Anda di halaman 1dari 139

PIPA TEMBAGA

TIANG PANCANG
BAUT
JEMBATAN
PERAK
PIPA BAJA
BETON
BAN
PLASTIK
PENDAHULUAN
• Definisi: Korosi adalah
degenerasi dari bahan
yang bereaksi dengan
lingkungan.
• Contoh: berkaratnya
mobil, berkaratnya
bangunan dan jembatan,
kusamnya perhiasan
perak, pembentukan
korosi pada tembaga.
Korosi
Proses alami perubahan oksida logam kembali ke
bentuk aslinya
KOROSI

Korosi : Peristiwa
perusakan atau
degradasi
material logam
akibat bereaksi
secara kimia
dengan
lingkungan
KOROSI
• Reaksi korosi metalik bersifat elektrokimia.
• Reaksi elektrokimia dikaitkan dengan transfer
muatan selain perpindahan massa.
• Semua reaksi elektrokimia dapat dibagi
menjadi dua atau lebih reaksi oksidasi dan
reduksi parsial.
Proses Terjadinya Korosi
• Korosi merupakan proses atau reaksi
elektrokimia yang bersifat alamiah dan
berlangsung dengan sendirinya.
• Oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah
atau dihentikan sama sekali.
• Korosi hanya bisa dikendalikan atau
diperlambat lajunya sehingga memperlambat
proses perusaknya
• Ada dua macam proses korosi :

• 1.Korosi Proses Kimia


• Merupakan serangan korosi secara langsung,
tanpa adanya aliran listrik pada logam.
• Contohnya adalah berkaratnya baja dalam
udara terbuka.
• Korosi oleh proses kimia  biasanya menyebar
2. Korosi elektrokimia
•Elektrokimia merupakan reaksi kimia yang
melibatkan adanya transfer elektron antara
elektroda positif (anoda) dan elektroda negatif
(katoda).
•Reaksi korosi melibatkan proses pelepasan
elektron (oksidasi) dari logam 2Fe → 2Fe2+ +
2e- dan proses penerimaan elektron oleh
beberapa reaksi reduksi, seperti reaksi reduksi
oksigen atau air O2 + 2H2O + 4e–  → 4 OH–
dan 2H2O + 2e–  → H2 + 2OH–

•Note: Oksidasi adalah pelepasan elektron


oleh sebuah molekul, atom, atau ion
•Reduksi adalah penambahan elektron oleh
sebuah molekul, atom, atau ion.
Proses Terjadinya Korosi
Mekanisme terjadinya korosi (karat) disebabkan oleh reaksi logam dengan
lingkungan sekitarnya. Reaksi korosi sebenarnya sudah bisa terjadi hanya dengan
adanya air dan oksigen saja. Adanya polutan udara seperti ion klorida , gas SO2,
H2S debu dan sebagainya , menyebabkan tingkat korosivitas lingkungan tersebut
akan semakin korosif sehingga reaksi korosi akan berjalan dengan cepat dan
kerusakan logam akan semakin parah.

Daerah Anoda :
Udara H2O , O2 dan Fe → Fe2+ + 2e- (1)
Polutan
Daerah katoda :
H2O + ½ O2 + 2e– → 2OH– (2)

Total reaksi :
LOGAM BAJA Fe2+ + 2OH– → Fe(OH)2 (3)

Selanjutnya terjadi reaksi:


2Fe(OH)2 + ½ O2 + H2O → 2Fe(OH)3 (4)

2Fe(OH)3 → Fe2O3 + 3H2O (5)


