Anda di halaman 1dari 55

ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA

Ns. Wahyu Widagdo, MKep, SpKom

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Proses Keperawatan
Adalah suatu pengorganisasian, cara yang
sistematis dalam memberikan asuhan
keperawatan yang berfokus pada respon
manusia yang unik sebagai individu atau
kelompok terhadap perubahan aktual atau
potensial dalam kesehatan.

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Tahap- Tahap Proses Keperawatan

Pengkajian

Diagnosis

Perencanaan

Pelaksanaan

Evaluasi

4/3/2019 Wahyu Widagdo


PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KELUARGA
Adalah sekumpulan tindakan yang
digunakan oleh perawat untuk mengukur
keadaan klien/keluarga dengan
menggunakan patokan norma-norma
kesehatan individu atau sosial, sistem
integritas dan kesanggupan untuk
mengatasi masalah-masalah

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Norma-norma yang digunakan dalam
menentukan status keluarga

1. Keadaan kesehatan yang normal dari


setiap anggota keluarga
2. Keadaan di rumah maupun di lingkungan
yang dapat membawa peningkatan
kesehatan
3. Sifat-sifat keluarga, dinamika atau tingkat
kesanggupan keluarga yang dapat
membawa perkembangan keluarga

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Pedoman Pengkajian Keluarga

• Fokus pada keluarga bukan individu


• Dapat memakai petunjuk pertanyaan
--- Set pertanyaan
• Perlu waktu
---- Mungkin tidak cukup 1 X pertemuan

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Pentingnya Mengkaji Kesehatan
Keluarga
1. Keluarga adalah pusat pelayanan secara total. Jika
satu terganggu- semua tertanggu/terpengaruh
2. Status kesehatan
- Kesehatan keluarga ----Kesehatan individu
- Keluarga memp standar perawatan-keluarga
pelayan utama
- Keluarga--- berperan dalam prevensi
- Kasus --- gambaran kes keluarga-- entery point
3. Efek kes keluarga pada kes masyarakat
- Keluarga selalu bertetangga

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Sumber Data Pengkajian Keluarga

• Kepala keluarga
• Anggota keluarga
• Informasi dari catatan ( riwayat medik
yang lalu, dokumentasi yang lalu, hasil-
hasil pemeriksaan lab, x ray)
• Informasi secara tertulis dan verbal dari
anggota tim kesehatan yang lain dan
masyarakat

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Metode Pengumpulan Data
• Observasi langsung
• Pemeriksaan fisik
• Wawancara
• Cara-cara lain : pemeriksaan lab,
pemeriksaan dari petugas lain,
mempelajari laporan dan catatan.

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Pengkajian Keluarga
Pengkajian tahap I

• Nama kepala keluarga


• Alamat
• Komposisi keluarga
• Tipe keluarga
• Latar belakang budaya/etnis
• Identifikasi agama/ kepercayaan
• Status kelas sosial
• Rekreasi keluarga
• Tingkat perkembangan keluarga
• Tugas perkembangan keluarga yang dijalankan atau
belum di jalankan.

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Pengkajian Keluarga
• Riwayat keluarga
• Riwayat keluarga sebelumnya (orang tua)
• Karakteristik rumah
• Karakteristik tetangga dan komuniti
• Mobilitas demografi keluarga
• Perkumpulan yg diikuti kel dan kegiatan dengan
komuniti
• Jaringan dukungan sosial keluarga

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Pengkajian Keluarga

Struktur Keluarga
• Pola kumunikasi
• Struktur kekuatan
• Struktur peran
• Nilai-nilai keluarga
• Fungsi afektif
• Fungsi sosialisasi
• Fungsi perawatan kesehatan

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Pengkajian Keluarga
Koping Keluarga
• Stressor jangka pendek
• Stressor jangka panjang
• Kekuatan untuk melawan stressor
• Kemampuan keluarga untuk mengambil keputusan
thdp situasi yg menimbulkan stress.
• Reaksi keluarga thdp stressor
• Strategi adapatif disfungsi yang digunakan (lalu &
saat ini)

