Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PEMBAHASAN

Pelaksanaan asuhan keperawatan pada Anak H dengan diagnosa medis epilepsi


dilakukan dalam waktu 1 hari di ruangan Poli Anak Rumah Sakit Stroke Nasional
Bukittinggi, dengan tahapan :

A. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian atau pengumpulan data, kelompok mendapatkan data
tersebut dari data sekunder dari list klien dan data primer melalui pengkajian langsung
terhadap klien dan keluarga klien (Ibu klien). Pengkajian kami lakukan berpanduan
kepada teori proses keperawatan dengan melakukan pengkajian, analisa data,
merumuskan diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi, dan evaluasi.
Berdasarkan hasil pengkajian Anak H umur 17 tahun di ruangan poli anak RSSN
dengan diagnosa medis epilepsi, tepatnya pada tanggal 03 Mei 2017 pukul 09.30 WIB
didapatkan pengelompokkan data (data fokus) sebagai berikut :
Data subjektif Data objektif
a. Klien mengatakan bahwa ia a. Klien tampak menyandar ke bangku dan
merasakan nyeri kepala 3 hari yang tampak sesekali memegang kepalanya
lalu dan tujuan ibu ke poli adalah untuk sambil meringis kesakitan
kontrol ulang ke poli anak b. Skala nyeri 2 - 4 (sedang)
b. Klien mengatakan nyeri kepalanya c. Kesadaran compos mentis
seperti ditusuk-tusuk di bagian depan / d. Keadaan umum sedang
dahi sampai ke kepala atas dan hilang e. Klien tampak kooperatif dalam
timbul setelah 5 menit berkomunikasi ditandai dengan cara klien
c. Klien mengatakan ia mulai kejang dalam menjawab pertanyaan mahasiswa,
pertama kali pada usia 7 tahun, sejak namun klien tampak menghindari kontak
pernah jatuh dari tangga sebanyak 2x mata dengan perawat sambil sesekali
mengenai kepala belakangnya (trauma) menundukkan kepalanya.
d. Klien mengatakan klien telah minum f. Tanda-tanda Vital :
obat anti epilepsi sampai saat ini dan - Tekanan Darah : 100/60 mmHg
kejang hilang timbul, kejang berulang - Nadi : 102 kali/menit
yang ke IX (pada bulan Mei 2016) - Respirasi : 22 kali/menit

44
terjadi pada usia 16 tahun dikarenakan - Suhu : 37,1 oC
kelelahan yang berlebihan g. BB/TB : 46 Kg/157 cm
e. Klien mengatakan kejang terjadi sepeti
orang terkejut / gemetaran, lemah
anggota gerak atas (lunglai) disertai
gerakan bola mata ke atas.

Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh kelompok studi epilepsi
PERDOSSI (2011) dimana epilepsi adalah suatu keadaan yang ditandai oleh
bangkitan berulang akibat lepas muatan listrik abnormal dan berlebihan di neuron-
neuron otak secara paroksismal, dan disebabkan oleh berbagai etiologi, bukan
disebabkan oleh penyakit otak akut. Perlu diketahui bahwa epilepsi bukanlah
merupakan suatu penyakit, melainkan suatu kumpulan gejala. Gejala yang paling
umum adalah adanya kejang, karena itu epilepsi juga sering dikenal sebagai penyakit
kejang.
Para penderita epilepsi cenderung sulit dalam penyembuhannya dan
membutuhkan terapi jangka panjang. Kualitas hidup menjadi penting sebagai
indikator keberhasilan perawatan kesehatan pada penderita epilepsi. Peran dalam
meningkatkan kualitas hidup penderita tidak hanya fokus pada parahnya epilepsi yang
diderita, namun juga efek sosial dan psikologis dari epilepsi itu sendiri (Primardi dan
Hardjan, 2010). Seorang penderita dengan epilepsi dapat dinilai kualitas hidupnya
berdasarkan salah satu faktor yaitu lama menderita epilepsi (Duration of epilepsy).

