(11-6228)
1
SYARAT MENGIKUTI UTS ATAU UAS
3
PENDAHULUAN
• CONTOH:
1 (satu) molekul gula (glukose) tersusun dari 24 buah
atom, terdiri dari:
- 6 atom karbon (C)
- 12 atom hidrogen (H)
- 6 atom oksigen (O)
RUMUS MOLEKUL GLUKOSE: C6H12O6
4
• Perbandingan terkecil antara atom C : H : O, sebagai
penyusun molekul glukose adalah: 1 : 2 : 1, maka:
RUMUS EMPIRIS Glukose adalah:
C (1) H(2) O(1) = (CH2O)
5
DEFINISI UMUM:
6
CARA MENENTUKAN RUMUS EMPIRIS
SUATU SENYAWA
1. Carilah perbandingan berat atau persentase berat
masing-masing unsur penyusun senyawa.
7
Contoh:
a. Suatu senyawa mengandung 75% karbon (C), dan 25%
hidrogen (H)
• Ar: C = 12; H = 1
• Tentukan rumus empiris senyawa tersebut.
• Jawab:
• %berat C : % berat H = 75 : 25
• Molekul C : molekul H = 75/12 : 25/1
= 6,25 : 25
=1:4
Jadi Rumus Empiris senyawa adalah: C (1) H (4)
= ( CH4 )
8
b. 40 gram suatu senyawa tersusun dari 28 gram besi
(Fe) dan 12 gram oksigen (O)
• Ar Fe = 56; O = 16
• Tentukan rumus empiris senyawa tersebut.
• Jawab:
• Berat Fe : berat O = 28 : 12
• Molekul Fe : molekul O = 28/56 : 12/16
• = 0,50 : 0,75
=2:3
Rumus Empiris = Fe (2) O (3) = Fe2O3
9
CARA MENENTUKAN RUMUS MOLEKUL
• Rumus molekul dan rumus empiris suatu senyawa
kadang-kadang sama, tetapi pada umumnya tidak
sama.
10
• Sebelum menentukan Rumus Molekul, perlu
diketahui terlebih dahulu dua hal:
Contoh:
c. Suatu senyawa mempunyai Rumus Empiris: NO2,
mempunyai BM (Mr) = 92. (Ar N = 14; O = 16).
Tentukan Rumus Molekul senyawa tersebut.
11
• Jawab:
{NO2}n = 92
{14 + (16 x 2)}n = 92
{14 + 32}n = 92
{46)n = 92
n = 92:46 = 2
Maka Rumus Molekol = (NO2)n
= (NO2)2
= N2O4
12
d. Rumus Empiris suatu senyawa adalah CH2O.
Jika 0,3 mol. senyawa tsb. mempunyai massa
= 45 g; Tentukan Rumus Molekulnya.
(C = 12; H = 1; O =16)
Jawab:
Mr atau BM = gram/mol. = 45/0,3 = 150.
{CH2O}n = 150, maka n = 5
Rumus Molekul: (CH2O)n = (CH2O)5 = C5H10O5
13
e. Senyawa tersusun dari 84% Karbon (C) dan 16%
Hidrogen (H). (C = 12; H =1)
Jika Mr senyawa = 100, tentukan Rumus
Molekulnya.
Jawab:
%berat C : %berat H = 84 : 16
mol. C : mol. H = 84/12 : 16/1 = 7 : 16
Rumus Empiris senyawa = C7H16;
(C7H16)n = 100; (100)n = 100, maka: n =1
Rumus Molekul senyawa = C7H16
14
SPEKTROFOTOMETRI - UV
• Beberapa istilah dalam Spektrofotometri:
• Pergeseran Batokromik; Hipsokromik, dan efek
Hiperkromik serta Hipokromik.
1. Pegeseran Batokromik (Bathochromic Shift = Red
Shift) adalah pergeseran menuju frekuensi yang
lebih rendah; panjang gelombang () lebih tinggi
2.Pergeseran Hipsokromik (Hypsochromic Shift =
Blue Shift) adalah pergeseran menuju frekuensi
lebih tinggi; panjang gelombang () lebih rendah.