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Pengkajian Keluarga

Pemeriksaan fisik
• Head – toe
• Sistem tubuh

Dengan metode : inspeksi, palpasi, perkusi


aukusltasi

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Pengkajian Tahap II
Dikaitkan dengan 5 tugas keluarga dalam bidang
kesehatan meliputi :
1. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah kesehatan
3. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan
4. Kemampuan keluarga menciptakan lingkungan yang
yang dapat mencegah dan mengatasi masalah kes
5. Kemampuan keluarga memanfaatkan sumber-sumber
atau fasilitas kesehatan

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Diagnosis Keperawatan

Menurut NANDA, 2011. Diagnosis


Keperawatan adalah “ interpretasi ilmiah
atas data hasil pengkajian yang
interpretasi ini digunakan perawat untuk
membuat rencana, melakukan
implementasi dan evaluasi “

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Label Diagnosis Keperawatan
1. Aktual
Menggambarkan respon manusia terhadap kondisi
kesehatan/proses kehidupan yang benar nyata pada
individu, keluarga, komunitas. Hal ini didukung oleh
batasan karakteristik (manifestasi tanda dan gejala)
yang saling berhubungan (NANDA, 2012-2014).
Contoh Dx aktual :
- Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh
- Gangguan menelan
- Gangguan proses keluarga

4/3/2019 Wahyu Widagdo


• 2. Resiko
Menggambarkan respon manusia terhadap kondisi
kesehatan/proses kehidupan yang mungkin
berkembang dalam kerentanan individu, keluarga,
komunitas. Hal ini didukung oleh faktor –faktor resiko
diawali dengan frase : “ Resiko” (NANDA 2012-2014)
contoh DX :
- Resiko kurang volume cairan
- Resiko konstipasi
- Resiko ketidakmampuan menjadi orang tua
- Resiko distress spiritual

4/3/2019 Wahyu Widagdo


3. Promosi Kesehatan termasuk sejahtera/
wellness
Penilaian klinis dari motivasi seseorang, keluarga atau
komunitas, dan keinginan untuk meningkatkan kesejah-
teraan mewujudkan potensi kesehatan manusia dan
menguatkan perilaku sehat secara khusus, misalnya
melalui nutrisi dan olah raga. Diagnosis promosi dapat
digunakan pada seluruh status kes. Label diagnosa
promosi diawali dengan frase “ Kesiapan meningkatkan”
----------- (NANDA, 2012-2014), Contoh dx :
- Kesiapan meningkatkan nutrisi
- Kesiapan meningkatkan koping keluarga
- Kesiapan meningkatkan komunikasi
4/3/2019 Wahyu Widagdo
Formulasi Penulisan Diagnosa Keperawatan
Individu dlm Keluarga
Menggunakan ketentuan NANDA (2012-2014) :
1. Formulasi diagnosis tsb digunakan tanpa etiologi/
Diagnosis tunggal
2. Dengan menambahkan pernyataan : anggota klg
yg teridentifikasi memilki masalah kes
3. Inisial kepala keluarga tidak perlu disebutkan kembali
krn sudah ditulis diawal.
Contoh :
- Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh pada anak B
- Resiko perdarahan pada ibu L
- Kesiapan meningkatkan komunikasi pada nenek H
4/3/2019 Wahyu Widagdo
Diagnosa Keperawatan NANDA Berkaitan
Dengan Keperawatan Keluarga

• Perubahan proses keluarga


• Perubahan proses keluarga : alkoholism
• Perubahan dlm pemeliharaan kesehatan
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari yg dibutuhkan tubuh
• Ketidakseimbangan nutrisi berlebihan dari yang dibutuhkan tubuh
• Resiko perubahan nutrisi kekurangan atau berlebihan yang
dibutuhkan tubuh
• Perubahan parenting
• Resiko perubahan parenting
• Resiko perubahan hubungan orang tua/bayi/anak
• Perubahan pola eliminasi
• Perubahan penampilan peran

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Diagnosa Keperawatan NANDA Berkaitan Dengan
Keperawatan Keluarga
• Perubahan pola seksual
• Komplik dalam pengambilan keputusan
• Koping bertahan
• Tidakefektifnya denial
• Koping keluarga tidak efektif
• Gangguan dalam manajemen pengelolaan rumah
• Gangguan interaksi sosial
• Tidakefektifnya keluarga dalam manajemen terapi
• Kurang pengetahuan (spesifik)
• Ketidakpatuhan
• Konflik peran orang tua
• Resiko trauma
• Resiko melukai/mencidrai
• Ketidakmampuan
• Isolasi sosial
• Distres spiritual

