Anda di halaman 1dari 14

Vina Mulyani

Vicy Varia Detyas

Windi Wildan Mustari

Winna Winanda
01 KASUS

02 SOP RUMAH SAKIT

PERMENKES RI No. 55 Tahun 2013


03 Tentang Pekerjaan Perekam Medis
01 KASUS

Pada saat saudara bertugas di RS, pasien


rencana dirawat membawa SPMR setelah di
proses pasien mempunyai lebih dari satu
jaminan ( JKN, Asuransi, dll ) pasien
menempati kelas satu minta naik kelas ke
VIP.

Quest : Bagaimana sikap saudara untuk


mengatasi permasalahan tersebut ?
Answer :

Jika pasien termasuk peserta BPJS, maka Menurut


Permenkes No. 6 Tahun 2018 Tentang Standar Tarif Pelayanan
Kesehatan Dalam Penyelenggaraan JKN pasal 25 :

Peserta JKN yang menginginkan kelas pelayanan rawat


inap yang lebih tinggi dari haknya, harus membayar selisih biaya/
tambahan biaya setiap episode rawat inap dengan ketentuan :

b. untuk kenaikan kelas pelayanan rawat inap ke kelas VIP dengan


fasilitas 1 (satu) tingkat di atas kelas 1, pembayaran tambahan b
iaya ditentukan sebagai berikut : untuk naik kelas dari kelas 1 ke
kelas VIP, pembayaran tambahan biaya paling banyak sebesar 7
5% (tujuh puluh lima persen) dari Tarif INA CBG kelas 1.
Answer :

Maka pasien dapat menggunakan 3 asuransi namun dengan


kebijakan dari RS. Pasien yang akan naik dari kelas 1 ke VIP semis
al dikenakan biaya 100.000 maka RS akan menanggung sebesar 25.
000 sisanya 75.000. Biaya sisanya maka akan di kosering oleh Asu
ransi lain. Namun kembali lagi sesuai dengan kebijakan RS
02 SOP RUMAH SAKIT

Klaim Asuransi BPJS Untuk Pasien JKN

1. JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) merupakan jaminan berupa perlindungan


Pengertian kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar
iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

2. Peserta JKN adalah seluruh masyarakat Indonesia dan warga negara asing y
ang telah bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia yang telah
membayar iuran.
Tujuan 1. Menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan.

2. Memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang layak yang diberi


kan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh Pemerintah

1. Undang-Undang No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial


Kebijakan
Nasional (SJSN)

2. Undang-Undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara


Jaminan Kesehatan Sosial (BPJS)

3. PERMENKES RI No. 27 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis


Sistem Indonesian Case Base Groups (INA-CBG’s)
Prosedur 1. Daftarkan pasien dengan mencetak casemix berwarna putih dan
biru dan SEP berwarna putih, merah, dan kuning dalam Dokumen
Rekam Medis.

2. Berikan petunjuk kepada pasien untuk menyerahkan casemix


berwarna biru dan SEP berwarna merah muda untuk pengambilan
obat

3. Berikan petunjuk kepada pasien untuk menyerahkan SEP berwarna


kuning untuk pengambilan hasil pemeriksaan penunjang

4. Jika pasien rawat inap, setelah pasien pulang terima Dokumen


Rekam Medis dari ruangan dan serahkan ke bagian koding untuk
menentukan kode penyakit

5. Jika pasien rawat jalan, setelah pasien pulang terima lembaran


casemix dan SEP dari poliklinik dan serahkan ke bagian koding rawat
jalan
6. Serahkan Dokumen Rekam Medis ke bagian JKN untuk mensortir
lembar-lembar yang dibutuhkan untuk keperluan klaim, jika pasien rawat inap
lembar-lembar yang disortir diantaranya resume medis, laporan operasi,
laporan keperawatan, pemeriksaan penunjang (laboratorium, ECG, dll) tergantung
masing-masing kasus pasien

7. Serahkan sortiran berkas ke bagian keuangan untuk di klaimkan

8. Grouping kode penyakit dan tindakan medis dengan software INA CBGs

9. Verifikasi kebenaran klaim, apabila terdapat kesalahan bisa dikembalikan


ke bagian dimana kesalahan terjadi, misalnya ke bagian koding apabila
kodefikasi salah atau ke bagian keuangan apabila proses grouping salah dsb.
10. Jika pasien menginginkan kenaikan kelas dari kelas 1, kelas 2 maupun kelas 3 ke
VIP maka akan dikenakan biaya tambahan sesuai dengan peraturan BPJS.

11. Jika lolos tahap verifikasi, maka klaim telah sukses

Unit Terkait Unit Rekam Medis, Bagian Keuangan, Verifikator BPJS


PERMENKES RI No. 55 Tahun 2013
03 Tentang Pekerjaan Perekam Medis

BAB I BAB II
Ketentuan Umum Perizinan

Pasal 1 : Pasal 2 : Unit Pasal 3 : Kualifikasi Pasal 7 : Syarat memp


Menjelaskan terkait Perekam Medis eroleh SIK
pengertian Rekam penyelenggaraan
Medis, Pelayanan rekam medis Pasal 4 : Sertifikasi Pasal 8 : Syarat PMIK
Kesehatan dan Kompetensi dan STR Asing
Profesi Rekam Perekam Medis Pasal 9 : Perpanjangan
Medis Pasal 5 : Masa habis dan pembaruan SIK
STR
Pasal 10 : PMIK dapat
Pasal 6 : SIK Perekam bekerja di 2 fasilitas
Medis pelayanan
BAB III BAB IV
Pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan
Pekerjaan PMIK

Pasal 11 : Fasilitas Pasal 15 : Bentuk pela Pasal 19 : Pemerintah Pasal 21 : Tindakan ad


Pelayanan Rekam yanan yang dilakukan dan MTKI melakukan ministratif terhadap
Medis PMIK pembinaan dan penga PMIK
Pasal 12 : PMIK yang wasan pada PMIK
tidak punya SIK Pasal 16 : Pencatatan
dilarang bekerja dan perekaman oleh
Pasal 13 : Kewenangan PMIK Pasal 20 : Pelaporan la Pasal 22 : Sanksi
PMIK sesuai dengan ma bekerja dan berhe berupa teguran lisan,
Kualifikasi Pasal 17 : Hak PMIK tinya PMIK tertulis hingga
Pasal 14 : pencabutan STR
Tugas PMIK harus Pasal 18 : Kewajiban
sesuai dengan PMIK
kompetensi dan STR
BAB V BAB VI
Ketentuan Peralihan Penutup

Pasal 24 : Standar Pasal 25 : Pasal 26


Pasal 23 : PMIK wajib
profesi PMIK tetap Keputusan Menteri
memilik STR dan SIK
berlaku sepanjang Kesehatan Nomor 377/
sesuai dengan
tidak bertentangan Menkes/SK/III/2007
peraturan perundang-
dengan Peraturan dinyatakan tidak
undangan
Menteri Berlaku
Thank you

Anda mungkin juga menyukai