Anda di halaman 1dari 31

Trauma tajam abdomen

Tembakan
• tembakan dengan kecepatan rendah dapat
mengakibatkan kerusakan jaringan, laserasi, dan
putus
• Tembakan dengan kecepatan tinggi dapat
mengakibatkan hancurnya organ dalam.
• Luka akibat tembakan senjata biasanya menyababkan
kerusakan yang lebih besar dibandingkan luka tusuk.
Tusukan
• Jika abdomen mengalami luka tusuk,usus yang
menempati sebagian besar rongga abdomen akan
sangat rentan untuk mengalami trauma penetrasi
• organ-organ padat berespon terhadap trauma
dengan perdarahan
• organ berongga bila pecah mengeluarkan isinya ke
dalam rongga peritoneal sehingga akan
mengakibatkan peradangan atau infeksi
Patofisiologi dan manifestasi
klinis
Jejas Pada
Perforasi / ruptur Perdarahan bagian perut
Trauma abdomen
organ internal
kiri atas

↓ vol. darah
↓ preload
yang kembali ke
Volume sirkulasi Syok
jantung tidak adekuat hipovolemik
jantung

Tekanan darah ↓

↓ stroke volume ↓ cardiac output Heart Rate ↑

Sistemik vaskular resistensi Akral dingin



Sumber :
Respiratory Rate ↑
Wijaya, Ika Prasetya. 2014. Ilmu Penyakit Dalam : syok hipovolemik, jilid III, edisi VI, hal 4124-4126. Interna publisihing: Jakarta
Wibisono, Elita. Jeo, Wifanto Saditya. 2014. Kapita Selekta Kedokteran , “Trauma Abdomen” ; (1) ed. IV, hal 227– 228. Jakarta: Media aesculapius
Mitchell, Richard N. 2015. Buku Ajar Patologi Robbins, “ Kelainan hemodinami, tromboemboli, dan syok”, hal 90-93. Singapore : Elsevier
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang

• Radiologi
• CT-scan
• Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL)
• Laparatomi (Gold Standard)
Pemeriksaan Penunjang

• Radiologi
X-ray
• Rontgen untuk screening adalah rontgen foto cervical lateral,
thorax AP, dan pelvis AP. Rontgen foto abdomen 3 posisi
(terlentang, tegak, lateral dekubitus) berguna untuk melihat adanya
udara bebas di bawah diafragma/ di luar lumen retroperitonium.
• Tambahan : foto abdomen AP dengan kontras.

Testa, A Paul. 2011. Blunt Abdominal Trauma. (emedicine. Medscape.com/articleoverview).


Computed Tomography

• Computed Tomography
CT Scan
• Memberikan gambar detail dari kelainan
trauma.
• Membantu penentuan intervensi pembedahan.
• Spesifikasi sangat tinggi.
• Digunakan sebagai pedoman pengelolaan non
operatif pada cedera organ solid.
Diagnostic Peritoneal Lavage

DPL • Indikasi DPL


• Cepat, tapi invasive. – Nyeri abdomen yang tidak bisa
• Sensitivitas terhadap diterangkan penyebabnya.
perdarahan intra – Trauma bagian bawah dada.
peritoneum 98%. – Hipotensi, Ht (Hematokrit)
• Dapat menemukan adanya turun tanpa sebab jelas.
darah/cairan usus dalam – Cedera abdominal dengan
rongga perut. gangguan kesadaran.
• Positif jika eritrosit > – Cedera abdominal dengan
100.000/mm3 dan leukosit cedera medula spinalis.
> 500/mm3 – Patah tulang pelvis.

Eric L Legome, MD. Diagnostic of Blunt Abdominal Trauma. eMedicine Medscape.


(emedicine.medscape.com/article/medication#showall )
DPL, CT scan pada Trauma Tumpul

DPL CT scan
Menentukan adanya perdarahan Menentukan organ cedera bila BP
bila normal
Indikasi
BP (Blood Pressure)

Diagnosis cepat dan sensitif; Paling spesifik untuk cedera;


akurasi 98% akurasi 92%-98%
Keuntungan

Invasif, gagal mengetahui cedera Membutuhkan biaya & waktu tang


diafragma atau cedera lebih lama, tidak mengetahui
retroperitoneum cedera diafragma, usus dan
Kerugian pankreas

Eric L Legome, MD. Diagnostic of Blunt Abdominal Trauma. eMedicine Medscape.