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Perencanaan
1. Menetapkan prioritas
2. Menetapkan tujuan/kriteria dan standar
3. Menetapkan intervensi keperawatan
4. Mendokumentasikan rencana
keperawatan

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Skala Untuk Memprioritaskan Masalah Kesehatan
KRITERIA BOBOT
1. Sifat masalah
skala : ancaman kesehatan 2 1
tidak/kurang sehat 3
krisis 1
2. Kemungkinan masalah dapat dirubah
skala ; dengan mudah 2 2
hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah
skala : tinggi 3
cukup 2 1
rendah 1
4. Menonjol masalah
skala : Masalah dirasakan dan ingin segera diatasi 2
Masalah dirasakan tidak perlu segara diatasi 1 1
Masalah tidak dirasakan 0

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Contoh Skoring Terhadap Masalah : Perubahan Nutrisi
kurang dari yang dibutuhkan tubuh

Kriteria Perhtungan Skore Pembenaran


1.Sifat Masalah 3/3 X 1 1 Masalah sudah terjadi dan
(Aktual) memerlukan tindakan
secepatnya
2. Kemungkinan 2/2 X 2 2 Sumber dana keluarga (+)
masalah dapat Kesempatan keluarga untuk
menyiapkan makanan (+)
dirubah
Fasilitas kesehatan (+)
(mudah)
Tenaga Kesehatan/perawat (+)
Sumber daya masyarakat (+)
Masalah dapat dicegah dengan
3. Potensi untuk 3/3 X 1 1 pendidikan kesehatan,masalah
dapat dicegah belum lama terjadi
(tinggi)
4. Menonjolnya 2/2 X 1 1 Keluarga menyadari adanya
masalah masalah dan ingin segera
mengatasi

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Menetapkan Tujuan
(Contoh)
Tujuan Jangka Panjang
Setelah dilakukan kunjungan rumah keluarga dapat mengatasi
gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan pada anak B.
Tujuan Jangka Pendek
Setelah dilakukan kunjungan 2 kali 45 menit keluarga dapat :
1. Mengenal masalah kurang nutrisi/gizi pada balita
dengan cara :
a. Menyebutkan arti kurang gizi
b. Menyebutkan penyebab kurang gizi
c. Menyebutkan tanda dan gejala
d. Mengidentifikasi tanda dan gejala
2. Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kurang gizi
pada balita dengan cara :
a. Menyebutkan kembali akibat kurang gizi
b. Memutuskan untuk mengatasi kurang gizi

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Menetapkan Tujuan
Tujuan Jangka Pendek
3. Melakukan tindakan perawatan untuk mengatasi kurang gizi dengan
cara :
a. Menyebutkan cara memilih bahan makanan yang bergizi
b. Menjelaskan tentang cara mengolah bahan makanan
c. Menjelaskan cara menghitung kebutuhan makanan pada balita
d. Menyusun menu makanan sesuai dengan kebutuhan balita
e. Menyebutkan prinsip-prinsip dalam menyajikan makanan untuk
balita
f. Menyebutkan prinsip-prinsip dalam mengatasi anak yang tidak
mau makan.
4. Memodifikasi lingkungan untuk meningkatkan pemasukan makanan
pada balita yang kurang gizi dengan cara :
a. Menyebutkan suasana yang dapat meningkatkan selera makan
b. Memutuskan untuk menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatkan selera makan
4/3/2019 Wahyu Widagdo
Menetapkan Tujuan
Tujuan Jangka Pendek
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada untuk mengatasi
masalah kekurangan gizi dengan cara :
a. Menyebutkan kembali manfaat kunjungan ke fasilitas kesehatan
b. Menyebutkan kembali fasilitas kesehatan yang dapat digunakan
untuk mengatasi kurang gizi
c. Memutuskan untuk membawa balita yang kurang gizi ke fasilitas
kesehatan.

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Kriteria dan Standar

Kriteria :
Adalah gambaran tentang faktor-faktor yang
tetap yang dapat memberi petunjuk bahwa
tujuan telah tercapai
Standar :
Menunjukkan tingkat pelaksanaan yang
dinginkan untuk membandingkan pelaksanaan
yang sebenarnya.

