Anda di halaman 1dari 36

PENGOBATAN PASIEN

TUBERKULOSIS (TB)
DALAM KEADAAN KHUSUS
Pengobatan Pasien TB
Dengan Keadaan Khusus
a.Pengobatan TB pada ODHA

Prinsip :
1.Pengobatan TB pada ODHA dan inisiasi ART secara dini

2.Pemberian pengobatan pencegahan dengan


Kotrimoksasol (PPK)

3.Perawatan, Dukungan Dan Pengobatan HIV.


Pengobatan Pasien TB Dengan
Keadaan Khusus (lanjutan)
Pengobatan Pasien TB Dengan
Keadaan Khusus (lanjutan)
Pengobatan Pasien TB Dengan
Keadaan Khusus (lanjutan)
Pengobatan Pasien TB Dengan
Keadaan Khusus (lanjutan)
3. Hepatitis Kronis
Pasien dengan kecurigaan penyakit hati kronis, pemeriksaan
fungsi hati harus dilakukan sebelum pengobatan.
Hasil fungsi hati >3 x normal sebelum memulai pengobatan,
paduan
OAT berikut ini dapat dipertimbangkan:
•2 obat yang hepatotoksik
2 HRSE / 6 HR
9 HRE
•1 obat yang hepatotoksik
2 HES / 10 HE
Tanpa obat yang hepatotoksik
•18-24 SE + salah satu gol fluorokuinolon (ciprofloxasin tidak
direkomendasikan karena potensinya sangat lemah).
Pengobatan Pasien TB Dengan
Keadaan Khusus (lanjutan)
d. Pengobatan TB pada ibu hamil, pengguna
kontrasepsi dan wanita usia subur
Kehamilan
Prinsip pengobatan TB kehamilan tidak berbeda
dengan pengobatan TB pada umumnya. Golongan
Aminoglikosida seperti streptomisin atau kanamisin
dapat menimbulkan ototoksik.

Piridoksin 50mg/hari pada ibu hamil dalam pengobatan


TB,

vitamin K 10mg/hari apabila Rifampisin digunakan pada


trimester 3 menjelang partus.
Pengobatan Pasien TB Dengan
Keadaan Khusus (lanjutan)
e. Pengobatan TB pada perempuan usia subur

•Jika menggunakan kontrasepsi, Rifampisin berinteraksi


dengan kontrasepsi hormonal. Pasien TB sebaiknya
menggunakan kontrasepsi non-hormonal

•Pasien TB RO usia subur harus melakukan tes


kehamilan terlebih dahulu.
•Pasien dianjurkan memakai kontrasepsi fisik untuk
mencegah kehamilan.
Pengobatan Pasien TB Dengan
Keadaan Khusus (lanjutan)
Pengobatan Pasien TB Dengan
Keadaan Khusus (lanjutan)
Pengobatan Pasien TB Dengan
Keadaan Khusus (lanjutan)
IRIS (Immune Reconstitution Inflammatory Syndrome).
.
Definisi Kumpulan tanda dan gejala akibat meningkatnya kemampuan
respon imun terhadap antigen atau organisme yang dikaitkan
dengan pemulihan imun dengan pemberian ART

Frekwensi 10% dari semua pasien dalam inisiasi ART


25% pada pasien dalam inisiasi ART dengan hitung CD4+ < 50
sel mm3 atau penyakit klinis berat (stadium WHO 3 atau 4) i

Waktu Biasanya dalam 2-12 minggu pada inisiasi ART, namun


dapat juga muncul setelahnya
IRIS (Immune Reconstitution Inflammatory Syndrome).
.Tanda dan Deteriorasi tiba-tiba status klinis segera setelah memulai ART
Infeksi subklinis yang tidak tampak seperti TB, yang muncul
gejala sebagai penyakit aktif baru dan munculnya abses pada tempat
vaksinasi BCG Memburuknya infeksi yang sudah ada, seperti
hepatitis B atau C

Kejadian M. tuberculosis, M. avium complex (MAC), infeksi virus


IRIS paling sitomegalo dan penyakit kriptokokus
umum

Tatalaksana Lanjutkan ART jika pasien dapat mentoleransinya Obati infeksi


oportunistik yang muncul Pada sebagian besar kasus, gejala
IRIS menghilang setelah beberapa minggu, namun beberapa
reaksi dapat menjadi berat dan mengancam jiwa dan
memerlukan kortikosteroid jangka pendek untuk menekan
respon inflamasi yang berlebihan Prednison 0,5-1
mg/kgBB/hari selama 5-10 hari disarankan untuk kasus yang
sedang sampai berat
Penatalaksanaan pasien TB dengan
efek samping OAT

Prinsip tatalaksana efek samping :


•PAHAMI
•TATALAKSANA
•CATAT
Penatalaksanaan pasien TB dengan
efek samping OAT (lanjutan)
Tempat penatalaksanaan efek samping :
• tergantung pada berat atau ringannya gejala:
Efek Samping ringan sampai sedang ditangani di
FKTP.
Efek Samping berat dan tidak menunjukkan
perbaikan setelah penanganan efek samping ringan
atau sedang segera rujuk ke FKRTL.
Alur rujukan tata laksana efek samping mengikuti alur
jejaring yang telah disepakati antara pengelola program
TB, penyedia layanan dan mekanisme pembayaran
layanan kesehatan yang dimiliki oleh pasien TB.
Efek samping ringan OAT
Efek samping berat OAT
Penatalaksanaan pasien efek
samping pada kulit
• Pasien keluhan gatal tanpa rash dan penyebab lain,
pengobatan anti histamin serta pelembab kulit.

