Anda di halaman 1dari 81

Operasi Teknik Kimia II

L/O/G/O
Operasi Teknik Kimia II

L/O/G/O
Definisi
 Pengeringan (drying) adalah
pemisahan sejumlah kecil air atau zat
cair lain dari bahan padat, sehingga
mengurangi kandungan sisa zat cair di
dalam zat padat itu sampai suatu nilai
terendah yang dapat diterima.
Pengeringan biasanya merupakan alat
terakhir dari sederetan operasi, dan
hasil pengeringan biasanya siap untuk
dikemas.(McCabe, 2002)
 Pengeringan merupakan proses
penghantaran panas dan massa
yang terjadi secara serempak
 Sebagai media pembawa panas dan
massa uap biasanya dipakai udara
dengan entalpi dan tekanan tertentu
 Proses pengeringan diperoleh dengan cara
penguapan air.
 Dengan cara menurunkan RH dengan mengalirkan
udara panas disekeliling bahan.
 Proses perpindahan panas, proses pemanasan dan
terjadi panas sensible dari medium pemanas ke
bahan, dari permukaan bahan ke pusat bahan.
 Proses perpindahan massa, proses pengeringan
(penguapan), terjadi panas laten, dari permukaan
bahan ke udara.
 Panas sensible : panas yang dibutuhkan atau
dilepaskan untuk menaikkan atau menurunkan
suhu suatu benda.
 Panas laten : panas yang diperlukan untuk
mengubah wujud zat dari padat ke cair, cair ke
gas, dst, tanpa mengubah suhu benda tsb.
Tujuan Pengeringan

Pengawetan

Mengurangi volume dan berat produk

Penganekaragaman produk, seperti :


minuman, breakfast cereal
Faktor – faktor yang
Mempengaruhi Pengeringan

1 Suhu dan Tekanan

2 Laju Alir Udara


2
3 Luas Permukaan Bahan

4 Kadar Air Bahan


Metode Pengeringan
 Konduksi dengan cara kontak dengan plat
panas
 Konveksi dari udara panas
 Radiasi dari sinar infra merah
 Energi gelombang mikro
Dasar Pemilihan Metode Pengeringan

 Bentuk bahan yang akan dikeringkan: cair,


pasta, sluri, pulp, cairan kental, agregat
besar atau kecil
 Sifat bahan: sensitif terhadap oksidasi, peka
terhadap suhu, dll
 Sifat produk yang diinginkan: bubuk, instan,
bentuk tidak berubah
 Harga produk akhir: murah, sedang, mahal
Prinsip – prinsip yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan alat
pengering antara lain :
Pola suhu di dalam pengering
Perpindahan kalor di dalam pengering
Perhitungan beban kalor
Satuan perpindahan kalor
Perpindahan massa di dalam
pengering
Jenis – jenis Pengeringan

Berdasarkan media panasnya :


Pengeringan adiabatis : pengeringan
dimana panas dibawa ke alat
pengering oleh udara panas, fungsinya
udara memberi panas dan membawa
air.
Pengeringan isotermik : bahan yang
dikeringkan berhubungan langsung
dengan alat atau plat logam yang
panas.
Pembagian Pokok Pengering
(Dryer) Berdasarkan Kontak
 Pengering (dryer) dimana zat yang
dikeringkan bersentuhan langsung dengan
gas panas (biasanya udara) disebut
pengering adiabatik (adiabatic dryer) atau
pengering langsung (direct dryer).
 Pengering (dryer) dimana kalor berpindah
dari zat ke medium luar, misalnya uap yang
terkondensasi, biasanya melalui permukaan
logam yang bersentuhan disebut pengering
non adiabatik (non adiabatic dryer) atau
pengering tak langsung (indirect dryer).
3 Tipe Dasar Pengeringan