Penyebab Terjadinya Korosi

FAKTOR FAKTOR
LINGKUNGAN METALLURGI
Faktor Lingkungan
a. Komposisi
kimia
Ion-ion tertentu
yang terlarut d
korosi yang be i dalam lingku
rbeda-beda. ngan dapat m
b. Konsentra engakibatkan
si jenis
Konsentrasi d
ari elektrolit ata
kecepatan koro u kandungan
si yang terjad oksigen akan
c. Temperatu i. mempengaruh
r i
Pada lingkung
an temperatur
dibandingkan tinggi, laju koro
dengan tempe si yang terjad
reaksi kimia a ratur rendah, i lebih tinggi
kan meningka k a rena pada temp
d. Gas, cair a t. eratur tinggi k
tau padat inetika
Kandungan kim
ia di medium c
e. Kondisi bio air, gas atau p
logis adat berbeda-b
Mikroorganism eda
e sepert bakte
mikrobial teru ri dan jamur d
tama sekali pa apat menyeba
mikroorganism da material ya bkan terjadiny
e sangat mem ng terletak di a korosi
kecepatan koro pengaruhi kon tan a h . Keberadaan
si pada suatu sentrasi oksig
material. en yang mem
pengaruhi
Faktor metalurgi
Faktor metalurgi adalah pada material itu sendiri. Apakah suatu logam dapat
tahan terhadap korosi, berapa kecepatan korosi yang dapat terjadi pada suatu kondisi,
jenis korosi apa yang paling mudah terjadi, dan lingkungan apa yang dapat
menyebabkan terkorosi, ditentukan dari faktor metalurgi tersebut.
Yang termasuk dalam faktor metalurgi antara lain :
a. Jenis logam dan paduannya
Pada lingkungan tertentu, suatu logam dapat tahan tehadap korosi. contoh, aluminium
dapat membentuk lapisan pasif pada lingkungan tanah dan air biasa
b. Morfologi dan homogenitas
Bila suatu paduan memiliki elemen paduan yang tidak homogen, maka paduan
tersebut akan memiliki karakteristik ketahanan korosi yang berbeda-beda pada tiap
daerahnya.
c. Perlakuan panas
Logam yang di-heat treatment akan mengalami perubahan struktur kristal atau
perubahan fasa.
d. Sifat mampu fabrikasi dan pemesinan
Merupakan suatu kemampuan material untuk menghasilkan sifat yang baik setelah
proses fabrikasi dan pemesinan.
UNIVERSAL KOROSI
• Tidak hanya logam, tetapi non-logam seperti
plastik, karet, keramik juga mengalami
degradasi lingkungan
• Bahkan jaringan hidup dalam tubuh manusia
rentan terhadap kerusakan lingkungan dengan
radikal bebas-oksidatif, stres yang mengarah
ke penyakit degeneratif seperti kanker, kardio-
vaskular dan diabetes.
KERUSAKAN AKIBAT KOROSI
• Pengrusakan atau kehilangan penampilan
• Kerugian materi
• biaya pemeliharaan
• Ekstraktif metalurgi secara terbalik-
Kehilangan mineral berharga, listrik, air dan
tenaga manusia
• Rugi dalam kehandalan & keselamatan
• Pabrik shutdown, kontaminasi produk dll
PENYEBAB KEGAGALAN
Korosi = Penurunan mutu logam
oleh reaksi elektrokimia
dengan lingkungannya.

Kerugian yang dapat ditimbulkan


oleh korosi tidak hanya
biaya langsung tetapi
juga mengakibatkan
biaya tidak langsung
yang umumnya lebih
besar daripada biaya
BIAYA YANG DITIMBULKAN KOROSI
• Kerugian tahunan akibat korosi diperkirakan 3 sampai
5% dari GNP.
Kerugian Langsung & Tidak Langsung
- Kerugian Langsung : Biaya bahan, biaya pemeliharaan,
lebih-desain, penggunaan bahan mahal
• Tidak langsung kerugian: Pabrik shutdown &
kehilangan produksi, kontaminasi produk, hilangnya
produk berharga karena kebocoran dll, kewajiban
dalam kecelakaan
BIAYA HILANG AKIBAT KOROSI
Mengapa Logam Terkorosi
Setiap reaksi spontan di alam semesta
dikaitkan dengan penurunan dalam energi
bebas dari sistem. Yakni perubahan energi
negatif bebas

Semua logam kecuali logam mulia memiliki


energi bebas lebih besar dari senyawa
mereka. Jadi mereka cenderung menjadi
senyawa mereka melalui proses korosi
TERMODINAMIKA
DEFINISI
ILMU YANG MEMPELAJARI KETERKAITAN PERUBAHAN ENERGI
YANG TERJADI DENGAN TERJADINYA SUATU PROSES BAIK FISIK
MAUPUN KIMIA

PARAMETER TERMODINAMIKA

Entalpi (H): Energi yang terlibat pada suatu proses,


secara praktis digunakan perubahan entalpi (∆H). Jika suatu reaksi ∆H
negatif maka reaksi akan menghasilkan panas dan sebaliknya, jika ∆H
positif maka reaksi akan menyerap panas

