Anda di halaman 1dari 16

GANGGUAN DISTIMIK

DEFINISI
 Distimia adalah suatu gangguan kronis yang ditandai
oleh adanya mood yang terdepresi (atau mudah marah
pada anak –anak dan remaja) yang berlangsung
hampir sepanjang hari dan ditemukan pada sebagian
besar hari.
EPIDEMIOLOGI
 Distimia memiliki prevalensi 6 persen
darikeseluruhan gangguan depresi.
 Perempuan memiliki angka kejadian yang lebih
besar dibandingkan laki-laki dengan ratio 2:1
ETIOLOGI
 Faktor biologik
Beberapa penelitian menunjukan keterkaitan
neurotransmitter Serotinin dan Noradrenergik dalam
gangguan distimik.
 Faktor Psikososial
Menurut Freud orang yang rentan terhadap depresi
adalah orang yang tergantung secara oral dan
membutuhkan pemuasan narsisitik yang terus
menerus. Apabila individu tidak mendapatkan kasih
sayang yang bermakna maka ia akan mengalami
depresi.
TANDA DAN GEJALA
 Perubahan dalam pikiran :
Sulit berkonsentrasi dan membuat keputusan.
Beberapa orang mengeluh masalah dengan
ingatan jangka pendek, lupa berbagai hal
sepanjang waktu. Pikiran negative,pesimis,
rendah diri, rasa bersalah,kritik diri.
 Perubahan dalam perasaan:
Kebanyakan merasa sedih tanpa alasan yang
jelas, tidak dapat menikmati aktivitas yang
menyenangkan. Motivasi menurun sampai
apatis, merasa lamban dan mudah lelah,sulit
mengontrol amarah.
 Perubahan dalam perilaku :
Pasien terlihat apati, ada perubahan selera
makan ( meningkat /menurun), menangis secara
berlebihan, marah dalam bentuk kekerasan,
dorongan seksual menurun.
 Perubahan dalam kesehatan fisik :

Timbul kelelahan kronik, tidur terganggu,


mengeluhkan banyak sakit dan rasa nyeri
DIAGNOSIS DAN KRITERIA DIAGNOSIS
A. Mood terdepresi sepanjang hari. Lebih banyak
hari-hari dia mengalami mood terdepresi
dibandingkan tidak terdepresi, diperoleh dari
penjelasan subjektif atau pengamatan orang
lain, sekurang-kurangnya 2 minggu. Pada anak
dan remaja moodnya dalam bentuk mudah
tersinggung dan lamanya harus 1 tahun.
B. Saat mood terdepresi ditemukan 2 atau atau
lebih gejala berikut :
1. Nafsu makan menurun atau berlebih

2. Insomnia atau hipersomnia

3. Energi menurun atau lelah

4. Harga diri menurun

5. Kurang konsentrasi atau sulit mengambil


keputusan
6. Rasa putus asa
C. Selama periode 2 tahun gangguan (1 tahun
pada anak dan remaja) mereka tidak pernah
bebas gejala kriteria A dan B selama lebih dari
2 bulan pada suatu waktu.
D. Tidak pernah ada episode depresi berat selama
2 tahun pertama gangguannya (1 tahun untuk
anak dan remaja) tidak dalam bentuk
gangguan depresi berat kronis ataupun
gangguan depresi berat dalam remisi parsial.
E. Tidak pernah terdapat episode manik, episode
campuran atau episode
hipomanik, dan tidak pernah memenuhi criteria
untuk gangguan siklotimik.
F.Gangguan tidak terjadi bersamaan dengan gangguan
psikotik kronis, seperti skizofrenia atau gangguan
waham
G.Gejala bukan merupakan efek fisiologis langsung
dari suatu zat(missal
obat yang disalahgunakan, suatu medikasi) atau
suatu kondisi medis umum.
H.Gejala menyebabkan penderitaan atau gangguan
yang bermakna secara klinis dalam fungsi social,
pekerjaan atau fungsi penting lainnya.

Juga disebutkan, bila :


Awitan awal : sebelum usia 21 tahun
Awitan lambat : pada usia 21 tahun atau lebih
Untuk 2 tahun terakhir gangguan distimik dengan ciri
atipikal.
DIAGNOSIS BANDING
 Diagnosa banding adalah penyalahgunaan zat
psikoaktif atau ketergantungan zat psikoaktif,
gangguan penyesuaian dan masa berkabung
 Untuk membedakannya dibutuhkan
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksan
neuropsikologi untuk menyingkirkan diagnosis
banding.
 Pemeriksaan darah lengkap, tes fungsi tiroid, tes
proyeksi Rorschad atau Minnesotan Multiphasic
Inventory
PENTALAKSANAAN
 Psikoterapi
Terapi pilihan untuk gangguan distimia. Psikoterapi diberikan untuk
mengatasi masalah yang menimbulkan depresi dengan berbagai cara.
Pertama
Konseling yang berifat suportif diharapkan dapat membantu
mengatasi nyeri atau mengatasi ketidakmampuannya.
Kedua
Terapi kognitif perilaku digunakan untuk mengubah ide pesimistis,
harapan yang tidak realistic dan kritik diri yang menimbulkan
depresi dan penderitaanya.
Ketiga
Problem solving therapy biasanya dibutuhkan untuk mengatasi
depresi dengan cara mengubah situasi kehidupan yang menimbulkan
stress yang bermakna.
 Farmakoterapi
Antidepresan dibutuhkan untuk mengatasi gangguan vegetative
yang sering dialami oleh penderita distimia, seperti gangguan
tidur, rasa lelah, anhedonia, dan rasa nyeri.
 Dari beberapa pelaporan diperoleh bahwa SSRIs, tricyclic
antidepressant dan monoamine oksidase inhibitor (MAOIs)
sama efektifnya
 Antidepresan golongan SSRIs yang sering diberikan
adalah fluoxetin , sertralin
 Antidepresan diberikan dengan waktu yang tidak terbatas,
namun dosis dapat diturunkan sesuai dengan evaluasi perbaikan
gejala. Namun obat tidak diturunkan terlebih dahulu sampai 6
bulan setelah gejala membaik
PROGNOSIS
 Prediksi kedepan tentang prognosis distimia
dengan adanya tatalaksana obat antidepresan yang baru seperti fluoxe
tine, bupropion dan terapi kognitif dan perilaku akan memperlihatkan
hasil yang baik.
 Data yang lama menunjukan antara 10-15 persen pasien gangguan
distimik dalam kondisi remisi setelah didiagnosis.
Sekitar 25 persen dari gangguan distimia tidak mencapai pemulihan
lengkap.
 Edukasi yang baik terhadap pasien dan keluarga dapat meningkatkan
prognosis yang baik
DAFTAR PUSTAKA
1. Pedoman penggolongan diagnostik gangguan
jiwa III.
2. Saddock B, Saddock V, Comprehensive textbook
of psychiatri, ed 9, 2010
3. American Psychiatric Association. Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorders. 5th
ed, Washington, DC: American Psychiatric
Association, 2015

Anda mungkin juga menyukai