Pengeringan matahari
Proses pengeringan atmosferik
Batch: kiln, tower, cabinet dryers
Kontinyu: tunnel, belt through
conveyor, fluidized bed, spray
drum/roller dryer, rotary dryer
Pengeringan sub atmosferik:
pengeringan vakum, pengeringan beku
Sun Drying
 Menggunakan sinar matahari
 Terbatas pada iklim panas dan kelembaban
rendah
 Aplikasi: prune, anggur, kurma, aprikot, pir
 Kadar air buah-buahan >15%
 Umur simpan terbatas
 Pengeringan lambat, tidak cocok untuk produk
dengan mutu tinggi
 Produk akhir sering terkontaminasi debu,
kotoran, serangga
Solar Drying
 Menggunakan energi matahari secara tidak
langsung
 Bisa hanya menggunakan energi matahari saja
atau energi matahari merupakan energi
tambahan
 Pengeringan lebih cepat dibandinkan sun drying
Kiln Drying

Menggunakan udara panas


Pemanas/pembakar gas pada bagian
bawah
Udara panas dialirkan pada bagian
atas tempat produk dikeringkan
Cabinet Drying

Batch
Suhu dijaga konstan
Kelembaban menurun selama proses
pengeringan
Terdiri dari ruang tertutup dengan alat
pemanas, fan untuk menghembuskan
udara, outlet udara, inlet udara
Biasa digunakan untuk uji coba produk
sebelum scale up
Tunnel Drying
 Seperti cabinet drying tetapi bersifat
kontinyu
 Pengeringan dalam suatu tunnel dimana
produk yang dikeringakn dilewatkan
 Pengaringan bersifat cepat, seragam tanpa
menyebabkan kerusakan bahan
 Biasa digunakan untuk buah-buahan
 Bahan dimasukkan ke dalam baki dalam
kereta yang bergerak
 Jenis:
 Cocurrent
 Counter current
Conveyor Drying
 Kontinyu
 Bahan dilewatkan ke dalam tunnel yang mengandung udara
panas yang bersirkulasi
 Bahan diletakkan dalam conveyor belt/ban berjalan
 Proses terkontrol dan otomatis
 Faktor yang dikontrol
Kecepatan aliran bahan
Suhu
kelembaban
 Keuntungan:
Sedikit tenaga kerja
Pengeringan dalam skala besar
 Kelemahan:
Satu komoditas
Tidak cocok untuk produk yang harus mengalami kondisi
pengeringan berubah-ubah
Spray Drying
Cocok untuk pembuatan produk bubuk
Pengeringan terjadi ketika dispersi
cairan atau sluri dikeringkan oleh
aliran udara panas
Partikel yang telah kering dipisahkan
kemudian dikumpulkan
Biasa digunakan untuk mengeringkan
susu, jus buah
Bagian – bagian Spray Dryer :
Pemanas dan fan untuk menghasilkan
udara panas pada suhu dan kecepatan
tertentu
Atomizer atau jet untuk menghasilkan
partikel-partikel cair dengan ukuran
tertentu
Chamber dimana partikel cair kontak
dengan udara panas
Tempat produk kering
Skema Spray Dryer
Drum Dryer
 Cocok untuk produk cair, sluri, atau puree
 Lapisan tipis bahan dipanaskan pada
permukaan drum yang panas
 Lapisan tipis yang sudah kering dilepaskan
dari drum dengan blade
 Lama kontak bahan dengan permukaan drum
sekitar beberapa menit
 Serpihan bahan yang telah kering kemudian
digiling
 Hanya cocok untuk bahan yang kurang
sensitif terhadap panas
 Suhu yang digunakan tinggi, yaitu >120°C
Rotary Dryer
 Material yang ditangani harus berupa granular atau
kristal, dalam keadaan awal sudah cukup kering, tidak
bersifat lengket agar tidak menempel pada dinding
 Rotary Dryer merupakan suatu alat pengering yang
berbentuk silinder dan bergerak secara berputar yang
berfungsi untuk mengurangi kadar air dari bahan solid
dengan cara mengontakkannya dengan udara kering.
 Bahan yang akan dikeringkan masuk ada ujung
pengering yang tinggi, dengan adanya putaran dari
pengering maka produk akan keluar secara perlahan
lahan pada ujung yang lebih rendah.
 Sumber panas untuk pengering berupa udara panas
yang mengalir di dalam pengering disebut direct-
heated dryer, panas tersebut dapat disuplai dari luar
shell dryer disebut indirect heated dryer.
Rotary Dryer banyak digunakan untuk
mengeringkan garam, gula, dan segala
macam biji bijian dan bahan kristal
yang harus selalu bersih dan tidak
boleh terkena langsung pada gas
pembakaran yang sangat panas.
Vacuum Dryer