B. Diagnosa Keperawatan
Setelah melakukan pengkajian keperawatan selama waktu yang telah ditentukan,
kami mendapatkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan teori sebelumnya, namun pada
saat pengkajian kami menegakkan diagnosa resiko harga diri rendah yang tidak ada pada
pemaparan teori sebelumnya, hal ini dikarenakan menyesuaikan dengan keadaan klien
saat itu. Diagnosa didapatkan setelah pengkajian dilakukan dan tindakan keperawatan
yang sesuai dengan kondisi klien saat ini. Diagnosa keperawatannya antara lain adalah
sebagai berikut :

45
Analisa Data/ Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury (biologi, kimia fisik, psikologis), kerusakan
jaringan
DS :
- Klien mengatakan bahwa ia merasakan nyeri kepala kepala sejak 3 hari yang lalu
- Klien mengatakan nyeri kepalanya seperti ditusuk-tusuk di bagian depan / dahi
sampai ke kepala atas dan hilang timbul setelah 5 menit
DO :
- Klien tampak menyandar ke bangku dengan kepala menonggak ke belakang dan
tampak sesekali memegang kepalanya sambil meringis kesakitan
- Skala nyeri 2 - 4 (sedang)
- Kesadaran compos mentis
- Keadaan umum sedang
- Tanda-tanda Vital :
o Tekanan Darah: 100/60 mmHg
o Nadi : 102 kali/menit
o Respirasi : 22 kali/menit
o Suhu : 37,1 oC

b. Risiko trauma b.d penurunan koordinasi otot, lingkungan.


DS :
- Klien mengatakan kejang hilang timbul, kejang berulang yang ke IX (pada bulan
Mei 2016) terjadi pada usia 16 tahun dikarenakan kelelahan yang berlebihan.
- Klien mengatakan kejang terjadi sepeti orang terkejut / gemetaran, lemah anggota
gerak atas (lunglai) disertai gerakan bola mata ke atas.
DO :
- Kesadaran compos mentis
- Keadaan umum sedang
- Tanda-tanda Vital :
o Tekanan Darah: 100/60 mmHg
o Nadi : 102 kali/menit
o Respirasi : 22 kali/menit
o Suhu : 37,1 oC

46
c. Risiko harga diri/identitas pribadi b/d persepsi tidak terkontrol
DS :
- Klien mengatakan merasa malu jika kejang terjadi disekitar orang ramai
DO :
- Klien tampak menghindari kontak mata dengan perawat
- Klien tampak pendiam
- Klien tampak sesekali menundukkan kepalanya saat berbicara

C. Intervensi
Dalam menyusun rencana asuhan keperawatan, penulis mengutamakan rencana
keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC NANDA, sehingga kami melakukan
tindakan keperawatan sesuai dengan ketentuan.

D. Implementasi
Implementasi keperawatan yang dilakukan juga disesuaikan dengan rencana
asuhan keperawatan yang telah disusun dan disesuaikan dengan tindakan yang akan
diberikan. Implementasi keperawatan pada kasus yang dialami klien sesuai dengan apa
yang diberikan atau dibutuhkan oleh klien. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
terhadap Anak H dilakukan pada tanggal 03 Mei 2017 pada saat hari itu juga sesuai
dengan apa yang dibutuhkan klien berdasarkan diagnosa yang telah ditegakkan.

E. Evaluasi
Evaluasi yaitu penilaian langsung sesuai dengan waktu yang telah ditetukan
terhadap tindakan yang telah dilakukan dan sejauh mana perkembangan pasien terhadap
tindakan yang telah diberikan.
Pada tahap evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada Anak H dengan
diagnosa medis epilepsi, hasil evaluasi yang ditemukan penulis belum dapat mencapai
tujuan yang maksimal. Keadaan ini diakibatkan keterbatasan waktu yang dimiliki penulis
dalam melaksanakan asuhan keperawatan terhadap Anak H dan usaha tindakan
keperawatan di ruangan poli anak RSSN sudah kami lakukan semaksimal mungkin, untuk
perbaikan status kesehatan klien.

47

Anda mungkin juga menyukai