Tonsilitis suatu penyakit yang disebabkan oleh transmisi suatu agen infeksi
tertentu toksinnya dari manusia atau hewan terinfeksi ke host yang rentan, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Penyakit infeksi secara terus-menerus menyebabkan
permasalahan kesehatan akut dan yang paling sering terjadi di negara-negara sedang
berkembang termasuk Indonesia
.
Tonsilitis kronik penyakit dimana terjadi pembesaran tonsil disertai dengan
infeksi yang berulang-ulang.
Saat ini di sekolah dasar banyak tersebar jajanan sekolah yang dapat
meningkatkan risiko terjadinya tonsilitis kronis mulai dari gorengan dan jajanan sekolah yang
mengandung zat-zat kimia. Dan mengingat pentingnya menjaga kebersihan mulut untuk
mencegah terjadinya infeksi pada rongga mulut terutama pada tonsil yang bertindak sebagai
sistem pertahanan tubuh.
Rumusan Masalah
• Apakah oral hygiene berpengaruh terhadap angka kejadian tonsilitis kronis pada anak usia sekolah
dasar di Poli THT Rumah Sakit Prima Husada Malang serta apakah kebiasaan jajan anak di sekolah
berpengaruh terhadap angka kejadian tonsilitis kronis pada anak usia sekolah dasar di Poli THT
Rumah Sakit Prima Husada Malang ?
Tujuan Penelitian
• Tujuan umum
• untuk mengetahui Pengaruh Oral Hygiene dan kebiasaan jajan anak di sekolah terhadap angka
kejadian tonsilitis kronis anak usia sekolah dasar di Poli THT Rumah Sakit Prima Husada Malang.
• Tujuan khusus
• 1. Mengetahui pengaruh oral hygiene terhadap angka kejadian tonsilitis kronis anak usia sekolah
• dasar di Poli THT Rumah Sakit Prima Husada Malang
• 2. Mengetahui pengaruh kebiasaan jajan anak di sekolah terhadap angka kejadian tonsilitis
• kronis anak usia sekolah dasar di Poli THT Rumah Sakit Prima Husada Malang.
• 3. Mengidentifikasi mengetahui pengaruh kebiasaan jajan anak di sekolah terhadap angka
• kejadian tonsilitis kronis anak usia sekolah dasar di Poli THT Rumah Sakit Prima Husada Malang.
Manfaat Penelitian
• Bagi Peneliti
• Dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu yang didapat selama mengikuti pendidikan di
• Program Studi Pendidikan Dokter Hang Tuah Surabaya
• Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam melakukan penelitian terutama dalam
bidang kesehatan.
• Bagi Institusi
• Dapat mengetahui bagaimana Pengaruh Oral Hygiene dan kebiasaan jajan anak di sekolah
• terhadap angka kejadian tonsilitis kronis anak usia sekolah dasar di Poli THT Rumah Sakit Prima
Husada Malang.
• Dapat menambah bahan baca atau referensi penelitian berikutnya dan dapat menjadi data
dasar khususnya di Poliklinik THT Rumah Sakit Prima Husada Malang.
• Bagi Masyarakat
• Dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai gangguan tonsilitis kronis pad anak
usia sekolah dasar, sehingga lebih waspada dalam menjaga kesehatan khususnya kesehatan
mulut dan tenggorokan.
KERANGKA
KONSEPTUAL
Keterangan:
Populasi
• Jumlah rata-rata pasien anak usia sekolah dasar di POLI THT Rumah Sakit Prima
Husada Malang yang terdiagnosis tonsilitis kronis pada bulan September 2018
sampai November 2018.
Sampel
• Kriteria inklusi
• Pasien berusia 6-12 tahun yang didiagnosa dengan Tonsilitis Kronis di Poliklinik
THT Rumah Sakit Prima Husada Malang .
• Kriteria ekslusi
• Pasien atau orang tua pasien menolak menjadi responden.
Besar sampel
• Pasien anak usia sekolah dasar yang didiagnosa tonsilitis kronis di POLI THT RS
Prima Husada Malang.
Variabel Penelitian
• Lembar kuisioner
Lokasi dan Waktu Penelitian
• Di Poliklinik THT RS. Prima Husada Malang pada bulan September– November 2018
• Surat permohonan izin penelitian untuk Dekan FK UHT Surabaya Surat izin
kepada Balitbang Provinsi Jawa Timur Uji etik Wawancara dengan
menggunakan kuisioner kepada pasien usia Mencatat data (jenis
kelamin,usia,kebiasaan jajan di sekolah,frekuensi sikat gigi).