Energi Bebas Gibbs (G):


secara definisi G adalah H dikurangi entropi, yaitu suatu besaran
termodinamik yang menunjukkan keteraturan sistem. Secara praktis
digunakan definisi perubahan Energi Bebas Gibbs (∆G) yang merupakan
ukuran kemudahan suatu proses terjadi, ∆G semakin negatif, maka
proses atau reaksi semakin mudah terjadi.
DIAGRAM ELLIGHAM
ELECTROCHEMICAL NATURE
• Semua korosi logam adalah reaksi
elektrokimia logam yaitu diubah menjadi
senyawa dengan transfer elektron
• Reaksi keseluruhan dapat dibagi menjadi
oksidasi (anodik) dan reduksi (katodik)
parsial reaksi
Fenomena Oksidasi
Teori Elektro Kimia

(Laju Korosi)

Reaksi anodik & katodik terjadi secara bersamaan pada berbagai bagian logam.
Potensial elektroda dari kedua reaksi berkumpul dengan potensi korosi polarisasi
PASSIVASI

Laju Korosi
• Banyak Logam seperti Cr, Ti, Al, Ni dan Fe menunjukkan penurunan laju korosi mereka di atas
potensi kritis tertentu. Pembentukan sebuah film, oksida pelindung tipis.
• Pasivasi adalah alasan untuk ketahanan korosi yang sangat baik dari Al dan SS
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Laju Korosi

• pH
• Temperatur
• Oksidator (chlorine; etc)
• Laju alir air
• Ion-ion agresif (Cl-, SO4=; dll)
• Ukuran katoda dan anoda
• Jenis logam
pH

Peristiwa korosi pada kondisi


asam, yakni pada kondisi pH
< 7 semakin besar, karena
adanya reaksi reduksi
tambahan yang berlangsung
pada katode yaitu:

2H+(aq) + 2e- → H2

Adanya reaksi reduksi


tambahan pada katode
menyebabkan lebih banyak
atom logam yang teroksidasi
sehingga laju korosi pada
permukaan logam semakin
besar.
Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi.
Secara umum, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi.
Hal ini disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi
kinetik partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi
redoks semakin besar dan laju korosi pada logam semakin meningkat, (2x setiap
peningkatan 10 oC)
Ion-ion agresif (Cl-, SO4=; dll)
Keberadaan Ion-ion agresif (Cl-, SO4=; dll) seperti
tinggal di pantai adanya Cl- dari garam dalam air laut
dapat mempercepat laju korosi, atau dekat dengan
pabrik asam sulfat.
Kontak Langsung logam dengan H2O dan O2

-Korosi pada permukaan logam merupakan proses yang mengandung


reaksi redoks. Reaksi yang terjadi ini merupakan sel Volta mini.
-Oksigen dari udara yang larut dalam air akan tereduksi, sedangkan air
sendiri berfungsi sebagai media tempat berlangsungnya reaksi redoks
pada peristiwa korosi. Jika jumlah O2 dan H2O yang mengalami kontak
dengan permukaan logam semakin banyak, maka semakin cepat
berlangsungnya korosi pada permukaan logam tersebut.
Keberadaan Zat Pengotor
Zat Pengotor di permukaan logam dapat menyebabkan terjadinya reaksi reduksi tambahan
sehingga lebih banyak atom logam yang teroksidasi. Sebagai contoh, adanya tumpukan debu
yang bisa menampung air pada permukaan logam mampu mempercepat reaksi reduksi gas
oksigen pada permukaan logam yang mengakibatkan proses korosi semakin cepat pula.
•Efek Galvanic
Coupling
Bersentuhannya dua
logam yang berbeda
emf sehingga memicu
terjadinya efek
Galvanic Coupling ,
yakni timbulnya
perbedaan potensial
pada kedua logam
akibat perbedaan E°
antara atom-atom
unsur logam yang
berbeda. Efek ini
memicu korosi pada
permukaan logam
melalui peningkatan
reaksi oksidasi pada
daerah anode.
Mikroba

Adanya koloni mikroba pada


permukaan logam dapat
menyebabkan peningkatan
korosi pada logam. Hal ini
disebabkan karena mikroba
tersebut mampu mendegradasi
logam melalui reaksi redoks
untuk memperoleh energi bagi
keberlangsungan hidupnya.
Mikroba yang mampu
menyebabkan korosi, antara
lain: protozoa, bakteri besi
mangan oksida, bakteri reduksi
sulfat, dan bakteri oksidasi
sulfur-sulfida. Thiobacillus
thiooxidans Thiobacillus
ferroxidans
BENTUK KOROSI
CORROSION

WET CORROSION DRY CORROSION

CORROSION

ROOM TEMPERATURE HIGH TEMPERATURE


CORROSION CORROSION
WET & DRY CORROSION
• Korosi basah / berair adalah bentuk utama
dari korosi yang terjadi pada atau dekat suhu
kamar dan di dalam air

