Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn.

I
DENGAN GAGAL GINJAL KRONIk
(CHORONIC KIDNEY DISEASE) DI HCU
INTERNE RSUP DR MDJAMIL PADANG

DISUSUN OLEH

Septri Wahyuni
Gagal Ginjal Kronik ( Manjoer,2007)

• Gagal Ginjal Kronik adalah penurunan


fungsi ginjal yang bersifat persisten dan
irreversible. Sedangkan gangguan fungsi
ginjal yaitu penurunan laju fitrasi
glomerulus yang dapat di golongkan
dalam kategori ringan, sedang, dan berat.
Gagal ginjal kronik dibagi 3 stadium :
 Stadium I : Penurunan cadangan ginjal, kreatinin serum dan kadar
BUN normal, asimptomatik, tes beban kerja pada ginjal: pemekatan
kemih, tes GFR

 Stadium II : Insufisiensi ginjal, kadar BUN meningkat (tergantung


pada kadar protein dalam diet), kadar kreatinin serum meningkat,
nokturia dan poliuri (karena kegagalan pemekatan).Ada 3 derajat
insufisiensi ginjal:

a. Ringan : 40% - 80% fungsi ginjal dalam keadaan normal

b. Sedang : 15% - 40% fungsi ginjal normal

c. Kondisi berat : 2% - 20% fungsi ginjal normal


Stadium III: gagal ginjal stadium akhir atau
uremia, kadar ureum dan kreatinin sangat
meningkat, ginjal sudah tidak dapat
menjaga homeostasis cairan dan elektrolit,
air kemih/urin isoosmotis dengan plasma,
dengan BJ 1,010 ((Brunner and Suddarth,
2002).
K/DOQI merekomendasikan pembagian CKD
berdasarkan stadium dari tingkat penurunan LFG :

• Stadium 1 : kelainan ginjal yang ditandai dengan


albuminaria persisten dan LFG yang masih normal
( > 90 ml / menit / 1,73 m2)
• Stadium 2 : Kelainan ginjal dengan albuminaria
persisten dan LFG antara 60-89 mL/menit/1,73 m2
• Stadium 3 : kelainan ginjal dengan LFG antara
30-59 mL/menit/1,73m2
• Stadium 4 : kelainan ginjal dengan LFG antara 15-
29mL/menit/1,73m2
• Stadium 5 : kelainan ginjal dengan LFG <
15mL/menit/1,73m2 atau gagal ginjal terminal.
GFR /LFG dapat dihitung dengan formula
Cockcroft-Gault :
Lanjut....

Nilai normal :
• Laki –laki : 97 -137
mL/menit/1,73 m 3 atau 0,93 -
1,32 mL/ detik/ m 2
• wanita : 88-128 mL/menit/1,37
3
m atau 0,85 -
1,23mL/detik/m 2
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
1. Data Klinis
a. Identitas klien
• Nama Pasien : Ny I
• Jenis kelamin : Perempuan
• Usia : 64 Tahun
• Agama : Islam
• Status : menikah
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Alamat : Bangko
• Diangnosa medis : CKD STG V
• Tanggal masuk RS : 4 Agustus 2017
b. Identitas Penanggung Jawab
• Nama : Ny. n
• Usia : 35 tahun
• Pekerjaan : IRT
• Hubungan : Anak kandung
• Alamat : Bangko
c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluarga megatakan penurunan kesadaran sjk 1 hari yg lalu, awalnya pasien
tampak megantuk kemudian sulit dibagunkan
b) mual muntah
c) sesak nafas
d) BAK tidak lancar sejak 1 bulan yang lalu, semakin lama semakin sedikit,
semenjak dirawat BAK os hanya 100 cc dalam 24 jam

2. Riwayat Kesehatan Dahulu


Klien mempuyai riwayat hipertensi sejak tahun 2016

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit yang sama.
3. Pola Tidur dan Istirahat
a. Sebelum sakit
Keluarga mengatakan tidak ada keluhan kesulitan tidur.
b. Selama sakit
Selama di rawat klien belum sadar
4. Pola Aktivitas
a. Sebelum Sakit
b. Selama Sakit
Selama dirawat semua aktivitas dan perawatan diri klien di bantu oleh
orang tua dan perawat.
5. Data Psikologis
Keluarga berharap dapat sembuh dan cepat pulang ke rumah , dan
berkumpul kembali dengan keluarga
6. Data Spritual
Keluarga yakin bahwa Tuhan akan membantu proses penyembuhan
dan menyerahkan semua nya hanya pada Allah SWT.
E. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Gambaran
Tanda Vital TD : 100/70 mmHg
HR : 100 x/i
RR : 36 x/i
T : 37,8