15
3. Efek Hiperkromik (Hyperchromic Effect) adalah
terjadinya peningkatan terhadap intensitas.
4. Efek Hipokromik (Hypochromic Effect) adalah
terjadinya penurunan terhadap intensitas.
16
HIPERKROMIK
HIPSOKROMIK BATOKROMIK
Abs.
HIPOKROMIK
100 200 300 400 500 600 700
BLUE RED
17
PENGARUH KONJUGASI TERHADAP
PANJANG GELOMBANG ()
hv Jika konjugasi bertambah, maka
E frekuensi akan turun sehingga
λ
makin tinggi.
Contoh:
18
Log
5,5
5,0
B
A
4,5
4,0
3,5
3,0
0,0
200 300 380
Panjang gelombang () nm
19
PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA ORGANIK
YANG TAK DIKETAHUI
• Dalam hal ini, penentuan struktur merupakan
penggabungan dari berbagai macam “potongan-
potongan gambar” yang “berasal dari satu gambar”,
sehingga akan dihasilkan gambaran yang utuh dari
struktur dimaksud.
• TIDAK ADA SATUPUN TEKNIK TUNGGAL yang dapat
memberikan suatu gambaran yang utuh dari suatu
senyawa.
• Oleh karena itu, spektrum UV inipun tidak akan dapat
menunjukkan gambaran suatu senyawa secara utuh.
20
• Kegunaan yang utama adalah untuk
menunjukkan atau mengidentifikasi jenis-jenis
kromofor dan menunjukkan adanya konjugasi
dalam molekul atau senyawa.
21
ATURAN –ATURAN YANG DIGUNAKAN
UNTUK MENENTUKAN maksimum
• Aturan 1:
• a. Jika spektrum memberikan intensitas rendah ( = 10 –
100) pada daerah 270 – 350 nm, serta tidak ada pita
serapan lain di atas 200 nm, maka dapat diharapkan
senyawa mengandung kromofor tak terkonjugasi
sederhana yang mempunyai elektron –n. Pita lemah ini
terjadi karena transisi dari n - *.
22
Jika larutannya berwarna, kemungkinan mempunyai 4 – 5
gugus kromofor terkonjugasi dan gugus auksokrom.
(Perkecualian: senyawa yang mengandung nitrogen,
misalnya diazo, senyawa nitro, nitroso, -diketon, glioksal
dan iodoform).
Aturan 2:
Menunjukkan adanya hubungan antara intensitas pita serapan
utama dengan pita maks., dan panjang konjugasi atau daerah
terjadinya konjugasi kromofor.
23
• b. Pita-pita serapan yang mempunyai harga antara 1.000 – 10.000,
biasanya menunjukkan adanya sistem aromatik. Substitusi pada
inti oleh gugus fungsi yang memperpanjang kromofor, membe -
rikan pita serapan dengan besar sekitar 10.000.
• *
• n
•
•
24
• Aturan 3:
• Perhitungan maksimum dari senyawa tak
jenuh
Di-ena dan Tri-ena:
Untuk senyawa yang diduga di-ena
terkonjugasi atau tersubstitusi, maks.
(teoritis) dapat dihitung berdasarkan tabel.
Untuk mempermudah penggunaan tabel,
maka perlu diketahui tentang jenis-jenis di-
ena yang berbeda, konjugasi, ikatan ganda dll.
25
• a. Konjugasi linier, al.: 1,3,5-heksatriena;
isoprena dll.
CC CC
CC
H
26
• b. Konjugasi berseberangan:
C C
HC C
HC C
27
• c. Diena siklik, al.: sikloheksadiena; siklohepta
1,3 diena dll.
28
• d. Diena semisiklik, yang mana salah satu
ikatan ganda membentuk sebagian cincin
lingkar dan ikatan ganda yang lain di luar
lingkar (bila hanya satu dari kedua karbon
hibrida sp2 ikatan ganda tsb. membentuk
cincin, ikatan ganda seperti ini dinamakan
ikatan ganda eksosiklik atau luar lingkar).
