Anda di halaman 1dari 23

PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO) PASIEN PENYAKIT BATU

GINJAL DI RUANG PERAWATAN KELAS II KENANGA 403/1


RUMAH SAKIT dr. SUYOTO PUSREHAB KEMHAN

- TUGAS KHUSUS -

Ahmad khanifudin
1643700387
Pengertian BATU ginjal
Nefrolitiasis (batu ginjal) merupakan salah satu penyakit
ginjal, dimana ditemukannya batu yang mengandung
komponen kristal dan matriks organik yang merupakan
penyebab terbanyak kelainan saluran kemih (Hanley et al,
2012). Lebih dari 80% batu ginjal terdiri atas batu kalsium,
baik yang berikatan dengan oksalat maupun dengan fosfat,
membentuk batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat,
sedangkan yang lain berasal dari batu asam urat, batu
magnesium amonium fosfat (struvite), sistein atau
kombinasi (Bushinsky et al, 2008).
 Hanley et al, 2012, Prevalences of kidney stone in the United States. Journal European Association of
Urology[internet].
 Bushinsky et al, 2008, Nephrolithiasis in The Kidney, 8th Edition.
PenYEBAB BATU ginjal
Penyebab pasti yang membentuk batu ginjal belum diketahui. Diduga dua proses yang terlibat
dalam batu ginjal yakni supersaturasi dan nukleasi. Supersaturasi terjadi jika substansi yang
menyusun batu terdapat dalam jumlah besar dalam urin, yaitu ketika volume urin dan kimia
urin yang menekan pembentukan batu menurun. Nukleasi proses pembentukan batu ginjal
dari Ion kalsium dan oksalat yang merekat (adhesi) di inti (natrium hidrogen urat, asam urat
atau kristal hidroksipati) membentuk campuran batu.
 Putra, MMA., Ahmad F. 2016. Nefrolitiasis .

HUBUNGAN BATU GINJAL


DENGAN PENYAKIT LAIN
Batu ginjal yang menyebabkan tekanan intra renal disertai infeksi saluran kemih berulang atau
urosepsis, yang merupakan faktor dominan sebagai penyebab destruksi parenkim ginjal dan
penurunan jumlah populasi nefron (Sukandar, 2006). Saucier et al. (2010) meneliti faktor –
faktor risiko pada pasien batu ginjal yang berkembang menjadi PGK. Hasilnya menunjukkan
PGK lebih sering terjadi pada pasien batu ginjal dengan riwayat hipertensi dan infeksi saluran
kemih berulang.
 Sukandar, E. 2006. Nefrologi Klinik. Edisi 3.; Saucier, et al. 2010. Risk Factor for Chronic Kidney
Disease in Person with Kidney Stone.
PEMILIHAN ANTIBIOTIK

Dipiro, et al. 2015. Pharmacotherapy Handbook Ninth Edition.


Dipiro, et al. 2015. Pharmacotherapy Handbook Ninth Edition.
Dipiro, et al. 2015. Pharmacotherapy Handbook Ninth Edition.
ALOGARITMA PENGOBATAN HIPERTENSI

Dipiro, et al. 2015. Pharmacotherapy Handbook Ninth Edition.


PENGOBATAN BATU GINJAL

Medscape, 2017,
Nama Pasien Ny. M
Tanggal Lahir 04 November 1962
No. RM 2073xx
Umur 54 tahun 10 bulan
Berat badan 70 kg
Jenis kelamin Perempuan
Penjamin pembayar BPJS Kesehatan
Tanggal Masuk Kenanga = 05 September 2017

Riwayat Penyakit Dahulu CKD


Ketergantungan Tidak ada
Riwayat Alergi Obat Tidak ada
Anamnesa Nyeri didaerah pinggang, demam
Diagnosa Batu Ginjal
DPJP Dr. Isdiyanto SpU
DATA SUBJEKTIF PASIEN
Keluhan Perkembangan Klinis Pasien

