Anda di halaman 1dari 17

Sistem Informasi Kesehatan

Daerah (SIKDA)
KELOMPOK 4
Pengertian SIKDA
SIKDA Generik merupakan Sistem Informasi Kesehatan Daerah yang dirancang
untuk dapat memenuhi berbagai persyaratan minimum yang dibutuhkan dalam
pengelolaan informasi kesehatan daerah, dari proses pengumpulan, pencatatan,
pengolahan, sampai dengan diseminasi informasi kesehatan. SIKDA Generik
dirancang untuk menjadi standar bagi pemerintah daerah dalam pengelolaan
informasi kesehatan di wilayahnya.
Dengan berlakunya sistem otonomi daerah, maka pengelolaan SIK
merupakan tanggung jawab dan wewenang masing-masing
pemerintah daerah.
• Pemerintah pusat/Kementerian Kesehatan, bertanggung jawab
dalam pengembangan sistem informasi kesehatan skala nasional
dan fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah.
• Pemerintah daerah provinsi/dinas kesehatan provinsi,
bertanggung jawab dalam pengelolaan sistem informasi
kesehatan skala provinsi.
• Pemerintah daerah kabupaten/kota / dinas kesehatan kab/kota,
bertanggung jawab dalam pengelolaan sistem informasi
kesehatan skala kabupaten/kota.
Ruang Lingkup Dan Interaksi berbagai komponen dalam SIKDA

•ABCABC
Fungsi Yang Ditampung Dalam SIKDA GENERIK

gFUNGD
DESAIN SISTEM KESEHATAN
DAERAH
1. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIM Puskesmas)

Aplikasi SIM Puskesmas digunakan di puskesmas dalam kegiatan pencatatan berbagai kegiatan pelayanan, baik itu kegiatan
dalam gedung maupun kegiatan luar gedung, dan dapat dilakukan koneksi data base secara oline melalui jaringan internet ke
Server SIKDA Generik di dinas kesehatan, maupun ke data base lokal yang ada di puskesmas.
Kegiatan puskesmas yang mampu ditangani oleh SIM Puskesmas adalah :
1.Pengelolaan informasi riwayat medis pasien per individu
2.Pengelolaan informasi kunjungan pasien ke puskesmas.
3. Pengelolaan informasi kegiatan pelayanan kesehatan dalam gedung, meliputi:
4.Pelayanan rawat jalan (poliklinik umum, gigi, KIA, imunisasi, dll)
5.Pelayanan UGD
6.Pelayanan rawat inap
7.Pengelolaan informasi pemakaian dan permintaan obat/farmasi di puskesmas, pos obat desa, pos UKK.
8.Pengelolaan informasi tenaga kesehatan puskesmas
9.Pengelolaan informasi sarana dan peralatan (inventaris) puskesmas
10.Pengelolaan informasi kegiatan luar gedung yang meliputi
11.Kegiatan puskesmas pembantu, puskesmas keliling, bidan desa, posyandu, polindes, poskesdes, poskestren.
12.Pengelolaan informasi pembiayaan kesehatan masyarakat dan keuangan puskesmas
13.Pengelolaan informasi gizi masyarakat
14.Pengelolaan informasi surveilans (pengendalian penyakit)
15.Pengelolaan informasi promosi kesehatan
16.Pengelolaan informasi kesehatan lingkungan
17.Pengelolaan pelaporan internal dan ekternal
1. 2. Sistem Informasi Manajemen Dinas Kesehatan (SIM Dinkes)

1. Aplikasi ini berfungsi untuk menangani pencatatan dan pengelolaan data yang berasal dari:
2. a.Pengelolaan data puskesmas, berfungsi untuk mencatat dan mengelola data manual dari puskesmas yang ada dalam
wilayah kerja dinkes kabupaten/kota, yang bersifat agregat.
3. b.Pengelolaan data rumah sakit tingkat kabupaten/ kota, berfungsi untuk mengentri data manual yang berasal dari rumah
sakit, baik pemerintah maupun swasta, yang berada dalam wilayah kerja dinkes kabupaten/kota yang bersifat agregat.
4. c.Pengelolaan data rumah sakit tingkat provinsi, berfungsi untuk mengentri data manual yang berasal dari rumah sakit,
baik pemerintah maupun swasta, yang berada dalam wilayah kerja dinkes provinsi yang bersifat agregat.
5. d.Pengelolaan data apotek/instalasi farmasi, berfungsi untuk mencatat dan mengelola data manual yang berasal dari
apotek/instalasi farmasi baik pemerintah maupun swasta, yang berada dalam wilayah kerja dinkes kabupaten/kota, yang
bersifat agregat.
6. e.Pengelolaan data penunjang, berfungsi untuk mencatat dan mengelola data manual, yang bersifat agregat, yang berasal
dari laboratorium/ radiologi/ fasilitas penunjang lainnya, baik itu milik pemerintah maupun swasta yang berada dalam
wilayah kerja dinkes kabupaten/kota.
7. f.Pengelolaan data kesehatan lainnya, yang berfungsi untuk mencatat dan mengelola data kesehatan yang berasal dari
fasilitas kesehatan selain puskesmas, rumah sakit, apotek/instalasi farmasi, dan laboratorium penunjang, yang berada
dalam wilayah kerja dinas kesehatan, misalnya dari lembaga lintas sektor (institusi non kesehatan), praktik dokter dan
klinik, lembaga survei, dan organisasi kesehatan lainnya, yang berada dalam wilayah kerja dinas kesehatan.
8. g.Pengelolaan data SDM, yang berfungsi untuk mencatat dan mengelola data SDM kesehatan di kabupaten/kota/provinsi.
9. h.Pengelolaan data aset, berfungsi untuk mencatat dan mengelola data aset pada dinkes kabupaten/ kota dan dinkes
Provinsi.Pada SIM Dinkes, data yang dientri bersifat agregat.
3. Sistem Informasi Eksekutif