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Contoh Kriteria dan Standar
Tujuan jangka pendek:
Sesudah kunjungan rumah, ibu hamil akan mengunjungi
Puskesmas sekurang-kurangnya 4 kali selama masa
hamilnya
Kriteria :
Kunjungan ke Puskesmas
Standar :
Sebanyak 4 kali atau lebih kunjungan Puskesmas
selama ibu hamil.

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Rencana Intervensi
(Contoh Pada Keluarga dengan masalah balita yang mengalami :
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada anak S )

1. Keluarga mengenal masalah kekurangan gizi


a. Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian
kurang gizi, penyebab, tanda dan gejala.
b. Identifikasi bersama keluarga masalah kekurangan
gizi pada anak balitanya
2. Keluarga memutuskan untuk mengatasi masalah
kekurangan gizi pada balita.
a. Jelaskan tentang akibat lanjut dari kurang gizi pada
balita
b. Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah kekurangan gizi pada balita

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Rencana Intervensi
3. Keluarga mampu merawat balita yang mengalami kurang gizi
a. Diskusikan tentang manfaat zat gizi dan bahan-bahan
makanan yang mengandung tenaga, pembangun dan
pengatur
b. Diskusikan cara memilih bahan makanan
c. Diskusikan cara mengolah bahan makanan
d. Jelaskan cara menyajikan makanan
e. Demonstrasikan cara menyusun menu seimbang bagi balita
4. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
pemasukan makanan
a. Diskusikan ling yang dapat meningkatkan selera
makanan
b. Motivasi keluarga untuk menciptakan ling yang dapat meningkat-
kan selera makan balita.

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Rencana Intervensi

5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan


untuk mengatasi masalah kekurangan gizi pada balita
a. Diskusikan tentang manfaat fasilitas kesehatan
b. Diskusikan tentang fasilitas kesehatan yang dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi masalah
c. Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kes

4/3/2019 Wahyu Widagdo


IMPLEMENTASI
Aspek yang dilakukan meliputi :
1. Secara terus menerus mengumpulkan
dan mengkaji data
2. Melakukan intervensi keperawatan
3. Mendokumentasikan askep
4. Mempertahankan askep yang terbaru

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Kemampuan yang Diperlukan pada
Tahap Implementasi
• Berpikir kritis dan kreatif
• Ketrampilan interpersonal yang kuat
• Kecakapan teknikal
• Pengambilan keputusan
• Observasi
• Komunikasi

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Secara Terus Menerus
Mengumpulkan dan Mengkaji Data

• Penambahan Informasi baru melalui


kontak dengan klien
• Analisis relevansi dan keputusan
• Modifikasi rencana asuhan keperawatan
keluarga

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Intervensi Keperawatan di Keluarga
1. Melakukan tindakan langsung pada keluarga
2. Membantu keluarga untuk melakukan aktifitas
secara mandiri
3. Melakukan supervisi keluarga dalam
melakukan aktifitas mandiri
4. Mengajarkan atau mendidik keluarga tentang
perawatan kesehatan
5. Melakukan konseling pada individu dan
keluarga dalam memilih keputusan tentang
penggunaan sumber/fasilitas kesehatan
6. Memonitor/mengkaji keluarga untuk terjadinya
resiko komplikasi dari peny/masalah
kesehatan
4/3/2019 Wahyu Widagdo
Indikasi Intervensi Keperawatan
Keluarga
• Adanya keluarga dengan suatu masalah yang
berhubungan diantara anggota keluarga
• Adanya anggota keluarga dengan penyakit
yang memiliki dampak merugikan secara nyata
terhadap anggota yang lain
• Anggota keluarga mendukung permasalahan
atau gejala suatu individu
• Salah satu anggota keluarga menunjukkan
perbaikan dari gejala atau kemunduran dalam
anggota keluarga yang lain

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Indikasi Intervensi Keperawatan
Keluarga
• Seseorang anggota keluarga didiagnosa
penyakit pertama kali
• Perkembangan anak dan remaja secara
emosional, tingkah laku dan masalah fisik dalam
konteks anggota keluarga yang sakit.
• Salah satu anggota keluarga yang menderita
penyakit kronis pulang atau pindah dari satu
institusi ke komuniti
• Penyakit anggota keluarga yang mematikan

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Klasifikasi Intervensi Keperawatan Keluarga
Menurut Freeman dalam Friedman (1998)
a. Supplemental
Dimana perawat secara langsung memberi
pelayanan,dimana keluarga tidak mampu
b. Facilitative
Dimana perawat membantu mengatasi
hambatan dari keluarga dalam memperoleh
pelayanan medis, kesejahteraan sosial,
transportasi atau pel perawatan kesehatan di rumah
c. Developmental
Perawat membantu kel dalam kapasitasnya menolong
diri sendiri dan membantu keluarga untuk
memanfaatkan fasilitas kes yang bersumber dari diri
sendiri.

