Anda di halaman 1dari 18

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


DIREKTORAT PEMBINAAN PKLK
TAHUN 2017
KEBIJAKAN
KURIKULUM
o Permendikbud No. 157 Th. 2014 tentang Kurikulum Pendidikan Khusus
tidak ada lampiran yang memuat:
 Struktur kurikulum
 KI-KD
 Pedoman implementasi K-13-PK

o Permendikbud No. 40 Th. 2014 tentang Kerangka Dasar dan Struktur


Kurikulum SMALB
 Permendikbud ini sudah memuat struktur kurikulum tetapi terdapat
kelompok peminatan yang tidak sesuai dengan karakteristik PDBK
 Belum memuat KI-KD dan pedoman implementasi K-13-PK
o Tumpang tindih dalam kebijakan, sebab apa yang diatur pada
Permendikbud No. 157 Th. 2014 mengatur kembali satuan pendidikan
SMALB yang sudah diatur pada Permendikbud No. 40 Th. 2014.
o Kebijakan penyusunan buku didasarkan pada ekivalensi kemampuan
PDBK (misal: tunanetra 2/3; tunarungu ½; tunagrahita 1/3 – 1/6)
menimbulkan polemik dan tidak sesuai dengan prinsip asesmen
 Untuk memenuhi kebutuhan lapangan dalam
pemberlakuan K-13-PK yang diatur dengan
Permendikbud No. 160 Th. 2014 tentang Perberlakuan
Kurikulum Th. 2006 dan Kurikulum 2013 pada pasal 8
menyatakan bahwa “Satuan pendidikan khusus
melaksanakan kurikulum 2013 sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan” maka Direktorat
PPKLK dan Puskurbuk menyusun draft struktur
kurikulum, KI-KD, dan pedoman implementasi K-13-PK.
 Berbagai rumusan telah dicoba dan diimplementasikan
pada kegiatan ToT NN, IN, dan guru sasaran walaupun
pada pelaksanaannya penuh dinamika sehingga terjadi
perubahan-perubahan sesuai dengan karakteristik
PDBK dan memenuhi kebutuhannya.
 Dalam proses perjalanan yang panjang untuk memenuhi
kebutuhan kurikulum tersebut, maka telah diterbitkan
Perdirjen No. 10/D/KR/2017 tentang Struktur Kurikulum,
KI-KD, dan Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 PK.
 Keterampilan pilihan diberlakukan mulai satuan
pendidikan SMPLB (18 jp)
 Keterampilan pilihan di SMPLB diarahkan pada
kemampuan dasar untuk menyiapkan PDBK pada pilihan
keterampilan di SMALB
 KD menggunakan KD prakarya dan dipadukan dengan
kondisi satuan pendidikan
 Pembelajaran keterampilan di SMPLB tidak ditematikan
dan dapat diberikan oleh guru kelas
 Keterampilan pilihan di SMALB mendapat porsi Kls. X =
24jp; Kls. XI dan XII = 26 jp. Hal ini seiring dengan Inpres
No. 9 Th. 2014 tentang revitalisasi pendidikan vokasi.
 Setiap PDBK diwajibkan memilih satu bidang keterampilan
yang diselenggarakan di SMALB
 Dasar pemikiran PDBK memilih satu
bidang keterampilan agar PDBK dapat
mencapai kompetensi sesuai Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI)
 Mata pelajaran keterampilan di SMALB
diberikan oleh guru mata pelajaran yang
memiliki kompetensi keterampilan yang
diampu di satuan pendidikan
Dengan terbitnya Perdirjen No.
10/D/KR/2017 maka
dalam mengimplementasikan
kurikulum harus sesuai dengan
peraturan tersebut.
IDENTIFIKASI,
ASESMEN, DAN
PROGRAM KEBUTUHAN
KHUSUS
Identifikasi dan Asesmen
• Pembelajaran pada satuan pendidikan khusus didasarkan
atas hasil asesmen oleh karena itu K-13-PK bukan
merupakan acuan minimal, tetapi rerata dan sifatnya
sangat fleksibel. Artinya KD dapat diturunkan, dinaikkan,
atau bahkan diganti dengan KD lain yang sesuai.
• Diharapkan setiap satuan pendidikan melakukan
asesmen pada waktu PPDB awal PDBK tersebut sehingga
satuan pendidikan memiliki profil setiap PDBK yang
dinamis karena guru melakukan pencatatan setiap
perubahan/perkembangan PDBK
PROGRAM KEBUTUHAN KHUSUS
o Jenis program kebutuhan khusus berdasarkan K-13-PK
meliputi:
 Pengembangan Orientasi, Mobilitas, Sosial, dan
Komunikasi untuk PDBK tunanetra
 Pengembangan Komunikasi, Persepsi Bunyi dan Irama
untuk PDBK tunarungu
 Pengembangan Diri untuk PDBK tunagrahita
 Pengembangan Diri dan Gerak untuk PDBK tunadaksa
 Pengembangan Komunikasi, Interaksi, Sosial, dan Perilaku
untuk PDBK autis
o Program kebutuhan khusus diberikan sesuai dengan
kebutuhan masing-masing PDBK berdasarkan jenis
kekhususannya. Oleh karena itu program yang diberikan
didasarkan pada tingkatan kelas dan satuan pendidikan
PERANGKAT
PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
Buku 1: KTSP
 Kurikulum 2006 lebih dikenal dengan KTSP sehingga dengan
diberlakukannya Kurikulum 2013 dimaknai satuan pendidikan tidak
perlu lagi menyusun dokumen/buku 1 dengan nama KTSP.
 Penetapan dokumen/buku1 dengan nama KTSP sesuai dengan
Permendikbud No. 61 Th. 2014. Selanjutnya dalam Permendikbud
tersebut disebutkan juga dokumen/buku 2; Silabus, dan
dokumen/buku 3; RPP. Hal ini yang membedakan KTSP dalam
kebijakan Kurikulum 2013 dengan KTSP dalam kebijakan
Kurikulum 2006 yang memiliki dokumen 1 KTSP, dokumen 2
Silabus dan RPP, dan dokumen 3 Pedoman Pelaksanaan
Kurikulum
 Penyusunan Dokumen I KTSP sistematikanya menyesuaikan
dengan kebijakan Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan peraturan perundang-
undangan lainnya yang berlaku.
 Sekolah membentuk Tim Pengembang Kruikulum.
Buku 2: Silabus
 Pemerintah hanya menyiapkan model silabus. Silabus
disusun oleh guru pada satuan pendidikan dengan mengacu
pada SKL, KI-KD, dan hasil asesmen perkembangan dan
akademik.
 Silabus disusun untuk tematik dan mata pelajaran. Untuk
program kebutuhan khusus tidak dibuatkan silabus sebab
bukan mata pelajaran dan telah disiapkan pedoman
pelaksanaan program kebutuhan khusus untuk setiap jenis
kekhususan yang dilayani di SLB.
 Untuk memudahkan dalam pemetaan KI-KD dengan alokasi
waktu maka dibuatlah program tahunan. Kemudian lebih rinci
diatur pada program semester, Berdasarkan silabus, prota
dan promes maka disusunlah RPP.
Buku 3: RPP
 Komponen-komponen yang harus ada dalam RPP mengacu
pada Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016.
 RPP tidak perlu menampilkan kondisi awal apabila
kemampuan PDBK homogen
 RPP menampilkan kondisi awal apabila kemampuan awal
PDBK hetorogen
 RPP tidak menampilkan kondisi awal apabila sebagian besar
PDBK homogen tetapi menggunakan penandaan dalam IPK
dan penilaiannya.
 RPP mengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK), Literasi Sekolah, High Order Thinking (HOT), dan
kompetensi/skill abad 21 yaitu Critical Thinking, Creative,
Comunicative, Colaboration (4Cs) atau Berfikir Kritis dan
Pemecahan Masalah, Komunikasi, Kreatifitas dan Inovasi,
dan Kolaborasi (4 K) dalam kegiatan pembelajaran.
PENILAIAN DAN
LAPORAN HASIL
BELAJAR
 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ditetapkan oleh satuan
pendidikan. KKM dituangkan pada Dokumen I KTSP.
 Penetapan KKM mempertimbangkan tiga komponen yaitu: 1)
Karakteristik Peserta Didik, Karakteristik Mata Pelajaran, dan
Kondisi Satuan Pendidikan.
 Penetapan KKM mulai KKM Indikator, KKM KD, dan KKM Mata
Pelajaran.
 Penilaian sikap tidak menggunakan kata yang kontradiktif.
 Aspek penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
 Guru perlu cermat dalam menyusun rumusan indikator pencapaian
kompetenai dari setiap KD dari KI-1, KD dari KI-2, KD dari KI-3,
dan KD dari KI-4.
 Jadwal dalam PTS dan US untuk setiap mata pelajaran (tidak ada
jadwal penilaian tema atau sub tema).
 Guru menyusun teknik penilaian, bentuk instrumen, rubrik
penilaian dan cara menentukan nilai untuk setiap mata pelajaran.
Guru juga menyusun kisi-kisi, instrumen penilaian (soal),
menganalisis hasil belajar, perbaikan, pengayaan dan laporan hasil
belajar.
Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai