Anda di halaman 1dari 38

Group 13

1. Tintan Rahmatullaily : 201613570034


2. Novrizal Hendriawan : 201513500394
Model Pertumbuhan Penduduk
(Penyebab, Konsekuensi, dan Kontroversi)
Pertumbuhan Penduduk

 Sejarah pertumbuhan penduduk dunia


 Penyebaran penduduk
Momentum pertumbuhan penduduk tersembunyi
Piramida penduduk
Transisi demografis
Model malthus dan Model Rumah Tangga
Konsekuensi pertumbuhan penduduk
Masalah lain dibalik pertumbuhan penduduk
Pendekatan kebijakan pertumbuhan penduduk
Studi kasus
Sudah berhasilkah pembangunan
ekonomi?
6 poin untuk mengetahuinya
1. Peningkatan taraf hidup kini dan nanti dengan laju
pertumbuhan yang tinggi
2. Antisipasi lapangan pekerjaan masa depan
3. Implikasi dari tingginya laju pertumbuhan terhadap
kecukupan gizi masyarakat
4. Kualitas kesehatan meningkat atau tidak?
5. Hubungan antara jumlah anggota keluarga dengan taraf
hidup
6. Sejauhmana pengaruh peningkatan kemakmuran dari
negara-negara maju menjadi faktor yang menghambat effort
negara berkembang dalam mengatasi lonjakan penduduk
Pertumbuhan pendudukan dunia
sepanjang sejarah analisis jumlah
penduduk
Analisis jumlah penduduk 12.000 tahun yang lalu ------> kurang
dari 5 juta
2000 tahun yang lalu --- > 250 juta
Tahun 1750 ---- > 728 juta
Tahun 1950 ----- > 1,7 milliar
Tahun 1990 ----- > 5,3 milliar
Abad 21 ----- > 61 milliar
Analisis Persentase
300 tahun yang lalu -> laju pertumbuhan 0,002%
Tahun 1750 --- > laju pertumbuhan 0,3%
Tahun 1950 - 1%
Tahun 1970 -- > 2,35%
Abad 21 --- > 1, 3 %

Penyebab meningkatnya jumlah penduduk salah satunya


disebabkan oleh perkembangan teknologi
Penyebaran penduduk
Per wilayah geografi :
¾ di negara berkembang
¼ di negara maju
Menghitung pertambahan penduduk

Angka pertumbuhan :
Jumlah natalitas - jumlah mortalitas

Migrasi penduduk dikesampingkan


Perbedaan pertumbuhan penduduk
Di negara berkembang
 Tingkat kematian dan kelahiran tinggi tetapi selisih antara
keduanya lebih rendah di negara berkembang
 Pertumbuhan dinegara berkembang 20-40% dari 1000
jumlah penduduk
 Dinegara maju kurang dari 15 % dari jumlah 1000 penduduk
Momentum pertumbuhan penduduk
tersembunyi

2 alasan yang melatarbelakangi


1. Tingkat kelahiran itu sendiri tidak mungkin
diturunkan hanya dalam waktu singkat
2. Adanya momentum yang tersembunyi tersebut erat
kaitannya dengan struktur usia penduduk di negara-
negara berkembang. Struktur usia penduduk dapat
digambarkan dengan piramida penduduk
Piramida penduduk
Transisi demografis
TRANSISI DEMOGRAFIS
Proses penurunan tingkat fertilitas sampai terciptanya tingkat penggantian penduduk (replacement)
dengan program keluarga berencana.
Tahapan dalam transisi demografis:
A. Negara maju (eropa barat)

Terbagi dalam 3 tahapan :

1. Tahapan pertama (sebelum modernisasi) :


 Tingkat kelahiran tinggi dan kematian tinggi (dengan tingkat yang hampir sama)
 Pertumbuhan penduduk rendah dan lambat.

2. Tahapan kedua (mulai ada modernisasi) :


 Tingkat kematian rendah tetapi kelahiran tetap tinggi
 pelayanan kesehatan baik, makanan bergizi, pendidikan tinggi.
 Usia harapan hidup meningkat dari 40 tahun menjadi >60 tahun .
 Pertumbuhan penduduk tinggi.

3. Tahapan ketiga (modernisasi) :


 Tingkat kelahiran dapat ditekan sampai serendah tingkat kematian.
 Laju pertumbuhan sangat rendah atau bahkan nol.
B. Negara dunia ketiga
Tingkat pertumbuhan jauh lebih tinggi dari Negara eropa barat sebelum revolusi industri.

