Anda di halaman 1dari 30

Kekerasan pada Anak (Child Abuse)

Oleh :
Lili Nur Indah Sari (1606926170)
Pembimbing
Dr. Eva Fauziah, drg, SpKGA (K)
WHO mendefinisikan kekerasan terhadap anak Child abuse
sebagai suatu tindakan penganiayaan atau
perlakuan yang salah pada anak dalam bentuk
menyakiti fisik, emosional, seksual, melalaikan
pengasuhan dan eksploitasi untuk kepentingan
komersial yang secara nyata maupun tidak,
dapat membahayakan kesehatan,
kelangsungan hidup, martabat atau
perkembangannya

US Tahun 1996, 47 dari 1000 anak

1.657 980
Tahun 2012, Anak yang menjadi korban
INDONESIA kekerasan yaitu sebanyak 2.637 anak

Sodomi 241 kasus


Physical abuse Mental abuse Sexual abuse
819 anak 743 anak 1.075 anak Perkosaan 549 kasus

Pencabulan 223 kasus


Klasifikasi
• UU no 23 tahun 2004 Mengenai Penghapusan Kekerasan dalam Rumah
Tangga membagi menjadi 3, yaitu; kekerasan fisik, kekerasan
psikis/mental dan kekerasan/penganiyaan seksual

• WHO mengklasifikasikan kekerasan kedalam 5 tipe yaitu kekerasan fisik,


kekerasan seksual, kekerasan emosional, kegiatan pengabaikan dan
penelantaran (neglect) dan kekerasan ekonomi (eksploitasi komersial)
Kekerasan Fisik/ physical abuse
Adalah tindakan yang menyebabkan rasa sakit
atau potensi menyebabkan rasa sakit yang
dilakukan oleh orang lain, dapat terjadi sekali
maupun berulang kali. Adalah setiap kekuatan
atau tindakan yang melebihkan kekuatan yang
dianggap masuk akal untuk mendisiplinkan
anak dan mengakibatkan luka yang tidak
disengaja contoh kekerasan fisik yang paling kontusi
sering dilakukan yaitu trauma benda tumpul Laserasi
dengan instrument/benda, memasukan
benda/peralatan, tangan atau jari kedalam fraktur
mulut atau injuri yang disebabkan oleh cairan displacement
mendidih atau senyawa berbahaya, selain itu
tindakan fisik lain seperti dipukul, ditendang,
Luka bakar
dijewer, dicubit dll.
avulsi

dll
Kekerasan Fisik/ physical abuse
Di Inggris, 1 dari 1000 anak dibawah 4 tahun mengalami kekerasan fisik parah
seperti fraktur, pendarahan otak, injuri internal parah bahkan mutilasi

Di USA, 95% kasus injuri intracranial yang serius pada tahun pertama kehidupan
merupakan hasil dari physical abuse

Faktor
lingkungan
social/komunitas

Faktor keluarga/ Faktor anak itu


orang tua sendiri

Etiologi
kekerasan
fisik
Kekerasan Fisik/ physical abuse
diagnosis
Hal dibawah ini merupakan indikator untuk menegakkan diagnosis.
1. Keterlambatan dalam mencari pertolongan medis (atau tidak adanya pertolongan medis)
2. Alasan mengenai kecelakan yang terjadi samar, kurang detail dan tiap orang memiliki
versi cerita yang berbeda
3. Laporan mengenai kecelakaan tersebut tidak sesuai dengan injuri yang diperlihatkan
4. Orang tua memiliki mood yang abnormal, biasanya orang tua yang memiliki anak yang
mengalami injuri akan cemas, namun bila orang tua tersebut yang melakukan
penganiayaan, maka orang tua tersebut lebih mengutamakan kepentingannya seperti
bagaimana cara agar anak dan orang tua dapat pulang kerumah secepatnya
5. Perilaku orang tua menimbulkan kekhawatiran, orang tua mungkin memperlihatkan
sikap permusuhan, dan membantah tunduhan yang sebenarnya belum dilakukan
6. Penampilan anak dan interaksi dengan orang tuanya tidak normal. Anak mungkin terlihat
sedih, murung atau ketakutan
7. Anak mungkin mengatakan hal mengenai injurinya namun berbeda dengan apa yang
dikatakan orang tua.
Tipe Injuri orofasial pada kasus
kekerasan anak
• lebih dari 50% kasus kekerasan anak
terjadi pada regio kraniofasial, kepala,
wajah dan leher
• Becker melaporkan bahwa
- 49% pasien di RS mengalami trauma 24%
neglect
fasial dengan atau tanpa keterlibatan
intraoral, 13%
- 16% mengalami injuri kepala seperti sexual
abuse
fraktur tengkorak, hematoma subdural, 78% physical
kontusi dan laserasi kulit kepala. abuse

