Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN LABIO-GNATO-
PALATO SCHISIS/
CLEFT LIP/CLEFT PALATE

NURHAYATI
PENGERTIAN
Cleft lip (celah bibir) adalah malformasi yang diakibatkan
kegagalan proses penyatuan maksila dan nasal median yang
terjadi selama masa perkembangan embrio. Cleft palate
(celah palatum) adalah celah midline pada palatum yang
diakibatkan dari kegagalan pada kedua sisinya untuk menyatu
selama perkembangan embrio. (Wong, Donna : 2008)
 
ETIOLOGI
1. Kongenital (bawaan)
2. Peningkatan kejadian dalam keluarga
3. Kembar monozigot lebih tinggi insidennya dari kembar dizigot
4. Sibling dari anak cleft lip dengan atau tanpa cleft palate dapat
terkena anomali yang sama tapi bukan cleft palate sendiri
5. Sindrom abnormalitas kromosom
6. Faktor lingkungan atau teratogen seperti ibu merokok selama hamil
PATOFISIOLOGI
Kelainan genetik Lingkungan

Kegagalan penyatuan maksila dan hidung


(minggu ke 6 gestasi)

Penyatuan palatum gagal


(minggu ke 7-8 gestasi)

Jangka Pendek Jangka Panjang

Pembentukan Penutupan Lubang


Tidak bisa Tidak bisa Tidak bisa eustachius
gigi tidak anatomi
mengisap makan menelan tersumbat
bagus mulut tidak
(malformasi , bagus
ompong, rapuh
Jarak lebih
Bicara dekat ke
ISPA tidak telinga tengah
jelas

OMP
LANJUTAN..
Labio schisis terjadi akibat kegagalan fusi atau penyatuan promines maksilaris
dengan prominen nasalis medial yang diikuti disrupsi kedua bibir, rahang dan
palatum anterior, masa kritis fusi tersebut terjadi sekitar minggu ke-6.
Palatoschizis terjadi akibat kegagalan fusipalatum pada garis tengah dan
kegagalan fusi dengan septum nasi. Gangguan fusi palatumdurum serta palatum
mole terjadi sekitar kehamilan ke 7 dan ke 12. Akibat jangka pendek dari kelainan
ini adalah bayi tidak bisa menghisap, tidak bisa makan dan tidak bisa menelan.
Akibat jangka panjang ; anak mungkin akan mengalami pembentukan gigi yang
tidak bagus, penutupan anatomi mulut tidak bagus sehingga bicara tidak jelas dari
lubang eustachius yang tersumbat, jika tidak ditangani lebih awal.
TANDA DAN GEJALA

•1. Sulit menghisap, sulit makan, sulit menelan


•2. Tampak kelainan pada anatomi mulut
KOMPLIKASI

1. Otitis media
2. Kehilangan pendengaran
3. Gangguan komunikasi
TEST DIAGNOSIS

• Kelainan celah bibir dan atau langit-langit dapat didiagnosa saat


lahir, pengkajian celah langit-langit pada mulut bayi dengan
meletakkan jari pemeriksa secara langsung pada rongga mulut
untuk mengetahui jarak pemisahannya
• Foto thorak, darah lengkap, PT APTT, EKG (untuk persiapan
operasi)
• USG Kepala
• Tes pendengaran
ASUHAN KEPERAWATAN
 
PENGKAJIAN

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

• Orangtua mengatakan anaknya • Tampak sulit menghisap


tidak bisa menghisap dengan • Tampak sulit menelan
baik
• Bicara tidak jelas (pada anak
• Orangtua mengatakan anaknya yang lebih besar)
tidak bisa menelan secara
• Tampak kelainan anatomi dari
sempurna
mulut
DIAGNOSA KEPERAWATAN, INTERVENSI DAN KRITERIA
EVALUASI
PRE OPERASI
1. Risiko terjadinya aspirasi (ASI, susu formula atau sekret) berhubungan
dengan kelemahan/perubahan/ggn menghisap karena kelainan kongenital
pada rongga mulut.

Tujuan: aspirasi tidak terjadi selama pemberian minum

Intervensi :
1) Kaji status pernapasan dan monitor tanda vital setiap 2 jam
2) Posisikan kepala miring kesalah satu sisi setelah pemberian minum
3) Sendawakan setelah minum 15-30 ml
4) Posisikan bayi setengah duduk saat minum
5) Jika terjadi aspirasi, hentikan pemberian minum, atur posisi kepala
sedikit ekstensi, lakukan isap lendir dan lapor ke dokter
6) Kolaborasi: Fisioterapi dan pemasangan NGT

Kriteria evaluasi:
1) Tidak ada batuk selama pemberian minum
2) Tidak ada muntah selama klien minum
3) Tidak ada sianosis sirkumoral
2. BERSEDIH PADA ORANGTUA BERHUBUNGAN
DENGAN KELAHIRAN ANAK YANG MENDERITA
DEFECT / KELAINAN KONGENITAL
Tujuan : Orang tua dapat menerima keadaan anaknya dan merawatnya

Intervensi :
1) Anjurkan orang tua mengekspresikan perasaannya tentang anaknya dan
berikan support
2) Rujuk pada kelompok orang tua yang mengalami kelainan yang sama
pada anaknya
3) Berikan informasi bahwa kelainan tersebut dapat dikoreksi
4) Menjadi role model bagi orang tua untuk menerima keadaan anaknya
sebagai individu
5) Dorong orang tua membuat perencanaan yang realistik untuk operasi,
pengobatan dan terapi wicara

