DILATASI
MUKUS ARTERIOL PENIS
PELUMASAN EREKSI
VENA TERTEKAN
• Bila ada kegagalan ereksi, walaupun stimulasi adekuat
(impotensi) dapat terjadi akibat :
Inhibisi refleks oleh pusat-pusat yang lebih tinggi di otak.
Psikologis, misalnya : cemas.
Keterbatasan fisik : kerusakan saraf, obat- obatan yang
mengganggu fungsi otonom, masalah aliran darah
melalui penis.
Ejakulasi
• Seperti ereksi, ejakulasi dilakukan oleh refleks spinal.
• Jika tingkat perangsangan menguat sampai ke puncak → ejakulasi.
• Respons ejakulasi berlangsung 2 fase : emisi dan ekspulsi
1) Emisi
→ Impuls simpatis → kontraksi otot-otot polos di prostat, duktus-
duktus reproduksi, dan vesikula seminalis → cairan prostat, sperma,
vesikula seminalis (semen) mengalir kedalam urethra.
Selama fase Emisi Spingter di leher kandung kemih tertutup rapat
untuk mencegah semen masuk ke kandung kemih dan mencegah
urine keluar bersama ejakulat.
2) Ekspulsi
→ Pengisian Urethra oleh semen → memicu impuls ke otot rangka
di pangkal penis → kontraksi otot-otot rangka pangkal penis (interval
0,8 detik) → meningkatkan tekanan di pangkal penis → memaksa
pengeluaran semen di urethra.
→ Bersamaan dengan itu terjadi ORGASME.
Orgasme
• Terjadi bersamaan dengan fase Ekspulsi.
• Ditandai dengan bernapas dalam, kecepatan denyut jantung
yang dapat mencapai 180x/menit, kontraksi otot rangka secara
umum, memuncaknya emosi.
• Respon panggul dan respon sistemik disertai dengan
kenikmatan dan perasaan lega dan kepuasan merupakan
pengalaman yang dikenal dengan ORGASME.
Resolusi
• Selama Fase ini setelah orgasme.
• Impuls Vasokostriktor simpatis memperlambat aliran masuk ke
darah ke dalam penis sehingga ereksi lenyap.
• Diikuti oleh relaksasi yang dalam → perasaan lelah.
• Setelah ini terjadi periode refrakter yang lamanya tergantung
individual, sehingga laki-laki tidak dapat mengalami orgasme
multipel, seperti halnya pada wanita.
Ejakulat/Semen
• Volume Ejakulat tergantung pada lama waktu sebelum
ejakulasi.
• Volume rata-rata : 3 cc (2,5 – 6) cc.
• Ejakulat manusia = 300 – 400 juta sperma (120 juta/ml).
• Kualitas dan kuantitas sperma menentukan fertilitas.
• ♂ infertil = konsentrasi sperma < 20 juta/ml semen.
• Walaupun cuma 1 sperma yang fertilisasi → perlu banyak
sperma (menghasilkan enzim-2 akrosom) untuk meluluhkan
sawar yang melindungi ovum, sampai ada 1 sperma pemenang
yang menembus sitoplasma ovum.
• Kualitas sperma juga diperhitungkan, kelainan sperma yang
abnormal menurunkan fertilitas → infertil.
Pengaturan Fungsi Reproduksi Pria
• Testis dikontrol oleh 2 hormon : LH dan FSH.
• LH bekerja pada sel leydig untuk mengatur fungsi testosteron
pada pria hormon ini disebut = ICSH → Testosteron berperan
untuk metosis dan meiosis sel-sel germinativum.
• FSH bekerja pada tubulus seminiferus, terutama di sel sertoli,
untuk meningkatkan spermatogenesis (fase remondeling
spermatid).
• Sekresi LH dan FSH dari Hipofisis Anterior dirangsang oleh
hormon dari hipotalamus = Gn RH.
Hipotalamus
GnRH
Hipofisis Anterior
FSH LH
Testis
Sel Sel
Sertoli Leydig
Spermatogenesis
Inhibin Testosteron
Aktifitas Seksual Wanita
Tahap Excitement
Tahap Plateu
Tahap Orgasmus
Tahap Resolusi
Tahap Excitement
(Peningkatan bertahap dalam rangsangan seksual)
Adanya Penyebaran
Informasi dan Pergaulan yang
Ketaatan Beragama
Rangsangan Seksual Semakin Bebas
Melalui Media
Perilaku Seksual Dipengaruhi Oleh :
• Dorongan seksual
• Keadaan kesehatan tubuh
• Psikis
• Pengetahuan seksual
• Pengalaman seksual sebelumnya
Daerah – daerah Erogen
Daerah yang dapat menimbulkan rasa erotik nikmat apabila
dirangsang dengan sentuhan – sentuhan, yaitu :
• Pada wanita
Kuping bagian bawah, tengkuk leher, mulut, bibir, lidah,
payudara, putting susu, bahu, tulang punggung, bokong,
daerah sekitar pusat, bagian dalam paha, alat kelamin, mons
pubis, dan perineum.
• Pada pria
Mulut, payudara, skrotum, bagian dalam paha.