INDIKASI LAPARATOMI

 Berdasarkan Evaluasi Klinik :


1. Trauma tumpul dengan hasil DPL, adanya internal bleeding
2. Trauma tumpul dengan hipotensi terus menerus walaupun
dilakukan resusitasi adekuat
3. Adanya tanda-tanda peritonitis dini atau lanjut

 Berdasarkan Evaluasi Radiologis (rontgen)


1.Adanya udara bebas (air sickle) atau ruptur diafragma
2.CT-Scan memperlihatkan adanya ruptur organ – organ
berongga intra abdominal.

Clarke, John R. MD; Trooskin, Stanley Z. 2002. Journal of Trauma and Acute Care Surgery: March 2002 – Volume 52-
Journal.lww.com (lippincott Williams & Wilkins, Inc.)
Pemeriksaan Lab
• Complete blood count / CBC
• Analisis gas darah
• Kadar kreatinin
• Amilase serum

American College Of Surgeons Commitee On Trauma. (2008) Trauma toraks. Dalam ATLS Student Course Manual 8th. USA. 135p
Dionysis, T., et al. "Serum Amylase, Lipase and Urine Amylase as Predictor Factors for Outcomes of the Children with Blunt Abdominal Trauma." J
Perioper Crit Intensive Care Nurs 2.121 (2016): 2.
Analisis urin
• Indikasi untuk urinalisis diagnostik meliputi
trauma yang signifikan pada perut dan / atau
panggul (hematuria berat, hematuria
mikroskopik)
• Tes kehamilan serum pada semua wanita usia
subur.

American College Of Surgeons Commitee On Trauma. (2008) Trauma toraks. Dalam ATLS Student Course Manual 8th. USA. 135p
Dionysis, T., et al. "Serum Amylase, Lipase and Urine Amylase as Predictor Factors for Outcomes of the Children with Blunt Abdominal Trauma." J
Perioper Crit Intensive Care Nurs 2.121 (2016): 2.
Pemeriksaan Non-Invasive Indikasi
BAT (Blunt abdominal Trauma)
USG FAST (Focused Assesement Stable penetrating trauma
Sonography for Trauma) Menilai cairan bebas
intraperitoneal

Keuntungan Kerugian
Noninvasif Hasil tergantung
pemeriksa/ operator
Tidak menggunakan Hanya mendeteksi
radiasi min 200 ml cairan
(aman bumil &anak2)
Dapat dikerjakan di Tidak dapat
resusitasi mendeteksi di organ
berongga
Bisa di ulang
Sensitivitas 85%-99%
spesifisitas 97%-100%
Cepat
American College Of Surgeons Commitee On
Trauma. (2008) Trauma toraks. Dalam ATLS
Student Course Manual 8th. USA. 136-137p
Richards, J, McGahan, J. Focused Assessment with Sonography in Trauma (FAST) in 2017:
What Radiologists Can Learn. RSNA. 2017;Volume 283(1). 3-6p
Richards, J, McGahan, J. Focused Assessment with Sonography in Trauma (FAST) in 2017:
What Radiologists Can Learn. RSNA. 2017;Volume 283(1). 3-6p
Tatalaksana Emergency
Trauma Abdomen
Primary Survey

• A: Airway, menjaga airway dengan kontrol servikal


(cervikal spine control)
• B: Breathing, menjaga pernafasan dengan ventilasi
control (ventilation control) C: Circulation dengan
control perdarahan (bleeding control)
• D: Disability : status neurologis (tingkat kesadaran/GCS,
Respon Pupil)
• E: Exposure/environmental control: buka baju
penderita tetapi cegah hipotermia
American College of Surgeons, 2003, Advanced Trauma Life Support, Ed.6. First Impression United States of America
Secondary Survey
• Pengkajian secara head to toe, dan observasi hemodinamik klien
setiap 15 – 30 menit sekali meliputi tanda-tanda vital (TD,Nadi,
Respirasi), selanjutnya bila stabil dan membaik bisa dilanjutkan dengan
observasi setiap 1 jam sekali.

• Pasang cateter untuk menilai output cairan.