29
• Diena semisiklik
30
• Misal: 1,3 sikloheksana (ingat bahwa kedua
ikatan ganda tsb. adalah eksosiklik terhadap
lingkar B).
A
B
31
• f. Diena heteroanular
A
B
32
TABEL-I
Aturan Woodward untuk serapan
Diena dan Triena
NAMA IKATAN maksimum (nm)
Diena heteroanular (1) 214
Diena homoanular (2) 253
Penambahan untuk:
a. Setiap substituen alkil atau 5
sisa lingkar
b. Setiap ikatan rangkap luar 5
lingkar (eksosiklik)
c. Perpanjangan dengan satu 30
ikatan rangkap
33
NAMA IKATAN maksimum (nm)
d. Auksokrom:
- O-asil; -O-CO-R; O-CO-Ar 0
- O-alkil; -OR 6
- S-alkil;-SR 30
- Cl; -Br 5
- N-(alkil)2; -N-RR’ 60
34
Modifikasi aturan Woodward untuk serapan
keton dan aldehida tak jenuh
CATATAN:
2
H
CCC
CCO
HH
HH
HARGA maksimum PADA UMUMNYA 10.000,
DAN BERTAMBAH BESAR DENGAN MAKIN
PANJANGNYA SISTEM TERKONJUGASI
35
TABEL-II
Modifikasi aturan Woodward untuk serapan
keton dan aldehida tak jenuh
36
NAMA IKATAN maksimum (nm)
Penambahan untuk:
a. Ikatan ganda yang
menambah panjang 30
konjugasi
b. Setiap substituen Alkil:
10
12
dan lebih tinggi 18
c. Setiap substituen:
- OH 35
- OH 30
- OH 50
37
NAMA IKATAN maksimum (nm)
Penambahan untuk:
- O-AsiI - , - dan - 6
- O-Metil
- 35
- 30
- 17
- 31
- S-Alkil - 85
- Cl - 15
- 12
- Br - 25
- 30
38
NAMA IKATAN maksimum (nm)
- NR2 - 95
d. Setiap ikatan ganda luar 5
lingkar(eksosiklik)
e. Komponen Diena 39
homoanular
39
• Untuk maksimum dalam pelarut yang lain,
mengalami koreksi seperti pada Tabel III.
40
Untuk maksimum aldehida dan keton
, tak jenuh dalam pelarut yang lain,
mengalami koreksi seperti pada: Tabel-III
PELARUT KOREKSI (nm)
- Etanol 0
- Metanol 0
- Dioksan +5
- Kloroform +1
- Eter +7
- Air -8
- Heksana + 11
- Sikloheksana + 11
41
Contoh:
• Berapakah substituen yang melakat pada
molekul di bawah ini ?
• Apakah terdapat perpanjangan sistem
terkonjugasi ?
• Apakah ada ikatan rangkap luar lingkar ?
H
C
3
42
• Jawab:
H3C
C
H
3
AB
44
• Jawab:
CH3
A B
45
Perhitungan maks.
• Contoh:
46
• Jawab:
• Sistem induk (heteroanular) : 214 nm
• Sisa lingkar (4 x 5) : 20 nm
• Ikatan ganda luar lingkar
(2 x 5) terhadap lingkar A/B : 10 nm
47
C
A B
48
• Jawab:
• Sistem induk (homoanular-B) : 253 nm
• Sisa lingkar (5 x 5) : 25 nm
• Ikatan ganda luar lingkar
(3 x 5) terhadap lingkar A : 15 nm
Perpanjangan ikatan ganda
Terkonjugasi (1 x 30) : 30 nm
50
• Jawab:
• Sistem induk (heteroanular) : 214 nm
• Sisa lingkar (3 x 5) : 15 nm
• Subst. alkil (1 x 5) : 5 nm
• Ikatan ganda luar lingkar : 5 nm
51
• Ergosterol
C D
A B
52
• Jawab:
• Sistem induk : 253 nm
• Sisa lingkar : 20 nm
• Ikatan ganda luar lingkar : 10 nm
53
Aturan 4:
• Untuk sistem konjugasi yang panjang seperti
karotenoida, Fieser dan Kuhn memberikan
persamaan untuk menghitung maksimum dan
maksimum.