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Klasifikasi Intervensi Keperawatan Keluarga
Nursing Intervention Category (NIC)
Telah dipublikasikan 336 intervensi keperawatan
secara langsung dalam standarisasi bahasa intervensi
keluarga yang telah ditetapkan 9 label intervensi
keluarga yaitu :
1. Dukungan keluarga
2. Mempertahankan proses keluarga
3. Promosi integrasi keluarga
4. Pelibatan keluarga
5. Mobilisasi keluarga
6. Terapi keluarga
7. Dukungan sibling
8. Pendidikan orang tua : remaja

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Model Intervensi Keluarga Calgary
oleh Wright and Leahey
1. Cognitive
Intervensi secara langsung yaitu dengan
memberikan ide-ide, pandangan dan informasi
atau pendidikan khusus masalah kes atau
resiko
2. Affective
Membantu keluarga dengan respon emosional
3. Behavioral
Membantu anggota keluarga bertingkah laku
dengan cara berbeda satu sama lain dengan
mereka yang berada di luar keluarga

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Intervensi Spesifik Keluarga
Menurut Friedman bentuk intervensi kep keluarga :
1. Modifikasi tingkah laku
2. Kontrak
3. Manajemen kasus, meliputi koordinasi dan edukasi
4. Kolaborasi
5. Konsultasi
6. Konseling
7. Strategi pemberdayaan
8. Modifikasi lingkungan
9. Advokasi keluarga
10. Modifikasi gaya hidup, meliputi manajemen stress
11. Networking meliputi penggunaan self help group dan dukungan
sosial
12. Merujuk
13. Model peran
14. Model supplementation

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Hambatan Dalam Intervensi
Keperawatan Keluarga

1. Informasi yang diperoleh keluarga kurang atau keliru


2. Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh
sehingga hanya melihat sebagai masalah
3. Keluarga memperoleh informasi yang diperlukan tetapi
mereka tidak dapat mengaitkan dengan situasi mereka
4. Keluarga tidak mau menghadapi situasi
5. Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan suatu
pola tingkah laku
6. Kegagalan dalam mengaitkan tindakan dengan
sasaran keluarga
7. Keluarga tidak percaya pada tindakan yang diusulkan
4/3/2019 Wahyu Widagdo
Secara terus menerus mengevaluasi/
mempertahankan asuhan keperawatan
keluarga
• Perawat terus menerus melakukan evaluasi
askep sebelum evaluasi formal
• Perlu dikaji faktor penghambat jika tidak ada
perubahan masalah kesehatan
• Perlu mempertahankan bila menunjukkan
perkembangan ke arah baik.

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Kesulitan Pada Tahap Implementasi

1. Kecendrungan dari perawat untuk


menggunakan suatu pola pendekatan yang
tetap (kaku dan kurang luwes)
2. Kurang memberikan penghargaan, perhatian
terhadap faktor-faktor sosial budaya
3. Sumber perawat yang tidak cukup dalam
keahliannya mengambil tindakan mengingat
rumitnya masalah yang berhubungan dengan
tingkah laku dalam kehidupan keluarga

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Dokumentasi implementasi berupa catatan
perawat yang memberi informasi :
• Pengkajian : apa yang dilihat, didengar, dicium
atau diamati tentang status fisik dan emosi klien
• Intervensi : meliputi aktifitas yang dilakukan
dengan klien /keluarga, perawat dan anggota
tim kes yang lain
• Evaluasi : respon dari klien/ keluarga terhadap
aktifitas atau intervensi yang dilakukan.

