Anda di halaman 1dari 41

TEKNOLOGI DAN FORMULASI SEDIAAN LIKUID

RAHMI ANNISA

SUSPENSI

PART 2

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2016
PREPARATION OF SUSPENSION
PREPARATION OF SUSPENSIONS

1. Drug dispersion
2. Preparation of structure vehicle and addition of drug
3. Addition of other formula adjuncts
4. Deaeration, followed by making up to final volume
5. Homogenization
6. In-process testing
7. Transfer and filling
1. Drug dispersion

Untuk memudahkan dispersi, bahan aktif ditambah larutan


pekat wetting agent dalam sedikit pembawa  dilewatkan
colloid mill  pembasahan optimal

Alkohol atau gliserin dapat digunakan pada tahap awal


pendispersian partikel  membantu penetrasi pembawa
kedalam massa serbuk.

Bahan aktif didispersikan dengan cara menambahkan perlahan-


lahan kedalam air atau sistem air-gliserin mengandung wetting
agent.
2. Preparation of structure vehicle and addition
of drug dispersion
Structure vehicle : aqueous solution of suspending agent ;
hydrocolloid, polysaccharide, kombinasinya.
Sesudah structure vehicle terbentuk  bahan aktif ditambahkan

Metode pendispersian hydrocolloid atau clay :


a. High shear mixing :
Dispersi yang baik dapat diperoleh dengan high shear
mixer  membentuk vortex
Serbuk hydrocolloid ditaburkan perlahan-lahan pada
permukaan/dinding vortex  tiap granul terbasahi.
Penambahan serbuk harus sudah seluruhnya sebelum
kekentalan merusak vortex dan mulai memasukkan udara
kedalam sistem

b. Use of an Eductor :
Dispersi terbaik dari hydrocolloid bisa didapatkan dengan
menggunakan funnel and mixing eductor.
Air secukupnya dimasukkan kedalam tangki yang dilengkapi
high-shear mixer. Mixer dihidupkan  hydrocolloid
dituangkan kefunnel yang melekat pada lubang diatas tangki
sementara air bergerak. Pada proses ini tiap-tiap partikel
dibungkus oleh air sebelum mencapai permukaan air didalam
tangki  mencegah hydrocolloid mengapung

c. Dry mix dispersion ;


Biasanya formula mengandung bahan larut air a.l. asam
sitrat, dicampurkan terlebih dahulu dengan hydrocolloid
kering untuk membantu dispersi  tambahkan perlahan-
lahan kedalam air dengan high-shear mixing  dispersi
hydrokolloid tercapai dalam waktu singkat
3 Addition of other formula adjunct :
Bahan tambahan lain seperti chelating agent, antioxidant,
humectan, preservative, color, fragrance
- langsung ditambahkan kedalam pembawa atau
- dilakukan presolubilized dalam cosolvent yang tepat
Waktu dan suhu pencampuran  tergantung sifat fisika-kimia
Fragrance ditambahkan terakhir dan suhu sudah dingin.

4. Deaeration, followed by making up to final volume


Tiap bacth diproses melewati deaerating equipment sebelum
diad-kan.
Suspensi dengan udara yang terjebak dalam jumlah besar
tidak aseptabel secara farmasetik  mempengaruhi sifat
reologi, dosis, warna, BJ, volume.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pembuatan
suspensi
1. Pemanasan terlalu lama  air menguap
2. Pengadukan dan pemanasan berlebihan 
depolimerisasi hydrocolloid, hydrolisis pengawet
3. Menaati dengan ketat GMPs

GMPs  validasi proses  karakteristik sediaan meliputi :


penampakan, pH, BJ, viskositas, ukuran partikel, volume
sedimentasi dan zeta potensial dll

Validasi proses meliputi : kecepatan dan lama pengadukan dll


5. Homogenization
Terakhir, suspensi dilewatkan colloid mill atau homogenizer
 mengecilkan ukuran partikel yang beraglomerasi

6. In-process testing
Sebagian besar tes-tes evaluasi dilakukan terhadap suspensi
 untuk menjamin kualitas dari produk

7. Transfer and filling


Sediaan dipindahkan ke storage /holding tank untuk
pengisian sesudah memenuhi in process spesification.
Sediaan tidak mengalami perubahan kimia, fisika dan
mikrobiologi setelah proses pemindahan dan pengisian
Syrup filling & packaging line machine
EVALUATION OF A SUSPENTION
1. Sediment parameter
2. Ease of redispersibility
3. Rheological measurement and viscosity
4. Zeta potential measurement
5. Particle size measurement
6. Centrifugation
7. pH measurement
8. Density measurement
9. Dissolution
10.Preservative efficacy test
11. Safety test
1. Sediment parameter

Sedimentation volume:
Vu
F = ------ X 100
Vo

F = sedimentation volume
Vu = volume of sediment
Vo = volume of suspension before settling

Kurva  F vs waktu (menit atau hari dll) prediksi cukup waktu


homogen dan tidak terjadi caking
Degree of flocculation :

F
β = ---------
F∞

F∞ = sedimentation volume of the


deflocculated suspension

Menyatakan peningkatan volume sedimentasi akibat flocculasi,


β = 5.0  volume sedimentasi dlm keadaan flucculasi lima kali
dari keadaan deflocculasi
2. Ease of redispersibility

• Stanko and Dekay :


100 ml suspension (wadah silinder)
 diputar 360o, 20 rpm

Jumlah putaran yang diperlukan  tidak ada endapan

• Dekay and Lesschaft :


kocok 90o arc
Waktu/jumlah pengocokan yang diperlukan  tidak ada
endapan
3. Rheological measurement and viscosity
• Single rate of shear  viscosity
• More then one rate of shear  rheological behavior

4. Particle size measurement


• microscopic or coulter counter
• deteksi adanya pertumbuhan agregat/kristal 
perubahan sedimantation rate, ease of redispersibility,
caking, efficacy

5. pH measurement
pH meter  adjust bila perlu
6. Density measurement
picnometer  suhu tertentu
BAHAN KULIAH TAMBAHAN …
FLAVORS, SWEETENERS
OBAT

Sediaan Oral

Acceptable
PREPARATION
 Pemilihan rasa atau paduan rasa yang tepat
 Pemilihan pengawet yang tidak mempengaruhi rasa
 Penggunaan pemanis buatan dalam jumlah yang tepat dan
seimbang
 Penggunaan peningkat rasa
 Menutupi rasa yang tidak enak dengan menggunakan efek
dingin mint dan efek anestesi dari rempah-rempah
 Penggunaan asam untuk meningkatkan rasa buah
Penampakan

Rasa Bau

Flavor Experiance

Tekstur Suara
BASIC OF TASTE

Strangth of Sweet Sour Salt Bitter


Solution (% Sucrose) (% Citric (% NaCl) (% Caffeine)
Acid)
Slight 5 0.05 0.4 0.05
Moderate 10 0.7 0.7 0.1
Strong 15 1 1 0.2
TEKNIK PEMBERIAN RASA
 Rasa yang dapat diterima pasien harus memenuhi aspek:
 Rasa dapat segera diidentifikasi
 Pembentukan rasa yang cepat
 Nyaman dimulut
 Shortaftertaste
 Tidak ada sensasi rasa yang tidak diinginkan
 Blending
 Menggunakan rasa yang dapat berpadu dengan rasa obat
 Obat dengan rasa asam  rasa buah
 Vit C  Jeruk atau Lemon
 Penambahan rasa asin dapat meningkatkan rasa manis dan
menurunkan rasa asam
 Rasa pahit dapat diatasi dengan rasa asam
TEKNIK PEMBERIAN RASA
 Overshadowing/ overpowering
 Penggunaan perasa dengan intensitas yang lebih kuat dan waktu
menetap yang lebih lama daripada rasa obat yang sebenarnya
TEKNIK PEMBERIAN RASA
 Fisik
 Senyawa obat yang tidak larut air dibuat suspensi
 Emulsifikasi minyak
 Penambahan zat tambahan effervescent
 Menggunakan zat yang memiliki viskositas yang tinggi seperti
sirup agar bertahan lebih lama di mulut
TEKNIK PEMBERIAN RASA
 Kimia
 Adsorpsi atau mengkompleks senyawa obat dengan suatu zat
yang dapat mengurangi rasa yang tidak diinginkan
 Fisiologi
 Memberikan sensasi dingin atau sesuatu zat yang membuat
lidah mati rasa
 Mentol, peppermint, spearmint
FLAVORING AGENT
 Natural Flavor
 Artificial Flavor
 Spice
 Larut air, minyak atau bentuk padat
EFEK PADA STABILITAS OBAT
 Flavor  complex mixture  banyak bahan kimia
 Ex. Cherry Flavor  70 Komponen (Natural);  20
komponen (buatan)
PEMANIS
 Gula
 Digunakan pada konsentrasi yang relatif tinggi sehingga
viskositas yang dihasilkan dapat memperlambat kecepatan
dissolusi beberapa obat
 Solusinya  larutkan obat dalam cairan pembawa terlebih
dahulu sebelum penambahan gula
PEMANIS
 Non-caloric sweeteners
 Saccharine memiliki derajat kemanisan 200-500 kali sukrosa,
tetapi menghasilkan rasa pahit setelahnya
 Aspartam 200 kali rasa manis sukrosa dan sangat luas
digunakan, tidak menghasilkan rasa pahit seperti saccharin
 Kestabilan aspartam bergantung pada pH dan temperatur (pH
3.4-5 pada suhu kulkas)
PEMANIS
 Kalium asesulfam
 Pemanis yang kuat dan digunakan juga sebagai flavor enhancer
 Digunakan secara efektif untuk menutupi rasa yang tidak enak
 Stabil dalam bentuk padat, cair dan temperatur tinggi
 Dapat digunakan kombinasi sinergis dengan pemanis buatan lain
seperti aspartam dan natrium siklamat
PEMANIS
 Dextrosa
 Campuran murni sakarida yang diperoleh dari hidrolisis pada
secara enzimatis terkontrol dapat dipanaskan pada sushu 50 C
tanpa perubahan warna
 Derajat kemanisan 1.1 kali sukrosa
PENGAWET SEDIAAN FARMASI
PENGAWET
DEFINISI
 zat kimia yang termasuk dalam sediaan untuk
mencegah kerusakan karena oksidasi ( antioksidan )
atau untuk membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme yang disebabkan
kekuranghati – hatian selama pembuatan atau
penggunaan ( pengawet antimikroba ) [Martindale].
 Pengawet anti mikroba adalah zat yang ditambahkan
pada sediaan obat untuk melindungi sediaan
terhadap kontaminasi mikroba [FI IV].
 Pengawet, dalam farmasi adalah zat yang mencegah
atau menghambat pertumbuhan dan ditambahkan
pada preparat farmasi dengan tujuan untuk
menghindari kerusakan preparat karena
mikroorganisme.
Mekanisme Kerja Pengawet
 Modifikasi permeabilitas membran sel dan kebocoran isi
sel ( lisis sebagian )
 Lisis dan kebocoran sitoplasma
 Koagulasi irreversible isi sitoplasma ( misal pengendapan
protein )
 Hidrolisis
 Hambatan metabolisme seluler, misalnya mengganggu
system enzim atau hambatan sistesis dinding sel
 Oksidasi kandungan sel
Kemungkinan Cara Kerja Beberapa Pengawet

Kemungkinan Cara Kerjanya


Pengawet
Asam benzoate, asam borat, Denaturasi protein
dan paraben
Fenol dan senyawa fenol Kerja lisis dan denaturasi pada
terklorinasi membrane dan untuk pengawet
terklorinasi, juga dengan oksidasi enzim
Alkohol Kerja lisis dan denaturasi pada
Senyawa – senyawa kuartener membrane
Sediaan merkuri Kerja lisis pada membrane
Denaturasi enzim
PERTIMBANGAN PEMILIHAN PENGAWET
• MEDIA TUMBUH MIKROBA
 AIR ATAU FASA AIR
 NUTRISIAKAN
• DISIMPAN DALAM WAKTU RELATIF LAMA
• CARA PENGAWETAN LAIN BUKAN PILIHAN

BILA BAHAN AKTIF = ANTI MIKROBA ??


SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai