 200.000 (Rp 500.000)
Penghasilan neto 1 bulan Rp 5.500.000

Penghasilan neto 8 bulan (Januari-Agustus) Rp 44.000.000

Penghasilan neto 1 tahun Rp 66.000.000


Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) (Rp 54.000.000)
Penghasilan Kena Pajak Rp 12.000.000

PPh 21 untuk 1 tahun ( 5%) Rp 600.000

PPh 21 terutang 8 bulan (Januari-Agustus) Rp 400.000


PPh 21 telah dipotong PT Subur Makmur (Rp 400.000)
PPh terutang belum dipotong NIHIL
JAWAB
Bukti Potong PPh 21 PT Tunas Jaya Pekanbaru (September-Desember)

Rp 7.000.000
Gaji
Biaya jabatan 5% Rp 350.000
Iuran pensiun Rp 200.000
(Rp 550.000)
Penghasilan neto 1 bulan
Rp 6.450.000

Penghasilan neto di PT Tunas Jaya (4 bulan) Rp 25.800.000


Penghasilan neto di PT Subur Makmur (8 bulan) Rp 44.000.000
Rp 69.800.000
Penghasilan neto 1 tahun
(Rp 54.000.000)
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Penghasilan Kena Pajak Rp 15.800.000


PPh 21 untuk 1 tahun ( 5%) Rp 790.000
PPh 21 telah dipotong PT Subur Makmur (Rp 400.000)
PPh 21 terutang (4 bulan) Rp 390.000
PPh 21 telah dipotong PT Tunas Jaya (Rp 390.000)
PPh 21 terutang belum dipotong NIHIL
Penghasilan lain-lain adalah penghasilan selain :
• Imbalan dari pekerjaan
• Penghasilan dari usaha dan kegiatan
• Penghasilan dari modal

Penghasilan lain-lain contohnya :


 Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan
penghargaan
 Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah
dibebankan sebagai biaya
 Keuntungan karena pembebasan utang
 Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing
 Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
 Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari
anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang
menjalankan usaha
Hadiah adalah semua penerimaan
penghasilan yang diterima karena
suatu kegiatan, pekerjaan, atau
undian.

Contoh : seorang pegawai mendapat


bonus karena pegawai tersebut
melampaui target yang telah
ditetapkan. Seorang atlet menerima
hadiah uang, rumah, dan bonus lain
karena prestasi yang dia raih.
Seseorang tiba-tiba mendapatkan
lotre, atau mengikuti undian tertentu
dan mendapatkan hadiah yang
dijanjikan penyelenggara
Pembebasan utang merupakan
penghasilan. Jika kita memiliki hutang,
tentunya kita punya kewajiban membayar
atau melunasi hutang. Sebagian
pendapatan kita digunakan untuk
membayar hutang. Nah jika kita mendapat
pembebasan atas pengembalian hutang,
maka kita mendapat keuntungan karena
kita dibebaskan. Dari segi akuntansi,
penghapusan piutang merupakan biaya,
dipihak lawan, penghapusan hutang adalah
penghasilan.
Contoh Perhitungan 1
PPh Pasal 21 yang terutang atas hadiah kompetisi Indonesia
Super Series tersebut adalah:

5% x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
15% x Rp 10.000.000 = Rp 1.500.000
= Rp 4.000.000

PPh Pasal 21 yang terutang atas hadiah kompetisi tenis PT.