• Korosi kering / gas yang signifikan terutama


pada suhu tinggi misalnya
korosi pada ruang bakar, sudu turbin gas
WET / AQUEOUS CORROSION
Berdasarkan penampilan logam berkarat, korosi basah
dapat diklasifikasikan sebagai
• Uniform or General
• Galvanic or Two-metal
• Crevice
• Pitting
• Dealloying
• Intergranular
• Velocity-assisted
• Environment-assisted cracking
UNIFORM CORROSION
• Korosi di atas permukaan
terkena seluruhnya
secara seragam.
misalnya. Korosi atmosfir.
• Kerugian Logam
terbanyak karena korosi
ini.
• Tidak berbahaya, tingkat
dapat diukur di
laboratorium.
Pipa gas atau pipa air dapat mengalami korosi
yang parah yang tidak terdeteksi sampai suatu
kebocoran yang sebenarnya terjadi, dan pada
saat kerusakan yang cukup besar kita baru
mengetahuinya
Sel Korosi pada Material Carbon
Steel
Water - Conductive Media

Anodic : Fe ( metal )  Fe+2 + 2e- ( Oxidation )


Cathodic : ½ O2 + H2O + 2e-  2 OH- ( Reduction )
Deret emf Deret emf pada 25o C, volt. [12].

Dengan pandangan setengah Reaksi Elektroda Potensial Elektroda


reaksi, tegangan antara NaNa+ + e + 2,172
anoda M1 dan katoda M2 MgMg+2 + 2e + 2,34
dapat dinyatakan sebagai AlAl+3 + 3e + 1,67
jumlah dari potensial ZnZn+2 + 2e + 0,672
setengah reaksi. Potensial CrCr+3 + 3e + 0,71
setengah reaksi membentuk FeFe+2 + 2e + 0,440
deret yang disebut deret emf
NiNi+2 + 2e + 0,250
(electromotive force series).
SnSn+2 + 2e + 0,136
PbPb+2 + 2e + 0,126
basis H22H+ + 2e 0,000

CuCu+2 + 2e  0,345


CuCu+ + e  0,522
AgAg+ + e  0,800
PtPt+2 + 2e  1,2
AuAu+3 + 3e  1,42
AuAu+ + e  1,68
GALVANIC CORROSION
• Ketika dua logam berbeda
bergabung bersama-sama
dan terbuka, yang lebih aktif
dari dua logam korosi lebih
cepat dan logam mulia
dilindungi. Ini korosi
kelebihan karena arus
galvanik yang dihasilkan di
persimpangan
• Gambar. Al lembaran
menutupi kabel bawah
tanah Cu
GALVANIC CORROSION
• When two dissimilar metals are
joined together and exposed, the
more active of the two metals
corrode faster and the nobler
metal is protected. This excess
corrosion is due to the galvanic
current generated at the junction
• a) Steel plates with copper rivets
in seawater 15 months.
• b) ) Copper plates with steel
rivets, same environmental
conditions
Ini talang air hujan yang terbuat dari
aluminium dan biasanya tahan korosi baik.
Seseorang diikat kawat tembaga udara di
sekitarnya, dan sel bimetal lokal
menyebabkan efek "pisau-potong".
Korosi Karena Perbedaan Metal Elektroda
Peristiwa korosi ini merupakan peristiwa elektro-kimia, karena ia terjadi
jika dua metal berbeda yang saling kontak secara listrik berada dalam
lingkungan elektrolit
hubungan listrik

perbedaan G yang terjadi apabila kedua metal anoda katoda


terionisasi dan melarutkan ion dari permukaan M1 M2
masing-masing ke elektrolit dalam jumlah yang
ekivalen elektrolit
n m
M1 M2

M1  (n / m)M 2 m  M1 n  (n / m)M 2

Jika G < 0  M1  elektron  mereduksi ion M2


 M1 mengalami korosi
Beda tegangan muncul antara M1 dan M2
1 mole metal mentransfer 1 mole elektron  96.500 coulomb
Angka ini disebut konstanta Faraday, dan diberi simbol F.

tegangan antara M1 dan M2


perubahan energi bebas (dalam volt)
G   nVF

perubahan G adalah negatif jika tegangan V positif

m n
Reaksi M1  (n / m)M 2  M1  (n / m)M 2
dapat dipandang sebagai dua kali setengah-reaksi
dengan masing-masing setengah-reaksi adalah

