Anda di halaman 1dari 32

132 – 656 H

750 – 1258 M
1. Perebutan kekuasaan/pengaruh antar
klan/suku/keluarga : Bani Hasyim dengan
Bani Umaiyah;
2. Penindasan yang terus menerus terhadap
pengikut Ali dan Bani Hasyim oleh bani
umaiyah
3. Kebijakan daulah Umaiyah : Arab sentris
4. Ketidak puasan yang melanda seluruh negri
atas kebijakan dan kemewahan hidup para
penguasa bani Umaiyah.
5. Ketiadaan sistem politik tentang pergantian
kekuasaan
 Dinasti
Abbasiyah muncul disebabkan oleh
kekecewaan keluarga Bani Abbas yang masih
termasuk kerabat Ahlul Bait terhadap
kekhilafahan dinasti Umayyah. Mereka
merasa telah diperlakukan semena-mena
oleh dinasti Umayyah.
 Peristiwa ini bermula saat Abdullah Ibn
Muhammad mengatakan kepada penduduk
Humaymah jika beliau telah diracuni oleh
pemimpin Daulah Bani Umayyah, Sulaiman
Ibn Abdul Malik saat berkunjung ke
istananya. Hal ini kemudian disampaikannya
kepada sepupunya, Muhammad Ibn ‘Ali Ibn
Abdillah Ibn Abbas dan meminta kepada
sepupunya itu untuk membalas dendam.
 Akhirnya dimulailah babak baru perjuangan
Bani Abbas melawan Dinasti Umayyah. Hal ini
terjadi pada tahun 99 Hijriyah.
 Langkah pertama adalah membentuk suatu kelompok
dakwah tersebar pada tiga tempat, yakni Humaymah,
Khurasan, dan Kuffah. Kelompok dakwah ini dipimpin
oleh Muhammad Ibn ‘Ali dengan dibantu oleh seorang
juru dakwah utama yang berpusat di Khurasan, yakni
‘Ikrimah Al-Siraj (Abu Muhammad Al-Shadiq).
 Juru dakwah utama ini memilih 12 wakil juru dakwah
yang tersebar disetiap distrik, dan membawahi 70
orang juru dakwah lapangan per satu wakil juru
dakwah. Kegiatan ini diketahui Asad Ibn Abdillah
yang kemudian membunuh ‘Ikrimah. Setelah ‘Ikrimah
wafat, tugas juru dakwah digantikan oleh ‘Ammar Ibn
Yazid (Khaddasy) namun hal ini tidak berlangsung
lama karena Khaddasy akhirnya dihukum mati oleh
Asad Ibn Abdillah
 Pada tahun 125 Hijriyah, Muhammad Ibn ‘Ali
wafat. Strategi dakwah dilanjutkan oleh
putra sulungnya, yakni Ibrahim Ibn
Muhammad.
 Pada tahun 128 Hijriyah, muncul sosok kuat
yakni Abu Muslim Al-Khurasani. Abu Muslim
ditugaskan oleh Ibrahim Ibn Muhammad
untuk memimpin dakwah di Khurasan dimulai
pada tahun 129 Hijriyah.
 Lewat strategi militer Abu Muslim, akhirnya wilayah
Khurasan yang kala itu dipimpin oleh Gubernur Nashr Ibn
Sayyar, menjadi milik Bani Abbas. Pemimpin dakwah, yakni
Ibrahim Ibn Muhammad yang tinggal di Humaymah,
ditangkap oleh khalifah terakhir dinasti Umayyah, yakni
Marwan II Ibn Muhammad kemudian dipenjara di
Damaskus.
 Pada tahun 131 Hijriyah, Nashr Ibn Sayyar kabur hingga
akhirnya mati, sehingga seluruh wilayah Khurasan menjadi
kekuasaan Abu Muslim.
 Pada tahun 132 Hijriyah, Irak dan Kuffah berhasil dikuasai.
Namun pada tahun yang sama, Ibrahim Ibn Muhammad
meninggal dunia di penjara. Beliau mewasiatkan kepada
saudaranya, Abdullah Ibn Muhammad (As-Saffah) untuk
melanjutkan gerakkan dakwah dinasti Abbasiyah. Akhirnya
terpilihlah As-Saffah menjadi khalifah pertama dari dinasti
Abbasiyah pada Rabi’ul Awal 132 Hijriyah
 Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah
Ash-Shaffah bin Muhammad bin Ali bin
Abdullah bin Abbas bin Abdul Munthalib.