• Pengobatan TB tetap dapat dilanjutkan dengan pengawasan


ketat.

• Bila terjadi rash, semua OAT dihentikan dan segera rujuk


kepada dokter atau fasyankes rujukan

• Mengingat perlunya melanjutkan pengobatan TB hingga


selesai, di fasyankes rujukan dilakukan upaya mengetahui
OAT mana yang menyebabkan terjadinya reaksi dikulit
dengan cara” Drug Challenging”
Efek Samping OAT Lini 2
Efek Samping Ringan dan Sedang Yang Sering Muncul

No Efek samping Kemungkinan OAT Penyebab

1 Reaksi kulit alergi ringan Z, E, Eto, PAS, Km, Cm,

Reaksi kulit alergi sedang dengan/ Z, E, Eto, PAS, Km, Cm


tanpa demam

2 Neuropati perifer H, Cs, Km, Eto, Lfx

3 Mual muntah ringan Eto, PAS, Cfz, H, Z, E, Lfx, R

Mual muntah berat Eto, PAS, Cfz, H, Z, E, Lfx.


Efek Samping OAT Lini 2
(Lanjutan)
Efek Samping Ringan dan Sedang Yang Sering Muncul

No Efek samping Kemungkinan OAT Penyebab

4 Anoreksia Z, Eto, Lfx

5 Diare PAS

6 Nyeri kepala Eto, Cs

7 Vertigo Km, Cm, Eto

8 Artralgia Z, Lfx

9 Gangguan Tidur Lfx, Moxi

10 Gangguan elektrolit ringan: Hipokalemi Km, Cm


Efek Samping OAT Lini 2
(Lanjutan)
Efek Samping Ringan dan Sedang Yang Sering Muncul

No Efek samping Kemungkinan OAT Penyebab

11 Depresi Cs, Lfx, Eto, H

12 Perubahan perilaku Cs, H

13 Gastritis PAS, Eto,Z

14 Nyeri di tempat suntikan Km, Cm

15 Metalic taste Eto

16 Gatal Cfz

17 Penuaan warna kulit Cfz


Efek Samping OAT Lini 2 (Lanjutan)
Efek Samping Berat Yang Sering Muncul
No Efek samping Kemungkinan OAT Penyebab

1 Kelainan fungsi hati Z, H, Eto, PAS, E, Lfx, Mfx

2 Kelainan fungsi ginjal Km, Cm

3 Perdarahan lambung PAS, Eto, H,Z

4 Gangguan Elektrolit berat (Bartter Cm, Km


like syndrome)

5 Gangguan pendengaran Km, Cm

6 Gangguan penglihatan E
Efek Samping OAT Lini 2 (Lanjutan)
Efek Samping Berat Yang Sering Muncul
No Efek samping Kemungkinan OAT Penyebab

7 Gangguan psikotik (Suicidal tendency) Cs

8 Kejang Cs, Lfx

9 Tendinitis Lfx, Mfx

10 Syok Anafilaktik Km, Cm

11 Reaksi alergi toksik menyeluruh dan Semua OAT yang digunakan


SJS

12 Hipotiroid PAS, Eto


Pelaporan Kejadian Efek Samping
Pelaporan Kejadian Efek Samping
(Lanjutan)
Dalam penerapannya terdapat 3 tingkatan aDSM yaitu :

•Core package : Monitoring dan pelaporan hanya untuk Serious


Adverse Event (SAEs) atau Kejadian Tidak Diinginkan Serius (KTD
serius).

•Intermediate package: Monitoring dan pelaporan SAEs dan


adverse event yang diinginkan.

•Advanced package : Monitoring dan pelaporan semua Adverse


Events
Pelaporan Kejadian Efek Samping
(Lanjutan)
Istilah dan definisi dalam Farmakovigilans (PV) untuk
Paduan OAT RO
Istilah Definisi
Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) Setiap kejadian medis yang tak diinginkan yang terjadi pada pasien atau subjek
uji klinis yang mendapatkan pengobatan, termasuk kejadian yang belum tentu
disebabkan oleh atau berhubungan dengan produk tersebut.

Adverse Reaction (AR) Setiap kejadian yang tak diinginkan dan respon yang tidak diinginkan untuk
produk obat yang diteliti terkait dengan setiap dosis yang diberikan.
Unexpected Adverse Reaction Reaksi efek samping obat, yang sifat atau keparahannya tidak konsisten
(UAR) dengan informasi tentang produk obat yang bersangkutan yang telah terdapat
dalam ringkasan karakteristik produk (atau brosur) untuk produk tersebut.

KTD Serius atau Serious Adverse Secara berurutan; setiap peristiwa yang merugikan, reaksi yang merugikan atau
Reaction (SAR) atau Suspected reaksi yang merugikan tak terduga yang menyebabkan :
Unexpected Serious Adverse Kematian
Reaction (SUSAR) Mengancam kehidupan
Memerlukan rawat inap atau perpanjangan rawat inap yang ada
Cacat persisten atau signifikan atau menyebabkan ketidakmampuan
Bawaan anomali atau cacat lahir
Pelaporan Kejadian Efek Samping
(Lanjutan)
Klasifikasi hubungan kausal paduan OAT RO
Hubungan Deskripsi
Unassessable Tidak terdapat cukup data untuk membuat penilaian

Unclassifiable Tidak terdapat cukup data untuk membangun/menentukan suatu hubungan

Unlikely Terdapat (hanya) sedikit bukti yang menunjukkan ada hubungan sebab-akibat
(misalnya peristiwa itu tidak terjadi dalam waktu yang wajar setelah pemberian
obat percobaan). Terdapat penjelasan lain yang masuk akal untuk kejadian
tersebut (misalnya kondisi klinis pasien, pengobatan lain yang bersamaan).

Possible Terdapat beberapa bukti yang menunjukkan hubungan sebab akibat (misalnya
karena peristiwa itu terjadi dalam waktu yang wajar setelah pemberian obat
percobaan). Namun, pengaruh faktor lain mungkin berkontribusi pada event
(misalnya kondisi klinis pasien, pengobatan lain yang bersamaan).

Probable Terdapat bukti yang menunjukkan hubungan sebab akibat dan pengaruh faktor-
faktor lain tidak mungkin.

Certain Terdapat bukti jelas yang menunjukkan hubungan sebab akibat dan kontribusi
faktor lain yang mungkin dapat dikesampingkan.
Tatalaksana kasus mangkir
pada pasien TB Sensitif

• Tindakan putus berobat selama kurang dari 1 bulan



• Tindakan putus berobat antara 1 – 2 bulan

• Tindakan putus berobat 2 bulan atau lebih (Loss to


follow-up)
A. Pelacakan Kasus Mangkir dari RS
Rujukan TB RO
• Hubungi pasien dalam waktu 24 jam sejak mangkir.

• Cari tahu alasan pasien mangkir dan tawarkan


solusi

• Jika pasien tidak memiliki nomor telepon yang


dapat dihubungi atau tidak terlacak, maka mintalah
bantuan dari Puskesmas yang terdekat.

• Hasil pelacakan pasien mangkir diberikan oleh


Puskesmas wilayah tempat tinggal pasien dalam
waktu 24 jam sejak laporan tersebut
A. Pelacakan Kasus Mangkir dari RS Rujukan TB
RO (Lanjutan)

Puskesmas perlu mengambil langkah segera :

•Mencatat semua informasi yang diberikan oleh petugas


Poli TB MDR RS Rujukan.

•Merencanakan dan melakukan kunjungan rumah.

•jika pasien dapat ditemui, tanyakan penyebab dari


mangkirnya pasien. Pastikan ketika berbicara kita berada
didalam rumah, untuk menjaga kerahasiaan pasien.
A. Pelacakan Kasus Mangkir dari RS Rujukan TB
RO (Lanjutan)

Puskesmas perlu mengambil langkah segera :

•Jika pasien tidak ada di rumah, tanyakan kemana


pasien pergi dan mengapa pasien tidak datang untuk
minum obat pada hari itu. Berhati-hatilah untuk tetap
menjaga kerahasiaan pasien saat bertanya dengan
tetangga.

•Jika perlu, hubungi atau kunjungi orang lain yang


dapat dihubungi, tercantum pada kartu TB.01 MDR.
Berhati-hatilah mengenai kerahasiaan pasien.
REFERENSI

• Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis,


Kemenkes RI, Direktoral Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
• Petunjuk Tehnis Tatalaksana Ko-infeksi TB/HIV,
Kemenkes RI, 2013
• Petunjuk Tehnis Manajemen TB anak, Kemenkes
RI, 2013
• Pedoman Manajemen TerpaduPengendalian
Tuberkulosis Resistan Obat, Kemenkes RI, 2013
• Strategi nasional pengendalian TB 2011 – 2014,
Kemenkes RI, 2011
KLINIK RAWAT INAP TB RO
RSPAW
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI/TCM
RSPAW
PERTEMUAN TIM AHLI KLINIS
&
JEJARING EKSTERNAL TB RO
RSPAW
T
e
r
i
m
a

k
a
s
i
h

Anda mungkin juga menyukai