M1  M1 n  ne  dengan G1  nV1F

M 2  M 2 m  me  dengan G2  nV2F


Galvanis series
CREVICE CORROSION
• Korosi lokal yang intensif
berada dalam celah-celah
& daerah terlindung pada
permukaan logam
• Korosi dengan jumlah
yang kecil stagnan
disebabkan oleh lubang,
gasket, deposit
permukaan, radius
putaran
PITTING
• Suatu bentuk serangan luar
biasa terlokalisir
menyebabkan lubang di
logam
• Yang paling merusak bentuk
permukaan
• Autocatalytic secara alamiah
• Sulit untuk mendeteksi dan
mengukur
• mekanisme
Concentration Cell
Corrosion
DEALLOYING
• Paduan terkena karat
mengalami pencucian
selektif keluar dari
konstituen lebih aktif.
misalnya Dezincification
dari kuningan.
• Kehilangan stabilitas
dari struktur dan
kekuatan mekaniknya
INTERGRANULAR CORROSION

Batas butir pada logam yang


lebih aktif daripada butir
karena pemisahan kotoran dan
berkurangnya unsur pelindung.
Jadi serangan preferensial di
sepanjang batas butir terjadi.
misalnya mengelas decay pada
baja stainless
VELOCITY ASSISTED CORROSION

Korosi diakibatkan oleh


benda yang bergerak
cepat menyebabkan
a) Korosi –erosi
b) Serangan Impingement
c) Kerusakan Kavitasi
pada logam
Material Pompa Impeler yaitu besi cor terjadi korosi
karena velocity dari bahan tambang yang bersifat
asam bersama air yang sedang dipompa
menyebabkan korosi erosi.
Ini adalah belokan dalam sistem pipa-pekerjaan tembaga
pendingin. Air mengalir di belokan dan kemudian menjadi
turbulen di tepi dipotong secara kasar. Downstream ini
dua lubang sisi korosi kegelapan dapat dilihat, dan satu
pit terungkap dalam bagian.
CAVITATION DAMAGE
• Kavitasi merupakan kasus
khusus dari Korosi-Erosi.
• Dalam sistem kecepatan
tinggi, penurunan tekanan
lokal membuat gelembung
uap yang bisa melekat pada
permukaan logam dan
meledak pada tekanan
tinggi, menyebabkan
kerusakan logam
ENVIRONMENT ASSISTED CRACKING
Ketika logam dikenakan tegangan tarik dalam
media korosif, dapat mengalami retakan akibat
lingkungan. Empat jenis Korosi:
•Stress Corrosion Cracking
•Hydrogen Embrittlement
•Liquid Metal Embrittlement
•Corrosion Fatigue
STRESS CORROSION CRACKING

Tegangan tarik statis dan


lingkungan yang spesifik
menghasilkan retak
contoh:
1) Stainless Steel di dalam
larutan klorida panas
2) Ti paduan di dalam
nitrogen tetroksida
3) Kuningan dalam
amonia
Stress Corrosion
Cracking
Korosi Karena Perbedaan Stress
Yang mendorong terjadinya korosi adalah perubahan energi bebas
Apabila pada suhu kamar terjadi deformasi pada sebatang logam (di
daerah plastis), bagian yang mengalami deformasi akan memiliki
energi bebas lebih tinggi dari bagian yang tidak mengalami
deformasi.
Bagian metal di mana terjadi konsentrasi stress akan menjadi anoda
dan bagian yang tidak mengalami stress menjadi katoda.
HYDROGEN EMBRITTLEMENT
• Bahan kekuatan tinggi
ditekan akan ada retak
akibat hidrogen pada
apabila tekanannya
berkurang.
• Hidrogen dapat larut padat
dalam logam atau hadir
sebagai gas diluar
• Diperlukan hanya tingkat
ppm H untuk dapat
menghasilkan retak.
LIQUID METAL EMBRITTLEMENT

• Logam tertentu seperti Al


dan baja tahan karat
mengalami kegagalan getas
dalam kondisi diberi
tegangan dan kontak
dengan logam cair seperti
Hg, Zn, Sn, Pb Cd dll
• Atom logam cair
menembus batas butir dan
patah logam
• Gambar. Menunjukkan
patah getas Inter Granular
dalam paduan Al oleh Pb
CORROSION FATIGUE S-N DIAGRAM

Sinergis tindakan korosi


tegangan & siklus strees.