 Selama Dinasti ini berkuasa, pola
pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda
sesuai dengan perubahan politik, sosial dan
budaya.
Bani Abbas telah mulai melakukan upaya
perebutan kekuasaan sejak masa Khalifah
Umar bin Abdul Aziz (717-720 M) berkuasa.
Umar bin Abd. Aziz dikenal Liberal dan
memberikan toleransi kepada kegiatan
keluarga Syi’ah.
 Gerakan itu didahului oleh saudara-saudara
Bani Abbas, seperti Ali bin Abdullah bin
Abbas, Muhammad serta Ibrahim al-Imam,
yang semuanya mengalami kegagalan,
meskipun belum melakukan gerakan yang
bersifat politik.
Gerakan ini menghimpun;
 Keturunan Ali (Alawiyah) pimpinan Abu
Salamah
 Keturunan Abbas (Abbasiyah) pemimpinnya
Ibrahim al-Iman
 Keturunan bangsa Persia pemimpinnya Abu
Muslim al-Khurasny
 Pusat gerakan di Khurasan.
 Pada tahun 132 H/750 M. tumbanglah Bani
Umayyah dengan terbunuhnya Marwan bin
Muhammad, khalifah terakhir Bani Umayyah.
 Atas pembunuhan Marwan, mulailah berdiri
Daulah Abbasiyah dengan diangkatnya
khalifah yang pertama, yaitu Abdulah bin
Muhammad, dengan gelar Abu Abbas Ash-
Shaffah, pada tahun 132-136 H/750-754 M.
1. Priode Awal ( keemasan) : 750 – 950 M
2. Priode disintegrasi : 950 – 1050 M
3. Priode kemunduran dan kehancuran : 1050-
1258 M.
1. Priode pertama ( 132 -232 H/ 750-847) :
pengaruh Persia pertama
2. Priode kedua, (231 – 334 H/ 847 - 945 M) :
pengaruh Turki pertama
3. Priode ketiga (334 – 447 H/ 945 – 1045 M) :
pengaruh persia kedua : masa kekuasaan
Buwaihi
4. Priode keempat ( 447 – 590 H/ 1045 – 1195 M) :
pengaruh Turki kedua; kekuasaan Dinasti Saljuk
5. Priode kelima, 590 – 656 H/1194 – 1258 M) :
bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi
kekuasaannya hanya efektif di sekitar Bagdad.
 Sebelum Abul Abbas Ash-Shaffah meninggal,
ia sudah mewasiatkan siapa penggantinya,
yakni saudaranya, Abu Ja’far, kemudian Isa
bin Musa, keponakannya.
 System pengumuman putra mahkota itu
mengikuti cara Dinasti Umayah.
1. Abul Abbas Ash-shaffah. (pendiri) 749-754 M
2. Abu Ja’far Al-Manshur 754-775 M
3. Abu Abdullah Muhammad Al-Mahdi 775-785 M
4. Abu Muhammad Musa Al-Hadi 785-786 M
5. Abu Ja’far Harun Ar-Rasyid 786-809 M
6. Abu Musa Muhammad Al-Amin 809-813 M
7. Abu Ja’far Abdullah al-Ma’mun813-833 M
8. Abu Ishaq Muhammad Al-Mu’tashim 833-842 M
9. Abu Ja’far Harun Al-Watsiq 842-847 M
10. Abu Fadl Ja’far Al-Mutawakil
11. Abu Ja’far Muhammad Al-Muntashir 861-862 M
12. Abul Abbas Ahmad Al-Musta’in 862-866 M
13. Abu Abdullah Muhammad Al-Mu’taz 866-869 M
14. Abu Ishaq Muhammad Al-Muhtadi 869-870 M
15. Abul Abbas Ahmad Al-Mu’tamid 870-892 M
16. Abul Abbas Ahmad Al-Mu’tadid 892-902 M
17. Abul Muhammad Ali Al-Muktafi 902-905 M
18. Abul Fadl Ja’far Al-Muqtadir 905-932 M
19. Abu Mansur Muhammad Al-Qahir 932-934 M
20. Abul Abbas Ahmad Ar-Radi 934-940 M