Ajakan teman:
Tindakan yang dilakukan oleh teman responden terhadap
responden untuk jajan di sekolah. Diukur berdasarkan
jawaban pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner.
Kategori:
Ada
Tidak
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Pengukuran Skala Ukur
2. Oral Hygiene Kebersihan rongga mulut, Kuisioner Frekuensi menyikat gigi menurut American Nominal
lidah dari semua kotoran/sisa Dental Association (ADA) minumal 2 kali
makanan dengan sehari yaitu pagi setelah sarapan dan
menggunakan kain kasa atau malam sebelum tidur.
kapas yang dibasahi dengan Kategori:
air bersih. Kriteria OHI-S -Sering (2x sehari)
menurut DepKes R.I., (2002), - Jarang (1x sehari atau tidak pernah)
kriteria penilaian kebersihan
gigi dan mulut OHI-S) Pada permukaan gigi yang terlihat, ada
seseorang yang dapat dilihat atau tidak ada debris atau sisa makanan
dari adanya debris dan -Ada (debris menutupi 1/3 gigi atau lebih
kalkulus pada permukaan permukaan gigi)
gigi. - Tidak ada
Usia (tahun)
6 7 8 9 10 11 12
14
6 6
5 5
4
Umur
Data Khusus
1 kali 2 kali
29
26
16
13
26
16
Oral Hygiene
KEBIASAAN JAJAN
Sering Jarang/Tidak pernah
27
15
Kebiasaan Jajan
DERAJAT TONSILITIS
Akut Kronis
24
18
Derajat Tonsilitis
Hasil Analisis Statistik
Tabulasi Silang oral hyiene dengan derajat tonsillitis
Derajat Tonsilitis
Akut Kronis Total
Oral Hygiene Baik Count 14 2 16
% within Oral Hygiene
87.5% 12.5% 100.0%
Derajat Tonsilitis
Akut Kronis Total
Kebiasaan Jajan Sering Count 5 22 27
% within Kebiasaan
18.5% 81.5% 100.0%
Jajan
% of Total 11.9% 52.4% 64.3%
Jarang/Tidak pernah Count 13 2 15
% within Kebiasaan
86.7% 13.3% 100.0%
Jajan
% of Total 31.0% 4.8% 35.7%
Total Count 18 24 42
% within Kebiasaan
42.9% 57.1% 100.0%
Jajan
% of Total
42.9% 57.1% 100.0%
Uji Chi Square Oral Hygiene dengan Derajat Tonsilitis
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 21.034a 1 .000
Continuity Correctionb 18.192 1 .000
Likelihood Ratio 22.983 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association
20.533 1 .000
N of Valid Cases 42
a. 0 cells (0.0%) have expect ed count less than 5. The minimum expected count is 6.86.
b. Computed only for a 2x2 table
Uji Hipotesa
Hipotesis Pertama :
a. H0 : Oral Hygiene tidak berpengaruh terhadap kejadian tonsilitis kronis anak
usia sekolah dasar di Poli THT Rumah Sakit Prima Husada Malang
b. H1: Oral Hygiene berpengaruh terhadap kejadian tonsilitis kronis anak usia
sekolah dasar di Poli THT Rumah Sakit Prima Husada Malang
Hipotesis Kedua
a. H0 : Kebiasaan jajan anak di sekolah tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kejadian tonsilitis kronis anak usia sekolah dasar di Poli THT
Rumah Sakit Prima Husada Malang
b. H1 : Kebiasaan jajan anak di sekolah berpengaruh terhadap kejadian tonsilitis
kronis anak usia sekolah dasar di Poli THT Rumah Sakit Prima Husada Malang
PEMBAHASAN
Pengaruh Kebiasaan Jajan Anak di Sekolah terhadap Angka Kejadian Tonsilitis Kronis pada Anak Usia
Sekolah Dasar di Poli THT Rumah Sakit Prima Husada Malang.