54
Keterangan:
• M = jumlah substituen alkil
• n = jumlah ikatan ganda terkonjugasi
• Rendo = jumlah lingkar dengan ikatan ganda
endosiklik
• Rekso = jumlah lingkar dengan ikatan ganda
eksosiklik
maksimum dalam heksan = (1,74 x 104n)
55
• Kedua persamaan di atas dapat digunakan
untuk menghitung maks. dan maks. beberapa
senyawa, antara lain:
• - Trans--karoten dan
• - Trans-likopen
• Contoh:
• Trans - - Carotene:
56
57
• Harga maks. dasar : 114 nm
• Substituen alkil (10 x 5) : 50 nm
• Ikatan ganda terkonjugasi
• {11 x (48 – (1,7 x 11)} : 322,3 nm +
• 486,3 nm
• Rendo (2 x 16,5) : 33 nm
• Rekso (0 x 10) : 0 nm –
• maks. perhitungan : 453,3 nm
• maks. pengamatan : 452 nm
58
• maks. Perhitungan:
• = 1,74 x 11 x 104 = 19,1 x 104
• = 19,1 x 104
• maks. Percobaan:
• = 15,2 x 104
• Catatan:
• Persamaan untuk menghitung maks. Adalah
semi-empirik, dimana harga perhitungan tidak
selalu = harga percobaan.
59
• Trans-likopen:
60
TABEL-IV
Modifikasi aturan Woodward untuk mempermudah
e tan ol
maks .
Alkoksil - + 35
- + 30
- + 17
- + 31
62
NAMA IKATAN maksimum (nm)
Asetoksil - , - dan +6
Di-alkilamino - + 95
Khlorin - + 15
- + 12
Tioalkil - + 85
Bromin - + 25
- + 30
63
• Harga-harga maks. transisi * dan n n*
dalam senyawa karbonil, sangat tergantung
pada polaritas pelarut dan sifat substituen
pada C kromofor. Unt. menghitung serapan
maks. menggunakan Tabel-IV, pada [ercobaan
hanya jika digunakan pelarut alkohol. Jika
digunakan pelarut lain, maka harus digunakan
faktor koreksi pada Tabel-V.
• Catatan:
• Kromofor dasar yang mempunyai satu -ena:
64
C
C
C
O
65
• digambarkan sebagai:
CCCO
HH
• Disebut satu –enon
• Jika gugus satu karbonil terkonjugasi dengan
dua ikatan ganda (di-ena), maka disebut suatu
di-enon.
66
C C C C C O
H H H H
67
Tabel-V
• Faktor koreksi pelarut untuk menghitung
serapan maks. UV dari enon-enon:
• (untuk pelarut selain etanol, digunakan faktor
koreksi berikut terhadap harga perhitungan
berdasarkan Tabel-III)
68
Tabel-V
69
Tabel-VI
• Aturan Nielsen untuk menghitung serapan
maksimum Asam Karboksilat tak jenuh , ,
dan ester (pelarut etanol)
70
Tabel-VI
71
Contoh:
• Kholes-4-en-3-on:
O
• Sistem induk (keton lingkar 6 tak jenuh): 215 nm
• Subst. alkil : 2 x 12 : 24 nm
• maks. : 239 nm
• maks. Percobaan : 241 nm
72
• Kholesta-2,4-den-6-on:
O
• Sistem induk : 215 nm
• Komp. Homoanular : 39 nm
• Subst. alkil () : 10 nm
• Subst. alkil (>) : 18 nm
• Igll : 10 nm
• Pigk : 30 nm
73
• 3--asetoksi-7-oksolanosta-5, 8, 11-triena
A cO
• Perhatian:
• Untuk bagian struktur:
A c O
75
• Tidak dapat dihitung serapannya karena berada di bawah
nilai “cut-off” dari pelarutnya sendiri (etanol)
76
Tabel-VII
PELARUT BATAS TERRENDAH (nm)
(CUT-OFF)
-Air 205
- Etanol 210
- Heksana 210
- Sikloheksana 210
- Metanol 210
- Dietil Eter 210
- Asetonitril 220
- Tetrahidrofuran 235
- Diklorometana 245
- Karbon Tetraklorida 265
- Benzena 280 77
Aturan-7:
• Jika kita mempunyai sejumlah Asam
Karboksilat, kita gunakan Tabel-VI, disamping
Tabel-V, untuk menentukan serapan
maksimum.