21. Abu Ishaq Ibrahim Al-Muttaqi 940-944 M
22. Abul Qasim Abdullah Al-Mustaqfi 944-946 M
23. Abul Qasim Al-Fadl Al-Mu’ti 946-974 M
24. Abul Fadl Abdul Karim At-Thai 974-991 M
25. Abul Abbas Ahmad Al-Qadir 991-1031 M
26. Abu Ja’far Abdullah Al-Qaim 1031-1075 M
27. Abul Qasim Abdullah Al-Muqtadi 1075-1094 M
28. Abul Abbas Ahmad Al-Mustadzir 1094-1118 M
29. Abu Manshur Al-Fadl Al-Mustarsyid 1118-1135 M
30.Abu Ja’far Al-Mansur Ar-Rasyid 1135-1136 M
31. Abu Abdullah Muhammad Al-Muqtafi 1136-1160
32. Abul mudzafar Al-Mustanjid 1160-1170 M
33. Abu Muhammad Al-Hasan Al-Mustadi 1170-1180
34. Abu Al-Abbas Ahmad An-Nasir 1180-1225 M
35. Abu Nasr Muhammad Az-Zahir1225-1226 M
36. Abu Ja’far Al-Mansur Al-Mustansir 1226-1242
37. Abu Muhammad Abdullah Al-Mu’tashim Billah
1242-1258 M
1. Al-Mahdi (775-785 M)
2. Al-Hadi (785-786 M)
3. Harun al-Rasyid (786-809 M)
4. Al-Ma’mun (813-833 M)
5. Al-Mu’tashim (833-842 M)
6. Al-Watsiq (842-847 M)
7. Al-Mutawakkil ( 847-861 M)
setelah ditaklukan Mongol tahun 656 H/1258 M,
seorang pangeran keturunan abbasiyah yang lolos
dari pembunuhan dan meneruskan kekhalifahan
dengan gelar khalifah yang hanya berkuasa di
bidang keagamaan di bawah kekuasaan kaum
Mamluk di Kairo, Mesir. tanpa kekuasaan duniawi
yang bergelar Sultan.
Jabatan khalifah yang disandang oleh keturunan
Abbasiyah di Mesir berakhir dngan diambilnya
jabatan itu oleh Sultan Salim I dari Turki Usmani
ketika menguasai Mesir pada tahun 1517 M.
Dengan demikian, hilanglah kekhalifahan
Abbasiyah untuk selama-lamanya
1. Al-Muntashir 1261-1261 M
2. Al-Hakim I 1261-1302 M
3. Al-Mustakfi 1302-1340 M
4. Al-Wasiq 1340-1341 M
5. Al-Hakim II 1341-1352 M
6. Al-Mutadid I 1352-1362 M
7. Al-Mutawakkil 1362-1377 M
8. Al-Mu’Tashim 1377-1377 M
9. Al-Mutawakkil I 1377-1383 M
10. Al-Watsiq II 1383-1386 M
11. Al-Mu’tashim 1386-1389 M
12. Al-Mutawakkil I 1389-1406 M
13. Al-Musta’in 1406-1414 M
14. Al-Mu’tadid 1414-1441 M
15. Al-Mustakfi II 1441-1451 M
16. Al-Qaim 1451-1455 M
17. Al-Mustanjid 1455-1479 M
18. Al-Mutawakkil II 1479-1497 M
19. Al-Mustamsik 1497-1508 M
20. Al-Mutawakkil III 1508-1516 M
21. Al-Mustamsik 1516-1517 M
22. Al-Mutawakkil III 1517-1517 M
1. Afrika di sebelah barat Gurun Libya bersama dengan Sisilia
2. Mesir
3.Suriah dan Palestina, yang terkadang dipisahkan
4.Hijaz dan Yamamah (Arab Tengah)
5.Yaman dan Arab Selatan
6. Bahrain dan Oman, dengan Bashrah dan Irak sebagai
ibukotanya
7. Sawad atau Irak (Mesopotamia Bawah), dengan kota
utamanya setelah Baghdad, yaitu Kufah dan Wash
8. Jazirah (yaitu kawasan Assyiria Kuno, bukan Semenanjung
Arab), dengan ibukota Mosul
9. Azerbaijan, dengan kota-kota besarnya, seperti Ardabil,
Tibriz, dan Maraghah
10.Jibal (perrbukitan, Media Kuno), kemudian dikenal
dengan Irak Ajami (Iraknya orang Persia), dengan kota
utamanya adalah Ramadan.