Sistem Informasi Eksekutif, berfungsi


untuk menampilkan profil kesehatan
daerah, yang di dalamnya berisi
indikator kesehatan daerah yang
merupakan rangkuman dari data-data
puskesmas, rumah sakit, dan gudang
farmasi kabupaten/kota. Informasi
disajikan secara ringkas dalam bentuk
grafik, tabel, maupun statistik, yang
dapat diakses oleh jajaran pimpinan
misalnya bupati, gubernur, kepala
dinas kesehatan, dan pemangku
kepentingan lainnya.
4. Sistem Komunikasi Data Kesehatan

Sistem Komunikasi Data Kesehatan, berfungsi untuk menangani proses sinkronisasi/ migrasi data
yang berbentuk soft copy yang berasal dari dinas kesehatan kabupaten/kota, puskesmas, rumah
sakit, laboratorium, apotek/farmasi, dan institusi kesehatan lainnya yang telah menggunakan
perangkat komputer, aplikasi sistem informasi manajemen dan telah terhubung secara online
melalui jaringan internet ke data base SIKDA Generik dalam proses pengelolaan data.
Jenis data yang dikomunikasikan adalah sebagai berikut :
a.Data umum fasilitas pelayanan kesehatan
b.Data pasien baru
c.Data kunjungan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan
d.Data morbiditas
e.Data pengelolaan obat dan alat kesehatan
f.Data pengelolaan sarana dan prasarana fasilitas pelayanan kesehatan
g.Data pengelolaan tenaga kesehatan dan non kesehatan
h.Data statistik daerah
Tahapan pengembangan dan pelaksanaan SIKDA Generik:

a. Modul SIM Puskesmas berupa prototype testing di Pusdatin dan prototype testing untuk
puskesma.
b. Modul Bank Data dan SIM Dinkes (uji coba), Bank data di Pusdatin (uji coba), di Dinkes
(dengan menjalankan prototype puskesmas)
c. Modul Konektivitas (Sistem Komunikasi Data).
d. “Connectathon”, dimulai dengan 3 – 5 sistem yang sudah jadi.
e. Pendistribusian, pelatihan, pendampingan, dan perubahan budaya kerja.
3. Untuk pemerintah daerah yang telah memiliki/menggunakan SIKDA elektronik dapat tetap
menggunakannya dengan beberapa penyesuaian terhadap Pedoman Nasional SIK atau beralih
ke SIKDA Generik.
CONTOH APLIKASI SIKDA GENERIK
G
Tantangan dalam penerapan SIKDA Generik
Di Indonesia terdapat 138 kabupaten/kota (kondisi tahun
2009/2010) yang termasuk daerah bermasalah kesehatan (DBK)
dan/atau daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK) yang
pada umumnya merupakan daerah yang masih kurang dalam
ketersediaan infrastrukur dan SDM. Hal ini menjadi suatu tantangan
dan perlu persiapan dan perencanaan khusus dalam penerapan
SIKDA Generik di daerah-daerah tersebut.
a. Penerapan untuk daerah dengan keterbatasan infrastruktur dan SDM seperti di 138
kabupaten/kota DBK/DTPK.

b. Penyediaan koneksi agar data yang ada di kabupaten/kota atau puskesmas yang sudah
menerapkan SIK komputerisasi online dan telah memiliki bank data yang telah terisi data dapat
masuk ke bank data nasional.

c. Advokasi untuk program kesehatan yang selama ini telah memiliki sistem informasi yang
terpisah-pisah, agar mulai diakhiri sejalan dengan penerapan SIKDA Generik, untuk mengurangi
fragmentasi.

d. Connecthathon untuk menguji interoperabilitas dan konektivitas dari aplikasi yang


dikembangkan.
ST.HARDIANI JUFRI

KELOMPOK 4

IDA ROSYIDAH

TERIMA KASIH
SATRIANI

Anda mungkin juga menyukai