• Harga maks. Untuk Asam , takjenuh,
biasanya lebih rendah dibanding keton ,
tak jenuh. Hal ini disebabkan elektron-
elektron n dan , dapat berresonansi sbb.:
78
O
2HC C C
H
O H
• Asam-3-metil-2-butenoat:
C
H3H O
H
3C C C C
O
H
81
• Asam tak jenuh tersubstitusi-, = 217 nm
82
Aturan empiris untuk derivat Bensoil
• Kromofor induk:
C
H3H O
H
3C C C C
O
H
83
TABEL-VIII
KROMOFOR INDUK ORIENTASI maks. (nm)
Z = alkil atau sisa - 246
lingkar
Z=H - 250
Z = OH atau O-alkil - 230
SUBSTITUEN
R = alkil atau sisa o, m +3
lingkar p +10
-OH, -OCH3, -O-alkil o, m +7
p + 25
-O- o + 11
m + 20
p + 78 84
SUBSTITUEN ORIENTASI maks. (nm)
- Cl o, m +
p + 10 0
- Br o, m +2
p + 15
- NH2 o, m + 13
p + 58
- NHCOCH3 o,m + 20
p + 45
-NHCH3 p + 73
-N(CH3)2 o,m + 20
p + 85
85
Contoh:
O
H2N OH
• Induk : 230 nm
• Substi tuen : 58 nm
• maks. Perhitungan : 288 nm
• maks. Percobaan : 288 nm
86
O
H O C
H O O H
O H
• Induk : 230 nm
• m-OH (2x7) : 14 nm
• p-OH : 25 nm
• maks. perhitungan : 269 nm
• maks. percobaan : 270 nm
87
INFRA RED SPECTROSCOPY
SPEKTROSKOPI MERAH-INFRA
• Energi molekul terbagi menjadi:
• Energi translasi
• Energi rotasi serapan didaerah gelombang
mikro (microwave) atau infra merah jauh (FIR
= Far Infra Red)
• Energi elektronik atau transisi elektronik
serapan atau emisi di daerah ultra lembayung
atau tampak, dengan ciri-ciri:
88
• Energi elektronik atau transisi elektronik
serapan atau emisi di daerah ultra lembayung
atau tampak, dengan ciri-ciri:
89
• Energi Vibrasi pita serapan diseluruh
daerah spektrum infra merah
• {Frekuensi (Hz) dalam infra merah, dinyatakan
juga dalam bilangan gelombang (cm-1)}
90
• =
91
Tabel:
8 daerah penting untuk pemeriksaan
pendahuluan spektrum IR
Daerah Spektrum Ikatan yang menyebabkan
Panjang gelombang Bilangan gelombang (cm-1) absorpsi
(mikrometer)
2,7 – 3,3 3750 - 3000 Regang: O – H ; N - H
3,0 – 3,4 3300 - 2900 - C C – H; C C - H
Regang C – H; Ar - H
3,3 – 3,7 3000 - 2700 CH3 -; - CH2 -; C – H;
Regang C – H; O CH
4,2 – 4,9 2400 - 2100 Regang C C; C N
5,3 – 6,1 1900 - 1650 Regang C O (asam,
aldehida, keton, amida,
ester, anhidrida)
92
Daerah Spektrum Ikatan yang menyebabkan
absorpsi
Panjang gelombang Bilangan gelombang (cm-1)
(mikrometer)
93
• Dalam daerah regang: O – H; N – H pada
spektrum (3750 – 3000) dapat dilakukan
pembedaan:
94
• Pita O – H bebas mempunyai intensitas lebih
rendah dibanding pita O – H terikat, dan
hanya akan nyata dalam larutan yang encer
atau fase gas.