Kriteria hasil :
1) Orang tua secara verbal menerima anaknya
2) Memperlihatkan rasa sayang pada anak
3. TIDAK EFEKTIFNYA KOPING KELUARGA
BERHUBUNGAN DENGAN KELAHIRAN ANAK
YANG MENGALAMI KELAINAN
Tujuan: keluarga yang mempunyai koping efektif

Intervensi:
1) Bantu orangtua saat proses pemberian minum
2) Sebutkan hal-hal positif yang ada pada anaknya
3) Jelaskan tentang rencana perbaikan dan contoh gambar setelah operasi
4) Kaji pengetahuan keluarga tentang kelainan anaknya, tingkat
kecemasan, ketidaknyamanan dan hubungan antar anggota keluarga
5) Libatkan orangtua dalam hal perawatan anaknya

Kriteria evaluasi:
1) Orangtua tampak perhatian terhadap anaknya
2) Keluarga dapat mendemonstrasikan kembali kemampuannya dalam
perawatan anaknya
4. GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI:
KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH BERHUBUNGAN
DENGAN TIDAK ADEKUATNYA INTAKE (MENGHISAP)
Tujuan : pemenuhan kebutuhan nutrisi adekuat

Intervensi :
1) Kaji kebutuhan intake cairan/ nutrisi dan kalori perhari
2) Timbang berat badan setiap hari dengan menggunakan timbangan yang
sama
3) Observasi adanya tanda-tanda gangguan pernafasan
4) Berikan intake nutrisi 100-150 kalori/kgBB/hari
5) Anjurkan untuk pemberian ASI
6) Posisikan bayi setengah duduk saat minum
7) Ajarkan orangtua tentang pemberian minum dengan memakai botol
khusus
8) Lakukan pemasangan pipa OGT jika bayi tidak dapat minum melalui
mulut
9) Sendawakan setelah minum 15-30 ml

Kriteria evaluasi :
1) Klien mendapatkan nutrisi yang adekuat dan memperlihatkan kenaikan
berat badan yang normal
POST OPERASI

1. Tidak efektifnya pola napas berhubungan dengan efek anestesi dan


peningkatan sekret
Tujuan: pola nafas efektif

Intervensi:
1) Kaji status pernapasan ; adanya sesak, frekuensi, retraksi dinding dada
dan adanya sianosis.
2) Observasi tanda vital setiap 2 jam
3) Atur posisi klien agar pola napas efektif
4) Berikan oksigen jika ada sianosis
5) Isap lendir jika perlu

Kriteria evaluasi:
1) Frekuensi napas dalam batas normal sesuai usia anak
2) Tidak ada sesak dan retraksi
2. RISIKO TERJADINYA INFEKSI BERHUBUNGAN DENGAN
PROSEDUR OPERASI DAN AKUMULASI SISA
MINUMAN/MAKANAN DAN SEKRET DI DAERAH MULUT
Tujuan: infeksi tidak terjadi

Intervensi :
1) Kaji tanda vital setiap 2 jam
2) Kaji jaringan dari tanda-tanda infeksi
3) Bersihkan daerah luka dengan NaCl/ air steril
4) Anjurkan orangtua untuk membersihkan/ bilas dengan air setelah
minum/ makan
5) Berikan antibiotik sesuai program pengobatan
6) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Kriteria evaluasi:
1) Anak terbebas dari tanda-tanda infeksi jaringan luka
3. GANGGUAN INTEGRITAS JARINGAN/INJURI
BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN OPERASI
KOREKTIF
Tujuan : Integritas jaringan utuh
Intervensi :
1) Gunakan restrain/ bedong untuk menghindari anak memasukkan tangan
ke mulut dan menggaruk luka operasi di bibir/mulut.
2) Gunakan sendok saat memberikan minum dan tidak menggunakan benda-
benda dari metal / besi serta sedotan untuk minum.
3) Bilas mulut dengan air putih setelah pemberian makan/minum susu untuk
menghindari infeksi pada luka operasi
4) Kaji adanya perdarahan pada luka operasi
5) Lakukan perawatan luka operasi secara steril dengan melibatkan tim CLP

Kriteria evaluasi:
1) Luka operasi bibir/ langit-langit menunjukkan penyembuhan tanpa
komplikasi
4. KURANG PENGETAHUAN ORANG TUA
BERHUBUNGAN DENGAN DIAGNOSA, TINDAKAN,
PROGNOSIS, DAN PERAWATAN DI RUMAH
Tujuan: pengetahuan orangtua bertambah

Intervensi:
1) Jelaskan cara perawatan anak di rumah
2) Demonstrasikan teknik minum/ makan dirumah
3) Berikan instruksi tertulis/ buat perjanjian untuk kontrol
4) Berikan alternative pelayanan kesehatan bila ada masalah di rumah

Kriteria evaluasi :
1) Orangtua dapat menjelaskan dan mendemonstrasikan cara perawatan di
rumah
5. GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI:
KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH BERHUBUNGAN
DENGAN TINDAKAN OPERASI DAN KESULITAN MAKAN
Tujuan: pemenuhan nutrisi secara adekuat dapat terpenuhi
Intervensi :
1) Pertahankan cairan infuse sesuai program
2) Lakukan pemberian minum secara bertahap jika anak sudah sadar
penuh dari pengaruh anestesi.
3) Gunakan pipet/ sendok plastik pada sisi mulut saat minum
4) Untuk sementara jangan menggunakan dot
5) Berikan makanan tinggi kalori dan bentuknya lembut/ halus

Kriteria evaluasi:
1) Anak mendapatkan nutrisi yang adekuat
2) Makan sesuai dengan pola
3) Ada kenaikan berat badan

Anda mungkin juga menyukai