Keuntungan: suhu lebih rendah


Kerusakan karena panas dapat
dikurangi
Tidak terjadi oksidasi selama
pengeringan
Bahan yang dikeringkan: cairan, pasta,
tepung, produk dalam bentuk irisan
Vacuum Dryer
Freeze Drying

Definisi :
Proses pengeringan dimana air
dikeluarkan dari bahan dengan cara
mengubah air dalam bentuk padat (es)
ke bentuk gas (uap air)
Freeze Drying
 Pelarut dihilangkan dari bahan melalui
proses sublimasi
 Tidak terjadi perpindahan cairan dari bagian
dalam produk ke permukaan
 Pada proses pengeringan kristal es menguap
menyebabkan rongga di dalam produk
 Tidak terjadi pengerutan produk
 Struktur porous: mudah rehidrasi
 Dapat mempertahankan flavor
Freeze Drying

Produk ringan, bentuk dan ukuran


dapat dipertahankan
Pengerutan minimal
Aplikasi: teh instan, kopi, udang,
buah-buhaan tertentu seperti berry,
sayuran
Bahan hasil pertanian dan Produk
pangan yg dpt dikeringkan
menggunakan freeze dryer :
Sayur-sayuran
Buah-buahan
Daging
Ikan
Udang
Produk yang sudah diekstrak spt kopi,
teh instan, dsb
Fluidized Bed Dryer

Pada proses penegringan ini udara


panas di-hembuskan pada partikel-
partikel makanan sehingga partikel
tersebut tersuspensi de-ngan gerakan
lambat
Partikel semi kering secara bertahap
masuk ke bagian alat pengering yang
berfungsi mengeringkan sampai
kering (bin dryer)
Contoh produk yang dikeringkan
dengan metode ini adalah granula pati
kentang dan kacang kapri
Fluidized Bed Dryer
Tugas Pertemuan 1

1. Gambarkan jenis – jenis peralatan


pengering !
2. Sebutkan bagian – bagian alat
pengering !
3. Jelaskan prinsip kerja alat pengering
!
4. Sebutkan aplikasi pengering di
industri !
Operasi Teknik Kimia II

L/O/G/O
Perlakuan setelah Pengeringan
 Bervariasi tergantung dari jenis produk
 Penambahan anti penggumpalan
 Pengayakan
 Pemisahan benda-benda asing dan warna
menyimpang
 Pengemasan:
 Produk kering sangat dipengaruhi jenis
pengemas
 Fungsi melindungi dari kelembaban, cahaya,
udara, kotoran, m.o., bau asing, dll
 Produk hasil pengeringan beku harus dikemas
dalam gas inert seperti N2, volume headspace
1-2%
Konsep Pengeringan
Laju Pengeringan
Laju Pengeringan
Untuk mengetahui laju pengeringan bisa
dilakukan dengan cara :
 Drying test yaitu hubungan antara moisture
content suatu bahan vs waktu pengering pada
temperatur, humidity, dan kecepatan pengering
tetap. Kandungan air dari suatu bahan akan
menurun karena adanya pengeringan, sedangkan
kandungan air yang hilang akan semakin
meningkat seiring dengan penambahan waktu.
 Kurva Laju Pengeringan menunjukkan hubungan
antara laju pengeringan vs kandungan air, kurva
ini terdiri dari 2 bagian yaitu periode kecepatan
tetap dan pada kecepatan menurun.
Laju Pengeringan

Keterangan:
N = laju pengeringan (Lb H2O yang diuapkan /
jam ft2)
Ss = berat bahan kering (lb)
A = Luas permukaan pengeringan (ft2)
X = moisture content dry basis (lb H2O / lb
bahan kering)
Θ = waktu (jam)
Dimana dx/dθ dicari dengan :

Keterangan :
D’v = free moisture
S = setengah tebal bahan yang
dikeringkan
X = kadar air yang teruapkan
Kadar Air Bahan
 Kadar air bahan menunjukan banyaknya
kandungan air persatuan bobot bahan.
 Dalam hal ini terdapat dua metode untuk
menentukan kadar air bahan yaitu
berdasarkan bobot kering (dry basis) dan
berdasarkan bobot basah (wet basis). Dalam
perhitungan ini berlaku rumus sebagai
berikut :
Faktor – faktor yang
Mempengaruhi Laju Pengeringan

Tahanan bahan terhadap transfer


panas dan massa dari sublimasi
Ukuran dan ketebalan bahan
Perbedaan suhu
Psikometrik Chart

Chart psikometrik merupakan tampilan


secara grafikal sifat thermodinamik
udara antara lain suhu, kelembaban,
enthalpi, kandungan uap air dan
volume spesific.
Psikometrik chart menyatakan
hubungan antara suhu bola kering,
suhu bola basah, suhu titik embun,
kelembaban relatif, panas total
(entalpi), volume speisifik, kelebaban
spesifik, panas sensibel dan panas
laten.
Istilah – Istilah dalam Grafik Humidity
 Kelembaban Ҥ (specific humidity)
merupakan massa uap air (dalam lb atau kg)
per unit massa udara kering (dalam lb atau
kg)
 Humid heat (Cs)
Merupakan kapasitas panas campuran udara-
uap air yang berdasarkan pada basis 1 lb
atau kg udara kering.
 Humid volume
Merupakan volume 1 lb atau kg udara kering
plus uap air pada udara
 Dry-bulb Temperature (TDB)
Merupakan temperature seperti umumnya
yang selalu digunakan dengan mengukur
pada gas dalam oF, atau oC, (oR atau K).
 Wet-bulb Temperature (TWB)
Pengukuran temperature dilakukan pada
kondisi thermometer yang basah. Misalnya
mengukur temperature dengan membasahi
thermometer bagian ujung yang berisi
merkuri dengan cotton/sumbu (wick) basah
 Dew Point Temperature
Suhu di mana udara mulai menunjukkan aksi
pengembunan ketika didinginkan
Grafik Humidity
CARA MEMBACA GRAFIK HUMIDITY
 Bila ada dua parameter yang diketahui maka kedua
parameter tersebut diplotkan pada chart sehingga
ketemu titik potongnya (misalnya titik P).
 Kemudian dari titik potong tersebut dapat
ditentukan parameter lainnya. Misalkan diketahui
suhu bola kering 95oF, dan suhu bola basah 76oF.
 Dari kedua data ini kita dapatkan titik potong di
titik P. Dengan dikethuinya titik potong ini maka
data lain yang diperlukan dapat diketahui.
Besarnya kelembaban relatif (RH) adalah 42%.
Kelembaban psesifik (w) adalah 104,5 g/lb. Volume
spesifik (SpV) adalah 14,3 ft3/lb. Suhu titik embun
(DP) adalah 68,6oF. Enthalpy (H) adalah 39,55
Btu/lb.
Aplikasi Grafik Humidity
 Proses pengeringan (udara basah masuk dan
udara dengan kandungan air lebih sedikit
keluar pda proses).
 Humidifikasi (air liquid diuapkan menjadi
udara basah).
 Pembakaran (udara basah masuk ke proses
dan air tambahan ditambahkan ke udara
basah tersebut dari hasil pembakaran).
 Air conditioning (udara bersih dipanaskan