Stress Amplitude
Kedua nukleasi retak dan
propagasi yang dipercepat Air

Corrosion
oleh bahan perusak dan
diagram SN digeser ke kiri log (cycles to failure, Nf)
CORROSION FATIGUE, CRACK PROPAGATION

log (Crack Growth Rate, da/dN)


• Laju Crack propagation
rmeningkat dengan
adanya reaksi korosi

Log (Stress Intensity Factor Range,  K


HIGH TEMPERATURE(DRY) CORROSION
• Exposure to high temperatures in air or other
gaseous environments causes sever material
damage. The major corrosion processes are:
• Oxidation
• Corrosion in Sulfur environments
• Hydrogen attack
Oxidation-resistant alloys
• The oxide characteristics determine the oxidation
resistance of an alloy
• Most oxides are non-stoichiometric compounds
with structural defects. They may be n-type or p-
type semiconductors whose conductivities could be
altered by alloy additions.
• This principle is used in developing high
temperature oxidation resistant alloys like Fe-Cr, Fe-
Cr-Al, and Ni-base alloys.
Oxidation-resistant alloys
• The oxide characteristics determine the oxidation
resistance of an alloy
• Most oxides are non-stoichiometric compounds
with structural defects. They may be n-type or p-
type semiconductors whose conductivities could be
altered by alloy additions.
• This principle is used in developing high
temperature oxidation resistant alloys like Fe-Cr, Fe-
Cr-Al, and Ni-base alloys.
CORROSION IN OTHER GASEOUS
ENVIRONMENTS
• Sulfur compounds: High temperature degradation of metals
when exposed to sulfur compounds like H2S, SO2 and
vaporized sulfur is referred to as sulfidation. Rapid scaling
and internal precipitation of stable sulfides lead to
degradation in mechanical properties of high temperature
alloys
• Decarburization and hydrogen attack: When steels are
exposed to hydrogen at high temperatures, Decarburization
occurs by the reaction, C (Fe) + 4 H→CH4
• Hot Corrosion: accelerated high temperature corrosion of
materials under sulfur gaseous atmospheres and the
presence of fused sulphate compounds on the metal
surface.
CORROSION IN OTHER GASEOUS
ENVIRONMENTS
• Sulfur compounds: High temperature degradation of metals
when exposed to sulfur compounds like H2S, SO2 and
vaporized sulfur is referred to as sulfidation. Rapid scaling
and internal precipitation of stable sulfides lead to
degradation in mechanical properties of high temperature
alloys
• Decarburization and hydrogen attack: When steels are
exposed to hydrogen at high temperatures, Decarburization
occurs by the reaction, C (Fe) + 4 H→CH4
• Hot Corrosion: accelerated high temperature corrosion of
materials under sulfur gaseous atmospheres and the
presence of fused sulphate compounds on the metal
surface.
PENGENDALIAN KOROSI
• Nilai kehilangan tahunan sangat besar akibat
korosi adalah membuang uang nasional dan
harus diminimalkan
• Bahan yang sudah ada, jika digunakan dengan
benar, dapat menghilangkan 80% kerugian
korosi
• Pemahaman yang tepat tentang dasar-dasar
korosi dan penggabungan dalam desain awal
struktur logam sangat penting
Pengendalian Korosi