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Evaluasi
Pentingnya evaluasi :
1. Menghentikan kegiatan atau tindakan
keperawatan yang sudah tidak diperlukan lagi
2. Menambah ketepatgunaan dari tindakan
keperawatan
3. Bukti adanya hasil suatu tindakan
keperawatan serta membenarkan biaya-biaya
dari pelayanan keperawatan
4. Perkembangan profesi keperawatan dan
menyempurnakan praktek keperawatan

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Macam Evaluasi
• Evaluasi kwantitatif
dikaitkan dengan jumlah
• Evaluasi kwalitatif
1. Struktur/sumber
Berhubungan dengan tenaga, bahan yang diperlukan
dalam pelaksanaan kegiatan
2. Proses
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai
tujuan
3. Hasil
Akibat dari asuhan kep, biasanya berhub dengan fisik,
psikologis, sikap dan tingkah laku

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Kesulitan-Kesulitan Yang Ditemukan Dlm
Evaluasi Hasil
• Beberapa petunjuk objektif dari hasil sukar
diketahui terutama aspek psikososial.
• Adanya hasil yang memerlukan jangka
waktu panjang baru kelihatan
• Kadang-kadang sukar memisahkan hasil
keperawatan dan hasil intervensi tim
kesehatan lainnya dan pengaruh ling
• Prasangka dan subjekyivitas dalam
pengukuran

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Metode-Metode dan Sumber-Sumber
Data Evaluasi

• Observasi langsung
• Memeriksa laporan/ dokumentasi
• Wawancara atau angket
• Latihan/ simulasi

4/3/2019 Wahyu Widagdo


Langkah-Langkah Evaluasi
1. Menetapkan masalah kesehatan individu dan
keluarga
2. Merumuskan tujuan khusus keperawatan klien
3. Menentukan kriteria dan standar evaluasi serta
sumber-sumber data
4. Membandingkan keadaan nyata dengan
kriteria dan standar evaluasi
5. Mencari penyebab dari pelaksanaan yang
kurang memuaskan

4/3/2019 Wahyu Widagdo


KASUS I
• Keluarga Bp Ali (41 thn), terdiri istri (ibu Siti) dan
dengan 4 orang anak tinggal didaerah dataran rendah di
pinggir sungai ciliwung. Saat ini bapak Ali mengeluh
batuk-batuk sudah lebih 3 minggu, berat badan turun,
tampak kurus (BB 51, TB 170 Cm), berkeringat pada
malam hari tanpa aktifitas. Riwayat penyakit sebelumnya
6 bulan lalu, Tn Ali pernah mendapat terapi OAT (obat
anti tuberkulosis) namun tidak diminum dengan tuntas
karena merasa badan sudah enak. Bpk Ali dan keluarga
tidak mengetahui apa itu penyakit TBC, penyebab, tanda
dan gejalanya, Kaluarga tidak mengetahui akibat lanjut
penyakit TBC, cara perawatannya dan pencegahannya,
keluarga belum membawa berobat Bp Ali ke Fasilitas
kes, karena belum ada waktu harus mencari nafkah sbg
tukang ojek.
4/3/2019 Wahyu Widagdo
Lanjutan Kasus I
• Keadaan lingkungan rumah Bp Ali tinggal di rumah
kontrakan di daerah padat dengan 1 kamar tamu, 1
kamar tidur dan 1 dapur, Rumah tampak gelap karena
ventilasi dan penerangannya kurang. Anak ke 4 (10
bulan) saat ini belum diimunisasi lengkap karena saat
diimunisasi sering sakit-sakitan. Keluarga tidak
mengetahui apa itu imunisasi,penyakit yang dapat
dicegah diimunisasi, akibat lanjut bila tidak diimunisasi,
cara perawatan anak yang diimuniasi.
• Ibu Siti bekerja sebagai buruh cuci, tampak pucat pada
wajah, mudah lelah,konjungtiva tampak anemis,
keluarga tidak mengetahui apa itu anemia, penyebab
dan cara perawatannya
4/3/2019 Wahyu Widagdo
TUGAS
1. Buatlah analisis data dan tetapkan
diagnosa keperawatan keluarga
2. Buatlah prioritas masalah keperawatan
keluarga dengan pembobotan/skoring
3. Buatlah rencana keperawatan untuk 1
masalah/diagnosa prioritas

4/3/2019 Wahyu Widagdo

Anda mungkin juga menyukai