- Dari 236 injuri yang melibatkan bagian


struktur orofasial, 61% nya melibatkan
wajah (66% kontusi dan ekimosis, 28% Fonseca
nya abrasi dan laserasi, 28% nya dental
trauma)
Jenis injuri- Memar
Jarang terjadi pada Dapat terjadi pada Terjadi pada berbagai
jaringan lunak pipi daerah tipikal lokasi mengindikasikan
kecuali pada bagian dengan/atau pola yang -> physical abuse, tidak
tulang yang menonjol dapat dikenali hanya sekali

Pantat/ pipi Genital kuping Bibir atas leher


pinggang
bawah Tanda/memar yang disebabkan Bizzare-shaped bruises
oleh human’s hand (tattoo bruising)
Jenis Injuri –Abrasi dan Laserasi
Abrasi dan laserasi
Injuri yang ke wajah dapat
berpenetrasi ke disebabkan oleh
palatum, vestibulum berbagai objek
dan dasar mulut seperti cincin dan
dapat terjadi akibat kuku, luka tidak
pemaksaan makan terbatas pada regio
ke young infant orofasial

Memar dan laserasi dari


frenulum labial rahang
atas disebabkan oleh
bottle feeding atau
penyumpalan mulut
Luka bakar dari objek panas
Jenis Injuri- ke wajah -> tidak didahului
Luka Bakar oleh formasi blister dan
bentuk luka bakar
menyesuaikan bentuk objek

10% kasus kekerasan fisik Cigarrete burns memiliki


menunjukkan adanya bentuk yang bulat,
luka bakar menghasilkan lesi dengan
ukuran yang seragam

Luka bakar pada mukosa


dihasilkan dari
pemakasaan minuman
panas/kaustik
Jenis Injuri – Bite mark
Human bite diidentifikasi Bite marks harus dicurigai ketika terdapat ekimosis abrasi
berdasarkan bentuk dan atau laserasi yang ditemukan dalam bentuk tanda gigit
ukurannya, bila diperlukan elips atau pola ovoid mungkin memiilki area sentral yang
dapat identifikasi serologi ekimosis (kontusi)

Durasi bite mark bergantung Jarak normal antara kaninus atas dewasa adalah 2.5
dari tekanan yang diberikan sampai 4.0 cm, dan canine marks pada gigitan adalah
dan luas kerusakan kulit yang memiliki kedalaman paling prominen

Jika tidak merusak kulit maka Gigitan yang


akan hilang dalam 24 jam dihasilkan dari hewan
karnivora memiki
Pada kasus dimana kulit kecenderungan untuk
mengalami kerusakan, bagian merobek daging,
tepi atau ujung gigi akan tetap dimana pada gigitan
tampak selama beberapa hari manusia lebih ke
tergantung dari ketebalan menekan daging dapat
jaringannya menyebabkan abrasi,
kontusi dan laserasi
Jenis Injuri- Trauma Dental
• Trauma pada gigi sulung maupun permanen pada
kasus physical abuse dapat karena trauma benda
tumpul. Injuri yang serupa dapat ditemukkan
terlihat sebagai trauma yang diakibatkan karena
kecelakaan/tidak disengaja.
Jenis Injuri- Injuri Mata
• Memar periorbital yang disebabkan oleh physical
abuse melibatkan kedua sisi wajah. Kerusakan
ocular pada anak akibat physical abuse termasuk
adanya hyphema akut, perpindahan lensa mata,
traumatic cataract, dan detached retina. Lebih dari
setengah injuri ini mempengaruhi penglihatan pada
satu atau kedua mata
Jenis Injuri- Fraktur Tulang