• Modifikasi Rancangan
• Modifikasi lingkungan
• Pemberian lapisan pelindung (coating)
• Pemilihan bahan
• Proteksi anodik dan katodik
METODANYA
• Pemilihan bahan
• Perbaikan materi
• Desain struktur
• Perubahan lingkungan
• Katodik- anodik & Perlindungan
• Coatings
• Merubah sifat kimia air (pH dan Alkalinity)
• Membatasi konsentrasi ion-ion agresif
• Bahan kimia pencegah korosi
PEMILIHAN MATERIAL
Metode yang paling penting - pilih logam yang sesuai
atau paduan."Natural" logam-korosif kombinasi seperti
S. S. - Asam nitrat,
Ni & Ni paduan-caustic
Monel-HF,
Hastelloys-Hot HCl
Pb-asam sulfat encer, Sn-Air suling
Al-atmosfir, Ti-hot pengoksidasi
Ta-Ultimate resistensi
IMPROVEMENTS OF MATERIALS
• Pemurnian logam-Al, Zr
Paduan dengan logam untuk:
• Membuat lebih mulia, misalnya Pt di Ti
• Passivating, mis Cr dalam baja
• Menghambat, mis Seperti & Sb di kuningan
• scavenging, mis Ti & Nb di S.S
• Meningkatkan sifat-sifat lainnya
Metode Pemilihan Bahan
• Umur suatu bahan ditentukan oleh:
– Tempat pembuatan
– Tempat penyimpanan
– Penggunaannya
• Yang Mempengaruhi Laju Korosi
– Komposisi baja
– Kondisi permukaan
– Sudut exposure
MODIFIKASI RANCANGAN
Laju korosi atau perusakan lapisan pelindung
dipengaruhi oleh:
•Faktor kelembaban relatif
•Faktor temperatur
•Faktor pH
•Faktor konsentrasi oksigen
•Faktor bahan pengotor padat / terlarut
•Kecepatan elektrolit
DESIGN OF STRUCTURES
• Hindari sudut tajam
• Lengkap pengeringan vessel
• Tidak ada penyimpanan air
• Hindari perubahan mendadak pada section
• Hindari kontak antara logam berbeda
• Weld daripada paku keling
• Mudah penggantian bagian rawan korosi
• Hindari tegangan mekanis yang berlebihan
Modifikasi Lingkungan
• Pada suhu dan kecepatan rendah
• Hilangkan oksigen / oksidasi
• Mengubah konsentrasi
• Tambahkan Inhibitor
• Jenis Adsorpsi, misalnya Organik amina, azoles
• tambahkan racun, misalnya Sebagai & Sb
• Scavenger, mis Sodium sulfit & hidrazin
• Oksidasi, mis Kromat, nitrat, garam besi
Modifikasi Lingkungan
Lingkungan Berwujud Gas
•Menurunkan kelembaban
•Menghilangkan komponen – komponen yang mudah menguap
•Mengubah temperatur
•Menghilangkan kotoran – kotoran
Bahan Terendam di Air
•Menurunkan konduktifitas ionik
•Mengubah pH
•Mengurangi kandungan oksigen
•Mengubah temperatur
Bahan Terkubur di Dalam Tanah
• Pelapisan permukaan
• Mengubah pH
• Mengganti tanah yang tidak menahan air
• Perlindungan katodik: Membuat struktur lebih katodik dengan
-Penggunaan anoda korban
-Arus lebih besar
• Digunakan secara ekstensif untuk melindungi struktur laut,
pipa bawah tanah, pemanas air dan bar penguat dalam beton
• Perlindungan anodik: Membuat pasivator struktur logam yang
lebih anodik oleh potensial lebih besar. misalnya 316 SS pipa di
pabrik asam sulfat
Pengendalian Korosi Dengan Proteksi
Katodik Dan Anodik
• Proteksi katodik 2 cara:
o Metode anoda tunggal
o Metode arus terpasang

Proteksi Anodik
o Umumnya dilakukan pada logam yang bersifat
pasif . Lapisan pasif akan dipertebal dengan
memberikan potensial ke arah anodik.
Galvanic Sacrificial Anode - Principle

– Logam mengatur tegangan (Vd)


– Negatif Vd = logam aktif = kecenderungan
untuk menimbulkan korosi
– Pipeline: terhubung dengan logam aktif
– Anoda: Mg, Zn Katoda: pipa
– Korosi pada Mg, Zn sebagai
"pengorbanan"
Struktur yang di proteksi
• Ponton Kapal Keruk
• Ship Hull
• Saluran Pipa
• Tiang Pancang
• Anjungan
• Tulangan Beton
• Struktur Bangunan
• Tangki (Dasar atau dalam)
• Pompa dll
Mg Anoda
Zn
Anoda
Syarat Anoda Korban
• Potensial korosi rendah
• Harus tetap aktif selama digunakan
• Kapasitas arus yg diberikan besar
• Efisiensi besar
• Tidak berbahaya terhadap lingkungan
• Ringan
Pengendalian Korosi Dengan
Proteksi Katodik anoda tunggal
Pengendalian Korosi Dengan
Proteksi Katodik Arus Terpasang
ANODE REACTIONS
• Korosi logam anoda dan ion logam masuk ke
solusi sebagai:
• Jika baja korosi,
• Jika Aluminium korosi,
• Reaksi-reaksi ini juga disebut reaksi oksidasi.
CATHODE REACTIONS
• Reaksi katodik mengkonsumsi elektron yang
dihasilkan oleh reaksi anodik.
• Di alam, dan lingkungan netral atau dasar yang
mengandung oksigen, reaksi katodik adalah:
Risks on Pipeline

PRESSURE
LEAKAGE
DROP

CORROSION
Galvanic Sacrificial Anode-Principle

Material Driving Voltage (V)


Silver (Ag/Ag+) +0.8 (cathodic)
Copper (Cu/Cu2+) +0.34
Water (O2+H20+4e- = 4OH-) +0.401
Hydrogen (H2) 0 (reference)
Iron (Fe/Fe2+) -0.44
Zinc (Zn/Zn2+) -0.76
Magnesium (Mg2+) -2.36 (anodic)
Galvanic Sacrificial Anode-Installation

(Source: Peabody’s Control of Pipeline Corrosion)


Galvanic Sacrificial Anode-
Installation

(Source: Peabody’s Control of Pipeline Corrosion)


Impressed Current

(Source: Peabody’s Control of Pipeline Corrosion)

– Minimum potential: -0.85V


– Reference electrode: Copper Sulfate
Fouling
Deposit yang tidak padat dan mudah lepas yang
terbentuk dari padatan tidak terlarut (suspended solids)
dari air umpan, kontaminasi proses, angin ataupun
pertumbuhan mikroorganisma
Pencegahan Terbentuknya
Fouling
• Membatasi konsentrasi padatan tidak terlarut
Pretreatment, side-stream filter, blow down

• Perubahan Mekanik
– Meningkatkan laju alir
– Backflushing
– Air rumbling

• Bahan Kimia Pencegah Fouling (dispersant)


Cara Kerja
Bahan Kimia Pencegah
Fouling
• Menurunkan tegangan permukaan
– Surfactants

• Meningkatkan “muatan”
– Anionic polymers
Mikroorganisma
• Problem di sistem pendingin seringkali
berkaitan dengan pertumbuhan
mikroorganisma yang tidak terkontrol

• Untuk mendapatkan sistem pendingin


yang “trouble free” pertumbuhan
mikroorganisma harus terkontrol
dengan optimum
Jenis-jenis Mikroorganisma
• Bakteri
Bakteri aerobik: slime forming bacteria – menghambat
perpindahan panas dan memberikan “rumah” bagi bakteri
anaerobik
Bakteri anaerobik: SRB, clostridia – under deposit corrosion/
pitting

• Algae
menghambat distribusi air pendingin dan proses perpindahan massa/
panas di cooling tower memberikan “rumah” dan “makanan” bagi bakteri

• Fungi
mengurangi umur peralatan dari kayu (cooling tower)
Pencegahan Pertumbuhan
Mikroorganisma
di Sistem Pendingin
• Me-minimasi kontaminasi dari
proses dan lingkungan (ammonia,
oli, organik; dll)

• Penggunaan bahan kimia


pembunuh mikroorganisma
(biosida / biocide)
Jenis-Jenis Biosida
Oxidizing Biocide – Non Oxidizing
bekerja dgn “membakar” Biocide –
dinding sel mikroorganisma bekerja dgn “merusak”
spesifik komponen dari sel
yang mengakibatkan sel
tersebut “mati”
• Chlorine (Cl2, NaOCl,
CaOCl) Isothiazoline
• Sodium Bromide (NaBr) • Quaternary amine
• Stabilized Bromine • Glutaraldehyde
(Stabrex) • DBNPA
• Ozone • Carbamate
• Terbuthylazine (algicide)
• Hydrogen Peroxide
Metode Coating (pemberian lapisan pelindung)

• Prosedur Aplikasi :
1. Pembersihan permukaan pipa
2. Priming
3. Coating dengan bahan yang tepat
4. Penyimpanan dan handling material
5. Pemasangan yang benar
6. Inspeksi
Type Material Coating

1. Enamel

2. Waxes

3. Mastics
4. Greases 5. Cold applied Liquid Coating

6. Tapes
7. Plastik

8. Wrappers and shields

9. Concrete
Cara Kerja Bahan Kimia
Pencegah Korosi
• Anodic inhibitor
– Membentuk lapisan film dan menghentikan reaksi di
anoda

• Cathodic inhibitor
– Membentuk lapisan film dan menghentikan reaksi di
katoda

• Anodic & cathodic (organic) inhibitor


- Membentuk lapisan film antara air dan logam
Jenis Bahan Kimia
Pencegah Korosi
• Anodic Inhibitor
– Chromate, nitrite, orthophosphate, bicarbonate,
silicate, molybdate

• Cathodic Inhibitor
– Carbonate, polyphosphate, phosphonate, zinc

• Anodic & Cathodic Inhibitor


– Organic filmers
Pencegahan Korosi di
Carbon
Water Steel
- Conductive Media

Worse with High Conductivity


O2
CaCO3
O2
Fe-PO4, Fe-HEDP, Fe-MoO4, etc Ca-PO4

FexOy
Zn(OH)2
Ca-HEDP
No electron flow
Electron
Insulator

Anodic Cathodic
Inhibitor Inhibitor

Anda mungkin juga menyukai