Pasien 06 Sep 2017 07 Sep 2017 08 Sep 2017 09 Sep 2017

Nyeri + + + ↓

Demam + + ↓ ↓

Mual - - - -

Keterangan :
(+) = ada keluhan
(-) = tidak ada keluhan
(↓) = keluhan menurun atau membaik
DATA OBJEKTIF PASIEN
Perkembangan Tanda-tanda Vital Pasien

Perkembangan Tanda-tanda Vital Pasien


Parameter
Normal 05 Sep 2017 06Sep 2017 07 Sep 2017 08 Sep 2017 09 Sep 2017
Tekanan Darah
≤ 120/80 170/100 160/90 160/90 150/80 150/80
(mmHg)
Frekuensi Nadi
60 – 100 84 80 84 84 80
(x/menit)
Pernapasan
12 – 20 16 18 16 16 16
(x/menit)
Suhu (oC) 36,5 - 37,5 39,7 37 36 37 36
SpO2 99% 99% 99% 99% 99%
Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium Pasien
Hasil 04 Sep 2017 06 Sep
Nilai Rujukan 09 Sep 2017
Laboratorium 2017
Hemoglobin 12 - 14 g/dL 14,2 12,4 12,9
Hematokrit 37 - 43 % 41 37 40
150-400 x 315,000 313,000
Trombosit 360,000
10^3/µL
Leukosit 5-10 x 10^3/µL 13,600 (H) 16,900 (H) 9,500
Ureum 10 - 50 mg/dL 104 (H) - 47
Kreatinin 0,6 - 1,1 mg/dL 2,6 (H) - 2,0 (H)
Glukosa 92 -
Keterangan : < 180 mg/dL Kemenkes, 2011, Pedoman Interpretasi Data- Klinik
Sewaktu
Leukosit tinggi terjadi infeksi
Kreatinin tinggi ganguan fungsi ginjal
Ureum tinggi ganguan fungsi ginjal
(H) = high, hasil laboratorium lebih tinggi dari nilai normal/rujukan
(L) = low, hasil laboratorium lebih rendah dari nilai normal/rujukan
Jenis pemeriksaan USG Abdomen
Tanggal pemeriksaan 08 September 2017
Klinis Batu ginjal
Hepar Ukuran tampak membesar ringan, permukaan rata, ekogenitas baik, tidak tampak
pelebaran pembuluh darah
Kandung empedu Dinding tidak tampak menebal, tidak tampak batu maupun sludge

Ginjal kanan Ekogenitas parenkim meningkat, tampak multipel lesi hiperekoik dengan accoustik
shadow yang hampir memenuhi seluruh sistem pelviokalises
Ginjal kiri Ekogenitas parenkim meningkat, tampak multipel lesi hiperekoik dengan accoustik
shadow (terbesar ukuran sekitar 1,84 cm) disertai fokal kaliekstasis
Vesikel urinaria Dinding tampak menebal (ukuran skitar 0,74 cm), tidak tampak batu

Uterus Tak tampak membesar


Kesan 1. Nefrolithiasis kanan (curiga bentuk staghom)
2. Multipel nefrolithiasis kiri (terbesar ukuran sekitar 1,84 cm) disertai fokal
kaliekstasis
3. Peningkatan ekogenitas kedua ginjal
OBAT SELAMA PERAWATAN
Profil Pengobatan Pasien
Aturan
Nama Obat Dosis Rute 06 Sep 2017 07 Sep 2017 08 Sep 2017 09 Sep 2017
Pakai
P Si So M P Si So M P Si So M P Si So M

Amlodipin 5 mg PO 1x1 06 06 06 06

Bicnat 500 mg PO 3x2 06 06 12 18 06 12 18

Ceftriaxon 1 g/vial Iv 2x1 09 21

30
Ketorolac Iv 3x1 09 17 01 09 17 01 09 17 01 09 17 01
mg/ml

Parasetam 10
infus 3x1 09 17 01 09 17 01 09 17 01 09 17 01
ol drip mg/ml

Levofloxasi
5 mg/ml infus 1 x 500 09 09 09 09
n

Ranitidin 25 mg Iv 2x1 21 09 21 09 21
OBAT PULANG
Nama Obat Dosis Aturan Pakai Keterangan

