2. Intan Permatasari (16050394076) 3. Kurniawan Eko S. (16050394085) Pengertian gender Gender dapat diartikan sebagai perbedaan peran, fungsi, status dan tanggungjawab pada laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari bentukan (konstruksi) sosial budaya yang tertanam melalui proses sosialisasi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Gender memiliki sifat tidak kodrati dan bervariasi diberbagai tempat dan dapat berubah seiring berjalannya waktu. Sejarah pergerakan feminisme Gerakan feminisme merupakan gerakan konflik sosial yang dimotori oleh para pelopor feminisme untuk mendobrak nilai-nilai lama (patriarkhi) yang selalu dilindungi oleh kokohnya tradisi struktural fungsional. Gerakan feminism modern di Barat dimulai pada tahun 1960-an yaitu pada saat timbulnya kesadaran perempuan secara kolektif sebagai golongan tertindas (Skolnick 1987; Porter 1987). Gerakan feminisme mencakup dua gelombang 1. Gerakan gelombang pertama lebih pada gerakan filsafat di Eropa yang dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu dan Marquis de Condorcet pada tahun 1785. Suatu perkumpulan masyarakat ilmiah untuk perempuan pertama kali didirikan di Middelburg (Selatan Belanda). Seorang aktivis sosialis utopis bernama Charles Fourier pada tahun 1837 memunculkan istilah feminisme yang kemudian tersebar ke seluruh Eropa dan Benua Amerika. Publikasi John Stuart Mill dari Amerika dengan judul The Subjection of Women pada tahun 1869 yang melahirkan feminisme gelombang pertama. 2. Feminisme gelombang kedua dimulai pada tahun 1960, dengan terjadinya liberalisme gaya baru dengan diikutsertakannya perempuan dalam hak suara di parlemen. Era tahun 1960 merupakan era dengan mulai ditandainya generasi “baby boom” (yaitu generasi yang lahir setelah perang dunia ke-2) menginjak masa remaja akhir dan mulai masuk masa dewasa awal. Pada masa inilah, masa bagi perempuan mendapatkan hak pilih dan selanjutnya ikut dalam kancah politik kenegaraan. Pemahaman dalam konsep gender 1. Ketidakadilan dan diskriminasi gender a. Marjinalisasi (peminggiran/pemiskinan). b. Subordinasi. c. Pandangan stereotipe d. Kekerasan e. Beban kerja 2. Kesetaraan dan keadilan gender Kesetaraan dan keadilan gender adalah suatu kondisi dimana porsi dan siklus sosial perempuan dan laki-laki setara, serasi, dan seimbang. Kondisi ini dapat terwujud apabila terdapat perlakuan adil antara perempuan dan laki-laki (Kementerian Pemberdayaan Perempuan, BKKBN & UNFPA 2005). Teori gender menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan, BKKBN & UNFPA (2005)
1. Teori nurture 7. Teori struktural-fungsionalis
2. Teori nature 8. Teori konflik sosial 3. Teori equilibrium (keseimbangan) 4. Teori adaptasi awal 5. Teori teknik lingkungan 6. Teori struktural Pengertian peran gender Peran gender adalah peran yang diciptakan oleh masyarakat bagi laki-laki dan perempuan berdasarkan tipe seksual maskulin dan feminitasnya. Laki-laki diharapkan melakukan peran yang bersifat instrumental atau berorientasi pada pekerjaan untuk memperoleh nafkah, sedangkan perempuan melakukan peran yang bersifat ekspresif yang berorientasi pada emosi manusia (Megawangi 1999) Pandangan peran gender menurut Scanzoni (1981) diacu dalam Supriyantini (2002) 1. Pandangan tradisional Yaitu pandangan yang membagi tugas secara kaku berdasarkan jenis kelamin.
2. Pandangan non tradisional (modern)
Yaitu pandangan yang tidak memandang pembagian tugas yang berdasarkan jenis kelamin sehingga kedua jenis kelamin diperlakukan sejajar. Peran gender dalam keluarga Terdiri atas dua unit pekerjaan, yaitu pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan pasar. Keseimbangan pembagian peran berdasarkan gender yang terjadi di dalam keluarga akan berkaitan dengan harapan dalam kegiatan berumah tangga. Harapan dan tugas ayah adalah untuk memiliki fisik yang kuat, mampu mencari nafkah, dan mampu melakukan pekerjaan rumah yang berhubungan dengan kekuatan fisik. Sedangkan harapan dan tugas ibu adalah dapat menyiapkan anak-anak secara fisik dan emosional serta sebagai pendidik anak. Peran gender dalam masyarakat Merrey & Baviskar (1998) ; Simatauw et al (2001) ; Mugniesyah (2002) diacu dalam Fausia & Nasyiah (2005), membedakan peranan perempuan menjadi tiga kategori : 1. Peranan produktif
2. Peranan reproduktif
3. Peranan pengelolaan masyarakat dan politik
1. Gender berbeda dengan jenis kelamin 2. Banyak teori yang menerangkan tentang konsep dan pemahaman gender baik teori yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri 3. Peran gender mempunyai dua sudut pandang yang berbeda dan terdapat empat tipe peran gender yaitu sex-typed, cross- sex-typed, androgini, dan undifferentiated 4. Diskriminasi gender tidak akan terjadi jika kaum laki-laki dan kaum perempuan saling menghargai, bertoleransi dan tidak memaksakan kehendak