Anda di halaman 1dari 37

Curriculum Vitae

Prof Dr dr Sri Rezeki S Hadinegoro Sp.A(K)


Staf pengajar
Departemen Ilmu Kes Anak, Fakultas Kedokteran
Universitas
Indonesia, RS Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta
• Pendidikan
– Dokter umum – FK.UNPAD 1972
– Spesialis anak – FK.UI 1983
– Doktor – FK.UI 1996
– Guru Besar – FK.UI 2000

• Organisasi
– Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI)
– Anggota Satgas Imunisasi IDAI
– Anggota KOMNAS PP KIPI – KEMKES
– Board member of Asian Society of Pediatric Infectious Disease (ASPID)
– Member of Asia-Pacific Dengue Prevention Board (APDPB)
– Member of Asia Dengue Vaccine Advocacy (ADVA)
– President of International Society of Tropical Pediatrics (ISTP)
Rekomendasi ITAGI tentang
Imunisasi HPV

Prof Dr dr Sri Rezeki Hadinegoro Sp.A(K)


Ketua ITAGI
Topik yang akan dibicarakan

• Dasar rekomendasi
• Epidemiologi global, regional, dan nasional
• Ketersediaan vaksin HPV yang aman dan
efektif
• Imunisasi HPV menunjang kesehatan
masyarakat
Introduksi vaksin baru ke dalam Program
Imunisasi Nasional (EPI)
• Kepedulian global
‘Burden of • Data regional
disease’ • Data lokal: insidens, prevalens, angka kematian,
kelompok umur yang rentan, gejala sisa

• Panduan : SAGE & WHO position paper


Panduan & • Pilot project
Rekomendasi • Rekomendasi ITAGI

• Registrasi & izin edar dari BPOM


Ketersediaan • Analisis cost benefit
vaksin • Ketersediaan vaksin

• Perencanaan Kementrian Kesehatan


• Sosialisasi/ pelatihan
Perencanaan • Biaya operasional (Pusat dan Pemda)
• Surveilans KIPI
Kajian (review articles) Imunisasi HPV

Dasar dilakukan kajian


Peraturan Menteri Kesehatan RI No 42 tahun 2013
tentang Penyelenggaran Imunisasi telah tercantum
bahwa imunisasi HPV berpotensi untuk mengurangi
angka morbiditas dan mortalitas yang berhubungan
dengan infeksi HPV (human papilloma virus)

Rekomendasi ITAGI
Dasar Rekomendasi
• Surat Direktur Simkar dan Kesma, No
IR.02.01/D.3/II.2/2923.1/2015, tertanggal 8
Desember 2015, perihal kajian penggunaan
vaksin HPV dalam Program Imunisasi Nasional

• Surat Direktur No. IR.02.01 / D.3 / II.2 /


529/2016, February 10, 2016,
implementasi imunisasi HPV dalam
‘Demonstration Program’
Jenis kanker terbanyak pada perempuan
menurut WHO

World Health Organization - Cancer Country Profiles, 2014.


Kematian Global Kanker pada Perempuan
World Health Organization - Cancer Country Profiles, 2014
Epidemiologi Kanker Serviks
• Asia Tenggara
– 175 000 kasus baru, mortality rate 94,000 per tahun
– Dalam 5 tahun mencapai 465,000 kasus (30% prevalens
dunia)
– Mortalitas 33% -35% dari insidens global

• Indonesia, data GLOBOCAN 2012


– 58 kasus baru kanker serviks, 26 meninggal setiap hari
– Indonesia tertinggi: kematian, insidens, prevalens 5 tahun