Asam Mefenamat 500 mg 3 x sehari 1 tab (pc) Analgesik

Analgesik,
Parasetamol 500 mg 3 x sehari 1 tab (pc)
Antipiretik

Ciprofloxasin 500 mg 3 x sehari 1 tab (pc) Antibiotik


TELAAH RESEP
N
Aspek Telaah Ya Tidak
o
1 Tepat Pasien 
2 Tepat Obat 
3 Tepat dosis 
4 Tepat Frekuensi 
5 Tepat pemberian 
6 Duplikasi 
7 Interaksi Obat 
8 Kontraindikasi 
9 Alergi Obat 
Dosis
Nama Obat Indikasi Obat Dosis Literatur Keterangan
Pemberian
Amlodipin hipertensi, profilaksis angina 5 dan 10 mg/hari 1 x 1 (5 mg) Sesuai
Bicnat diberikan secara oral untuk keadaan asidosis kronis seperti asidosis
Tergantung beratnya asidosis
pada uremia atau asidosis tubular, digunakan untuk membuat pH 3 x 2 (500 mg) Sesuai
(4,8 g/hari)
urin menjadi alkali.
Ceftriaxon inj Infeksi bakteri gram positif dan gram negatif. Untuk infeksi berat Infeksi ringan 1g/hari
2 x 1 (1 g) Sesuai
seperti septikemia, pneumonia dan meningitis. Infeksi berat 2-4g/hari
Ketorolak inj Penanganan jangka pendek untuk nyeri pasca bedah yang sedang 10-90 mg/hari
Dosis terlalu
(tablet); penanganan jangka pendek untuk nyeri akut pasca bedah Pasien gagal gijal mak 60 3 x 1 (30 mg)
tinggi
yang sedang hingga berat (injeksi). mg/hari
Parasetamol Mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang, menurunkan demam.
IV: 1 - 4 gram/hari. 3 x 1 (10 mg/ml) Sesuai
drip
Levofloxasin infeksi sinusitis maksilaris akut, eksaserbasi bakterial akut pada parenteral 250 mg –750 mg
inj bronkitis kronik, pneumonia komunitas (community-acquired sekali sehari selama 7-14 hari,
pneumonia), uncomplicated skin dan skin structure infections, infeksi saluran kemih, 250
1 x 1 (5 mg/ml) Sesuai
infeksi saluran kemih kompleks (complicated urinary tract mg selama 7-10 hari (selama
infection), dan pielonefritis akut karena mikroorganisme yang 3 hari untuk infeksi tanpa
sensitif. komplikasi)
Ranitidin Inj Tukak lambung dan tukak duodenum, refluks esofagitis, dyspepsia IV : 50 mg
2 x 1 (25 mg/ml) Sesuai
episodik kronis dan tukak akibat AINS.
Asam Obat pereda nyeri dan peradangan. Obat ini termasuk non-steroid Dosis awal diberikan 500 mg,
Mefenamat anti-inflammatory drug (NSAID) yang bekerja menghambat kemudian dilanjutkan 4 x 3 x 1 (500 mg) Sesuai
pembengkakan, nyeri, kekakuan dan demam. 250mg/hari
Parasetamol Mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang, menurunkan demam. 1-4g/hari 3 x 1 (500 mg) Sesuai
Ciprofoxasin infeksi bakteri gram positif dan gram negatif. Profilaksis pada bedah ISK ringan/sedang 2 x 250
BPOM, Dosis terlalu
saluran cerna bagian atas. 2012, Informatorium Obat Nasional Indonesia mg/hari(IONI). 3 x1 (500 mg)
Obat Assessment (Identifikasi DRP) Plan / Rekomendasi
Aturan
Nama Obat Rute Problem Causes Intervensi Outcome
Pakai
Levofoxasin Inf 1x1 P1.2 Efek obat yang tidak C1.2 Kombinasi obat yang tidak I2.1 Memberikan konseling O2.0 Masalah
dan ketorolak Iv 3x1 optimal. tepat kepada pasien terselesaikan sebagian
Interaksi obat Meningkatkan risiko stimulasi Perlu dilakukan pemantauan
SSP dan kejang dengan secara ketat terhadap
meningkatnya dosis penggunaan obat atau
fluoroquinolones modifikasi terapi.
Ciprofloxasin Oral 3x1 P1.2 Efek obat yang tidak C1.2 Kombinasi obat yang tidak I2.1 Memberikan konseling O2.0 Masalah
dan Asam Oral 3x1 optimal. tepat kepada pasien terselesaikan sebagian
Interaksi obat Meningkatkan risiko stimulasi Perlu dilakukan pemantauan
Mefenamat
SSP dan kejang dengan secara ketat terhadap
meningkatnya dosis penggunaan obat atau
fluoroquinolones modifikasi terapi.
Ciprofoksasin Oral 3x1 P1.3 Salah menerima terapi C3.2 Dosis terlalu tinggi I3.2 Dosis berubah menjadi O1.0 Masalah terselesaikan
pengobatan 1000 mg/hari seluruhnya
Ciprofoksasin Oral 3x1 P1.3 Salah menerima terapi C3.4 Frekuensi regimen dosis I3.4 intruksi penggunaan O1.0 Masalah terselesaikan
pengobatan terlalu sering berubah menjadi 2 x 500 seluruhnya
mg/hari
Ketorolak Iv 3x1 P1.3 Salah menerima terapi C3.2 Dosis terlalu tinggi I3.2 Dosis berubah menjadi O1.0 Masalah terselesaikan
pengobatan 2 x 30 mg/hari seluruhnya
Amlodipin Oral 1x1 P1.2 Efek obat yang tidak C1.1 obat tidak tepat berdasarkan I0.0 tidak ada intervensi O3 masalah tidak terselsaikan
optimal. guideline

