Internal Bleeding
Eka Sari Caesar gina Putri 21804101008
Septian Dimas Bramantyo 21804101008
Pembimbing:
dr. Farid Pahlevi, Sp. An
LABORATORIUM ANESTESI
RSD MARDI WALUYO KOTA BLITAR
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2019
Internal adalah keadaan darurat medis yang terjadi ketika terdapat
kerusakan pada arteri atau vena yang menyebabkan darah
terlepas dari sistem sirkulasi dan terkumpul didalam tubuh. Hal ini
• Memar
• nyeri tekan pada area trauma
• muntah ataupun batuk darah
• feses berwarna hitam atau mengandung darah merah terang
• pembesaran pada rongga yang mengalami pendarahan
• tekanan darah rendah ( hipotensi)
• peningkatan denyut jantung ( takikardia )
• peningkatan laju pernapasan ( takipnea )
• kebingungan, kantuk, dan kehilangan kesadaran.
Perdarahan INTRA ABDOMEN
Berdasaran jenis organ yang cedera :
1. Pada organ padat seperti hepar dan limpa dengan gejala utama perdarahan
2. Pada organ berongga seperti usus dan saluran empedu dengan gejala utama adalah peritonitis.
b. Organ Retroperitoneal : Retroperitoneal abdomen terdiri dari ginjal, ureter, pancreas, aorta, dan
vena cava. Trauma pada struktur ini sulit ditegakkan diagnosis berdasarkan pemeriksaan fisik.
Evaluasi regio ini memerlukan CT scan, angiografi, dan intravenous pyelogram.
Organ Intraperitoneal
Ruptur Hepar
Pada trauma tumpul abdomen dengan ruptur hepar sering ditemukan
adanya fraktur costa VII – IX. Pada pemeriksaan fisik sering ditemukan
nyeri pada abdomen kuadran kanan atas. Nyeri tekan dan defans
muskuler tidak akan tampak sampai perdarahan pada abdomen dapat
menyebabkan iritasi peritoneum (± 2 jam post trauma)
Ruptur Lien
Pada pemeriksaan fisik, gejala yang khas adanya hipotensi karena
perdarahan. Kecurigaan terjadinya ruptur lien dengan ditemukan
adanya fraktur costa IX dan X kiri, atau saat abdomen kuadran kiri atas
terasa sakit serta ditemui takikardi.
Ruptur Usus Halus
Sebagian besar, perlukaan yang merobek dinding usus halus karena
trauma tumpul menciderai usus dua belas jari. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan gejala ‘burning epigastric pain’ yang diikuti dengan nyeri tekan
dan defans muskuler pada abdomen. Perdarahan pada usus besar dan usus
halus akan diikuti dengan gejala peritonitis secara umum pada jam berikutnya.
Sedangkan perdarahan pada usus dua belas jari biasanya bergejala adanya
nyeri pada bagian punggung.
Organ Retroperitoneal
Cedera ini sering disebabkan oleh robeknya arteri meningea media yang berjalan disepanjang
region temporal
Perdarahan intraserebral
Hematothoraks ringan
Hematothoraks sedang
Hematothoraks berat
Tanda dan Gejala
Nyeri dada yang berkaitan dengan trauma Gerak dan pengembangan rongga dada
dinding dada tidak sama (paradoxical).
Takipneu
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus internal bleeding tergantung dari letak
perdarahan (Huizen, 2017).
Perdarahan pada otak dapat mengakibatkan penuruan kesadaran, stroke, kejang, hingga
kematian otak akibat hipoksia. Sedangkan apabila perdarahan terjadi pada daerah abdomen
dan thorax yang tak terkontrol, tubuh mungkin kehilangan banyak sel darah merah yang
bersirkulasi untuk mendistribusikan oksigen pada sel-sel dalam tubuh sehingga terjadi syok
hipovolemi dan berlanjut terjadinya syok hipotensi. Jika perdarahan tidak dihentikan dan jika
resusitasi cairan dan mungkin transfusi darah tidak dilakukan dengan cepat, resiko kematian
pasien tinggi.
Manifestasi Klinis
Anamnesis
Riwayat trauma dapat memprediksi dan mengkonfimasi adanya cedera abdomen dan
pelvis yang memerlukan kontrol perdarahan segera.. Pada pasien dengan riwayat trauma
kecelakaan mobil harus menyertakan kecepatan kendaraan. Tipe tabrakan (tabrakan
frontal, lateral, gesekan smaping, belakang, atau terguling), posisi pasien dikendaraan.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan abdomen harus dilakukan secara seksama dan sistematik, dengan urutan
yang standar : inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi. Kemudian diikuti oleh pemeriksaan
stabilitas pelvis, uretra, perineum, rektum, vaginal, dan gluteal (Fildes, 2014).
Pemeriksaan Penunjang
A. pemeriksaan x-ray untuk trauma abdomen
1. Airway, bila korban tidak sadar dan ada sumbatan mekanis, gunakan suction atau padang
alat bantu jalan nafas orofarong/nasofaring. Bila sumbatan tetap ada lakukan
pemasangan intubasi trakea, dan apabila semua tindakan sudah dilakukan tetap tida
berhasil dapat menggunakan krikotiroidektomi.
2. Breathing, bila tida bernafas setelah jalan nafas dibebaskan, lakukan ventilais buatan.
Sebaiknya menggunakan oksigen dengan konsentrasi tinggi.
3. Circulation, awasi tanda-tanda syok, terutama syok hipovolemik. Lakukan resusitasi cairan
sebagai pengganti cairan yang hilang.
4. Pemasangan Naso Gastric Tube, tujuan pemasangan NGT secara dini
pada proses resusitasi adalah untuk dekompresi lambung sebelum
melakukan DPL, dan mengeluarkan isi lambung, sehingga menurunkan
resiko aspirasi. Adanya darah dalam sekret lambung disebabkan oleh
cedera esofagus atau saluran cerna atas bila tidak ada kelainan di
nasofaring dan atau orofaring. Bila dicurigai terdapat fraktur facial
yang berat atau fraktur basis cranii, selang gastrk harus dipasang
melalui mulut (pipa orogastrik) untuk mencegah terjadinya pasase
selang melalui cribriform plate masuk ke otak.
6. Laparotomi
PROGNOSA