• RISKESDAS 2013: kanker serviks tertinggi dikuti kanker payu


dara
Kanker Serviks
Data penting secara nasional
– Angka kejadian tertinggi berturut-turut
umur 35-55 th, 56-64 th, > 65 th, termuda
18-35 th
– Dilaporkan 4 kasus pada remaja < 17 tahun
– Pada umumnya terlambat berobat, sehingga
telah terjadi kanker serviks stadium lanjut
Insidens kanker pada perempuan
di Indonesia (estimasi tahun 2012)
Kanker Serviks di Asia Tenggara
Kasus Baru Kanker Serviks per tahun
menurut umur di Indonesia (estimasi th 2012)
Isi Rekomendasi
• Latar belakang
• Vaksin sudah mendapat izin edar dari BPOM
• Jenis vaksin yang akan dipilih
• Penentuan target yang akan diimunisasi
• Dosis dan interval pemberian
• Pemantauan keamanan vaksin
• Sosialisasi kepada orang tua
Rekomendasi SAGE 2014
(Strategic Advisory Group of Experts on Immunization )
• Menegaskan pentingnya menargetkan
imunisasi HPV pada anak usia 9-13 tahun,
sebelum mereka melakukan hubungan seksual

• Jadwal vaksin 2 dosis dengan interval minimum


6 bulan direkomendasikan untuk anak usia
kurang dari 15 tahun (termasuk anak
perempuan usia ≥15 tahun pada saat
menerima dosis kedua)
WHO position paper, 2014
Vaksinasi HPV harus diusahakan menjadi
bagian dari program imunisasi nasional
dengan memperhatikan hal-hal berikut
WHO position paper, 2014
• Pencegahan kanker serviks merupakan prioritas
kesehatan masyarakat.
• Introduksi vaksin dapat dilaksanakan dengan
berkesinambungan
• Aspek cost-effectiveness telah dipertimbangkan
• Program imunisasi HPV harus dimulai dengan
prioritas cakupan yang tinggi pada target primer,
yaitu anak perempuan usia 9-13 tahun
Rekomendasi Organisasi Profesi

• HOGI = Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia


• IDAI = Ikatan Dokter Anak Indonesia
• PAPDI = Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia
Vaksin HPV di Indonesia
• Vaksin HPV bivalen • Vaksin HPV quadrivalen
– Berisi HPV-16 & 18, – Berisi HPV-6, 11, 16, 18
– GlaxoSmithKline (GSK) – Merck, nama Gardasil@,
nama Cervarix@, – Indikasi
– Indikasi • Umur 9-13 thn, dua
• umur 9-14 thn, dua dosis (0 and 6 months)
dosis interval 12 • umur 14-45 thn, tiga
bulan dosis (0-2-6 bulan)
• umur 15-25 thn, tiga
dosis (0-2-6 bulan)
Vaksin HPV yang digunakan

• Vaksin HPV yang akan digunakan harus


memenuhi persyaratan sebagai berikut,
– Sudah mempunyai sertifikat pra-qualifikasi
WHO (PQ – WHO) dan nomor izin edar
(NIE) dari BPOM
– Penentuan dosis disesuaikan dengan hasil
registrasi BPOM
Jenis dan dosis vaksin
• Vaksin HPV quadrivalen, dua kali jarak 6 bulan
untuk anak usia 9-13 tahun (diterbitkan pada
Maret 2015)
• Vaksin HPV bivalen, dua kali jarak 6 bulan
untuk anak usia 9-13 tahun (diterbitkan pada
Desember 2015)
• Dosis vaksin HPV 0,5 ml, diberikan secara intra
muskular di daerah deltoid
Rekomendasi
penentuan umur target
• Target program nasional mengacu kepada
rekomendasi SAGE 2014 dan WHO position
paper 2014
– Program imunisasi nasional HPV diprioritaskan
kepada anak perempuan usia 9-13 tahun
• Indonesia: Imunisasi vaksin HPV
diperuntukkan pada anak perempuan mulai
usia >10 tahun
Lokasi & Arah
suntikan intramuskular

Arah jarum

Lokasi suntikan
Demonstration Program
• Pemilihan lokasi berdasarkan prevalensi
kanker serviks di daerah tersebut
– prevalensi kanker serviks
• DKI 1,2%
• DIY 1,5%
– kesiapan pendampingan dana operasional
• Pelayanan imunisasi di sekolah dasar yang
berjalan baik: siswa putri kelas 5 (usia 9-13
tahun), diberikan dua kali (jadwal 0 dan 6
bulan)
Pemantauan Keamanan Vaksin
• Monitor dan evaluasi dilakukan pada
– Evaluasi program, untuk mencegah drop out pada
suntikan vaksin kedua
• Monitoring Sistem Surveilans KIPI
– sehubungan HPV vaksin merupakan vaksin baru
dalam program nasional maka PMS pasif maupun
aktif perlu dilakukan dan diperkuat
Kegiatan KIE
• Perlu diberikan penjelasan kepada
para guru, orang tua murid, dan
murid-murid sebelum mendapat
imunisasi mengenai manfaat
imunisasi HPV dalam pencegahan
kanker serviks
Pelajaran sebagai Contoh
(lesson learnt)

Pelaksanaan BIAS HPV


Provinsi DKI Jakarta

Slide dari dr. Widyastuti, MKM


Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
12 Maret 2018
PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN
Advokasi dan sosialisasi telah dilaksanakan sejak
pertama kali pengenalan vaksin HPV pada tahun 2016

Instruksi Gubernur
Provinsi DKI
Jakarta Nomor 135 Advokasi dan
Advokasi dan Sosialisasi dan
Tahun 2016 tentang Sosialisasi dengan
Sosialisasi Lintas Promosi melalui
Dukungan Tokoh Agama /
Sektor, lintas Media elektronik,
Pelaksanaan Organisasi
program media cetak, media
Kegiatan Keagamaan
briefing, media
Pencegahan sosial, bus Trans
Kanker Serviks Jakarta, dll
PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN
Pelaksanaan BIAS HPV di seluruh Sekolah
Dasar/sederajat di wilayah provinsi DKI Jakarta
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN BIAS HPV
TAHUN 2017 di DKI Jakarta

Kelas 5 Kelas 6
Wilayah DKI Sasaran Cakupan % Sasaran Cakupan %
Jakarta absolut absolut
Pusat 6.652 5.996 90.14 5.956 5.682 95,40
Utara 12.392 10.636 85,83 10.427 10.067 96,55
Barat 16.791 15.702 93,51 14.416 14.181 98,37
Selatan 17.262 15.003 86,91 15.049 14.052 93,37
Timur 25.726 23.119 89,87 24.868 22.948 92,28
P. Seribu 230 224 97,39 199 197 98,99
Total 79.053 70.680 89,41 70.915 67.127 94,66
PERSENTASE CAKUPAN BIAS HPV
PADA SISWI SD/SEDERAJAT TAHUN 2016 - 2017

KELAS 5
92,01% (66.094)
(2016)

KELAS 5
(2017) 89,41% (70.680)

KELAS 6
94,66% (67.127)
(2017)
PERBANDINGAN PERSENTASE CAKUPAN BIAS HPV DI WILAYAH
PADA SISWI SD/SEDERAJAT KELAS 5 TAHUN 2016 DAN KELAS 6
TAHUN 2017

100 95 94 97 98
93 93 92
100 99
92
95
91 91 90

75
PERSENTASE

50

25

0 JAKARTA JAKARTA JAKARTA JAKARTA JAKARTA KEPULAUAN DKI JAKARTA


PUSAT UTARA BARAT SELATAN TIMUR SERIBU
Kelas 5 Tahun…
TANTANGAN

Sudah diberikan • Anak sakit ringan • Anak pindah sekolah


imunisasi oleh ditunda pelaksanaan • Tidak mau Imunisasi
dokter pribadi (prinsip kehati-
tetapi tidak dapat hatian)
dibuktikan dengan • tidak masuk sekolah
dokumen karena sakit
Alasan tidak
mengikuti
BIAS HPV

4% 12% 19% 52% 13%


Pindah Tidak Sakit Menolak Alasan
sekolah masuk lain
sekolah
Kesimpulan
ITAGI merekomendasikan pemberian
imunisasi HPV pada program BIAS
berdasarkan atas besar masalah
kesehatan, ketersediaan vaksin, dan
kesiapan jajaran Pemda setempat.
Perlu dilakukan advokasi dan sosialisasi
pada anak dan orang tua sebelum
pelaksanaan imunisasi

Anda mungkin juga menyukai