Kesadaran kesadaran : Sopor


Kepala dan struktur kepala simetris, rambut lurus sedikit beruban ,
Rambut kulit kepala bersih tidak berketombe
Mata Simetris kiri dan kanan, sklera ikterik, pupil isokor ,
konjungtiva anemis
Telinga simetris kiri dan kanan, bentuk anatomis pada telinga kiri
sama dengan telinga kanan.
Hidung Baik, terpasang O2 dan NGTdiet

Mulut dan Gigi mukosa bibir atas kering, sianosis (-), karies gigi (+),
keadaan lidah kotor, stomatitis (-).
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid

Dada dan puru Inspeksi : Dada simitris kiri dan kanan


Palpasi : Fremitus kiri dan kanan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Broncovesikuler, Ronchi (+)
Jantung Inspeksi : Ictus tidak terlihat
Palpasi : ictus teraba
Perkusi : pekak
Auskultasi : bunyi jantung I dan II normal
Abdomen Inspeksi : abdomen tak tampak membuncit
Palpas : Hepar dan limfa tidak teraba
Perkusi : tympani
Auskultsi : Bising usus (+)
Genetalia tidak ada kelaianan. terpasang kateter

Ektremitas odema pada ektremitas (+)


F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Normal Satuan

Tanggal 4 agutus 2017


12-16 gr/dl
Hemoglobin 7,1 5-10 rb mm3
%
Leukosit 15440 37 - 43
Hematokrit 21 150-400 rb mm3
mg/dl
Trombosit 166000 < 200 mg/dl
mg/dl
Gula darah sewaktu 77 10,0 - 50,0 g/dl
ureum darah 262 0,6 - 1,1 g/dl
g/dl
kreatinin 11,3 6,6 - 8,7
ph darah 6,97 3,8 - 5,0 mmHg
mmHg
pco2 16 1,3 - 2,7 mmol/l
po2 189
natrium 144
calsium 6,1
Hc03 3,5

Tanggal 5 agustus 2017


kalsium 8,4
Na 154
PH 7,35
PC02 28
P02 182
HC03 12,0
SO2 99
G. Terapi
NO Terapi Dosis
1 bicnat 3 x 500 mg
2 Asam folat 1 x 5 mg
3 injeksi ca gluconas 1 x 1 ampul
4 koreksi meylon 200 meg dalam 200 cc nacl satu kali pemberian
tetesan cepat, lanjut 200 meg dalam 200 cc nacl
0,9 habis dalam 4 jam
5 bolus 10 unit insulin dalam D 40% 2 flakon satu kali pemberian
No
Analisa data Data Diangnosa

1 DS  Kerusakan pertukaran
 Keluarga Os mengatakan nafas tampak sesak gas; asidosis
DO metabolik
 TD : 100/90 mmHg Nd : 80 x/i P : 36 x/I
 Warna kulit tampak pucat
 Ureum : 262 mg/d l Kreatinin : 11,3 mg/dl HB: 7,1
 PH : 6,98 PCO2 : 16 mmHg PO2 : 118 mm HgHCO3 :3,5 mmol/ lS02 : 99%

2 DS
 Keluarga Os mengatakan nafas tampak sesak  Ketidakefektipan pola
DO nafas
 TD : 100/90 mmHgNd : 80 x/IP : 36 x/I
 Penggunaan otot bantu pernapasan (+)
 Ronchi (+)
 Ureum : 262 mg/dlKreatinin : 11,3 mg/dl
 PH : 6,98 PCO2 : 16 mmHg PO2 : 118 mmHg HCO3 :3,5 mmol/l S02 : 99%

