0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
198 tayangan8 halaman
Kurikulum 1968 bertujuan untuk membentuk manusia Pancasila sejati dengan menekankan peningkatan moral, kecerdasan, keterampilan, dan fisik yang sehat. Kurikulum ini merupakan kurikulum terpadu pertama di Indonesia yang membagi program menjadi pembinaan jiwa Pancasila, pengembangan pengetahuan dasar, dan pembinaan kecakapan khusus.
Kurikulum 1968 bertujuan untuk membentuk manusia Pancasila sejati dengan menekankan peningkatan moral, kecerdasan, keterampilan, dan fisik yang sehat. Kurikulum ini merupakan kurikulum terpadu pertama di Indonesia yang membagi program menjadi pembinaan jiwa Pancasila, pengembangan pengetahuan dasar, dan pembinaan kecakapan khusus.
Kurikulum 1968 bertujuan untuk membentuk manusia Pancasila sejati dengan menekankan peningkatan moral, kecerdasan, keterampilan, dan fisik yang sehat. Kurikulum ini merupakan kurikulum terpadu pertama di Indonesia yang membagi program menjadi pembinaan jiwa Pancasila, pengembangan pengetahuan dasar, dan pembinaan kecakapan khusus.
membentuk manusia PANCASILA SEJATI Kurikulum 1968 Dasar Pendidikan Tujuan Pendidikan Nasional Isi Pendidikan Nasional Nasional
Dasar Pendidikan Tujuan Pendidikan Untuk mencapai dasar dan tujuan,
Nasional adalah Nasional ialah membentuk isi pendidikan adalah: Falsafah Negara manusia pancasila sejati mempertinggi mental budi Pancasila (Ketetapan berdasarkan ketentuan- pekerti dan memperkuat MPRS No. XXVI/1966 ketentuan seperti yang keyakinan agama Bab II Pasal 2). dikehendaki oleh Undang- mempertinggi kecerdasan dan Undang Dasar 1945 dan isi keterampilan Undang-Undang Dasar membina dan 1945 (Ketetapan MPRS mempertimbangkan fisik yang No.XXVII/Bab II Pasal 3). kuat dan sehat (Ketetapan MPRS No.XXVII/MPRS/1966 Bab II Pasal 4) Ciri-ciri Kurikulum 1968
Untuk pertama kalinya istilah kurikulum dipakai di Indonesia
kurikulum terpadu pertama di Indonesia
Struktur program dibagi menjadi (1) pembinaan jiwa pancasila, (2)
pengetahuan dasar, dan (3) kecakapan khusus
bersifat correlated subject curriculum, artinya materi pelajaran pada tingkat
bawah mempunyai korelasi dengan kurikulum sekolah lanjutan TAP MPRS XXVI tahun 1966 menentukan bahwa pendidikan haruslah diarahkan pada: (a) mempertinggi mental-moral-budi pekerti dan memperkuat keyakinan beragama, (b) mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, dan (c) membina/ memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat. Struktur Program Kurikulum 1968
Pembinaan Jiwa Pengembangan Pembinaan kecakapan
Pancasila pengetahuan dasar khusus
1. Pendidikan agama 1. Berhitung 1. Pendidikan kejuruan
2. Pendidikan 2. IPA kewarganegaraan 3. Pendidikan kesenian 3. Bahasa Indonesia 4. Pendidikan 4. Bahasa Daerah kesejahteraan keluarga 5. Pendidikan olahraga Kelebihan Kurikulum 1968 ■ Pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan. ■ Mengembangkan fisik yang sehat dan kuat ■ Kurikulum 1968 dibuat untuk menjadi pedoman penyelenggaraan pendidikan secara nasional, namun penerapannya di daerah (di sekolah) diberi kebebasan menurut situasi dan kondisi daerah atau sekolah yang bersangkutan. ■ Kurikulum 1968 telah dikembangkan dalam nuansa otonomi dimana semua komponen kurikulum dilaksanakan oleh sekolah. ■ Sistem pembelajran di ruangan kelas diserahkan kepada masing-masing guru, yang penting tujuan pendidikan dapat tercapai. ■ Kurikulum ini berupaya mendorong pengembangan kreativitas dan persaingan kompetitif diantara daerah, sekolah, dan guru untuk mengembangkan kurikulum. ■ Kurikulum ini memberikan peluang bagi tamatan sekolah untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi. Kekurangan Kurikulum 1968 ■ Hanya memuat mata pelajaran pokok saja. ■ Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan pe rmasalahan faktual di lapangan ■ Walaupun sudah ada pembelajaran keterampilan namun pada prakteknya kurikulum ini masih kurang memperhatikan pembelajaran praktek. ■ Kurikulum ini tidak mengadopsi kebutuhan masyarakat, sehingga pembelajaran di sekolah tidak dapat memenuhi kebutuhan riil dalam kehidupan anak. ■ Kurikulum ini yang masih dipengaruhi unsur politis sehingga tidak mengakar pada kebutuhan hidup anak secara individual.