Kami melaporkan operasi simultan TAA dan carcinoma sel skuamosa paru pada
pria Jepang berusia 72 tahun. Kami melakukan operasi 1 tahap yang terdiri dari
penggantian arcus aorta karena aneurisma arcus aorta dengan pembuluh darah
Presentasi Kasus : artifisial 3 cabang dengan sirkulasi cerebral serta sirkulasi ekstrakorporal sistemik
yang terpisah, serta lobektomi paru kiri atas karena ca. paru melalui thorakotomi
lateral kiri.
Walaupun pasien yang akan menjalani prosedur ini harus dipilih secara hati-hati,
Kesimpulan : penanganan operatif simultan TAA dan carcinoma paru dapat dilakukan dengan
aman
Latar Belakang
Penanganan operatif gangguan kardiovaskular yang terjadi bersamaan dengan ca. paru
masih kontroversial. Penanganan pasien dengan ca. paru yang dapat direseksi disertai penyakit
jantung merupakan hal yang sulit karena adanya peningkatan mortalitas operatif akibat reseksi
paru. Biasanya metode operasi pilihan dilakukan secara bertahap, dimana operasi jantung
dilakukan terlebih dahulu dilanjutkan dengan reseksi paru di waktu berikutnya. Namun, jika
reseksi carcinoma paru ditunda, efek immunosupressif bypass cardiopulmonal kemungkinan
akan membahayakan perumbuhan ca. paru, sehingga menyebabkan metastasis.
Cont…
Dalam laporan ini, kami melaporkan seorang pasien yang menjalani operasi 1
tahap yang terdiri dari penggantian arcus aorta karena aneurisma arcus aorta dengan
menggunakan pembuluh darah artifisial 3 cabang dengan sirkulasi cerebral serta
sirkulasi ekstrakorporal sistemik yang terpisah, serta lobektomi paru kiri atas karena ca.
paru. Penanganan pasien dengan TAA dan ca. paru cukup menantang, dan laporan
sebelumnya mengenai operasi simultan TAA dan ca. paru sangat langka.
Presentasi Kasus X-ray thoraks
Temuan ini mengarah ke diagnosis aneurisma arcus aorta disertai ca. paru.
Tidak terdapat metastasis jauh ca. paru (stadium klinis T2bN0M0 stadium IIA).
Kami memutuskan untuk melakukan lobektomi kiri atas dan patch angioplasty
jika arcus aorta antara arteri carotis communis kiri dan arteri subclavia kiri dapat
dioklusi sementara. Jika tidak, kami berencana untuk melakukan penggantian
arcus aorta dengan perfusi cerebral selektif disertai sirkulasi ekstrakorporeal
sistemik melalui inguinal.
Cont…
Selanjutnya, dilakukan thoracotomi pada ICS 4. Karena ca. paru melengket pada
aneurisma arcus aorta namun tidak menginvasi, kami dapat memisahkan pleura visceralis
lobus kiri atas dari aneurisma arcus aorta. Kami melakukan lobectomi kiri atas. Setelah
itu, kami mengonfirmasi bahwa aneurisma terletak proksimal dari arteri subklavia kiri.
Karena posisi TAA, maka sulit untuk melakukan patch angioplasty. Kami memutuskan
untuk melakukan penggantian arcus aorta karena aneurisma arcus aorta dengan
menggunakan pembuluh darah artifisial 3 cabang dengan perfusi serebral selektif disertai
sirkulasi ekstrakorporeal sistemik. Thorakotomi diperpanjang hingga ke kanan dengan
insisi transversal pada sternum.
Cont…
Didapatkan defek intimal 30 mm pada aorta, dan setengah dari aneurisma terisi
dengan thrombus. Secara morfologis didiagnosis sebagai pseudoaneurisma. Dengan
hipotermia dalam, arrest sirkulasi dan sirkulasi serebral serta ekstrakorporeal sistemik
terpisah, penggantian arcus aorta berhasil dilakukan dengan menggunakan pembuluh
darah artifisial 3 cabang. Pertama, arteri brachiocephalica dan arteri carotis communis
kiri dibuat ulang dengan menggunakan cabang pertama graft. Cabang kedua diligasi,
dan arteri subclavia dibuat ulang pada cabang ketiga. Dengan membentuk stump, aorta
distal dianastomosis ke graft dan diperkuat dengan Teflon felt strips.
Cont…
TAA dapat terjadi dalam bentuk aneurisma aorta descendens atau aneurisma arcus
aorta. Ketika ca. paru terjadi bersamaan dengan aneurisma aorta descendens, maka dapat
dilakukan operasi 1 tahap atau 2 tahap tanpa menggunakan sirkulasi ekstrakorporeal
dengan memasang stent graft pada aorta descendens thoracic. Namun ketika ca. paru
terjadi bersamaan dengan aneursima arcus aorta, maka perlu melakukan operasi 1 tahap
dengan bypass cardiopulmonal, walaupun bypass cardiopulmonal tersebut memiliki
risiko perdarahan postoperasi, disfungsi pulmonal, serta diseminasi tumor.
Cont…