3 DS
 Keluarga Os mengatakan nafas tampak sesak  Perfusi jaringan renal
DO tidak efektif
 TD : 100/90 mmHg Nd : 80 x/I P : 36 x/I berhubungan
 Ureum : 262 mg/dl Kreatinin : 11,3 mg/dl gangguan transpor O2
intervensi keperawatan
No Diagnosa KeperawatanDan Data Perencanaan
NOC NIC
1 DX Keperawatan
 Keseimbanga Manajemen asam basa
Kerusakan pertukaran gas
 Perubahan membran alveolar - kapiler n elektrolit Jaga kepatenan akses IV, jalan nafas
 Perfusi ventilasi Pantau ABC dan level elektrolit dan status
dan asam
DATA basa neurologis
 TD : 100/90 mmHg Monitor status hemodinamik
 Perfusi
 Nd : 80 x/I
 P : 36 x/I Ventilasi Pantau kehilangan asam basa (muntah, diare,
 Warna kulit tampak pucat diuresis, melalui nasogastrik) dan bikarbonat
 Sianosis
 Ureum : 262 mg/dl Posisikan untuk memfasilitasi ventilasi yang
 Kreatinin : 11,3 mg/dl adekuat seperti membuka jalan nafas dan
 PH : 6,98
 PCO2 : 16 mmHg menaikan kepala tempat tidur
 PO2 : 118 mmHg Pantau gejala gagal pernapasan seperti PO2
 HCO3 :3,5 mmol/l
 S02 : 99% yang rendah, peninkatan PCO2, kelemahan otot
pernapasan
Pantau pola nafas
Sedikan terapi oksegen
No Diagnosa KeperawatanDan Data Perencanaan
NOC NIC
1 DX Keperawatan Pemantauan respirasi
Status
Ketidak Efektifan pola
pernapasan Monitor frekuensi, rata-rata, irama, kedalaman
TD : 100/90 mmHg dan usaha bernafas
Kepatenan
Nd : 80 x/I
P : 36 x/I jalan nafas Catat pergerakan dada, lihat kesimetrisan,
Penggunaan otot bantu pernapasan (+) penggunaan otot tambahan dan supraklavikula
Status
Ronchi (+)
Ureum : 262 mg/dl pernapasan: dan retraksi otot intracostal
Kreatinin : 11,3 mg/dl Monitor pola nafas seperti bradipnu, takipnu,
ventilasi
PH : 6,98
PCO2 : 16 mmHg Status tanda- hiperventilasi, pernapasan kussmaul, ceyne
PO2 : 118 mmHg stokes, apnu, biot dan pola ataksi
tanda vital
HCO3 :3,5 mmol/l
S02 : 99% Tentukan apakah harus dilakukan penghisapan
dari hasil auskultasi, seperti adanya ronchi atau
wheezing
Catat lama, karakteristik dan lama batuk
Monitor pernapasan dan status oksigen
No Diagnosa KeperawatanDan data Perencanaan
NOC NIC
3 Dx Keperawatan Status Monitoring cairan
Perfusi jaringan renal tidak efektif sirkulasi Observasi status hidrasi
keseimba monitor kadar ureum dan kreatinin
TD : 100/90 mmHg ngan darah
Nd : 80 x/I elektrolit monitor tanda kelebihan cairan
P : 36 x/I eliminasi (cvp ↑, oedema, distensi vena leher,
Ureum : 262 mg/dl urin asites)
Kreatinin : 11,3 mg/dl monitor intake output
Oliguri hemodialisa
Odema ektremitas ( + ) timbang BB sebelum dan sesudah
tindakan
catatan perkembangan (tgl 6 agustus 2017)

No Diagnosa Keperwatan Implementasi Evaluasi


1 Kerusakan pertukaran Manajemen asam basa S:-
gas Menjaga kepatenan akses IV, jalan nafas O:Post koreksi meylon 400 MEG
memantau ABC dan level elektrolit dan status tgl 5 agus
neurologis Terpasang 02 4l/i
Memonitor status hemodinamik TD : 110/78 mmHg
memantau kehilangan asam basa (muntah, HR : 80 x/i
diare, diuresis, melalui nasogastrik) dan P: 30 x/i
bikarbonat Muntah ( - )
memposisikan untuk memfasilitasi ventilasi Ph: 7,35
yang adekuat seperti membuka jalan nafas dan Pco2: 28
menaikan kepala tempat tidur Po2: 182
memanantau gejala gagal pernapasan seperti Hco3: 12,0
PO2 yang rendah, peninkatan PCO2, kelemahan A:Masalah teratasi
otot pernapasan P:Intervensi dihentikan
memantau pola nafas
memberikan terapi oksegen
mendapatkn hasil labor
catatan perkembangan (tgl 6 agustus 2017)
No Diagnosa Keperwatan Implementasi Evaluasi
2 Ketidak Efektifan pola Memonitor frekuensi, rata-rata, irama, kedalaman dan S:-
nafas usaha bernafas O:
Memonitor pola nafas seperti bradipnu, takipnu, TD: 110/78 mmHg
hiperventilasi, pernapasan kussmaul, ceyne stokes, HR: 80 x/i
apnu, biot dan pola ataksi P: 30 x/i
Perkusi anterior dan posterior torak dari apeks sampai S: 36,2
basis secara bilateral Rochi ( + )
Memonitor dispnu, kelemahan otot diafragma, Inhalasi flumucyl dan farbivent 3 x 1
kemampua Terpasang 02 4l/i
menentukan apakah harus dilakukan penghisapan dari A:
hasil auskultasi, seperti adanya ronchi atau wheezing Masalah belum tertassi
Mencata lama, karakteristik dan lama batuk P:
memonitor pernapasan dan status oksigen Intervensi di lanjtkan
catatan perkembangan (6 agustus 2017)