Merupakan injuri yang Dapat terjadi pada Dapat single maupun


paling membahayakan pertulangan apapun multiple

Dapat terlihat jelas


Fraktur yang umum terjadi pada anak : nasal
maupun tersembunyi
(45%), mandibula (32%), maksilarizygomatic
dan dapat dideteksi
kompleks dan fraktur orbital (20%)
melalui radiograf

Dilaporkan, survey skeletal pada anak yang


Fraktur fasial tidak
mengalami physical abuse menunjukkan
umum terjadi pada
fraktur multiple yang berada dalam berbagai
anak
tahap penyembuhan
DD/ Child Abuse

Cigarrete burns = lesi impetigo

Memar/bruising : tanda lahir,


penyakit kelainan darah

Injuri mata: Kongjutivitis


Dampak Kekerasan Fisik/ physical abuse

Resiko gangguan Mempengaruhi


kesehatan pada Trauma psikologis kemampuan otak
anak (IQ)

Mempengaruhi
perilaku dan tumbuh Rantai abuse yang Menumpulkan hati
kembang anak terus berulang nurani
dikemudian hari

Menimbulkan Mengganggu
kelainan perilaku pertumbuhan otak
seksual anak
Kekerasan Seksual/ Sexual abuse
Adalah yaitu keterlibatan anak dalam kegiatan
seksual yang tidak dipahami anak, kekerasan
seksual dapat berupa perlakukan tidak
senonoh atau kegiatan yang menjurus kepada
pornografi maupun melibatkan anak dalam
bisnis prostitusi.

Pada anak korban


pelecehan/kekerasan Gonorrhea faringeal Adanya eritema atau
seksual paling sering biasanya asimptomatik, petekie pada
terjadi yaitu pada karena itu ketika palatum yang tidak
rongga mulut gonorrhea dicurigai dapat dijelaskan
penyebabnya
sebagai diagnosis berarti
kehadiran oral dan terutama pada
lesi sudah terlihat pada
perioral gonorrhea junction palatum
kavitas oral dan kultur
atau sifilis pada anak keras dan lunak
yang sesuai harus mungkin bukti adanya
prepubertal adalah diperoleh meskipun tidak
patognomonic dari tekanan/paksaan oral
dideteksi adanya lesi lain. sex
sexual abuse
Kekerasan emosional/ mental abuse
adalah segala sesuatu yang dapat menyebabkan
terhambatnya perkembangan emosional anak
seperti kata-kata yang mengancam atau menakut-
nakuti anak. emotional abuse mungkin akan
menyebabkan gangguan emosional jangka panjang
dan serius. Termasuk isolasi sosial, penolakan,
penghinaan dan tuntutan yang tidak realistik
terhadap anak
Melalaikan/ Mengabaikan (neglect)
Adalah ketidakpedulian orang tua atau caregiver
terhadap kebutuhan anak. neglect terjadi bila
orang tua tidak memberikan syarat yang
diperlukan untuk perkembangan emosional,
psikologis dan fisik anak. emotional neglect yaitu
ketika tidak adanya perasaan dicintai, aman dan
layak.
Kelalaian fisik/ physical neglect berkaitan dengan
kekurangan gizi, tempat tinggal, pakaian,
perawatan medis dan perlindungan dari bahaya.

