Anda di halaman 1dari 19

OSTEOPOROSIS

CAHYO SANG WAHYU


NILSA PRIH UTAMI
NURVINA TAURIMASARI
RAHAYU TRI NURITASARI
TRIONO
DEFINISI OSTEOPOROSIS

Osteoporosis adalah suatu kondisi berkurangnya


masa tulang secara nyata yang berakibat pada
rendahnya kepadatan tulang. Akibatnya tulang
menjadi rapuh dan mudah patah. Menurut Dr.
Robert P. Heaney dalam Reitz (1993) penyakit
osteoporosis paling umum diderita oleh orang yang
telah berumur, dan paling banyak menyerang
wanita yang telah menopause (Hortono, 2000).
ETIOLOGI

Penyebab Primer
• Defisiensi estrogen
• Perubahan yang berhubungan dengan penuaan
• Mobilisasi kalsium dari tulang pada keadaan keseimbangan kalsium
negatif

Penyebab Sekunder
 Sejarah kluarga
 Gangguan endokrin
• Gangguan nutrisi dan gastrointestinal
• Penyakit ginjal
• Penyakit rematik
• Gangguan hematologi
• Gangguan genetik
• Gangguan lainnya
• Obat-obatan
GAMBARAN KLINIS

Osteoporosis dapat berjalan lambat selama beberapa


dekade, hal ini disebabkan karena osteoporosis tidak
menyebabkan gejala fraktur tulang. Beberapa fraktur
osteoporosis dapat terdeteksi hingga beberapa tahun
kemudian. Tanda klinis utama dari osteoporosis adalah
fraktur pada vertebra, pergelangan tangan, pinggul,
humerus, dan tibia. Gejala yang paling lazim dari fraktur
korpus vertebra adalah nyeri pada punggung dan
deformitas pada tulang belakang. Nyeri biasanya terjadi
akibat kolaps vertebra terutama pada daerah dorsal atau
lumbal. Secara khas awalnya akut dan sering menyebar
kesekitar pinggang hingga kedalam perut.
KLASIFIKASI
Graham & Solomon (1995) membagi osteoporosis sebagai berikut :
• Osteoporosis Primer
Osteoporosis primer adalah suatu osteoporosis yang tidak diketahui
penyebabnya dengan jelas ini merupakan kelompok terbesar.
• Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis sekunder adalah suatu osteoporosis yang diketahui
penyebabnya jelas.
• Osteoporosis Idiopatic
Yang dimaksud dengan osteoporosis jenis ini adalah terjadinya
pengurangan masa tulang pada :
▫ Juvenile
▫ Adolesence
▫ Wanita pra menoupouse
KOMPLIKASI

• Fraktur kompetensi vertebra torakalis dan


lumbalis
• Fraktur daerah femoris dan trochanterr
• Patah pada tulan coles pada pergelangan tangan
• Fraktur kompresi ganda vertebra
mengakibatkan deformitas akut
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laborat
Kadar kalsium serum, phospor dan alkali
phospatase normal.
Fosfatase alkali biasanya normal kecuali ada
fraktur
Hidroksiprolin urin meningkat
2. Rontgent
Sinar XTulang osteoporotik, fraktur bila ada.
Ct-Scan
PENATALAKSANAAN

Terapi pada osteoporosis harus mempertimbangkan 2


hal, yaitu terapi pencegahan yang pada umumnya
bertujuan untuk menghambat hilangnya massa tulang.
Dengan cara yaitu memperhatikan faktor makanan,
latihan fisik (senam pencegahan osteoporosis), pola
hidup yang aktif dan paparan sinar ultra violet. Selain itu
juga menghindari obat-obatan dan jenis makanan yang
merupakan faktor resiko osteoporosis
PENGOBATAN

Masa Akut
• Penanganan fraktur Intervensi bedah dilakukan untuk
penatalaksanaan osteoporosis
• Pada fraktur tulang belakang istirahat merupakan
keharusan selama beberapa hari
Keadaan Terbentuk
Diet kalsium tinggi 1000 - 1400 mg sehari.
Vitamin D sebanyak 600-800 IU.
Pada menopause dapat diberikan terapi pengganti
hormone
Pemasangan penyangga tulang belakang
PENCEGAHAN

• Mencegah dan menghentikan kebiasaan seperti


merokok dan minum alcohol
• Mengatur diet yang baik / dengan benar seperti
mengkonsumsi sayuran, susu tinggi kalsium dll.
• Olah raga teratur
• Suplementasi kalsium
PENGKAJIAN