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperwatan
3 Perfusi jaringan mengobservasi status hidrasi S
O:
renal tidak efektif memonitor kadar ureum dan kreatinin darah  TD : 110/.78 mmHg
memonitor tanda kelebihan cairan (cvp ↑,  Nd: 80x/i
 RR : 30x/i
oedema, distensi vena leher, asites)  terpasang 02 4l/i
memonitor intake output  klien tampak menggunakan
otot batu pernapasan
hemodialisa  CRT > 3 Detik
menimbang BB sebelum dan sesudah  Oliguri
 Ureum : 262 mg/dl
tindakan  kreatinin : 11,3 gr/dl
 Natrium: 144 Mmol/
 lhHB 7.1 g/dl
 A:
 Perfusi jaringan renal tidak
efektif belum teratasi
P:
 Intervensi di lanjutkan
catatan perkembangan (tgl 7 agustus 2017)a
No Diagnosa Keperwatan Implementasi Evaluasi
2 Ketidak Efektifan Memonitor frekuensi, rata-rata, irama, kedalaman S:-
pola nafas dan usaha bernafas O:
Memonitor pola nafas seperti bradipnu, takipnu, TD: 130/78 mmHg
hiperventilasi, pernapasan kussmaul, ceyne stokes, HR: 98 x/i
apnu, biot dan pola ataksi P: 32x/i
Perkusi anterior dan posterior torak dari apeks S: 37,2
sampai basis secara bilateral Rochi ( + )
Memonitor dispnu, kelemahan otot diafragma, Inhalasi flumucyl dan farbivent 3 x 1
kemampua Terpasang 02 4l/i
menentukan apakah harus dilakukan penghisapan A:
dari hasil auskultasi, seperti adanya ronchi atau Masalah belum tertassi
wheezing P:
Mencata lama, karakteristik dan lama batuk Intervensi di lanjtkan
memonitor pernapasan dan status oksigen
catatan perkembangan 7 aguastus 2017
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperwatan
3 Perfusi jaringan mengobservasi status hidrasi S:
O:
renal tidak efektif memonitor kadar ureum dan kreatinin darah  TD : 130/.78 mmHg
memonitor tanda kelebihan cairan (cvp ↑,  Nd: 98x/i
 RR : 32x/i
oedema, distensi vena leher, asites)  terpasang 02 4l/i
memonitor intake output  klien tampak menggunakan
otot batu pernapasan
hemodialisa  CRT > 3 Detik
menimbang BB sebelum dan sesudah  Oliguri
 Ureum : 262 mg/dl
tindakan  kreatinin : 11,3 gr/dl
 Natrium: 144 Mmol/
 lhHB 7.1 g/dl
 keluarga menolak untuk HD

A:
 Perfusi jaringan renal tidak
efektif belum teratasi
P:
 Intervensi di lanjutkan
CATATAN PERKEMBANGAN (8 AGUSTUS 2017)
No Diagnosa Keperwatan Implementasi Evaluasi
2 Ketidak Efektifan pola Memonitor frekuensi, rata-rata, irama, kedalaman dan S:-
nafas usaha bernafas O:
Memonitor pola nafas seperti bradipnu, takipnu, TD: 134/98 mmHg
hiperventilasi, pernapasan kussmaul, ceyne stokes, HR: 110 x/i
apnu, biot dan pola ataksi P: 30 x/i
Perkusi anterior dan posterior torak dari apeks sampai S: 36,2
basis secara bilateral Rochi ( + )
Memonitor dispnu, kelemahan otot diafragma, Inhalasi flumucyl dan farbivent 3 x 1
kemampua Terpasang 02 4l/i
menentukan apakah harus dilakukan penghisapan dari A:
hasil auskultasi, seperti adanya ronchi atau wheezing Masalah belum tertassi
Mencata lama, karakteristik dan lama batuk P:
memonitor pernapasan dan status oksigen Intervensi di hentikan karan kelurg
minta pulang
Catatan perkembangan (8 aguatus 2017)
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperwatan
3 Perfusi jaringan mengobservasi status hidrasi S:

renal tidak efektif memonitor kadar ureum dan kreatinin darah O:


memonitor tanda kelebihan cairan (cvp ↑,  TD : 134/.98 mmHg
 Nd: 98x/i
oedema, distensi vena leher, asites)  RR : 32x/i
memonitor intake output  terpasang 02 4l/i
 klien tampak menggunakan
hemodialisa otot batu pernapasan
menimbang BB sebelum dan sesudah  Oliguri
 Ureum : 262 mg/dl
tindakan  kreatinin : 11,3 gr/dl
 Natrium: 144 Mmol/
 lhHB 7.1 g/dl
 keluarga menolak untuk HD

A:
 Perfusi jaringan renal tidak
efektif belum teratasi
P:
 Intervensi di hentikan karna
kelurag minta pulang

Anda mungkin juga menyukai