• Pasien dipuasakan dan dipasang NGT (Nasogastrik tube)

• Observasi status mental, vomitus, nausea, rigid/kaku/, bising usus,


urin output setiap 15 – 30 menit sekali.
American College of Surgeons, 2003, Advanced Trauma Life Support, Ed.6. First Impression United States of America
American College of Surgeons, 2003,
Advanced Trauma Life Support, Ed.6. First
Impression United States of America
Daftar Pustaka
• American College of Surgeons, 2003,
Advanced Trauma Life Support, Ed.6. First
Impression United States of America
TATALAKSANA PEMBEDAHAN TRAUMA ABDOMEN
Management pada kasus trauma tumpul abdomen dapat melibatkan tindakan nonoperatif atau
perawatan bedah, hal ini tergantung dari indikasi yang terjadi pada pasien tersebut.

Indikasi laparotomi pada pasien dengan


trauma tumpul abdomen adalah sebagai Laparatomi merupakan salah satu prosedur
pembedahan mayor, dengan melakukan
berikut:
penyayatan pada lapisan-lapisan dinding
abdomen untuk mendapatkan bagian organ
 Adanya tanda-tanda dari peritonitis abdomen yang mengalami masalah
 Uncontrolled shock or hemorrhage (hemoragi, perforasi, kanker dan obstruksi).
 Terjadinya penurunan fungsi klinis tubuh
selama observasi
 Terjadinya hemoperitoneum (adanya darah di
rongga peritoneum) setelah melakukan focused
assessment with sonography for trauma (FAST)
or diagnostic peritoneal lavage (DPL)
examinations

Blunt Abdominal Trauma Treatment & Management: Approach Considerations, Prehospital Care, Emergency Department care. Updated: Nov 02, 2017 Author: Eric L Legome, MD; Chief Editor:
John Geibel, MD, DSc, MSc, AGAF
• Perdarahan arteri : di ligase (mengikat bersama-
sama atau menyatukan. Contohnya
termasuk ligasi pembuluh darah untuk
menghentikan perdarahan)

• Perforasi usus/gaster : tutup perforasi atau reseksi


( prosedur pembedahan untuk mengangkat sebagian
atau seluruh)
 Ruptur Limpa: dilakukan splenektomi, penjahitan limpa
tidak memuaskan, karena kerapukan jaringan dan tingginya
tingkat perdarahan.

 Ruptura ginjal : cenderung terapi konservatif, antibiotik dan


hemostatikum (dapat menghentikan perdarahan pada
pembuluh darah yang cedera). Dalam keadaan “Hancur
Ginjal” atau perdarahan progresif hilus ginjal,
dipertimbangkan tindakan nefrektom.
Surgical Management for Penetrating Abdominal Trauma

Ada beberapa komponen penting pada saat melakukan laparotomy kasus Penetrating
abdominal Trauma:
Laparotomy pads
 Control of bleeding: dengan menggunakan 4-quadrant pack laparotomy pads

 Identification of injuries: semua area pada abdomen diperiksa dengan tepat. Untuk
bagian organ yang mengalami luka, setiap organ padat, dan juga seluruh bagian usus di
periksa.

 Control of contamination

Surgical Therapy for Penetrating Abdominal Trauma: Practice Essentials, Overview, Preoperative Details. Updated: May 25, 2017 Author: Katie Jo Stanton-Maxey, MD; Chief Editor: John
Geibel, MD, DSc, MSc, AGAF
Daftar pustaka

• MH Assiddqi.2014.Trauma Abdomen.Universitas Sumatra


Utara.
• Cheng. 2010. Abdominal Trauma Penetrating. Department of
Emergency Medicine, New York University, Bellevue Medical
Center.
sumber
• Wijaya, Ika Prasetya. 2014. Ilmu Penyakit Dalam :
syok hipovolemik, jilid III, edisi VI, hal 4124-4126.
Interna publisihing: Jakarta
• Wibisono, Elita. Jeo, Wifanto Saditya. 2014. Kapita
Selekta Kedokteran , “Trauma Abdomen” ; (1) ed.
IV, hal 227– 228. Jakarta: Media aesculapius
• Mitchell, Richard N. 2015. Buku Ajar Patologi
Robbins, “ Kelainan hemodinami, tromboemboli,
dan syok”, hal 90-93. Singapore : Elsevier

Anda mungkin juga menyukai