dan didinginkan)
 Kondensasi (udara kering didinginkan di
bawah suhu jenuhnya)
Tugas Pertemuan 2
1. Hasil pengukuran suatu ruangan dengan slink
psychrometer memberikan data sebagai berikut:
suhu bola kering 56oC DB, suhu bola basah
30oCWB. Tentukan parameter udara lainnya
dengan mengunakan psikrometrik chart !
2. Hasil pengukuran suatu ruangan dengan slink
psychrometer memberikan data sebagai berikut:
suhu bola kering 95oF DB, suhu bola basah 77oF
WB. Tentukan parameter udara lainnya dengan
mengunakan psikrometrik chart !
3. Hasil pengukuran suatu ruangan dengan slink
psychrometer memberikan data sebagai berikut:
suhu bola kering 59oF DB, suhu bola basah 10oC
WB. Tentukan parameter udara lainnya dengan
mengunakan psikrometrik chart !
Tugas Pertemuan 3
1. Jelaskan perbedaan adsosrpsi dan
absorpsi !
2. Gambarkan menara absorpsi jenis plate
tower !
3. Gambarkan kurva model – model
isoterm adsorpsi !
4. Sebutkan aplikasi absorpsi dan adsorpsi
di industri !
5. Jelaskan pengertian filtrasi
6. Gambarkan Rotary Drum Vacuum Filter
secara sederhana !
7. Jelaskan faktor – faktor yang
mempengaruhi filtrasi !
8. Dari hasil percobaan filtrasi slurry CaCO3
pada tekanan konstan (-Δp) 338kN/m2 dan
temperatur 298.2 K. luas filter flate and
frame yang digunakan (A) adalah 0.05 m2.
konsentrasi slurry (Cs) 24.50 kg/m3. hitung
konstanta α dan Rm dari data eksperimen
yang diberikan berikut ini. Viskositas air =
8.937 Pa.s = 8.937 kg/m.s
9. Furnace tersusun dari 2 lapisan. Lapisan dalam
20 cm bahan A, lapisan berikutnya 10 cm bahan
B. Suhu pada bagian dalam 800 C dan bagian
luar 40 C. Harga k untuk bahan A= 1 W/mK ;
bahan B = 0,5 W/mK. Hitung panas yang hilang
per m2 dinding!
10.Koil pendingin memiliki harga k = 14 W/mK.
Koil tersebut berdiameter dalam 6 cm dan
diameter luar 12 cm. Suhu bagian dalam koil 5
C dan suhu bagian luar 33 C. Berapa laju kalor
jk panjang koil = 4 m ?
11.Sebuah tabung metal teroksidasi dengan
diameter 0,0254 m dan panjang 0,61 m
memiliki suhu permukaan 588 K (599 F). Suhu
udara sekitar adalah 1088 K (1499 F).
Emisivitas tabung metal adalah 0,6. Hitunglah
heat transfer ke tabung karena radiasi !
12.Minyak hidrokarbon dengan Cp = 2250 J/kg K
akan didinginkan dalam sebuah heat exchanger
dari suhu 363 K menjadi 303 K dan laju alir
minyak hidrokarbon 3500 kg/jam. Air
digunakan sebagai pendingin dengan laju alir
1500 kg/jam dan suhu masuk air 288 K. Berapa
suhu air keluar jika Cp air = 4200 J/kgK ?
13.Dari soal nomer 12, Hitunglah log mean
temperature difference untuk aliran co current
dan buat grafiknya !
14.Jelaskan perbedaan pendinginan dan
pembekuan !
15.Gambarkan siklus refrigerasi !
16.Sebutkan komponen- komponen utama
sistem refrigerasi dan jelaskan fungsinya
masing – masing !
17.Jelaskan pengertian pengeringan !
18.Sebutkan kelebihan dan kelemahan rotary
dryer !
19.Gambarkan secara sederhana spray dryer !
20.Jelaskan faktor – faktor yang
mempengaruhi laju pengeringan !
Thank You!
Sampai Jumpa dan Semoga Sukses !!!

L/O/G/O

Anda mungkin juga menyukai