Darjamuni
NIP.196009291987031005
2
FITOPLANKTON
Fitoplankton merupakan organisme tumbuhan yang berukuran renik, bergerak mengikuti arah arus, dan
dapat melakukan proses fotosintesis karena memiliki klorofil. Selain berfungsi sebagai pakan, fitoplankton
juga berperan sebagai peneduh media dan penstabil kualitas air bagi hidup zooplankton. Salah satu
fitoplankton yang digunakan sebagai pakan hidup dalam pembenihan ikan kerapu yaitu Nannochloropsis
sp. karena memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Kandungan nutrisi tersebut meliputi; protein 52.11%,
karbohidrat 16.00%, lemak 27.65%, EPA 30.50%, total ⱷ3 HUFAs 42.70%, vitamin C 0.85%, dan klorofil a
0.89%.
Nannocloropsis sp.
3
Ekologi Fitoplankton
5
KULTUR FITOPLANKTON
Nannochloropsis sp.
2) Proses Kultur Nannochloropsis sp. masukkan bibit fitoplankton yang sudah berumur
5 hari atau 6 hari sebanyak 20 % dari volume air (80 %) dengan cara disaring
menggunakan filter bag 2 buah/di double (volume air jadi 100 %)
3) Kemudian diberi pupuk 30 gram Urea, 20 gram ZA , 10 gram TSP untuk 1 ton air
(total volume air), dilakukan antara pukul 6 sampai 7 pagi
(Perbandingan pupuk yang diberikan Urea:ZA:TSP adalah 3:2:1)
4) Cek Perkembangan sampai hari ke 5 (D5)
(warna hijau pekat, dengan kepadatan individu ± 12 Juta/ml)
5) Siap panen ke bak kultur zooplankton (Rotifera)
6
KULTUR FITOPLANKTON
Nannochloropsis sp.
Urea
Bibit ZA
Fitoplankton TSP
Rotifera Artemia
8
ROTIFERA (Brachionus sp.)
Rotifera merupakan pakan alami yang paling sering digunakan untuk pemeliharaan larva
ikan laut. Keunggulan rotifera antara lain kulturnya mudah dan dapat disisipi nutrisi
lainnya yang dibutuhkan larva ikan. Dalam siklus hidupnya rotifera dapat bertahan hidup
selama 12 – 19 hari. Ukuran panjang tubuh rotifer berkisar antara 60 – 273 µm dengan
lebar 92 – 170 µm. Rotifer bersifat omnivora, jenis makanannya terdiri dari perifiton,
nannoplankton, detritus dan semua partikel organik.
10
KULTUR ZOOPLANKTON
Rotifera (Brachionus sp.)
2) Air laut yang sudah disterilkan dimasukkan menggunakan filterbag sebanyak ¼ volum bak
3) Masukan fitoplankton sebanyak 100 liter kepadatan 12 juta sel/ml atau sampai warna air
kehijau-hijauan
4) Kultur bibit zooplankton 15 liter/bak, ± 6 hari pada hari ke 2 pagi dan sore hari air
ditambahkan ke dalam wadah kultur sampai volume 50%
5) Masukan 100 liter fitoplankton sebagai pakan rotifer, rutin selama pemeliharaan
6) Proses Panen
a) Setelah 5-6 hari air berwarna kemerah-merahan
b) Kemudian tampung pada wadah menggunakan plankton net ukuran 50 mikron dan
100 mikron untuk membedakan ukuran
c) Rotifera yang sudah tersaring dibilas, kemudian siap digunakan untuk pakan larva
ikan
11
KULTUR ZOOPLANKTON
Bibit
Rotifer
Bibit
Fitoplankton
Pencucian bak dilakukan Setelah terisi dengan air kemudian Proses pemanenan zooplankton
menggunakan kaporit dan dimasukan bibit fitoplankton yang dilakukan pada hari ke 5 dengan
dinetralisir menggunakan berumur D5 – D6 sebanyak 100 indikasi air berwarna kemerahan.
Natrium Thiosulfat. liter dan bibit rotifer sebanyak 15 Pemanenan dilakukan dengan cara
Selanjutnya bak kultur liter. Pemasukan bibit fitoplankton disaring menggunakan planktonet
dikeringkan selama 6 jam sebagai pakan dilakukan rutin ukuran 50 dan 100 µm.
dibawah panas matahari selama pemeliharaan zooplankton.
dan diisi air sebanyak 80%.
12
ARTEMIA (Artemia sp.)
Artemia merupakan organisme yang telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi bagi berbagai larva udang maupun ikan di balai pembenihan. Naupli artemia dapat
diperoleh dengan dua cara yaitu langsung dari telur menetas yang keluar dari induk,
maupun dari telur dorman (cyste) yang ditetaskan. Warna dan pergerakannya menjadi
faktor rangsangan bagi larva ikan untuk aktif memangsa. Artemia merupakan jenis
crustacea yang hidup dengan kadar salinitas tinggi.
14
KULTUR ARTEMIA
(Artemia sp.)
1) Persiapan bak
a) Bak Conical tank dicuci menggunakan larutan kaporit 40 gram per 20 liter air laut
b) Bilas 2 kali sampai bau kaporit berkurang menggunakan Natrium Thiosulfat
c) Keringkan bak selama 24 jam
2) Bibit Artemia
Masukkan ±10 gram bibit artemia ke conical tank dengan air ±15 liter dan tambahkan aerasi kuat
3) Tutup conical tank dengan warna gelap, tunggu 24 jam untuk pemanenan dengan kondisi sebagai
berikut
a) Posisi cangkang berada di lapisan atas air
b) Artemia berkumpul di bagian bawah
c) Setelah 24 jam, ambil artemia di bahu keran bawah
d) Cuci artemia dengan air tawar sampai bersih
e) Pindahkan artemia ke ember dan diaerasi
15
KULTUR ARTEMIA
(Artemia sp.)
Cyste
Artemia
Artemia
a) Rotifer ukuran SS
Artemia a) Pellet ukuran <198 µm
(5 – 7 indv/ml)
(0,2 – 0,5 ind/ml) b) Pellet ukuran 198 – 308 µm
b) Rotifer ukuran S
c) Pellet ukuran 308 – 476 µm
(8 – 10 ind/ml)
c) Rotifer ukuran SM
(>15 ind/ml)
17
Team Penyusun :
R. Una Rusmana
Februry Yandini
Azril Aziz
Rahmayani
Hamelia Priliska
Haris Achmad Nugrahadi
Ading Nurdin
Muhamad Rois