Anda di halaman 1dari 18

Pemeriksaan Penunjang

Otitis Media Supiratif Kronis


Pemeriksaan Audiometri
• Pada penderita OMSK biasanya didapati tuli konduktif. Tapi dapat pula
dijumpai adanya tuli sensoris neural, beratnya ketulian tergantung
besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan
mobilitas sistim penghantaran suara ditelinga tengah.
• Derajat ketulian nilai ambang pendengaran:
• Normal: -10 dB - 26 dB
• Tuli ringan: 27 dB - 40 dB
• Tuli sedang: 41 dB - 55 dB
• Tuli sedang berat: 56 dB - 70 dB
• Tuli berat: 71 dB - 90 dB
• Tuli total: > 90 dB
Pemeriksaan Radiologi
• Proyeksi Schuller/ submentovertical = memperlihatkan luasnya
pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas. Foto ini berguna
untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan
tegmen.
• Proyeksi Mayer atau Owen = diambil dari arah dan anterior telinga
tengah. Akan tampak gambaran tulang-tulang pendengaran dan atik
sehingga dapat diketahui apakah kerusakan tulang telah mengenai
struktur-struktur.
• Proyeksi Stenver, memperlihatkan gambaran sepanjang piramid
petrosus dan yang lebih jelas memperlihatkan kanalis auditorius
interna, vestibulum dan kanalis semisirkularis. Proyeksi ini
menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga dapat
menunjukan adanya pembesaran akibat kolesteatom.
• Proyeksi Chause III, memberi gambaran atik secara longitudinal
sehingga dapat memperlihatkan kerusakan dini dinding lateral atik
• Politomografi dan atau CT scan dapat menggambarkan kerusakan
tulang oleh karena kolesteatom, ada atau tidak tulang-tulang
pendengaran dan beberapa kasus terlihat fistula pada kanalis
semisirkularis horizontal.
Pemeriksaan Bakteriologi
• Bakteri yang sering dijumpai pada OMSK adalah Pseudomonas
aeruginosa, Stafilokokus aureus dan Proteus.
Penatalaksanaan
Otitis Media Supuratif Kronis
• Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luasnya infeksi,
di mana pengobatan dapat dibagi atas:
1. Konservatif
2. Operasi
OMSK BENIGNA TENANG
• Konservatif : tidak memerlukan pengobatan, hanya edukasi untuk
jangan mengorek telinga, air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi,
dilarang berenang dan segera berobat bila menderita infeksi saluran
nafas atas.
• Tindakan operatif : miringoplasti, timpanoplasti
OMSK BENIGNA AKTIF
1. Pembersihan liang telinga dan kavum tympani diberikan obat cuci
telinga H2O2 3% selama 3-5 hari. Cara pembersihan liang telinga
(toilet telinga):
• Toilet telinga secara kering (dry mopping).
• Toilet telinga secara basah (syringing).
• Toilet telinga dengan pengisapan (suction toilet)
2. Pemberian antibiotik topikal
Antibiotik adekuat yang tidak ototoksik seperti ofloxacin tetes telinga
sampai 3 minggu.
3. Pemberian antibiotik sistemik
a) Ampisilin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 25 mg/KgBB 4 x sehari
b) Amoksisilin: Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 3 x sehari
c) Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 4 x sehari
d) Jika terdapat resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam
klavulanat atau sefalosporin.
OMSK MALIGNA
• Tindakan konservatif sebelum tindakan operatif diberikan antibiotik.
a) Amoxyciline: Dewasa 3x500 mg/hari. Pada bayi/anak
50mg/kgBB/hari
b) Erythromycine: Dewasa/ anak sama dengan dosis amoxyciline
c) Cotrimoxazole: (kombinasi trimethroprim 80 mg dan
sulfamethoxazole 400 mg tablet) untuk dewasa 2x2 tablet, anak
(trimethroprim 40 mg dan sulfamethoxazole 200 mg) suspensi 2x5 ml.
d) Jika kuman sudah resisten (infeksi berulang): kombinasi amoxyciline
dan asam klavulanat, dewasa 3x625 mg/hari. Pada bayi/anak, dosis
disesuaikan dengan BB dan usia.
• Tindakan Operatif
Tindakan operatif (Rujuk)

• Mastoidektomi sederhana
• Mastoidektomi radikal
• Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (Operasi Bondy)
• Miringoplasti
• Timpanoplasti
• Timpanoplasti dengan pendekatan ganda (Combined Approach
Tympanoplasty)
Pencegahan, Komplikasi,
Prognosis
Otitis Media Supuratif Kronis
Komplikasi
• Komplikasi di telinga tengah : perforasi persisten, erosi tulang
pendengaran dan paralisis nervus fasial.
• Komplikasi telinga dalam : fistel labirin, labirinitis supuratif dan tuli
saraf (sensorineural).
• Komplikasi ekstradural : abses ekstradural, trombosis sinus lateralis
dan petrositis.
• Komplikasi ke susunan saraf pusat : meningitis, abses otak dan
hidrosefalus otitis
Pencegahan
• Asupan Nutrisi yang baik agar daya tahan tubuh baik
• Pengobatan ISPA secara tuntas
• Hindari dari trauma : mengkorek telinga
Prognosis
• Tindakan operatif dapat memberikan prognosis yang baik. Fungsi
pendengaran dapat membaik.
• Bisa menimbulkan tuli total bahkan kematian apabila pengobatan
tidak adekuat dan terlambat dilakukan tindakan operatif
Daftar Pustaka
• PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN PRIMER MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2014
• www. Bcm.edu/oto/otologyprimer : otitis media complications
• www.utmb.edu/otoref : otitis media complications
• http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/21423/Cha
pter%20II.pdf?sequence=4

Anda mungkin juga menyukai