Dental abuse Didefinisikan menurut AAPD, yaitu


kegagalan orang tua/caregiver yang disengaja untuk Dikatakan neglect karena
seharusnya anak harus
mencari dan menindaklanjuti dengan perawatan
terbebas dari rasa sakit
yang diperlukan, diperlukan untuk memastikan maupun infeksi (freedom
mengenai kepentingan menjaga kesehatan mulut from pain and infection)
untuk fungsi yang adekuat dan bebas rasa sakit dan
infeksi.
Indikator Dental neglect
• Rampan karies yang tidak terawat, yang sangat mudah
dideteksi oleh orang kebanyakan
• Pendarahan yang tidak dirawat atau trauma yang
mempengaruhi regio orofacial
• Kurangnya perawatan secara kontinu pada
penyakit/kondisi pathogen yang sudah teridentifikasi
sebelumnya

Dampak Dental neglect


dapat menyebabkan sakit, infeksi dan kehilangan fungsi,
yang nantinya dapat mempengaruhi proses pembelajaran,
komunikasi, nutrisi dan aktivitas penting lainnya yang
berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan normal
Penyebab Dental neglect
• mungkin dihasilkan dari beberapa faktor seperti isolasi
keluarga, kekurangan ekonomi, ketidak pedulian orang
tua, kekurangan informasi mengenai pentingnya
menjaga kesehatan rongga mulut.

Tugas Dokter Gigi


• dokter gigi harus yakin bahwa caregivers atau orang tua mengerti penjelasan
mengenai penyakit dan akibatnya, ketika hambatan terhadap perawatan ada
yang dibutuhkan, cobalah membantu keluarga dalam menemukan bantuan
keuangan, transportasi ataupun fasilitas umum dengan fasilitas umum yang
Jika intervensi gagal
layak
-> laporkan sesuai
• Orang tua harus diyakinkan bahwa analgesik yang sesuai dan prosedur
layanan
anestesi dapat digunakan untuk meyakinkan kenyamanan anak saat dilakukan
perlindungan anak
prosedur perawatan
Kekerasan Ekonomi
(Eksploitasi komersial)
adalah penyalahgunaan tenaga anak untuk bekerja
maupun kegiatan lainnya demi keuntungan orang
tua maupun orang lain.
Peran Dokter Gigi dalam Manajemen Child Abuse
Dentist mungkin mejadi Tujuan utama keterlibatan : untuk
professional pertama yang memastikan keselamatan anak. tujuan kedua:
mencurigai abuse sebagai hasil untuk memberikan pertolongan dan konseling
dari injuri/kelainan termasuk pada orang tua dan caregiver sehingga
pada daerah orofasial. penganiayaan/abuse dapat dihentikan

Alasan dentist tidak melaporkan:


1. Kurangnya pengetahuan Dentist tidak
mengenai tanda-tanda Child mengetahui tujuan
abuse Lembaga
2. Malas bekerja sama dengan perlindungan anak
agensi perlindungan anak
3. Adanya kekhawatiran bila
melaporkan insiden tersebut
berkaitan dengan anggota
keluarga maupun klinik
Peran Dokter Gigi dalam Manajemen Child Abuse
Praktisi dental seharusnya tidak perlu merasa
Praktisi dental sebaiknya bersalah mengenai menyerahkan anak ke
memastikan bahwa rekam child protection services
medis diselesaikan segera
dengan ilustrasi mengenai
dentist tidak menuduh orang tuanya, dentist
ukuran, posisi dan tipe injuri.
hanya meminta bantuan dan second opinion
Dokumentasi foto juga penting
untuk menegakkan diagnosis yang penting dan
dilakukan dalam hal ini.
sulit
records yang ada dapat
diberikan/dibawa dalam
Kegagalan untuk mengikuti kecurigaan adalah
berbagai konferensi kasus atau
bentuk dari professional negligence. Di US
proses hukum.
dokter yang tidak melaporkan kecurigaan
adanya child abuse dilaporkan brsalah oleh
kantor federal dan dihukum penjara
Peran Dokter Gigi dalam Manajemen Child Abuse
Identifikasi Temuan Klinis:

