Anda di halaman 1dari 24

Aktifitas Seksual Pria dan Wanita

Oleh : dr. Muhammad Budi Syahputra, M. Biomed.


Aktifitas Seksual Pria
• Penyatuan gamet ♂ dan ♀ memerlukan penyaluran semen ke dalam
vagina wanita, melalui prilaku seksual = hubungan kelamin – koitus –
kopulasi.
• Prilaku / aktivitas seksual pria ditandai oleh ereksi dan ejakulasi :
 Ereksi
Pengerasan penis yang dalam keadaan normal lemas, guna
memungkinkan masuk kedalam vagina pembengkakan jaringan
erektil penis oleh darah akibat vasodilatasi arteriole penis.
 Ejakulasi
Penyemprotan kuat, dan eksplusif semen ke dalam urethra dan
keluar dari penis 2 fase :
1) Emisi
2) Ekspulsi
Siklus Respons Seksual
1. Fase Eksitasi
Ereksi + vasokongesti testis (pembengkakan oleh terkumpulnya
darah) dan peningkatan keinginan berhubungan kelamin.
2. Fase Datar
Peningkatan respon-respon keinginan berhubungan kelamin,
misalnya: denyut jantung, tekanan darah, kecepatan bernapas,
ketegangan otot.
3. Fase Orgasme
Ejakulasi serta respon puncak pada kenikmatan seksual, secara
menyeluruh dirasakan sebagai kenikmatan fisik yang intensif.
4. Fase Resolusi
Fase yang mengembalikan genetalia dan sistem-sistem tubuh ke
keadaan seperti semula (sebelum terangsang).
Ereksi
• Selain fenomena fisiologis diatas juga mencakup faktor
emosi, psikologis dan sosial.
• Refleks ereksi adalah suatu refles spinal yang dipacu oleh
stimulasi mekanoreseptor - mekanoreseptor yang sangat
peka di glans penis.
• Rangsangan taktil pada glans secara refleks memicu
peningkatan aktivitas parasimpatis dan penurunan aktivitas
simpatis ke arteriol-arteriol di penis →vasodilatasi → ereksi.
• Stimulasi parasimpais dan inhibisi simpatis yang terjadi
secara bersamaan → vasodilatasi terjadi lebih cepat dan
lebih kuat → ereksi penuh bisa dicapai hanya dalam waktu 5
– 10 detik.
• Pada saat bersamaan impuls parasimpatis meningkatkan
sekresi mukus dari kelenjar bulbourethra dan urethra →
sebagai persiapan untuk koitus.
• Refleks Spinal dasar dapat difasilitasi atau dihambat oleh
pusat-pusat yang lebih tinggi di otak melalui jalur desendens
yang juga berakhir di saraf-saraf otonom yang mepersarafi
arteriole penis.
STIMULASI MEKANORESEPTOR
DI GLANS PENIS

PARASIMPATIS KE PARASIMPATIS KE SIMPATIS KE


KEL.BULBOURETRHA & ARTERIOL PENIS ARTERIOL PENIS
KEL.URETHRA

DILATASI
MUKUS ARTERIOL PENIS

PELUMASAN EREKSI

VENA TERTEKAN
• Bila ada kegagalan ereksi, walaupun stimulasi adekuat
(impotensi) dapat terjadi akibat :
 Inhibisi refleks oleh pusat-pusat yang lebih tinggi di otak.
 Psikologis, misalnya : cemas.
 Keterbatasan fisik : kerusakan saraf, obat- obatan yang
mengganggu fungsi otonom, masalah aliran darah
melalui penis.
Ejakulasi
• Seperti ereksi, ejakulasi dilakukan oleh refleks spinal.
• Jika tingkat perangsangan menguat sampai ke puncak → ejakulasi.
• Respons ejakulasi berlangsung 2 fase : emisi dan ekspulsi
1) Emisi
→ Impuls simpatis → kontraksi otot-otot polos di prostat, duktus-
duktus reproduksi, dan vesikula seminalis → cairan prostat, sperma,
vesikula seminalis (semen) mengalir kedalam urethra.
Selama fase Emisi Spingter di leher kandung kemih tertutup rapat
untuk mencegah semen masuk ke kandung kemih dan mencegah
urine keluar bersama ejakulat.
2) Ekspulsi
→ Pengisian Urethra oleh semen → memicu impuls ke otot rangka
di pangkal penis → kontraksi otot-otot rangka pangkal penis (interval
0,8 detik) → meningkatkan tekanan di pangkal penis → memaksa
pengeluaran semen di urethra.
→ Bersamaan dengan itu terjadi ORGASME.
Orgasme
• Terjadi bersamaan dengan fase Ekspulsi.
• Ditandai dengan bernapas dalam, kecepatan denyut jantung
yang dapat mencapai 180x/menit, kontraksi otot rangka secara
umum, memuncaknya emosi.
• Respon panggul dan respon sistemik disertai dengan
kenikmatan dan perasaan lega dan kepuasan merupakan
pengalaman yang dikenal dengan ORGASME.
Resolusi
• Selama Fase ini setelah orgasme.
• Impuls Vasokostriktor simpatis memperlambat aliran masuk ke
darah ke dalam penis sehingga ereksi lenyap.
• Diikuti oleh relaksasi yang dalam → perasaan lelah.
• Setelah ini terjadi periode refrakter yang lamanya tergantung
individual, sehingga laki-laki tidak dapat mengalami orgasme
multipel, seperti halnya pada wanita.
Ejakulat/Semen
• Volume Ejakulat tergantung pada lama waktu sebelum
ejakulasi.
• Volume rata-rata : 3 cc (2,5 – 6) cc.
• Ejakulat manusia = 300 – 400 juta sperma (120 juta/ml).
• Kualitas dan kuantitas sperma menentukan fertilitas.
• ♂ infertil = konsentrasi sperma < 20 juta/ml semen.
• Walaupun cuma 1 sperma yang fertilisasi → perlu banyak
sperma (menghasilkan enzim-2 akrosom) untuk meluluhkan
sawar yang melindungi ovum, sampai ada 1 sperma pemenang
yang menembus sitoplasma ovum.
• Kualitas sperma juga diperhitungkan, kelainan sperma yang
abnormal menurunkan fertilitas → infertil.
Pengaturan Fungsi Reproduksi Pria
• Testis dikontrol oleh 2 hormon : LH dan FSH.
• LH bekerja pada sel leydig untuk mengatur fungsi testosteron
pada pria hormon ini disebut = ICSH → Testosteron berperan
untuk metosis dan meiosis sel-sel germinativum.
• FSH bekerja pada tubulus seminiferus, terutama di sel sertoli,
untuk meningkatkan spermatogenesis (fase remondeling
spermatid).
• Sekresi LH dan FSH dari Hipofisis Anterior dirangsang oleh
hormon dari hipotalamus = Gn RH.
Hipotalamus

GnRH

Hipofisis Anterior
FSH LH

Testis
Sel Sel
Sertoli Leydig

Spermatogenesis

Inhibin Testosteron
Aktifitas Seksual Wanita

Tahap Excitement

Tahap Plateu

Tahap Orgasmus

Tahap Resolusi
Tahap Excitement
(Peningkatan bertahap dalam rangsangan seksual)

 Lubrikasi vaginal : yaitu dindinf vagina berkeringat.


 Ekspansi 2/3 bagian dalam rongga vagina (lorong vagina
membuka).
 Peningkatan sensivitas dalam pembesaran klitoris serta labia.
 Terjadi ereksi putting dan peningkatan ukuran payudara.
Tahap Plateu
(Penguatan respon fase excitement)

• Pembesaran klitoris (retraksi klitoris dibawah topi klitoris).


• Pembentukan platform orgasmus : pembengkakan1/3 luar
vagina dan labia minora.
• Elevasi serviks dan uterus : perubahan warna kulit yang
tampak hidup pada labia minora.
• Pembesaran areola dan payudara.
• Peningkatan tegangan otot dan pernafasan.
• Peningkatan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, dan
frekuensi pernafasan.
Tahap Orgasmus
(Penyaluran kumpulan darah dan tegangan otot)

 Kontraksi volunter platformorgasmik, uterus, rektal, spinter


uretral, dan kelompok otot lain.
 Hiper ventilasi dan peningkatan frekuensi jantung.
 Memuncaknya frekuensi jantung, tekanan darah, dan
frekuensi pernafasan.
Tahap Resolusi
(Fisiologi &Psikologis kembali ke dalam keadaan
tidak teragsang)

Yang terjadi pada wanita dalam tahap ini adalah :


 Relaksasi bertahap pada dinding vagina.
 Perubahan warna yang cepat pada dinding labia minora.
 Berkeringat.
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Seksualitas

Faktor Fisik Faktor Hubungan Faktor Gaya Hidup

Meningkatnya Penundaan Usia


Faktor Harga Diri
Seksualitas Perkawinan

Adanya Penyebaran
Informasi dan Pergaulan yang
Ketaatan Beragama
Rangsangan Seksual Semakin Bebas
Melalui Media
Perilaku Seksual Dipengaruhi Oleh :
• Dorongan seksual
• Keadaan kesehatan tubuh
• Psikis
• Pengetahuan seksual
• Pengalaman seksual sebelumnya
Daerah – daerah Erogen
Daerah yang dapat menimbulkan rasa erotik nikmat apabila
dirangsang dengan sentuhan – sentuhan, yaitu :

• Pada wanita
Kuping bagian bawah, tengkuk leher, mulut, bibir, lidah,
payudara, putting susu, bahu, tulang punggung, bokong,
daerah sekitar pusat, bagian dalam paha, alat kelamin, mons
pubis, dan perineum.

• Pada pria
Mulut, payudara, skrotum, bagian dalam paha.

Anda mungkin juga menyukai