Berdasarkan hasil tabulasi silang kebiasaan jajan disekolah sebagian besar (81,5%) mengalami
tonsilitis kronis. Jajanan sekolah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian masyarakat, khususnya
orang tua, pendidik dan pengelola sekolah, karena jajanan sekolah sangat bersiko terhadap cemaran
biologis atau kimiawi yang banyak mengganggu kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang
pada anak sekolah (Arisman.2009).
Nilai kontingensi sebesar 0,551, hal ini dapat diartikan bahwa antara variabel kebiasaan jajan anak
di sekolah terhadap angka kejadian Tonsilitis Kronis memiliki pengaruh yang besar. Kebiasaan
mengkonsumsi jajanan yang tidak higienis ini menyebabkan infeksi yang terus berulang pada tonsil, dan
pada suatu waktu tonsil tidak dapat membunuh semua kuman sehingga kuman kemudian bersarang di
tonsil. Data dalam literatur menggambarkan tonsilitis kronis klinis didefinisikan oleh kehadiran infeksi
berulang dan onstruksi saluran nafas bagian atas karena peningkatan volume tonsil (Rusmarjono,
Kartoesoediro,2007) .
Pengaruh Oral Hygiene terhadap Angka Kejadian Tonsilitis Kronis pada Anak Usia Sekolah Dasar
di Poli THT Rumah Sakit Prima Husada Malang
Berdasarkan hasil tabulasi silang bahwa anak dengan oral hygiene yang jelek sebagian besar
(84,6%) mengalami tonsilitis kronis. Oral hygiene kondisi atau perlakuan dalam menjaga jaringan dan
struktur dalam rongga mulut tetap berada di tahap yang sehat. Beberapa penelitian terbaru bahwa
terdapat hubungan antara infeksi pada rongga thorax dengan oral hygiene yang jelek. Penjagaan oral
hygiene adalah sangat penting dan perlu dijadikan sebagai suatu rutin kebersihan secara general pada
seseorang (Simmmmti F.2005). Penjagaan oral hygiene yang jelek dapat meningkatkan resiko seseorang
untuk mendapatkan penyakit pada mulut terutamanya akumulasi bakteri pada rongga mulut yang dapat
menyebabkan tonsilitis kronis.
Nilai kontingensi sebesar 0,578, hal ini dapat diartikan bahwa antara variabel oral hygiene
terhadap angka kejadian tonsilitis kronis memiliki pengaruh yang besar dengan penjagaan oral hygiene
yang jelek maka menyebabkan tingginya kemungkinan infeksi berulang pada tonsil, menyebabkan pada
suatu waktu tonsil tidak dapat membunuh semua kuman sehingga kuman kemudian bersarang di tonsil.
Data dalam literatur menggambarkan tonsilitis kronis didefinisikan oleh kehadiran infeksi berulang dan
obstruksi seluran napas bagian atas karena peningkatan volume tonsil. (Rusmarjono,
Kartoesoediro,2007).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
1. Jumlah pasien Tonsilitis Kronis usia sekolah dasar di Poliklinik THT RS Prima Husada Malang bulan
September-November 2018 yang terdiagnosa tonsilitis kronis adalah 42 orang
2. Anak dengan kebiasaan jajan di sekolah sebagian besar (81,5%) mengalami tonsilitis kronis
3. Anak dengan oral hygiene yang jelek sebagian besar (84,6%) mengalami tonsilitis kronis
4. Terdapat pengaruh yang besar dari kedua variabel yaitu kebiasaan jajan di sekolah dan oral hygiene
dengan angka kejadian tonsilitis kronis yang disebabkan tingginya kemungkinan infeksi berulang pada
tonsil, sehingga menyebabkan tonsilitis kronis.
Saran :
1. Bagi anak usia sekolah dasar dihimbau dalam memperhatikan kesehatan mulut dan
bahaya mengkonsumsi jajanan agar tidak terjadi tonsilitis kronis
2. Bagi orang tua yang memiliki anak usia sekolah dasar diharapkan lebih lagi memberikan
perhatian, memantau serta memberikan pendampingan kepada anak agar memperhatikan
kesehatan mulut dan lebih selektif dalam membeli jajanan.
3. Perlunya upaya pencegahan melalui penyuluhan – penyuluhan baik secara langsung
maupun media cetak dan elektronik, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
khususnya anak usia sekolah dasar tentang bahaya mengkonsumsi jajanan pinggir jalan
dan menjaga kesehatan mulut
TERIMAKASIH