- injuri yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak


- Terlambat dalam mencari perawatan
- Penjelasan injuri tidak sesuai dengan temuan klinis
- Penjelasan injuri mungkin berbeda dengan anak, ketika ditanyai terpisah
- Reaksi dan perilaku orang tua yang abnormal
- Tipe hubungan anak dan orang tua
- Reaksi anak terhadap lingkungan/orang lain
- Cerita anak yang berbeda dengan orang tua
- Biasanya tanda yang hadir lebih dari Satu
- Hematoma pada daerah yang berbeda/different vintage menunjukkan trauma berulang
- Adanya diskolorasi menandakan nekrosis pulpa yang mungkin disebabkan oleh trauma
dimasa lalu.
- Adanya bekas bungkaman yang dapat terlihat pada rongga mulut seperti meninggalkan
memar, lichenifikasi atau scarring pada bagian sudut mulut.
- bila melihat adanya multiple injuri -> lihat masa healing luka ada stagesnya nya (tidak
efektif menurut beberapa sumber)
Peran Dokter Gigi dalam Manajemen
Child Abuse
Pemeriksaan ekstraoral

Memeriksa regio kepala dan leher,melihat adanya asimetri, pembengkakan dan memar;
memeriksa kulit kepada untuk melihat adanya tanda-tanda penarikan rambt, cek kuping
apakah ada luka, air mata dan abnormalititas yang ada

Perhatikan warna memar dan goresan/abrasi, dimana hal tersebut mengidentifikasikan


ditahap mana masa penyembuhannya. Cek pola yang berbeda pada luka di kulit, apakah
merupakan pattern dari belts, tali/kawat, hanger atau rokok

Periksa 1/3 muka bawah wajah untuk melihat bilateral memar sekitar mata (small red atau
purple spot yang berisi darah) pada sclera mata, patology dropped eyelid (ptosis), atau
tatapan yang menyimpang, hidung memar, deviasi septum, bekuan darah di hidung.

Periksa apakah ada bite marks yang mungkin sebagai akibat kemarahan tak terkendali dari
orang dewasa ataupun anak lain,di daerah yang tidak memungkinkan dilakukan oleh diri
sendiri
Peran Dokter Gigi dalam Manajemen Child Abuse
Pemeriksaan intraoral

Adanya burn/memar didaerah dekat komisura mulut mungkin mengindikasikan anak


dibungkam dengan tali/kain.
Bekas luka di bibir lidah, palatum atau frenulumlingual mungkin mengindikasikan forced
feeding
Manifestasi oral seperti penyakit menular seksual mungkin mengindikasikan sexual abused
Frenulum labial robek adalah temuan intraoral yang mungkin terjadi abuse. Ingat bahwa
usia anak sebagai pertimbangan penting karena frenum tear pada anak yang sedang
belajar jalan biasanya unsusual
Penyebab injuri jaringan keras karena trauma, seperti missing atau fraktur atau fraktur
rahang, harus diinvestigasi lebih lanjut
Peran Dokter Gigi- Bite mark
Dokter gigi dilatih melakukan odontology forensik yang mungkin dapat
menjadi pertolongan khusus kepada dokter untuk dapat mendeteksi dan
mengevaluasi bite marks berhubungan dengan kekerasan fisik dan
seksual

dokter gigi harus mengobservasi dan mendoumentasikan karakteristik


bite mark dengan fotografi yaitu dengan mengikutsertakan identifikasi
tag dan scale marker/ penggaris dalam foto

Odontology forensik mungkin dapat mencocokkan dental model (cast)


dari gigi yang dicurigai sebagai gigi orang yang melakukan kekerasan
yang dilakukkan dengan impression atau gambaran foto gigitan.
Kesimpulan kontribusi praktisi
dental yaitu:
• Mengenali kemungkinan adanya child abuse
• Memberikan perawatan gigi darurat yang penting
dan mengatur perawatan lebih lanjut jika
diperlukan
• Memberitahu pihak yang berwenang mengenai
kecurigaannya/ rujuk pasien dilakukan pemeriksaan
medis
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai