Anda di halaman 1dari 41

By : dr.

Hendri
Gametogenesis

Gametogenesis adalah proses pembentukan


gamet atau sel kelamin. Sel gamet terdiri dari
gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di
testis dan gamet betina (ovum) yang dihasilkan di
ovarium. Terdapat dua jenis proses pembelahan
sel yaitu mitosis dan meiosis
 Mitosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2
anakan tetapi tidak terjadi reduksi kromosom
 Meiosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2
anakan dengan adanya reduksi kromosom
Pada pembelahan mitosis menghasilkan sel baru yang
jumlah kromosomnya sama persis dengan sel induk yang
bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46 kromosom,
sedangkan pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru
hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom.
Gametogenesis terdiri 4 tahap :
• Perbanyakan
• Pertumbuhan
• Pematangan
• Perubahan bentuk
Gametogenesis ada dua yaitu
1) Spermatogenesis
2) Oogenesis.
1. Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan
sel spermatozoa yang terjadi di organ kelamin
(gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus
seminiferus.
Kesuburan seorang pria ditentukan oleh kemampuannya
untuk mengantarkan sejumlah sperma yang normal ke
dalam vaginawanita.
Penis adalah organ seks utama yang letaknya di antara
kedua pangkal paha
mulai dari arcus pubis menonjol ke depan berbentuk
bulat panjang
Pada saat istirahat, foto penis mengecil dan lembek
sehingga kelihatan tergantung tidak berdaya
saat terangsang, penis akan menegang dan keras dan
disebut ereksi
 Penis dipersyarafi oleh 2 jenis syaraf yakni syaraf otonom
(para simpatis dan simpatis) dan syaraf somatik (motoris
dan sensoris)
 Syaraf-syaraf simpatis dan parasimpatis berasal dari
hipotalamus menuju ke penis melalui medulla spinalis
(sumsum tulang belakang).
 parasimpatis ke luar dari medulla spinalis pada kolumna
vertebralis di S2-4.
 simpatis ke luar dari kolumna vertebralis melalui segmen
Th 11 sampai L2
 parasimpatis dan simpatis menyatu menjadi nervus
kavernosa. Syaraf ini memasuki penis pada pangkalnya dan
mempersyarafi otot- otot polos Corpora Cavernosa Penis
Struktur sperma matang terdiri dari kepala,
leher, bagian tengah, dan ekor. Kepala sperma tebal
mengandung inti haploid yang ditutupi badan khusus
yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim yang
membantu sperma menembus sel telur. Bagian tengah
sperma mengandung mitokondria spiral yang berfungsi
menyediakan energi untuk gerak ekor sperma. Setiap
melakukan ejakulasi, seorang laki-laki mengeluarkan
kurang lebih 400 juta sel sperma.
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses
dalam istilah sebagai berikut :
1) Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah
tahap awal dari spermatogenesis yaitu peristiwa
pembelahan spermatogonium menjadi spermatosit
primer (mitosis),
selanjutnya spermatosit
melanjutkan pembelahan
secara meiosis menjadi
spermatosit sekunder
dan spermatid. Istilah ini
biasa disingkat spermatid.
2). Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan
spermatid menjadi sperma yang dewasa.Spermiogenesis
terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama
2 hari. Terbagi menjadi tahap 1) Pembentukan golgi,
axonema dan kondensasi DNA, 2) Pembentukan cap
akrosom, 3) pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi
sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli.
3). Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma
matur dari sel sertoli ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya
ke epididimidis. Sperma belum memiliki kemampuan bergerak
sendiri (non-motil). Sperma non motil ini ditranspor dalam
cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler. Sperma baru
mampu bergerak dalam saluran epidimis namun pergerakan
sperma dalam saluran
reproduksi pria bukan karena
motilitas sperma sendiri
melainkan karena kontraksi
peristaltik otot saluran.
 Ereksi merupakan proses yang rumit dan
membutuhkan kerja sama banyak sistem di dalam
tubuh. Proses itu mulai dari otak, sistem syaraf,
pembuluh darah sampai hormon turut dilibatkan
agar dapat terjadi ereksi
 Mekanisme terjadinya ereksi ini disebut
Tumescensi
 Ereksi penis merupakan hasil dari relaksasi otot
polos penis yang pada dasarnya dimediasi oleh
refleks spinal dan melibatkan proses saraf pusat
dan pengintegrasian stimuli taktil, olfaktori,
auditori, dan mental. (Anderson, 1995).
Pada saat istirahat (tanpa aktivitas
seksual), pembuluh-pembuluh darah arteri
di daerah Corpora Cavernosa, serta otot-
otot polos di trabekel yakni sekitar
sinusoid akan mengalami kontraksi
(penciutan) sehingga darah yang masuk
ke penis sangat sedikit. Rongga-rongga
sinusoid di Corpora Cavernosa hanya
terisi sedikit darah sehingga penis dalam
keadaan lembek.
Ejakulasi
 Saat pria telah mencapai titik kepuasan seksual atau
orgasme, kerja saraf parasimpatis digantikan oleh
saraf simpatis sehingga pembuluh darah kembali
mengalami vasokonstriksi dan ruang-ruang darah
dalam penis kembali kosong.
 Pembuluh darah balik, setelah sebelumnya tersumbat,
kembali dapat mengantarkan darah dari jaringan erektil
penis kembali ke jantung.
 Saluran keluar sperma yang mengandung spermatozoa
kembali terbuka sehingga sperma dapat dikeluarkan
dengan bebas. Dengan demikian, puncak dari aktivitas
seksual pria, yaitu ejakulasi, akan terjadi
 Tujuan dari ejakulasi adalah menghantarkan sel
sperma atau spermatozoa yang diproduksi oleh testis
ke dalam saluran reproduksi wanita untuk membuahi
sel telur atau ovum wanita.
 Fungsi penis adalah sebagai penghantar sel sperma
tersebut menuju rahim calon Ibu
1.Ereksi penis
Ereksi disebabkan karena impuls parasimpatis yang melepaskan nitric oxide
dan atau peptide intestinal vasoaktif selain asetilkolin (Guyton, 2006).
Selama ereksi, jaringan arteri memasok darah sekurang-kurangnya 100-140
ml. Pada puncak ereksi, tekanan intrakavernosa melebihi tekanan sistolik
(Wibowo, 2007).
2. Lubrikasi
Selama perangsangan seksual, serabut saraf parasimpatis juga menyebabkan
glandula uretral dan bulbouretral mensekresi cairan mukosa yang mengalir
melewati uretra.
3. Emisi dan ejakulasi
Emisi adalah pergerakan semen ke dalam uretra. Ejakulasi merupakan proses
terdorongnya semen keluar dari uretra di saat orgasme (Guyton, 2006).
4. Resolusi
Pada fase terahir terjadi kontriksi otot polos
trabekuler dan vasokontriksi arteriol yang
memasok darah ke jaringan erektil. Terjadi
aliran darah keluar dari sinus venosus sehingga
penis menjadi lemas atau flaksid. Fase ini
diperantarai oleh saraf adrenergik simpatis.
 Peningkatan suhu di dalam testis akibat demam
berkepanjangan atau akibat panas yang berlebihan bisa
menyebabkan berkurangnya jumlah sperma,
berkurangnya pergerakan sperma dan meningkatkan
jumlah sperma yang abnormal di dalam semen.
 Faktor lain yang mempengaruhi jumlah sperma adalah
pemakaian marijuana atau obat-obatan (misalnya
simetidin, spironolakton dan nitrofurantoin).
 Pembentukan sperma yang paling efsisien adalah pada
suhu 33,5° (lebih rendah dari suhu tubuh). Testis bisa tetap
berada pada suhu tersebut karena terletak di dalam
skrotum (kantung zakar) yang berada diluar rongga
tubuh.
 Penyakit serius pada testis atau penyumbatan atau tidak
adanya vas deferens (kiri dan kanan) bisa menyebabkan
azospermia (tidak terbentuk sperma sama sekali.