Anugerah Semesta adalah:
5% x Rp 20.000.000 = Rp 1.000.000

Dari contoh ini dapat terlihat bahwa PPh 21 atas


penghasilan yang diterima oleh peserta kegiatan tidak
berlaku kumulatif dimana PPh Pasal 21 dipotong setiap kali
orang tersebut menerima penghasilan, bukan atas
akumulasi penghasilannya selama 1 tahun sehingga
pemotongan PPh 21 untuk peserta kegiatan berdiri sendiri.
Contoh perhitungan 2
Imran Ali merupakan manajer produksi PT.
Bintang Gemerlap yang berkedudukan di
Bandung. Guna meningkatkan kualitas kerja
pegawai bagian produksi PT. Bintang Gemerlap,
Imran Ali dikirim oleh PT. Bintang Gemerlap untuk
mengikuti seminar “Meningkatkan Kinerja dan
Produktivitas Karyawan” di Jakarta selama 5 hari.
Imran Ali mendapatkan uang saku sebesar
Rp.500.000 tiap harinya selama berada di Jakarta

PPh Pasal 21 yang terutang atas uang saku yang


diterima oleh Imran Ali adalah:

5%xRp.2.500.000 (5xRp.500.000) = Rp.125.000


Contoh perhitungan 3
PT. Khazada mengadakan perlombaan penjualan
untuk 20 orang pegawai pemasaran. Untuk lima
orang pegawai dengan nilai penjualan tertinggi
akan diberikan hadiah masing-masing sebesar Rp.
20.000.000,00. Mr. Ali (status TK/0 dan ber-NPWP)
satu-satunya pegawai pemasaran yang berhasil
mencapai nilai perjualan tertinggi.

Penghitungan PPh Pasal 21 atas hadiah


perlombaan yang harus dipotong oleh PT. Khazada
adalah sebagai berikut:

5%xRp.20.000.000 = Rp1.000.000
PPH Pasal 26
Menurut Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008, PPh
Pasal 26 adalah pajak penghasilan yang dikenakan atas
penghasilan yang diterima wajib pajak luar negeri dari
Indonesia selain bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia

Tarif untuk Pajak Penghasilan Pasal 26 (PPh Pasal 26):

Tarif 20% (final) dari laba bersih yang diharapkan dari:


• Pendapatan dari penjualan aset di Indonesia.
• Premi asuransi, premi reasuransi yang dibayarkan
langsung maupun melalui pialang kepada perusahaan
asuransi di luar negeri.
CONTOH JURNAL PENCATATAN PPh Pasal 26

Pegawai asing yang berada diluar di Indonesia kurang dari 183 hari, pada tanggal 18
Oktober 2018 PT Kyukuk membayar gaji kepada karyawan asing Jacky Chen sebesar Rp
100.000.000 dan PPh 26 dibayar perusahaan besarnya biaya yang dapat dibebankan oleh
PT Kyukuk dapat dihitung sebagai berikut:

Gaji Rp 100.000.000
PPh 21/26 (20% X RP 100.000.000) RP 20.000.000

Jurnal : (Jurnal saat pembayaran gaji)


Beban Gaji Rp. 120.000.000
Utang PPh 21/26 Rp. 20.000.000
Kas/Bank Rp. 100.000.000

Jurnal : (Jurnal pada saat Penyetoran PPh Pasal 26)


Utang Pph 21/26 Rp. 20.000.000
Kas / Bank Rp. 20.000.000
CONTOH PENCATATAN JURNAL PPh Pasal 21

PT. Maju Makmur Mandiri melakukan pembayaran gaji pegawai tetap bulan September
2018 pada tanggal 25 sebesar Rp. 650.000.000. Dari Jumlah tersebut perusahaan
memotong PPh Pasal 21 sebesar Rp. 45.000.000. PT. Maju Makmur Mandiri kemudian
melakukan setoran PPh Pasal 21 Masa September 2018 pada tanggal 10 Oktober 2018.

Jurnalnya:
25 - 09 - 18 Beban Gaji Rp. 650.000.000,-
Utang PPh Pasal 21 Rp. 45.000.000,-
Kas Rp. 605.000.000,-

(Jurnal pembayaran gaji dan pemotongan PPh pasal 21 September 2018)

10 - 10 - 18 Utang PPh Pasal 21 Rp. 45.000.000,-


Kas Rp. 45.000.000,-

(Jurnal Setoran PPh Pasal 21 Masa September 2018)

Anda mungkin juga menyukai