Medscape, 2017, Drug Interaction Checker, (online).; BPOM, 2012, Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI).;
PCNE, 2016, Classification for Drug related problems vol 7.
SOAP
OBJEK
Leukosit (5-10 x 10^3/µL) pengukuran tanggl
04 Sep 2017 = 13,600 (H), pada tanggal 06 Sep
2017 = 16,900 (H), nilai leukosit telah
mengalami penurunan pada tanggal 09 Sep 2017
SUBJEK = 9,500 (N).
Pasien menyatan nyeri pada bagian Ureum (10 - 50 mg/dL) pengukuran pada
pinggang, demam dan kesadaran tanggal 04 Sep 2017 nilainya tinggi104 (H),
coumposmetis tanggal 09 Sep 2017 telah mengalami penurunan
47 (N)
Kreatinin (0,6 - 1,1 mg/dL) nilai kreatinin
tinggi tanggal 04 Sep 2017 2,6 (H) dan tanggal
09 Sep 2017 2,0 (H)
Tekanan Darah : nilainya tinggi tanggal 05
Sep 2017 170/100 dan terus mengalami
penurunan.
ASSASMENT
1. Nilai leukosit pasien tinggi 13,600/µL
16,900/µL: pasien diberikan antibiotik PLAINING
(levofloxasin) IV dan ceftriaxon IV.
2. Interaksi obat levofoxasin dan ketorolak: 1. Memantau fungsi ginjal pasien.
memerlukan pemantauan terapi atau modifikasi 2. Pemberian edukasi kepada pasien
terapi. banyak minum air putih, kurangi makanan
3. Interaksi obat Ciprofloxasin dan Asam yang mengandung protein tinggi dan diet
Mefenamat: memerlukan pemantauan terapi kalsium.
atau modifikasi terapi. 3. Monitoring efek samping obat karena
4. Dosis dan frekuensi pemberian ciprofloksasin fungsi ginjal pasien telah menurun
terlalu besar memerlukan penurunan dosis dan kemungkinan proses ekresi obat akan lebih
pengurangan frekuensi pemberian obat menjadi lama sehingga kadar obat dalam darah
2 x 500 mg/hari. lebih tinggi.
5. Dosis ketorolak IV terlalu besar memerlukan
penurunan dosis keterolak menjadi 60 mg/hari

Anda mungkin juga menyukai