 Biodata
 Keluhan utama
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Riwayat Psikososial
 Kebiasaan sehari hari
 Pemeriksaan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Nyeri b/d proses penyakit (osteoporosis tulang


belakang)
• Perubahah mobilitas fisik berhubungan dengan
disfungsi sekunder terhadap perubahan skletal (kiposis),
nyeri sekunder atau frkatur baru
• Gangguan istirahat atau tidur b/d rasa nyeri
• Perubahan body image b/d perubahan postur tubuh
• Cemas b/d ketidak tahuan tentang penyakit
• Resiko terjadi cedera fisik ( fraktur ) b/d trauma fisik
sekunder terhadap osteoporosis
INTERVENSI KEPERAWATAN

DX.1
Nyeri b/d proses penyakit (osteoporosis tulang belakang)
Tujuan
• Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri
berkurang
Kriteria hasil
• Menyatakan nyeri berkurang
• Menunjukkan sikap rilek
• Menunjukkan ketrampilan relaksasi dan aktifitas terapeutik
Intervensi
• Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring
• Kaji intensifas nyeri,perhatikan lokasi dan karakteristik.
• Jelaskan prosedur sebelum memulai tindakan
Rasional
• menghilangkan nyeri dan mencegah kesalahan posisi tulang
• Mempengaruhi terhadap pilihan intervensi.
• meningkatkan rasa kooperatif klien terhadap perawat.
DX.2
Perubahah mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi sekunder
terhadap perubahan skletal (kiposis), nyeri sekunder atau frkatur
baru.
Tujuan
Setelah diberi tindakan keperawatan diharapkan klien mampu melakukan
mobilitas fisik.
Kriteria :
• Klien dapat meningkatkan mobilitas fisik
• Klien mampu melakukan ADL secara indepIntervensi
Intervensi :
• Kaji tingkat kemampuan klien yang masih ada
• Rencanakan tentang pemberian program latihan :
Bantu klien jika diperlukan latihan
• Bantu kebutuhan untuk beradaptasi dan melakukan ADL, rencana okupasi
Rasional
• Dasar untuk memberikan alternatif dan latihan gerak yang sesuai dengan
kemampuannya.
• Latihan akan meningkatkan pergrakan otot dan stimulasi sirkulasi darah.
• ADL secara independent
DX.3
Gangguan istirahat tidur b/d rasa nyeri
Tujuan
• Tidur/ istirahat diantara gangguan
Kriteria
• Melaporkan peningkatan rasa sehat dan dapat istirahat
Intervensi :
• Dukung kebiasaan ritual sebelum tidur
• Batasi makanan dan minuman yang mengandung kafein
• Berikan analgesik, sedatif sesuai indikasi
Rasional
• meningkatkan relaksasi dan kesiapan untuk tidur.
• kafein dapat memperlambat pasien untuk tidur dan mempengaruhi
Tidur tahap REM, mengakibatkan pasien tidak merasa segar saat
bangun.
• menghilangkan nyeri,obat yang tepat dapat meningkatkan istirahat.
DX.4
Perubahan body image b/d perubahan postur tubuh
Tujuan
• Mengungkapkan penerimaan pada diri sendiri dalam situasi
ntervensi:
• Anjurkan pasien untuk mengekspresikan perasaannya
• Bantu dan dorong kebiasaan aktivitas yang baik
• Tekankan keberhasilan yang kecil sekalipun baik mengenai
kesembuhan fungsi tubuh atau kemandirian klien
• Libatkan keluarga dalam perawatan pasien
Rasional :
• Membantu pasien untuk memahami perasaannya
• Membantu meningkatkan rasa harga diri
• Membantu menurunkan rasa ketidakberdayaan,menumbuhkan
perasaan adanya perkembangan
• Meningkatkan rasa percaya diri klien
DX.5
Resiko terjadinya cedera fisik (Fraktur) b/d adanya
trauma sekunder terhadap osteoporosis
Tujuan: Tidak mengalami cedera fisik
Kriteria :
• Mengidentifikasi faktor - faktor resiko
• Memodifikasi
Intervensi :
• Beri alat bantu jika klien akan melakukan aktifitas seperti tongkat
• Hindarkan alat alat yang berbahaya,dekatkan alat yang dibutuhkan
klier
• Ciptakan lingkungan yang bebas dari bahaya
Rasional
• Memudahkan klien dalam menjalankan aktifitas
• Menghindarkan klien dari sumber bahaya
• Menciptkan lingkungan yang aman danmengurangi resiko
terjadinya kecelakaan.
DX.6
Cemas b/d ketidaktahuan tentang penyakit
Tujuan:
• Tampak rileks dan mclaporkan ccmas menurun sarnpui dcngan
hilang, tampak rileks
Intervensi
• Beri penjelasan tentang perubahan postur tubuh
• Kaji intensitas, catat respon verbal dan non verbal. Dorong ekspresi
bebas akan emosi
• Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya
Rasional
• memudahkan klien dalam menjalankan aktifitas
• penting untuk menentukan tindakan perawatan selanjutnya
• memberikan kesempatan agar klien dapat menerima situasi nyata
dirinya dan membantu mencari solusi akan masalah

Anda mungkin juga menyukai