Anda di halaman 1dari 11

Pengembangan Eksipien

Koproses (Kombinasi
Eksipien) dengan Metode
Granulasi Basah
Oleh
Regol Sasaka Raudiah 152210101075
Fakultas Farmasi Universitas Jember
Abtrak

Eksipien koproses yaitu penggabungan dua atau lebih dari eksipien


yang telah ada tanpa merubah strukturnya. Metode yang sering
digunakan yaitu spray drying atau dengan pengeringan dan granulasi,
biasanya eksipien dalam bentuk cairan atau basah. Banyak sekali
peneliti yang mengembangkan eksipien koproses untuk mendapatkan
eksipien yang lebih menguntungkan, khususnya dengan metode
granulasi. Dalam era ini juga sudah banyak produk eksipien koproses
yang sudah beredar dipasaran, misalnya Pharmatose DCL 40, Prosolv,
lacticol dan Cellactose.
Pendahuluan

Definisi Sejarah Singkat


 Penggabungan dua eksipien  1988 = MCC dan CaCO3
atau lebih dengan pencampuran
 1990 = selulosa dan laktosa
sederhana
 1996 = glukomanan dan
 Metode yang sering digunakan
galaktomanan
yaitu spray drying dan granulasi
 Sekarang = banyak sekali
Granulasi basah Tujuan Riview
 Pencampuran eksipien basah  Tugas mata kuliah
dan dibentuk granul untuk
 Informasi kepada pembaca
memperbaiki sifat fisik dari
tentang pengembangan eksipien
eksipien pembentuk.
koproses dengan granulasi basah
 Junaedi dkk menggabungkan
dua eksipien yaitu karaginan dan
pregelatinasi pati singkong
 gum xanthan dan chitosan oleh
bambang dkk
Isi

Granulasi
 Eksipien koproses tidak  Granulasi pada eksipien koproses
menghasilkan produk baru, ada dua yaitu granulasi basah
melainkan menggabungkan dua dan granulasi kering.
atau lebih eksipien dengan
 Granulasi basah biasanya
menggunakan ikatan ionic atau
menggunakan eksipien yang
ikatan hydrogen sehingga tidak
dicampur dalam keadaan basah
erjadi perubahan kimia saat
yang kemudian dikeringkan.
pemrosesan.
 Granulasi kering menggabungkan
dua atau lebih eksipien yang
dicampur dalam keadaan kering.
Penelitian

Junaedi dkk, 2011 Bambang et al, 2017


 Bubur karaginan dan pregelatinasi  Laruran gum xanthan (1% b/v)
pati singkong dicampur lalu diteteskan perlahan kedalam
dikeringkan menggunakan alat
larutan chitosan (1% b/v) 1:1
double drum sampai homogen.
 Setelah itu campuran eksipien  Diaduk 24 jam
ukuran partikelnya diperkecil  Diendapkan
menggunakan discmill.
 Eksipien ini digabungkan untuk  Endapan dikeringkan dengan
membuat eksipien yang kerjanya oven 80 C
memperlambat obat obatan
dilambung sehingga cocok untuk
sediaan gastroretentif
Produk

Pharmatose Prosolv
 Mengandung 95 % β-lactose dan  Mengandung 98 %
monocristalinecellulose (MCC) dan
5 % lactinol anhidrate. 2 % colloidal silicon dioxide.
 Memperbaiki sifat alir dari bahan  eksipien ini memiliki kompresibilitas
aktif yang akan dibuat tablet dan dan kelarutan yang lebih baik dari
eksipien koproses emcocel dan
memiliki kelaruran yang lebih baik MCC serta eksipien koproses avicel
dari laktoa yang lain dan silicon diokside.
 Pabrik yang memproduksi  Prosolv 20 % lebih baik kompresinya
dibandingkan selulosa
pharmatose yaitu DFE Pharma
yang terletak di Amerika, India,  Pabrik yang memproduksi prosolv
yaitu JRS Pharma yang terletak di
Malaysia dan Belanda Amerika.
Cellactose Lacticol
 Mengandung 75 % α-lactose dan  Granulasi basah dari hidrogenasi
25 % cellulose katalitik laktosan dan aglomerat
mikrokristalin.
 Ruiz et al dan Reimerdes
menyatakan bahwa Cellectose  Secara kimia lacticol lebih stabil dari
kompresibilitasnya lebih baik dari disakarida terkait dan dapat
Ludipress, Fast Flo lactose, mudah larut dalam air, sifat alirnya
Tableetos dan Di-pac. baik, dan tidak memerlukan glidan.
 Pabrik yang memproduksi eksipien
 Pabrik yang memproduksi
ini salah satunya yaitu DFE Pharma
cellactose diantaranya ada
yang terletak di Amerika, India,
Meggle-pharma di Amerika Malaysia dan Belanda
Kesimpulan

 Eksipien koproses merupakan sala satu cara untuk mendapatkan eksipien


yang lebih baik.
 Eksipien koproses tidak menghasilkan produk baru karena penggabungan
ini tidak merubah struktur kimianya secara significant dari setiap eksipien
penyusun.
 Para peneliti banyak yang mengembangkan eksipien koproses ini
khususnya menggunakan granulasi basah. Cara lain yang dapat
digunakan untuk eksipien koproses ini yang juga sering digunakan yaitu
spry drying.
 Sudah banyak pula produk dipasaran yang tersebar sehingga lebih mudah
mendapatkan eksipien yang cocok untuk sediaan yang dibuat.
Daftar Pustaka

 K.S. Nachaegari, A.K. Bansal, CoprosessedExcipients for Solid Dosage Forms,


PharmaceuticalTechnology:pharmtech.findpharma.com/pharmtech/article/articleDetail.jsp?id=81434, 2004, p.54.
 Effionora Anwar, Engkom Komariah, Junaedi, Preparation and Characterazation Co-Pocessed Excipient Carragenan-Pregelatinized
Cassava Starch Propionate as a Matrix in the Gastroretentive Dosage Form: Universitas Indonesia/ MAKARA, SAINS, VOL. 15, NO. 2,
NOVEMBER 2011: 148-154
 Kurnia Sari Setio Putri, Bambang Sulistomo, Silvia Surini, Chitosan-Xanthan Polyelectrolyte Complex as Matrix of Mucoadhesive Dosage
Form: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Depok. 16424
 Chen, H., Song, Y., Liu, N., Wan, H., Shu, G., Na, L. (2015). Eff ect of complexation conditions on microcapsulation of Lactobacillus
acidophilus in xanthan-chitosan polyelectrolyte complex gels. Acta Sci. Pol. Technol. Aliment., 14(3), 207–213. DOI:
10.17306/J.AFS.2015.3.22
 M. C. Gohel, Pranav D Jogani, A review of co-processed directly compressible excipients: J Pharm Pharmaceut Sci
(www.cspscanada.org) 8(1):76-93, 2005
 Bolhuis, G. K., and Chowhan, Z. T., Materials forDirect Compression, Pharmaceutical Powder CompactionTechnology,Vol-
7,MarcelDekker,USA, 419-499,1996
 Allen, J. D., Improving DC with SMCC, Manuf.Chem., 67: 19-20& 23, 1996.
 Plaizier-Vercammen, J. A., and Van Den Bossche, H., Evaluation of the Tableting Properties of a New Excipient for Direct Compression,
Drugs Made inGermany, 36: 133-137, 1993.
 Reimerdes, D., The Near Future of Tablet Excipients,Manuf.Chem.,64:14-15,1993.
 Armstrong, N.A. (1998) Direct compression characterisitics of granulated Lactitol. Pharm.Technol. 22, 84–92
Selesai

Anda mungkin juga menyukai