 Varikokel adalah varises (pelebaran vena) di dalam


skrotum.Varikokel bisa menghalangi pengaliran darah dari
testis dan mengurangi laju pembentukan sperma.

 Ejakulasi retrograd terjadi jika semen mengalir melawan


arusnya, yaitu semen mengalir ke dalam kandung kemih dan
bukan ke penis.Kelainan ini lebih sering ditemukan pada pria
yang telah menjalani pembedahan panggul (terutama
pengangkatan prostat) dan pria yang menderita
diabetes.Ejakulasi retrograd juga bisa terjadi akibat kelainan
fungsi saraf.
Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses
Spermatogenesis
• Hormon FSH yang berfungsi untuk
merangsang pembentukan sperma secara
langsung. Serta merangsang sel sertoli untuk
meghasilkan ABP (Androgen Binding Protein)
untuk memacu spermatogonium untuk
melakukan spermatogenesis.
• Hormon LH yang berfungsi merangsang sel
Leydig untuk memperoleh sekresi
testosterone (yaitu suatu hormone sex yang
penting untuk perkembangan sperma).
2. Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan
dan perkembangan sel ovum. Berbeda dengan laki-
laki, wanita hanya mengeluarkan satu sel telur
saja selama waktu tertentu(siklus). Ovulasi pada
wanita berhubungan dengan siklus yang dikontrol
oleh hormon.
Selama 28 hari sekali sel ovum dikeluarkan oleh ovarium. Sel
telur ini telah matang (mengalami peristiwa ovulasi). Selama
hidupnya seorang wanita hanya dapat menghasilkan 400 buah
sel ovum setelah masa menopause yaitu berhentinya seorang
wanita untuk menghasilkan sel ovum yang matang Karena
sudah tidak dihasilkannya hormone, sehingga berhentinya
siklus menstruasi sekitra usia 45-50 tahun.
Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Oogenesis
• Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya
aksis hipothalamus-hipofisis-ovarium.
• Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing
hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH
(follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone).
• FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga
terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang
korpus luteum untuk menghasilkan hormon progesteron dan
meransang ovulasi.
• Pada masa pubertas, progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin
sekunder.
• Hormon prolaktin merangsang produksi susu.
Menstruasi

Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah


perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi
secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon
reproduksi baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron.
Siklus menstruasi dibagi atas 3 fase :

• FASE MENSTRUASI :
– Selama 2 – 8 hari
– Lapisan stratum kompakta dan spongiosa dilepaskan
– Tertinggal lapisan strAtum basalis 0,5 mm
– Jumlah perdarahan 50 cc, tanpa terjadi bekuan darah karena
mengandung banyak fermen
– Bila terdapat gumpalan darah menunjukkan perdarahan
menstruasi banyak
FASE PROLIFERASI :
– Sampai hari ke – 14
– Endometrium mengadakan proliferasi
– Luka bekas menstruasi tertututp kembali oleh epitel
selaput lendir endometrium, tebal 0,5 mm
– Sel basalis mulai berkembang
– tebal endometrium 3,5 cm
– Hari ke 12 – 14 dapat terjadi pelepasan ovum dari
ovarium yang disebut ovulasi
 FSH (Follicle Stimulating Hormone)
menimbulkan folikel primer yang kemudian
berkembang menjadi folikel de Graaf. Foilkel
ini menghasilkan estrogen
 Estrogen menekan produksi FSH sehingga
menyebabkan hipofisis mengeluarkan hormon
LH (Luteinizing Hormone)
 Di bawah LH, folikel de Graaf menjadi lebih
matang dan mendekati ovarium sehingga
terjadi ovulasi
 Setelah hari ke 14
 Endometrium yang tumbuh berkeluk-keluk mulai
bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung
glikogen + lemak (pengaruh hormon progesteron)
 endometrium siap menerima implantasi dan
memberikan nutrisi pada zygot
 Pada akhir masa ini, stroma emdometrium berubah ke
arah sel-sel desidua, hal ini memudahkan adanya nidasi.
Masa Subur
Masa subur adalah masa dimana akan terjadi kehamilan pada saat
fertilisasi. Pada masa itulah, sel telur yang dihasilkan berada dalam
keadaan siap untuk dibuahi.

Anda mungkin juga menyukai