Anda di halaman 1dari 24

SEMIOLOGI:

FREDINAND DE SAUSSURE
Fahruddin Faiz
Linguistik
BELAJAR BAHASA
 Nature of Meaning
 Language Use
 Language Cognition
 Relationship Between Language and Reality
LATAR BELAKANG
Para ahli Bahasa berusaha untuk
merekonstruksi Bahasa-Bahasa yang
sudah mati dengan dasar kemiripan-
kemiripan yang ada dengan Bahasa-
Bahasa yang masih hidup saat ini
Sepanjang abad ke-19, para ahli
Bahasa bekerja dengan perspektif
historis/diakronik.

De Saussure tidak puas dengan ‘pembandingan’ semacam ini.


Ia menyatakan bahwa perbandingan semacam itu hanya menjawab dari mana satu
Bahasa berasal dan tidak menjawab apa Bahasa itu.
Strukturalisme

Strukturalisme adalah sebuah faham atau pandangan yang


menyatakan bahwa masyarakat dan kebudayaan memilki suatu
struktur yang sama dan tetap.
Strukturalisme adalah satu pemikiran bahwa manusia sangat
dipengaruhi oleh sistem dalam lingkungannya
Strukturalisme aktifitas social dan budaya manusia merupakan
produk dari struktur atau regularitas-regularitas yang dapat
diramalkan yang terletak di luar jangkauan manusia
Strukturalisme sebagai aliran filsafat bereaksi terhadap subjektivisme
yang didewakan oleh Eksistensialisme
CIRI-CIRI STRUKTURALISME
“Desentralisasi” manusia.
“Kematian” manusia sebagai subjek.
Manusia dibicarakan dalam rangka struktur bahasa, sosial, ekonomi, dan politik.
PANDANGAN STRUKTURALISME

1) Bahasa memiliki Struktur (Unsur-unsurnya saling berkait)


2) Bahasa adalah satu sistem tanda (mengkomunikasikan
ide/gagasan tertentu)
APAKAH SEMIOTIK?
KADANG DISEBUT JUGA ‘SEMIOLOGI’
BERASAL DARI BAHASA YUNANI ‘SEMEÎON’ YANG BERARTI ‘TANDA’

SEMIOTIK ADALAH: ILMU YANG MEMPELAJARI TENTANG TANDA (HAKIKATNYA,


CIRINYA, PERANNYA DAN ATURAN PEMAKAIANNYA)

SEMIOTIK DIKEMBANGKAN DALAM KAJIAN-KAJIAN FILSAFAT, MISTISISME, SENI,


SASTRA, ANTROPOLOGI, MEDIA MASSA, PSIKOANALISIS, BIOLOGI, PENDIDIKAN,
COMPUTER, DAN LAIN SEBAGAINYA.
SIFAT ARBITRER BAHASA

 Arbitrer adalah “Mana suka”. Bahasa bisa muncul secara


acak, tanpa alasan.
 Kata-kata (sebagai simbol) dalam bahasa bisa muncul
tanpa hubungan logis dengan yang disimbolkannya.
 “Jendela” dan
IMMUTABILITY OF SIGN

• Tanda/Bahasa itu sifatnya “arbitrer”


• Bahasa itu seperti hukum, bukan aturan yang bisa kita pilih atau tidak.
• Kita mewarisi Bahasa itu dari nenek moyang kita.
• Masyarakat secara umum tidak ambil peduli untuk mengupayakan
pengubahan-pengubahan atas tradisi simbolik yang berjalan.
• Bahasa adalah ‘institusi sosial‘ dan harus dipahami sesuai konteks
sosialnya.
• ‘Signifier’ itu sifatnya baku, tidak fleksibel.
• “Speakers are largely unconscious of the laws of language.”
• Problem: munculnya banyak kata-kata baru (misalnya: Bahasa gaul,
Bahasa ABG, dll)
MUTABILITY OF SIGN

• Hakikatnya Bahasa adalah hasil dari kekuatan sosial dan


waktu
• Waktu dapat mengubah hubungan antara signifier dan
signified.
• Misalnya “mouse” =
PRINSIP SEMIOLOGI DE SAUSSURE

 Prinsip Struktural: Relasi Tanda adalah relasi struktural_SEMIOLOGI


STRUKTURAL_STRUKTURALISME
 Prinsip Kesatuan: Sebuah tanda merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara
penanda yang bersifat kongkrit (suara, tulisan, obyek) dan petanda (konsep, ide, gagasan,
makna).
 Prinsip Konvensional: Kesepakatan Sosial tentang Bahasa (tanda dan makna) di antara
komunitas Bahasa.
 Prinsip Sinkronik: Tanda sebagai sebuah system yang tetap dan stabil dalam ruang dan
waktunya.
 Prinsip Representasi:Tanda merepresentasikan realitas yang menjadi rujukannya.
SIGN, SIGNIFIER, SIGNIFIED
 Sign: TANDA
 Kombinasi dari konsep dan sound-image (citra-bunyi)
 Apa yang kita lihat
 Signifier: YANG MENANDAI_Penanda
 the sound-image
 Bagaimana kita memahami tanda
 Signified: YANG DITANDAI_Petanda
 Konsep
 Tanda tersebut kita maknai sebagai apa
Sign Sign 2
(Passionified Rose) (Romantic Commodity)

Signifier Signifier 2
(Image) (Image)
Rose Passionified Rose

Signified Signified 2
(Concept) (Concept)
Passion Valentine Day
Langage, Langue dan Parole

 Langage:
 Aktifitas linguistic, gabungan antara langue dan parole.
 Langue
 Sifatnya Sosial (Fakta Sosial)
 Satu system, satu institusi, seperangkat norma dan aturan interpersonal dalam ucapan dan tulisan.
 Muatannya adalah system kode yang diketahui semua anggota masyarakat pemakai Bahasa yang
disepakati bersama pada masa lalu.
 Unsur-unsurnya antara lain adalah system tata Bahasa, ejaan, sintaksis dan tanda baca.
 Parole
 Sifatnya Individual
 Manifestasi actual dari Langue
 Penggunaan kongkrit dari Bahasa.

LANGAGE: KESADARAN BUDAYA, LANGUE: KESADARAN SOSIAL, PAROLE: KESADARAN INDIVIDUAL


Analogi: Permainan catur (Langue: Aturan Bermain catur, Parole: Praktek bermain catur)
 “Diakronik” berasal dari bahasa Yunani “dia” artinya sepanjang dan
kata “chronos” yang berarti waktu. Dalam istilah linguistik, diakronik
berarti studi bahasa dari waktu ke waktu.
 “Sinkronik” juga berasal dari bahasa Yunani “syn” yang artinya
bersama. Kata sinkronik artinya bersama dalam satu waktu. Dalam
istilah linguistik, sinkronik berarti studi tentang kebahasaan untuk
waktu tertentu.
 Saussure lebih focus untuk menerapkan penyelidikan sinkronik,
meskipun keduanya memiliki kegunaanya masing-masing.

Analogi: memotong Pohon Secara Vertikal (membelah) dan Horisontal


(memotong). Bila membelahnya kita akan melihat lapisan pohon dari
pangkal hingga ujung, sedangkan bila memotongnya kita akan melihat
lapisan pohon yang membentuk lingkaran.
SINTAGMATIK & PARADIGMATIK

 Kunci untuk memahami tanda adalah dengan memahami hubungan strukturalnya dengan
tanda lain. Hubungan structural ini ada dua jenis, yaitu: sintagmatik dan paradigmatic.
 Hubungan sintagmatik adalah hubungan di antara mata rantai dalam suatu rangkaian ujaran.
Hubungan ini disebut in praesentia karena butir-butir yang dihubungkan itu ada bersama dalam
wicara. Suatu sintagma dapat berupa satuan berurutan apa saja yang jelas batasnya; jumlahnya
sekurang-kurangnya ada dua.
 Hubungan Paradigmatik atau asosiatif adalah hubungan term-term secara in absentia (secara
potensial dalam rangkaian memori). Dalam satu rangkaian ujaran biasanya orang teringat pada
satuan bahasa lain karena satuan itu serupa atau berbeda (sinonim atau antonym) dari yang
lain dalam bentuk dan makna.
SINTAGMATIK
PARADIGMATIK

AKU MAKAN KUCING

KAMU MENENDANG ANJING

DIA MENELAN TIKUS

KITA MEMBANTING BABI


ASOSIASI TANDA
Tanda tersimpan di “kepala” kita, tidak dalam bentuk sintagmatik
(kalimat atau frasa), tetapi dalam bentuk asosiatif (paradigmatik)
Misalnya:

Islam Liberal, Islam Fundamentalis, Islam Moderat


Atau
Islam Fundamentalis, ISIS, Al-Qaeda, Taliban
Kadang sifatnya random: buku, laptop, baju, HP, permen
Hubungan asosiatif hanya ada di kepala, tidak dalam struktur Bahasa,
sementara hubungan sintagmatik adalah produk struktur linguistic.
ISI, PENGERTIAN DAN VALENSI
Ciri utama tanda bahasa adalah tidak dapat dicari pada
wicara, tetapi dalam hubungannya dengan unsur-unsur luar
bahasa, melalui sejenis konvensi sosial.
Sifat pertama valensi atau nilai, yakni menyangkut subsitusi
atau pengganti suatu benda untuk benda lain yang sifatnya
berlainan contohnya adalah uang.
Konsep valensi atau nilai dapat diterapkan dalam
penyelidikan bahasa dengan membahas identitas linguistis,
realitas linguistis, dan valensi linguistis.
identitas linguistis bersangkutan dengan munculnya kembali
NILAI DALAM BAHASA (valensi)

• Tidak ada gagasan yang bisa muncul tanpa Bahasa


• Bahasa pula yang membentuk ide/gagasan dan membuatnya dapat
diekspresikan.
• Meskipun demikian, nilai dari satu tanda tidak ditentukan oleh hubungan
partikular antara kata dan makna, tetapi oleh keseluruhan system tanda
dalam satu komunitas. Nilai adalah produk dari satu system/struktur
(Langue), bukan Karena hubungan individual (Parole)
• Valensi atau nilai menyangkut subsitusi atau pengganti suatu benda untuk benda
lain yang sifatnya berlainan contohnya adalah uang.
• Valensi dapat ditukar dengan sesuatu yang sifatnya berlainan yang dianggap bernilai
sama (uang dengan roti), dan dapat dibatasi melalui hal-hal yang serupa (dolar
Amerika dibandingkan sterling Inggris)

Anda mungkin juga menyukai