Terbagi dalam 3 tahapan :

1. Tahapan pertama :
Menikah pada usia muda.
Periode subur menjadi panjang.
Laju pertumbuhan penduduk tinggi.

2. Tahapan kedua :
Penggunaan teknologi kesehatan dan pengobatan impor.
Tingkat kematian turun drastic (lebih cepat dari eropa barat).
Tingkat kelahiran tinggi (lebih dari 2% per tahun).
Pertumbuhan penduduk masih tinggi.

3. Tahapan ketiga
Terbagi dalam 2 pola besar kelompok Negara-negara berkembang, A dan B
1. Kelompok A (berhasil) :
Dengan metode modern dapat menaikkan taraf hidup dan menurunkan kematian 10 /1000 per
tahun dan menurunkan tingkat kelahiran 20-30/1000 per tahun.
Sudah berada pada tahapan ketiga.
Taiwan, Korea Selatan, Kosta Rika, RRC, Kuba, Cili, dan Sri Lanka.
Tahun 1980-1990an Kolombia, Indonesia, Republik Dominika, Thailand, Meksiko, Malaysia, Kenya,
Afrika Selatan, dan Brasil.
2. Kelompok B (gagal) :
Tidak kunjung teratasinya kemiskinan absolute.
Rendahnya taraf hidup.
Mewabahnya HIV AIDS.
Masih berada pada tahapan kedua.
Kawasan Afrika sub-Sahara dan Timur Tengah.
SEBAB-SEBAB TINGGINYA TINGKAT KELAHIRAN DI NEGARA-
NEGARA BERKEMBANG : MODEL MALTHUS DAN MODEL
RUMAH TANGGA
1. Teori Jebakan Populasi Malthus
 Jumlah populasi di suatu Negara akan meningkat sangat cepat menurut deret ukur atau tingkat
geometric setiap 30 atau 40 tahun, kecuali jika diredam oleh bencana kelaparan.
 Sementara itu, karena adanya proses pertambahan hasil yang semakin berkurang dari suatu factor
produksi yang jumlahnya tetap,yaitu tanah , maka persediaan pangan hanya akan meningkatmenurut
deret hitung atau tingkat aritmetik.
 Karena lahan yang dimiliki semakin sempit akibat pertambahan penduduk, maka pendapatan perkapita
akan semakin menurun akibat lahan yang seharusnya dipakai untuk memproduksi pangan menjadi
sempit.

2. Kelemahan-kelemahan Model Malthus


2 alasan pokok kritik terhadap model Malthus :
1. Tidak memperhitungkan begitu besarnya kemajuan teknologi untuk mengimbangi ledakan penduduk.
Cth : Tanah yang luasnya tetap bisa memperoleh hasil yang lebih banyak berkat kemajuan teknologi. Dapat
dilihat dengan bergesernya kurva tingkat pertumbuhan pendapatan agregat (total produk) ke atas,
sehingga pada semua tingkat pendapatan per kapita posisinya secara vertical akan selalu lebih tinggi
dari kurva pertumbuhan penduduk.

2. Tingkat pertumbuhan penduduk di suatu Negara berkorelasi langsung (positif) dengan tingkat
pendapatan per kapita dari Negara yang bersangkutan, maka setiap kenaikan pendapatan per kapita di
suatu Negara masih relatif rendah , maka setiap kenaikan pendapatan perkapita akan berjalan
beriringan dengan kenaikan jumlah penduduk.
3. Teori Mikroekonomi Fertilitas Rumah tangga

Penentuan tingkat fertilitas keluarga atau tingkat permintaan anak merupakan bentuk pilihan ekonomi
yang rasional bagi konsumen. Pilihan tersebut, harus diperoleh dengan mengorbankan barang lain.
Efek pendapatan atau efek substitusi juga berlaku.
Secara sistematis dirumuskan sebagai berikut :

Cd = f (Y, PC, PX, tx), x = 1,…., n

Cd = permintaan untuk mempertahankan kehidupan anak


Y = tingkat pendapatan rumah tangga
Pc = pertimbangan harga (manfaat ) anak dibandingkan biaya yg dikorbankan
Px = harga barang-barang lain
tx = besar kecilnya preferensi terhadap barang-barang selain anak

Dalam kondisi yang normal,kita dapat mengharapkan bahwa :

1. ∂Cd/∂Y >0 artinya semakin tinggi penghasilan rumah tangga,semakin besar permintaan anak.

2. ∂Cd/∂Pc <0 artinya semakin tinggi harga neto anak,semakin kecil kuantitas anak yang diminta.

3. ∂Cd/∂Px >0 artinya semakin tinggi harga-harga relative dari barang-barang lain, semakin tinggi
kuantitas anak yang diminta.

4. ∂Cd/∂tx <0 artinya semakin besar preferensi terhadap barang-barang lain ,jumlah anak yang diminta
akan semakin kecil.

Seberapa banyak keluarga ingin mempunyai anak dapat digambarkan dengan kurva indiferren, yang
menggambarkan kombinasi antara jumlah anak dan barang-barang yang dikonsumsi.
4. Permintaan akan anak di Negara-negara berkembang

Di banyak Negara berkembang,dijumpai adanya factor penentu yang


bersifat cultural dan psikologis yang sangat mempengaruhi keputusan keluarga
dalam menentukan jumlah anak,sehingga dua atau tiga anak pertama harus
dianggap sebagai “barang konsumsi” yang permintaannya tidak begitu
responsive terhadap perubahan harga relative,sedangkan anak keempat dan
seterusnya dianggap sebagai investasi.

Ada 2 biaya oportunitas:

1. Jatah waktu sang ibu memelihara anak sehingga tidak dapat melakukan hal
yang produktif.
2. Biaya pendidikan, jika anak sedikit tidak terlalu bisa membantu pekerjaan
orang tua,tetapi bisa disekolahkan ke jenjang yang tinggi dan nantinya bisa
berpenghasilan tinggi, sedangkan jika anak banyak mereka bisa membantu kerja
orang tua,tetapi pendidikan tidak bisa terlalu tinggi karna masalah biaya dan
untuk masa depan nantinya sulit berpenghasilan tinggi.

Salah satu cara untuk mendorong para keluarga agar memiliki anak
sedikit adalah dengan memperbesar kesempatan di bidang pendidikan dan
membuka lapangan kerja untuk para wanita muda.
Sejumlah Bukti Empiris
Dengan semakin baiknya tingkat pendidikan pada
wanita yang menjadikan wanita ikut bekerja untuk
mendapatkan penghasilan bagi keluarga, maka
permintaan akan anak menurun dengan sendirinya,
karena waktu untuk membesarkan anak semakin
terbatas.

Hubungan antara rendahnya tingkat fertilitas dan


berkurangnya kematian bayi,dengan pendidikan
yang baik dan tingkat pendapatan yang tinggi,
sehingga pemeliharaan anak semakin baik.
Berbagai implikasi bagi pembangunan dan fertilitas

Tingat kelahiran di kalangan penduduk miskin akan menurun


apabila :

1. Taraf pendidikan kaum wanita meningkat sehingga peranan


dan status mereka pun menjadi lebih baik.
2. Kesempatan kerja wanita di sector non pertanian
meningkat.
3. Pendapatan keluarga meningkat karena adanya kenaikan
upah dan kesempatan kerja suami dan istri.
4. Tingkat mortalitas bayi menurun berkat adanya pelayanan
kesehatan dan gizi yang baik.
5. System jaminan hari tua diluar cakupan keluarga telah
tercipta karena orangtua tidak terlalu bergantung pada
keturunannya.
6. Perluasan kesempatan mendapat pendidikan sehingga para
oangtua dapat mensubstitusi keinginan mempunyai anak
yang banyak atau kualitas anak tersebut.
Konsekuensi-konsekuensi Tingginya Tingkat
Fertilitas: Sejumlah Pendapat yang saling
Bertentangan

 Pertumbuhan Penduduk Bukanlah Masalah yang


Sebenarnya
 Pertumbuhan Penduduk adalah Masalah yang
Sebenarnya
Pertumbuhan Penduduk Bukanlah
Masalah yang Sebenarnya
1. Inti persoalannya bukan pertumbuhan penduduk,
melainkan hal-hal atau isu lain
2. Perumbuhan penduduk merupakan persoalan rekaan atau
masalah palsu yang sengaja diciptakan oleh badan-badan
dan lembaga-lembaga milik negara kaya dan dominan
dengan tujuan menjadikan negara-negara berkembang
tetap terbelakang dan bergantung pada negara maju
3. Bagi kebanyakan negara dan kawasan berkembang,
pertumbuhan penduduk justru merupakan suatu hal yang
dibutuhkan atau diinginkan
Masalah Lain di Balik Perumbuhan
Penduduk
 Keterbelakangan
 Penyusutan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan
 Penyebaran penduduk
 Rendahnya posisi dan status kaum wanita
Pelemparan persoalan palsu secara
sengaja
“ gagasan yang menempatkan laju pertumbuhan penduduk di
negara-negara Dunia Ketiga sebagai masalah utama
pembangunan adalah suatu rekayasa negatif yang dilontarkan
oleh negara-negara kaya yang ingin menghambat kemajuan
pembangunan negara-negara Dunia Ketiga dalam rangka
mempertahankan status quo internasional yang sangat
menguntungkan mereka”
Pertumbuhan Penduduk itu Perlu