97
Posisi kira-kira untuk berbagai jenis gugus
adalah sbb.:
Jenis H Bilangan gelombang Intensitas pita
(cm-1)
Ar - H 3030 sedang
CC-H 3300 tinggi
CC-H 3040 - 3010 sedang
- CH3 2960 Dan 2870 tinggi
- CH2 - 2930 dan 2850 tinggi
CH 2890 rendah
-CO 2720 rendah
H
98
• Dengan catatan:
• Bahwa C C – H; C C – H dan Ar – H
mengabsorpsi di atas 3000 cm-1, sedangkan C
– H alifatis dan aldehida mengabsorpsi di
bawah 3000 cm-1.
• Juga harus diperhatikan bahwa – CH3 dan –
CH2 – memberikan dua pita.
99
Daerah regang simetri ikatan rangkap tiga
Jenis ikatan rangkap tiga Bilangan gelombang Intensitas pita
(cm-1)
H–CC-R 2140 - 2100 kuat
R – C C – R’ 2260 - 2190 Intensitas variabel
(bermacam-macam)
R – C CR Tak ada absorpsi -
R–CN 2260 - 2240 Kuat
100
Pita-pita penting di daerah karbonil
Jenis karbonil Bilangan gelombang Intensitas pita
(cm-1)
R – C – H (jenuh) 1740 - 1720 kuat
O
COOH (jenuh) 1705 - 1725 kuat
R – C – R (jenuh) 1705 - 1725 kuat
O
R – C – OR (lakton 1750 - 1730 kuat
O beranggota 6 dan 7)
Lakton beranggota 5 1780 - 1760 kuat
Ester (bukan lingkar) 1740 - 1710 kuat
Halida asam Dua pita terpisah dengan kira-kira 60 cm-1 pada 1815 –
1800 cm-1 dan 1780 – 1740 cm-1
Amida 1700 - 1640 kuat
101
Konjugasi akan menggeser semua pita absorpsi
ke bilangan gelombang lebih kecil (dengan
catatan bahwa tegangan (strain) pada cincin
lakton menggeser absorpsi ke frekuensi lebih
tinggi)
102
Jenis ikatan rangkap Bilangan gelombang Intensitas pita
(cm-1)
CC 1680 - 1620 variabel
CN- 1690 - 1640 variabel
-NN- 1630 - 1575 variabel
103
Pada daerah lentur C – H (1000 – 650 cm-1),
menghasilkan informasi yang berguna untuk
mencari sifat-sifat yang khusus dari alkena dan
posisi substitusi pada cincin aromatik.
104
Beberapa serapan khas di daerah ini antara lain:
Lentur C – H etilena:
Jenis alkena . (cm-1)
Bil. Gelombang Intensitas pita
RCH CH2 990 - 910 kuat
RCH CRH (cis) 690 sedang sampai kuat
RCH CRH (trans) 970 sedang sampai kuat
R2C CH2 890 sedang sampai kuat
R2C CRH 840 - 790 sedang sampai kuat
Benzena tersubstitusi:
Jenis substituen Bil. Gelombang (cm-1) Intensitas pita
Aromatik monosubstitusi 750 dan 700 Biasanya sedang sampai
(5 H berdampingan) kuat
Aromatik orto 750 Biasanya sedang sampai
(4 H berdampingan) kuat
Aromatik meta 780 - 810 Biasanya sedang sampai
(3 H berdampingan) kuat
Aromatik para 850 - 800 Biasanya sedang sampai
105
(2 H berdampingan) kuat