1. Terjadinya asimilasi antara bangsa arab
dengan bangsa-bangsa lain yang lebih
dahulu mengalami perkembangan dalam
bidang ilmu pengetahuan : bangsa Persia;
berjasa dalam perkembangan ilmu, filsafat,
dan sastra; India pada bidang kedokteran,
ilmu matematika, dan astronomi. Yunani :
bidang filsafat
2. Gerakan penterjemahan yang berlangsung
dalam tiga fase.
fase pertama, pada masa Harun Arrasyid;
yang banyak diterjemahkan adalah dalam
bidang astronomi dan mantiq.
fase kedua, masa al-makmun hingga tahun
300 H. Buku-buku yang diterjemahkan
filsafat dan kedokteran.
fase ketiga, setelah tahun 300 H. Bidang-
bidang yang diterjemahkan semakin luas,
setelah adanya pembuatan kertas.
3. Stabilitas politik dan ekonomi. Pusat
kekuasaan berada d bagdad yang bertumpu
pada pertanian dengan sistem irigasi dan
kanal di sungai Eufrat dan Tigris disamping
perdagangan.
= Disintegrasi : terpecah belahnya daulah abbasiyah; tidak
lagi dalam kendali pemerintah pusat (Baghdad)
Faktor-faktor terjadinya disintegrasi :
1. Kelemahan para penguasa;
- dimanja oleh kemewahan
- tidak dilatih untuk mengendalikan pemerintahan
- perang saudara memperebutkan kekuasaan

2. Kemerosotan ekonomi;
- menyempitnya wilayah kekuasaan,
- banyak terjadi kerusuhan,
- dinasti-dinasti kecil memisahkan diri sehingga tidak lagi
membayar upeti, disisi lain pengeluaran membengkak
karna kehidupan para khalifah semakin mewah dan
pejabat melakukan korupsi.
3. Ketiadaan sistem politik pergantian
kekuasaan;
-belum ada sistem yang mapan tentang
mekanisme pergantian kekuasaan, yang
berlaku warisan turun temurun
4. Pengekangan terhadap kebebasan berpikir
dan berpendapat;
- al-makmun menerapkan al-mihna
- al-mutawakkil, penutupan pintu ijtihad
5. Konflik keagamaan;
-Sunni vs syiah
-Mu’tazilah vs Sunni

6. Persaingan antar bangsa


- Orang Arab merasa sebagai warga kelas satu, darah
istimewa
-Orang Arab terpecah berbagai suku
-Orang Persia menginginkan dinasti dari orang Persia
untuk orang Persia
7. Luasnya wilayah kekuasaan;
-komunikasi pusat daerah sulit dilakukan
-saling percaya diantara para pejabat sangat rendah
8. Perang salib
9. Serangan pasukan Mongol 1258 M
-januari 1258 M pasukan Mongol
meruntuhkan tembok ibu kota
-10 Pebruari 1258 M, telah masuk ke dalam
kota
-khalifah menawarkan penyerahan diri
tanpa syarat (Abu Muhammad Abdullah al-
Mu’tashim Billah (1242-1258 M)
-sepuluh hari kemudian, mereka semua
dibunuh, kota dibakar dan dijarah,
penduduk dibantai habis.
1. Politik; a) melemahnya kekuatan umat
Islam, (b) peradaban Islam tenggelam di
antara dua kekuatan musuh Islam, tentara
salib dan pasukan Mongol
2. Kemunduran Ilmu pengetahuan dan
peradaban
3. Hilangnya kebanggaan dan kehormatan diri
sebagai umat Islam
4. Ruh jihad hilang, tenggelam dalam sufisme
sempit
5. Merajalelanya TBC “ Tahacyul, bid’ad, dan
khurafat..

Anda mungkin juga menyukai