“Pertumbuhan penduduk itu bukanlah merupakan suatu


masalah,melainkan justru merupakan unsur penting yang
akan memacu pembangunan ekonomi”
Pertumbuhan Penduduk adalah
Masalah yang Sebenarnya

 Argumentasi Garis Keras : Populasi dan Krisis


Global
 Argumentasi Teoritis : Siklus Populasi-
Kemiskinan dan Pentingnya Program Keluarga
Berencana
 Argumen Empiris : Tujuh Konsekuensi Negatif
dari Pertumbuhan Penduduk yang Pesat
Argumen Empiris : Tujuh Konsekuensi Negatif
dari Pertumbuhan Penduduk yang Pesat
 Pertumbuhan Ekonomi
 Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan
 Pendidikan
 Kesehatan
 Ketersediaan Bahan Pangan
 Lingkungan Hidup
 Migrasi Internasional
Pertumbuhan Penduduk Tahun
1971,1980,1990,1995,2000
250,000,000
206,264,595
194,754,808
200,000,000 179,378,946
147,490,298
150,000,000
119,208,229
100,000,000

50,000,000

0
1971 1980 1990 1995 2000
1971 1980 1990 1995 2000
Angka kematian bayi tahun
1971,1980,1994,1997,1998,1999

200
145
150
109
100
71 66.4
52.2 49 46
50
0
0
1971 1980 1990 1994 1997 1998 1999
1971 1980 1990 1994 1997 1998 1999
Beberapa Pendekatan Kebijakan

Kebijakan ekonomi dan sosial yang tepat.


3 kebijakan yang berpengaruh penting.
1. Kebijakan-kebijakan umum dan khusus oleh
negara-negara berkembang
2. Kebijakan-kebijakan umum dan khusus oleh
negara-negara maju
3. Kebiajakn-kebiajakn umum dan khusus dari
negara maju dan badan-badan internasional
Kebijakan umum dan khusus
negara-negara berkembang

Kebijakan khusus (jangka panjang) untuk :


kemiskinan absolut, ketimpangan pendapatan,
gender, lapangan pekerjaan, layanan sosial dan
sebagainya.
Kebijakan umum (jangka pendek) pengendalian fertilitas :

 Mempengaruhi masyarakat melalui media (formal &informal)


 Melancarkan program keluarga berencana
 Memanipulasi insentif dan disinsentif ekonomi
 Memaksa langsung melalui undang-undang (pembatasan dan
sterilisasi pria)
 Menaikkan status sosial dan ekonomi kaum wanita
Negara-negara yang telah menerapkan program keluarga berencana
Kebijakan negara-negara maju

• Penyeimbangan dan penyederhanaan pola


konsumsi
• Pengenduran atau liberalisasi peraturan
keimigrasian
Kebijakan negara maju berkaitan
dengan badan-badan bantuan
internasional

l Bantuan keuangan sektor publik dan


swasta
l Kerjasama perdagangan
l Keringanan cukai dan tarif
l Perbaikan harga barang mentah
Dua tindakan nyata yang penting dari negara-
negara kaya, LSM, dan badan-badan bantuan
internasional :

1. Bantuan riset pengembangan metode dan


teknologi pengendalian fertilitas
2. Bantuan keuangan untuk program KB,
sarana pendidikan dan penelitian untuk
kebiajakan kependudukan.
Studi kasus : Cina

Kebijakan satu anak per keluarga (1982


dan 1983) untuk perkotaan
Insentif ekonomi, sosial, dan denda
Kebijakan satu anak per keluarga
pedesaan dan perkotaan (1988)

Dampak :
1. Urbanisasi ke kota
2. Anak laki-laki lebih diharapkan
3. jumlah laki-laki lebih banyak
4. aborsi selektif
5. diskriminasi perawatan anak.
Studi kasus : India
• Pelaksana program KB pertama
• Pelaksanaan sterilisasi pria
dengan paksa oleh Indira
Ghandi
• Keinginan memiliki anak laki-
laki lebih besar

Kerala (negara bagian barat daya) adalah negara bagian


yang paling sukses menekan laju pertumbuhan penduduk
dengan program pemberdayaan wanita.
Kesimpulan
1. Distribusi populasi penduduk dunia terbanyak pada
negara-negara berkembang
2. Dunia dalam transisi demografis
3. Teori belum tentu sejalan dengan kenyataan
4. Pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan
masalah jangka panjang
5. Pertumbuhan penduduk yang tinggi menimbulkan
konsekuensi negatif (ada yang menentang)
6. Perlunya kebijakan dan program-program
kependudukan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai